Kirana Alvionita terpaksa menikah dengan Rendra Harsena, CEO muda pewaris keluarga konglomerat, setelah mereka terjebak dalam skandal kamar hotel yang menghebohkan media. Pernikahan itu hanya untuk menutupi berita buruk, tanpa cinta dan tanpa komitmen sejati. Setelah menikah, Kirana harus menghadapi tekanan dari ibu mertua dan adik iparnya yang memperlakukannya seperti pembantu karena ia bukan dari kalangan elite. Sementara itu, Rendra bersikap dingin dan tak peduli dengan apa pun yang terjadi padanya. Keadaan semakin rumit saat Alisya, mantan kekasih Rendra yang didukung penuh oleh keluarganya, kembali dari luar negeri.
Lihat lebih banyak“Pernikahan ini hanya berlangsung selama dua tahun,” ucap Rendra Harsena, CEO muda HLC Group.
“Dua tahun?” ulang Kirana.
“Benar, dan setelah perceraian, kamu mendapatkan sebagian hartaku sebagai kompensasi,” sahut Rendra.
Dua tahun bukan waktu yang waktu yang sebentar, namun Kirana yakin dia bisa melalui itu semua. Ia menandatangani dokumen itu, lalu menyodorkan kepada Rendra.
Rendra menatapnya penuh ejekan. Kirana pasti hanya mau harta darinya saja ketimbang menyelamatkan reputasi.
"Itu cara terbaik untuk melindungi reputasi kita berdua. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan memastikan pengobatan ibumu terjamin dan segala kebutuhanmu terpenuhi," ujar Rendra.
Satu minggu yang lalu Kirana dan Rendra tersandung skandal yang membuat keduanya melakukan pernikahan dadakan ini. Kirana adalah desain interior lepas. Saat itu dia sedang menjadi bagian tim untuk mengatur interior di acara yang diadakan oleh Harsena Land Corporation (HLC).
Namun, kecelakaan terjadi. Saat itu Kirana sedang memeriksa ulang interior di ruang suite. Siapa sangka ketika memasuki ruangan itu, di saat yang sama Rendra keluar dati kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang. Seketika itu juga wartawan dan tamu berada di pintu mengambil gambar dan melontarkan pertanyaan tak berujung.
“Baiklah, setelah ini aku akan menyuruh orang untuk mengirim gaun pernikahan ke alamat rumahmu,” ujar Rendra.
Kirana mengangguk, kemudian beranjak dari tempatnya, meninggalkan gedung perkantoran HLC Group.
Hari pernikahan tiba. Gaun putih yang dikenakan Kirana terlihat sempurna di bawah lampu sorot ballroom hotel termegah di kota. Tamu undangan berdatangan, semua tersenyum lebar, bertepuk tangan saat pengantin baru melangkah bersama menuju pelaminan.
Media mengatakan Kirana dan Rendra adalah pasangan ideal, sepasang insan yang dipersatukan oleh cinta. Namun, di balik topeng senyum itu, mereka sama-sama tahu bahwa ini hanyalah pertunjukan.
“Lihatlah, mereka pasangan yang sangat ideal,” ujar salah satu wartawan yang diundang untuk mengabadikan momen sakral itu.
“Benar, Nona Kirana terlihat cantik menawan, sangat cocok untuk Tuan Rendra.”
Tak ada yang tahu bahwa sepasang pengantin itu terus memasang senyum palsu di sepanjang acara berlangsung. Setelah acara selesai, mereka meninggalkan lokasi dengan mobil yang sama. Tak ada obrolan apa pun selama perjalanan menuju rumah keluarga Harsena.
Sesampainya di rumah besar bergaya klasik itu, pelayan-pelayan langsung berbaris di pintu masuk untuk menyambut kedatangan pasangan pengantin baru. Dua pelayan membukakan pintu mobil untuk Kirana dan Rendra.
