Share

Sage Benua Longwu
Sage Benua Longwu
Penulis: Jimmy Chuu

Kota Shuimiao

Duk!

Anak usia empat belas tahun itu terduduk. Tinju yang dilepaskan anak lain, yang berusia sama dengannya mendarat telak di dadanya.

Meski darah mengalir dari hidungnya, tapi, tapi Yang Shao dan kawannya Wang Yan tidak menjadi iba. Yang ada mereka semakin menindas anak itu.

"Ternyata kamu hanya seorang lemah! Pemain musik rumah hiburan, dengan bibi seorang pramuria, yang tidak tahu malu itu!"

Wan Yan meludah sekali lagi ke wajah anak bernama Li Wei.

Dia hanya diam, tak berani melawan. Yang Shao dan Wang Yan ini, adalah murid-murid dari Sekolah Beladiri yang belakangan naik daun di Kota Shuimiao mereka.

Masalahnya hanya sepele.

Hanya karena seorang gadis bernama Chen Xin, yang memuja Li Wei atas kepandaiannya bermain musik Erhu, Wang Yan ini merasa cemburu. Dia telah lama memendam hasrat, menjadikan Chen Xin sebagai kekasih.

Sayangnya Chen Xin, seorang gadis yang lembut dan sangat berminat dengan seni musik. Pada suatu malam, di acara seorang bangsawan, Li Wei dengan bibinya diundang. Dia memainkan musik Erhu, sementara sang bibi menari tarian opera sederhana.

Semua penonton terpukau, kedua bibi dan ponakan itu menjadi bintang malam itu. Chen Xin terpesona dengan permainan musik Li Wei. Dia langsung mengajak Li Wei berbincang malam itu.

Sayangnya malam itu hadir di acara tersebut. Sebagai anak seorang bangsawan kecil, orang tuanya di undang, dan anak itu di ajak.

"Aku akan membunuh pemusik rumah bordil itu!" Batin Wang Yang, ketika melihat gadis pujaannya ngobrol dengan Li wei.

Li Wei tersadar dari lamunan, ketika Wang Yang menamparnya.

Plak!

Kumpulan bintang langsung penuh di kepala, Li Wei hampir pingsan. Wang Yan menggunakan kekuatan, hasil berlatih bela dirinya.

"Aku tak ingin melihatmu, mendekati Chen Xin lagi." Ini adalah peringatan. Dan...

Buk!

Tak puas dengan semua itu, Wang Yan menginjak dada Li Wei. Anak itu hampir muntah darah. Kali ini dia kehilangan kesadarannya.

Wang Yang dengan Yang Shao pergi meninggalkan sosok Li Wei, tak sadarkan diri di lorong sepi. Beruntung seorang tetangga menemukannya, yang dalam kondisi kritis itu.

Di Rumah Obat Tabib Kwee.

"Beruntung anak ini di bawa tepat waktunya. Jika saja terlambat, aku akan angkat tangan. Nyawanya pasti sudah tak tertolong lagi." Kata Tabib Kwee serius, mengakhiri pengobatannya.

Sementara perempuan setengah baya itu, Wei Fang menangisi keadaan Li Wei.

Ketika Li ei membuka matanya, "beruntung kamu diselamatkan Tabib Kwee. Berterima kasih pada sang tabib." Bibi Fang itu membelai kepala Li Wei, yang masih terlihat bingung.

++++++

Malam itu di belakang panggun Lotus Blossom,

“Saatmu untuk tampil anak muda,” pria pemandu acara itu memberi kode pada Li Wei.

Tanpa terlihat gugup, Li Wei naik ke pentas. Ia duduk, dan tatapannya serius menatap tali dawai dan busur alat gesek di tangan. Ia memejamkan mata, membayangkan musim gugur yang sendu. Lagu lagu “Kisah Cinta di Musim Gugur” terdengar mengalun di seantero ruangan hiburan Lotus Blossom.

Perempuan muda maupun setengah tua hilir mudik mencari pelanggan. Laki-laki hidung belang mabuk dengan arak Choujiu, arak yang dibuat dari sari bunga jeruk dan beras ketan.

“Secawan lagi tuan?” kata Wei Fang manja. Ia menggelendot di pangkuan laki-laki hidung belang itu. Germo Mei Ling pemilik usaha Lotus Blossom memberi target agar semua pramuria memasarkan minuman arak, agar pelanggan menghabiskan uang mereka di sana.

