Terbongkarnya Rahasia Cinta Sang CEO

Terbongkarnya Rahasia Cinta Sang CEO

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-03
Oleh:  NawasenaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
15Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kirana Alvionita terpaksa menikah dengan Rendra Harsena, CEO muda pewaris keluarga konglomerat, setelah mereka terjebak dalam skandal kamar hotel yang menghebohkan media. Pernikahan itu hanya untuk menutupi berita buruk, tanpa cinta dan tanpa komitmen sejati. Setelah menikah, Kirana harus menghadapi tekanan dari ibu mertua dan adik iparnya yang memperlakukannya seperti pembantu karena ia bukan dari kalangan elite. Sementara itu, Rendra bersikap dingin dan tak peduli dengan apa pun yang terjadi padanya. Keadaan semakin rumit saat Alisya, mantan kekasih Rendra yang didukung penuh oleh keluarganya, kembali dari luar negeri.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Pernikahan Dadakan

“Pernikahan ini hanya berlangsung selama dua tahun,” ucap Rendra Harsena, CEO muda HLC Group.

“Dua tahun?” ulang Kirana.

“Benar, dan setelah perceraian, kamu mendapatkan sebagian hartaku sebagai kompensasi,” sahut Rendra.

Dua tahun bukan waktu yang waktu yang sebentar, namun Kirana yakin dia bisa melalui itu semua. Ia menandatangani dokumen itu, lalu menyodorkan kepada Rendra.

Rendra menatapnya penuh ejekan. Kirana pasti hanya mau harta darinya saja ketimbang menyelamatkan reputasi.

"Itu cara terbaik untuk melindungi reputasi kita berdua. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan memastikan pengobatan ibumu terjamin dan segala kebutuhanmu terpenuhi," ujar Rendra.

Satu minggu yang lalu Kirana dan Rendra tersandung skandal yang membuat keduanya melakukan pernikahan dadakan ini. Kirana adalah desain interior lepas. Saat itu dia sedang menjadi bagian tim untuk mengatur interior di acara yang diadakan oleh Harsena Land Corporation (HLC).

Namun, kecelakaan terjadi. Saat itu Kirana sedang memeriksa ulang interior di ruang suite. Siapa sangka ketika memasuki ruangan itu, di saat yang sama Rendra keluar dati kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang. Seketika itu juga wartawan dan tamu berada di pintu mengambil gambar dan melontarkan pertanyaan tak berujung.

“Baiklah, setelah ini aku akan menyuruh orang untuk mengirim gaun pernikahan ke alamat rumahmu,” ujar Rendra.

Kirana mengangguk, kemudian beranjak dari tempatnya, meninggalkan gedung perkantoran HLC Group.

Hari pernikahan tiba. Gaun putih yang dikenakan Kirana terlihat sempurna di bawah lampu sorot ballroom hotel termegah di kota. Tamu undangan berdatangan, semua tersenyum lebar, bertepuk tangan saat pengantin baru melangkah bersama menuju pelaminan.

Media mengatakan Kirana dan Rendra adalah pasangan ideal, sepasang insan yang dipersatukan oleh cinta. Namun, di balik topeng senyum itu, mereka sama-sama tahu bahwa ini hanyalah pertunjukan.

“Lihatlah, mereka pasangan yang sangat ideal,” ujar salah satu wartawan yang diundang untuk mengabadikan momen sakral itu.

“Benar, Nona Kirana terlihat cantik menawan, sangat cocok untuk Tuan Rendra.”

Tak ada yang tahu bahwa sepasang pengantin itu terus memasang senyum palsu di sepanjang acara berlangsung. Setelah acara selesai, mereka meninggalkan lokasi dengan mobil yang sama. Tak ada obrolan apa pun selama perjalanan menuju rumah keluarga Harsena.

Sesampainya di rumah besar bergaya klasik itu, pelayan-pelayan langsung berbaris di pintu masuk untuk menyambut kedatangan pasangan pengantin baru. Dua pelayan membukakan pintu mobil untuk Kirana dan Rendra.