"Antarkan Kirana ke kamarnya!" perintah Rendra kepada salah satu pelayan wanita. Lalu, ia menoleh ke arah Kirana. "Kita tidak akan tidur di kamar yang sama.”
Kirana mengangguk, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
Rendra sedikit terkejut dengan ketenangan Kirana, namun ia tak mengatakan apa-apa lagi. Hanya memberi isyarat kepada pelayan untuk segera membawa Kirana ke kamar yang telah disediakan.
“Mari saya antar Nona ke kamar!” ujar pelayan itu dengan nada sopan.
Kirana merasa canggung, belum pernah dia diperlakukan seperti ini, dia pun mengangguk dan berkata, “B-baik.”
Selama perjalanan menuju kamarnya, Kirana tak banyak bicara. Ia hanya mengamati setiap sudut rumah besar itu. Dinding-dinding yang dipenuhi lukisan klasik, lampu gantung kristal yang megah. Semua terlihat indah, hingga membuat Kirana merasa seperti berada di dunia asing yang tak pernah ia kenal.
Setibanya di kamarnya, pelayan membuka pintu dan memberi hormat sopan. "Ini kamarnya. Jika ada yang dibutuhkan, silakan panggil saya."
"Terima kasih," balas Kirana singkat, lalu masuk ke kamar. Setelah pintu tertutup, ia melepas sepatu dan duduk di tepi tempat tidur king-size yang terasa terlalu besar untuknya.
Matanya melihat ruangan luas itu. Dekorasinya mewah, furnitur elegan, dan aroma samar lilin aromaterapi yang menguar.
“Jadi seperti ini kamar orang kaya?” gumam Kirana.
Ia merebahkan tubuhnya di ranjang.
***
Keesokan harinya, Kirana bangun pagi-pagi sekali, mencoba beradaptasi dengan rutinitas barunya sebagai Menantu Keluarga Harsena. Namun, tidak ada yang benar-benar berjalan seperti yang ia bayangkan. Dalam benaknya dia akan diperlakukan selayaknya anggota keluarga meski sebelumnya mendapatkan tatapan sinis dari Bu Ratna, ibu mertua dan Nadira, adik iparnya.
Siapa sangka, dari detik pertama ia melangkah keluar dari kamarnya, jelas bahwa statusnya sebagai istri Rendra tidak memberikan perlindungan apa pun di rumah ini. Sebaliknya, ia merasa lebih seperti seorang tamu tak diundang atau lebih buruk lagi, seperti pembantu.
Bu Ratna langsung menyambutnya dengan daftar tugas panjang yang terdengar lebih seperti perintah daripada permintaan sopan.
"Salah satu pelayan ada yang pulang kampung, jadi kamu yang menggantikannya. Kamu bisa mulai dengan membersihkan ruang tamu lantai bawah. Setelah itu kamu baru boleh sarapan," katanya dingin, matanya menatap Kirana dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan merendahkan.
Kirana tak dapat membantah, ia hanya mengangguk. "Baik, Ma," jawabnya, lalu berbalik menuju tangga.
Langkah sepatu terdengar mendekat. Kirana menoleh sekilas, mendapati Nadira muncul dari arah yang berlawanan. Gadis itu tersenyum sinis. Dengan gerakan sengaja, Nadira menyenggol ember berisi air pembersih. Cairan meluap dan mengalir cepat di atas lantai marmer.
“Astaga, aku tidak sengaja,” ucap Nadira pura-pura terkejut, tangannya menutup mulut sambil menahan tawa. “Bersihkan lagi, ya, Kirana.”
“B-baik,” jawab Kirana, menatap air yang mulai menggenang di lantai. Jari-jarinya menggenggam gagang pel lebih erat.
Ia kembali berpaling ketika mendengar langkah sepatu terdengar mendekat. Rendra berjalan santai menuruni tangga. Ia berhenti di ambang pintu, menatap pemandangan istrinya yang sedang mengepel.