Li Wei baru saja menyelesaikan empat lagu berturut-turut. Semua bertepuk tangan sesudahnya. Gadis-gadis pramuria itu memuji-muji Li Wei sebagai bakat dan talenta pemusik yang jarang ditemui di Shuimiao.

Ayah Li Wei seorang pemusik Erhu yang handal dan sering mengisi pertunjukan musik di kota mereka, sedangkan ibunya adalah penyanyi opera keliling yang memiliki suara emas. Ketika terjadi perang antara Kekaisaran di Benua Longwu, kehidupan Li Wei berubah. Li Tan ayahnya tewas ketika di medan perang, sementara Mei Ling ibunya menutup mata setelah tiga berjuang melawan infeksi demam tinggi akibat terserang wabah penyakit menular.

Sejak kematian dua orang tuanya, Li Wei hidup dengan bibinya Wei Fang, adik ibunya yang bekerja sebagai pramuria di rumah hiburan Lotus Blossom Tea Room itu.

++++++

Waktupun berlalu dengan cepat. Ini adalah bulan Monyet Emas versi Kalender Longwu, masa ketika musim gugur telah lewat. Pada tahun ini, tepat empat tahun ayah dan ibu Li Wei meninggal.

Bibi Wei Fang seperti terbangun dari tidur. Ia sadar kalau pesonanya memudar.

"Lihatlah.. kecantikanmu memudar. Kerutan mulai muncul di wajahmu." Cibir mucikari Mei Ling pada suatu waktu. Bibi Wei Fang menjadi panik. Kecantikan adalah modal utama seorang pramuria. Bersamaan dengan itu, tak lama kemudian Wei Fang sudah tidak lagi menjadi diva di Lotus Blossom. PEmasukan tentunya berkurang.

Tagihan-tagihan mulai berdatangan dan pembayaran tagihan banyak yang tertunda.

Ketika itu, Wei Fang mengeluh pada Li Wei. "Kita harus berhemat! Rezeki ku tidak lagi seperti masa muda lalu. Aku berpikir, kita akan pindah ke tempat yang lebih kecil!"

Li Wei kecil hanya mengangguk ketika itu.

Suatu ketika Bibi Wei Fang meminta Li Wei untuk mengisi acara dengan bermain musik Erhu, di Lotus Blossom Tea Room tempat dia bekerja. Awalnya Li Wei berusaha menolak dengan segala dalih. "Apakah legal seorang anak di bawah umur mengisi acara musik di rumah hiburan semacam Lotus Blossom?" tanya Li Wei cemberut.

Wei Fang tetap dengan aksinya.

Ia membutuhkan uang untuk membayar tagihan yang lama menunggak. "Li Wei kecil. Tak usah kuatir. Bibi telah mengaturnya. Dengan perawakan tinggi ini, kamu akan terlihat seperti pemuda dua puluh satu tahun!”

Malam itu juga, Li Wei mengisi acara di Lotus Blossom. Ia didandani dua pramuria kawan Wei Fang, agar terlihat dewasa.

"Kamu sungguh tampan." Xin Yue terkikik.

"Aku tak akan menduga kalau kamu berusia empat belas tahun, jika berpakaian seperti ini." Li Hua, pramuria satunya memuji tak kalah genit.

Penampilan Perdana Li Wei di Panggung Hiburan Lotus Blossom

Ketika gesekan Erhu terakhir di mainkan, suara-suara memuji keterampilan Li wei. "Sungguh permainan musik yang indah!" Mainkan musikmu sekali lagi!" Suara tepuk tangan tak henti-henti mengakhiri penampilan Li Wei.

Sejak malam itu Mucikari Mei Ling meminta Li Wei secara rutin tampil dalam pertunjukan musik di rumah hiburan itu secara teratur. Setelah memperoleh bayaran, Li Wei menjadi keenakan. Ia menyimpan sebagian uangnya, setelah disisihkan membantu Wei Fang membayar kontrakan rumah.

“Aku harus menabung. Dengan uang ini, kelak aku akan meninggalkan Kota Shuimiao ini. Jika terus-terusan hidup disini, lama-lama aku akan berakhir tragis. Kalau tidak menjadi pecandu alkohol, paling-paling menjadi seorang penjudi!”

Li Wei memendam keinginan untuk pindah ke kota yang lebih besar. Dan jalan keluar untuk disorot banyak orang, adalah menjadi sosok ahli beladiri – sosok yang dapat bekerja di pihak kekaisaran sebagai militer.

+++

Lotus Blossom Tea Room, malam ini.