"Antarkan Kirana ke kamarnya!" perintah Rendra kepada salah satu pelayan wanita. Lalu, ia menoleh ke arah Kirana. "Kita tidak akan tidur di kamar yang sama.”

Kirana mengangguk, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Rendra sedikit terkejut dengan ketenangan Kirana, namun ia tak mengatakan apa-apa lagi.  Hanya memberi isyarat kepada pelayan untuk segera membawa Kirana ke kamar yang telah disediakan.

“Mari saya antar Nona ke kamar!” ujar pelayan itu dengan nada sopan.

Kirana merasa canggung, belum pernah dia diperlakukan seperti ini, dia pun mengangguk dan berkata, “B-baik.”

Selama perjalanan menuju kamarnya, Kirana tak banyak bicara. Ia hanya mengamati setiap sudut rumah besar itu. Dinding-dinding yang dipenuhi lukisan klasik, lampu gantung kristal yang megah. Semua terlihat indah, hingga membuat Kirana merasa seperti  berada di dunia asing yang tak pernah ia kenal.

Setibanya di kamarnya, pelayan membuka pintu dan memberi hormat sopan. "Ini kamarnya. Jika ada yang dibutuhkan, silakan panggil saya."

"Terima kasih," balas Kirana singkat, lalu masuk ke kamar. Setelah pintu tertutup, ia melepas sepatu dan duduk di tepi tempat tidur king-size yang terasa terlalu besar untuknya.

Matanya melihat ruangan luas itu. Dekorasinya mewah, furnitur elegan, dan aroma samar lilin aromaterapi yang menguar.

“Jadi seperti ini kamar orang kaya?” gumam Kirana.

Ia merebahkan tubuhnya di ranjang.

***

Keesokan harinya, Kirana bangun pagi-pagi sekali, mencoba beradaptasi dengan rutinitas barunya sebagai Menantu Keluarga Harsena. Namun, tidak ada yang benar-benar berjalan seperti yang ia bayangkan. Dalam benaknya dia akan diperlakukan selayaknya anggota keluarga meski sebelumnya mendapatkan tatapan sinis dari Bu Ratna, ibu mertua dan Nadira, adik iparnya.

Siapa sangka, dari detik pertama ia melangkah keluar dari kamarnya, jelas bahwa statusnya sebagai istri Rendra tidak memberikan perlindungan apa pun di rumah ini. Sebaliknya, ia merasa lebih seperti seorang tamu tak diundang atau lebih buruk lagi, seperti pembantu.

Bu Ratna langsung menyambutnya dengan daftar tugas panjang yang terdengar lebih seperti perintah daripada permintaan sopan.

"Salah satu pelayan ada yang pulang kampung, jadi kamu yang menggantikannya. Kamu bisa mulai dengan membersihkan ruang tamu lantai bawah. Setelah itu kamu baru boleh sarapan," katanya dingin, matanya menatap Kirana dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan merendahkan.

Kirana tak dapat membantah, ia hanya mengangguk. "Baik, Ma," jawabnya, lalu berbalik menuju tangga.

Langkah sepatu terdengar mendekat. Kirana menoleh sekilas, mendapati Nadira muncul dari arah yang berlawanan. Gadis itu tersenyum sinis. Dengan gerakan sengaja, Nadira menyenggol ember berisi air pembersih. Cairan meluap dan mengalir cepat di atas lantai marmer.

“Astaga, aku tidak sengaja,” ucap Nadira pura-pura terkejut, tangannya menutup mulut sambil menahan tawa. “Bersihkan lagi, ya, Kirana.”

“B-baik,” jawab Kirana, menatap air yang mulai menggenang di lantai. Jari-jarinya menggenggam gagang pel lebih erat. 

Ia kembali berpaling ketika mendengar langkah sepatu terdengar mendekat. Rendra berjalan santai menuruni tangga. Ia berhenti di ambang pintu, menatap pemandangan istrinya yang sedang mengepel.

Kirana mengangkat wajah, ia tersenyum dan menyapa, “Mas, aku—“

Belum sempat Kirana menyelesaikan kalimatnya, Rendra lebih dulu mendorong bahunya hingga membuatnya terhuyung lalu terjatuh.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status