Share

31. Satu Pinta

Mobil yang Pak Hanan kendarai telah sampai tepat di parkiran gerai Indojuni miliknya. Aku mendadak tercenung sekaligus gelisah mengetahui bahwa Pak Hanan bukannya segera mematikan mesin, tetapi malah menatap ke arahku. Dari gerak geriknya, dia seperti menanti jawabanku akan pertanyaannya tadi.

“Bapak taunya dia nggak suka emangnya dari mana?” Aku malah balik bertanya dengan perasaan gugup dan gemetar di kedua tungkai.

Tatapan mata Pak Hanan tiba-tiba menajam. Kedua alisnya yang tersusun rapi bak untaian daun cemara di batang tulangnya itu kini saling bertaut. Dipandangi begitu, keringat dingin semakin membanjiri sekujur tubuhku.

“Entah. Mungkin cuma perasaanku aja. Tapi, aku boleh tanya langsung ke kamu?”

Di dalam dadaku seperti terdengar letup-letupan yang berdentum keras. Aku setengah limbung. Kesadaranku seperti melayang separuhnya.

Ya Allah, Pak Hanan … kamu ini kenapa, Pak? Pertanyaanmu apakah sengaja ingin men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status