Sejak dari tadi ketika masih tampil diatas pentas, Li Wei memperhatikan ada sosok yang mencolok. Dia mengenakan jubah hitam panjang lengkap dengan tudung yang menyembunyikan penampilan wajahnya hingga terkesan misterius. Sosok itu menatapnya, seolah memberi sihir, tak mau berpaling sedikitpun.

"Apakah anda mengenal sosok bertudung itu?" tanya Li Wei pada Li Hua.

Li Hua - pramuria memanjangkan leher. "Sosok bertudung itu? Hm aku tidak mengenalnya. Orang datang dan pergi dari tempat ini dengan cepat bukan? Manalah aku tahu siapa sosok menyeramkan itu."

Sementara itu, di atas panggung Xin Yue, pramuria teman bibinya tampil di panggung pertunjukan tarian erotis yang ia namai ‘Sang Dewi’

Aula Lotus Blossom Tea Room meledak sorak dan kehebohan.

Sosok misterius bertudung itu tiba-tiba menghilang di tengah ramainya pesta, dan Li Wei cepat melupakan sosok berpenampilan menyeramkan, tapi unik itu.

Tengah malam telah lewat, ketika Li Wei berjalan kaki pulang ke rumahnya, di perkampungan padat di pinggiran kota, perkampungan kumuh tempat tinggal rakyat kebanyakan.

Langit tengah malam itu tampak kelam. Angin berhembus, dingin terasa. Suasana sepi, dan orang-orang telah tidur menarik selimut tinggi-tinggi – mengusir dingin.

Tuk - tuk - tuk! Suara kentongan petugas kota terdengar, memecah hening, memberi tahu, ini adalah waktu periode Zi atau jam 23.00 – 01.00.

Bibi Wei Fang malam ini akan menginap bersama seorang pelanggan, sementara Li Wei pulang berjalan kaki dengan Xin Yue dan Li Hua. Rumah mereka berdekatan.

“Li Wei kecil., bibi tidak pulang malam ini!” kata Wei Fang, meminta Xin Yue dan Li Hua pulang Bersama ponakannya.

Li Wei menyindir. "Bawalah uang yang banyak, bukan bekas air mata dan lebam bekas gebukan!"

Wei Fang cemberut, Ketika Li Wei dan dua kawannya meninggalkan dia di gerbang Lotus Blossom.

Li Wei masih saja melamun. Tiba-tiba angin berhembus kencang, membuat rambut tiga orang itu berantakan. Rembulan muncul tiba-tiba, dan bayang ketiganya memanjang di jalanan.

“Apa yang kau lakukan?” Xin Yue memaki angin yang merusak tatanan rambutnya. Sebaliknya Li Wei menelengkan kepala. Ia fokus mendengar suara jubah berdesir tertiup angin.

Wush! Li Wei mendongak keatas.

Ia terbelalak. Saat itu sosok berjubah - lengkap bertudung, berdiri misterius di bubungan deretan rumah di seberang jalan.

"I-tu sosok di Lotus Blossom tadi.” Li Wei mencolek Li Hua.

“D-dialah yang ku maksud tadi, Ketika masih di aula rumah hiburan!" kata Li Wei terbata.

Li Hua terhipnotis, ia penasaran. Li Hua mendongak dan ternganga antara ngeri, juga takjub.

Xin Yue yang paling penakut diantara semua, ia menjerit kecil.

Sosok itu berdiri angkuh berlatar belakang sinar rembulan. Sementara kumpulan awan hitam berlalu cepat, membuat sinar Rembulan dan Bintang-bintang, terlihat terang menyorot sosoknya.

“D-dia terlihat mengerikan! Mirip seperti iblis!” desis Li Wei panik. Bulu tengkuknya merinding seketika.

Saat itu Li Wei baru sadar. Dari balik tudung gelap itu, dua bola mata berkilat menatap melekat pada Li Wei.

“Tatapannya mengerikan, menghipnotisku untuk berteriak.” Li Wei panik.

“Apakah ia akan menyiksa, alih-alih membunuhku?” Li Wei berniat mengambil langkah seribu. Tapi kakinya terasa kaku, dan sulit digerakkan.

“Tolong…”

BERSAMBUNG.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Boy Warrior
halo bang jimmy,aq mampir nih. aori telat,krn fokus sm ren huang hehehe...
goodnovel comment avatar
Jibril Ibrahim
Gak nyangka bisa ketemu lagi sama Jimmy Chu setelah pindah lapak. Selalu khas dengan nuansa gothic kental
goodnovel comment avatar
anet.sandi2020
Wah Nemu author kesayangan di mari
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status