Kirana mengangkat wajah, ia tersenyum dan menyapa, “Mas, aku—“
Belum sempat Kirana menyelesaikan kalimatnya, Rendra lebih dulu mendorong bahunya hingga membuatnya terhuyung lalu terjatuh.
"Tolong! Ada yang tenggelam!" teriak salah satu pelayan wanita.Segala pandangan serta merta tertuju ke arah kolam renang. Dalam sekejap, semua orang berkerumun di pinggir kolam, menyaksikan dua sosok wanita yang sedang berjuang di dalam air.Teriakan pelayan itu juga membuat Rendra yang sedang berbicara dengan beberapa tamu, langsung mengarahkan pandangan ke kolam. Dia tidak tahu siapa yang dengan konyol tercebur ke kolam, namun rasa penasaran mendorongnya untuk berlari ke sana.Kedua matanya terbelalak ketika melihat Kirana dan Alisya tengah menggapai-gapai permukaan untuk meminta pertolongan. Tanpa membuang waktu lelaki ini langsung melompat ke kolam.Melihat Rendra mendekat. Kirana merasa ada lega, setidaknya lelaki itu masih peduli padanya. Namun, harapan itu musnah seketika. Rendra berenang melewatinya. Dia sama sekali tidak mengulurkan tangannya ke arahnya.Dengan sigap, Rendra meraih Alisya yang sengaja terlihat lemah dan terkapar, mendekapnya erat, lalu membawanya ke tepi k
“Rendra?” Kirana sangat terkejut melihat lelakinya begitu mesra merangkul pinggang ramping perempuan cantik itu.Mereka menghampiri Bu Ratna dan Nadira.“Alisya, lama sekali kita tidak bertemu,” sapa Bu Ratna dengan nada riang yang jarang Kirana dengar.Alisya tersenyum manis, “Senang sekali bisa datang, Tante.”“Kamu makin cantik dan anggun.” Bu Ratna memuji.“Terima kasih, Tante,” ujar Alisya sopan.“Iya, aku lihat di media sosial, bisnis fashion Kakak juga sukses banget,” kata Nadira dengan nada kagum.“Semua berkat dukungan banyak orang. Dan tentu saja, banyak inspirasi yang saya dapat dari Tante Ratna dulu.”“Ah, Tante cuma kasih saran, yang berbakat itu memang kamu. Tante selalu bilang ke Rendra, kamu ini paket lengkap, cocok sekali buat jadi pasangan Rendra.” Bu Ratna sengaja meninggikan suaranya agar terdengar di telinga Kirana.Sementara Kirana merasa nelangsa mendengar pujian dan perlakuan hangat yang ditujukan pada Alisya. Dia tidak tahu siapa perempuan itu, tapi besar kemu
Tak ada jawaban apa pun dari mulut Rendra, membuat Kirana menelan kekecewaannya dan berbalik, hendak meninggalkan ruang kerja itu. Namun baru beberapa langkah, suara Rendra menahannya.“Tunggu!” seru Rendra.Kirana berhenti, perlahan menoleh. Rendra menatapnya sekilas sebelum kembali menatap layar laptop. “Aku sudah transfer sejumlah uang ke rekeningmu. Besok ada acara di rumah, jadi belilah pakaian yang pantas.”Mata Kirana membesar. “Untukku?” tanyanya, hampir tak percaya.Rendra hanya mengangguk.Kirana merasakan dadanya menghangat. Perhatian sekecil itu pun rasanya seperti cahaya di tengah gelap. Ia buru-buru merogoh ponselnya, membuka aplikasi M-Banking, dan benar saja, ada notifikasi uang masuk ke rekeningnya. Jumlahnya cukup besar untuk membeli lebih dari sekadar satu pakaian.Senyumnya merekah, matanya berbinar. Untuk pertama kalinya sejak tinggal di rumah ini, ia merasa sedikit… diperhatikan.“Terima kasih,” ucap Kirana.Sore itu juga Kirana segera keluar untuk membeli pakai
“Ada apa, Ma?” tanya Kirana gugup. Tangannya meremas ujung celemek yang dikenakan.Bu Ratna menatap tajam ke arahnya. “Lihat ini, Kirana,” katanya sambil menunjuk pada mangkuk sup yang tersaji. “Kenapa warna mangkuknya kuning muda? Bukan putih seperti yang kuperintahkan. Apa kamu benar-benar tak paham standar keluarga ini? Kamu memang tidak becus, bahkan hal sepele pun salah.”Kirana hanya bisa menunduk, menahan malu dan sakit hati yang membakar dada.“Maaf, Ma, Kirana salah,” ucapnya.“Lekas ganti dengan mangkuk yang saya mau!” perintah Bu Ratna.“Baik, Ma.”Kirana menarik napas dalam-dalam, lalu berlalu ke dapur dengan membawa mangkuk berisi sup untuk mengganti mangkuk yang salah tadi. Setelahnya segera ia kembali ke meja makan.“Ini, Ma,” ucap Kirana seraya meletakkan mangkuk di meja makan.“Bagus,” ucap Bu Ratna seraya meraih mangkuk berisi sup, lalu menyiramkan isinya ke kepala Kirana.“Akh!” Kirana memekik merasakan kepalanya panas hingga meluber ke wajah dan tubuhnya.“Kau piki
Kirana tercengang, hanya bisa menatap Rendra semakin menjauh. Ia tak percaya ternyata lelaki itu bersikap kasar kepadanya.Kirana segera bangkit berdiri, kembali menyelesaikan pekerjaannya. Begitu lantai ruang tamu mengilap tanpa noda, ia merapikan peralatan kebersihan. Perutnya sudah sejak tadi meronta minta diisi. Ia melangkah menuju dapur, berharap bisa menikmati sarapan walau hanya sepotong roti.Namun, suara Bu Ratna memanggil dari teras samping menghentikan langkahnya.“Kirana! Ke sini sebentar!” teriak Bu Ratna lantang.Kirana mendekat, menahan lelah di kakinya. “Iya Ma.”“Bereskan taman depan. Rumputnya sudah terlalu panjang, dan bunga di sudut itu perlu dipangkas. Kamu juga buang daun-daun keringnya,” perintah Bu Ratna.Kirana menelan ludah. Tubuhnya sudah lemas karena belum sarapan, tapi ia tahu tak ada ruang untuk menolak. “Baik, Ma,” jawabnya singkat.Perempuan itu mulai memangkas tanaman, dan mengumpulkan dedaunan kering ke tempat sampah. Tangannya mulai bergetar kelelaha
“Pernikahan ini hanya berlangsung selama dua tahun,” ucap Rendra Harsena, CEO muda HLC Group.“Dua tahun?” ulang Kirana.“Benar, dan setelah perceraian, kamu mendapatkan sebagian hartaku sebagai kompensasi,” sahut Rendra.Dua tahun bukan waktu yang waktu yang sebentar, namun Kirana yakin dia bisa melalui itu semua. Ia menandatangani dokumen itu, lalu menyodorkan kepada Rendra.Rendra menatapnya penuh ejekan. Kirana pasti hanya mau harta darinya saja ketimbang menyelamatkan reputasi."Itu cara terbaik untuk melindungi reputasi kita berdua. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan memastikan pengobatan ibumu terjamin dan segala kebutuhanmu terpenuhi," ujar Rendra.Satu minggu yang lalu Kirana dan Rendra tersandung skandal yang membuat keduanya melakukan pernikahan dadakan ini. Kirana adalah desain interior lepas. Saat itu dia sedang menjadi bagian tim untuk mengatur interior di acara yang diadakan oleh Harsena Land Corporation (HLC).Namun, kecelakaan terjadi. Saat itu Kirana sedang memeriks
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen