Home / Fantasi / Sage Benua Longwu / Dua Sosok Berjubah Putih

Share

Dua Sosok Berjubah Putih

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2023-05-12 11:24:55

Li Wei berteriak minta tolong ketika melihat sosok di bubungan yang terlihat megah itu, seolah akan melumatnya. “T-tolong aku!” tapi yang terdengar hanya desisan tidak jelas. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya.

“Aku akan mati!” tangis Li wei di dalam hati, Ketika sosok bertudung itu terlihat melayang, dengan dua jari yang arahkan ke dirinya, tepatnya ke jidat diantara dua keningnya.

Suara desiran jubahnya menambah rasa takut Li Wei yang seperti terhipnotis. Sementara Xin Yue dan Li Hua sejak awal tadi telah lari meninggalkan Li Wei.

“Tahan Gerakan!” Dua sosok lainnya seketika muncul dari balik malam. Mereka menyambar cepat ke arah sosok bertudung itu. Suara lolongan pedang di tangan pasangan pendatang baru ini terdengar, menyusul hembusan angin pedang, dingin terasa sampai di jarak dimana Li Wei mematung.

Trang! Telapak tangan sosok tampak bertudung membentur dua aura pedang pendatang baru itu, meledak dalam suara yang keras. Sosok bertudung terlempar ke belakang, dan langsung melakukan gerakan salto. Kakinya mendarat ringan di atas bubungan rumah lainnya.

Sementara dua sosok itu, terlempar dan membentur atap rumah. Riu dan menimbulkan kegaduhan. Dua sosok itu cepat-cepat berdiri. Penampilan mereka tak kalah mentereng di banding sosok bertudung itu.

Dua pendatang baru itu, laki-laki dan perempuan berdiri dengan angkuh. Pedang putih Panjang mereka berkilauan di bawah sinar rembulan. Wajah mereka seputih salju,dengan rambut berwarna emas dan bola mata sebiru langit jernih. Jubah putih mereka berkibar melebar seakan-akan keduanya adalah malaikat dengan sayap putih dan besar itu.

Ketika Li Wei sementara kagum akan dua pendatang baru dengan kecantikan dan ketampanan asing itu, tatkala tiba-tiba mereka mengayunkan pedang. Gerakannya sangat indah, terlihat seperti tarian perang. Elok tapi berbahaya! Semua tidak menimbulkan suara sama sekali, mengancam figur bertudung itu.

Li Wei hampir melolong, ketika ia melihat dua pendatang berjubah putih itu menebas dengan cepat ke figure bertudung hitam itu. Tatapan horornya, ekspresinya ketakutan. Ia seolah-olah berpihak pada figure bertudung itu. “Awas!” itu seakan kata yang ingin di ucapkan Li Wei.

Tapi dia hanya membisu, dan mata berbicara. Figur bertudung paham akan sorot mata Li Wei. Bibirnya membentuk kata, “terima kasih” dan ia menghentakan kakinya. Seketika tubuhnya melayang indah, melompat tinggi terhindar tusukan pedang dua pendatang berjubah putih.

Suara pedang berdecit, Ketika dua kekuatan pedang menghantam tempat kosong.

Duar! Bau hangus ledakan pukulan pedang menyebar kemana-mana. Suasana seketika kacau balau.

Xin Yue dan Li Hua, dua pramuria itu melolong dari ujung Lorong.

“Tolong! Tolong!

Ada penjahat menyerang kami! Seseorang tolonglah kami!”

Malam pun menjadi ricuh.

Rupa-rupanya dua pramuria itu tidak pulang. Melainkan keduanya menyaksikan kejadian itu diam-diam dari jauh sana. Suara teriakan mereka berdua, sontak menimbulkan kehebohan. Jendela toko dan rumah di sepanjang lorong sepi itu, mendadak berderit, dan kepala-kepala tersembul penuh rasa ingin tahu.

“Ada apa?

Apa yang terjadi?

Demi Kura-kura Hitam. Siapa yang bertempur itu?”

Sebagian ketakutan, hanya mengintip dari balik tirai. Sebagian yang berani, mereka keluar dan turun ke jalan untuk menonton pertunjukan itu.

Melihat serangannya gagal, perempuan pendatang baru berjubah putih menjadi marah."Jangan lari !" suaranya membentak marah. Sedangkan jubah putih

yang satunya tampak menghentakkan kaki. Ia pun melayang, berusaha mengejar figure bertudung di angkasa.

Mati kau!

Pedang di tangan jubah putih, terayun dan menyodok ke arah punggung figure bertudung. Ia melepaskan pedang itu, yang melenggang terbang, seolah satu benda bernyawa. Pedangnya tidak memberi kesempatan figure bertudung melarikan diri.

Suara pedang itu berdecit, dan angin berdesir mengandung kekuatan Energi Mingzhu – energi umum yang berlaku di kalangan praktisi Benua Longwu. Figur bertudung menjadi serius seketika.

Tanpa sadar, Li Wei berteriak memberi tanda bahaya. "Jaga punggung!" teriaknya keras.

Pria bertudung hitam mendengus dingin. Sekali lagi ia menoleh ke arah Li Wei dengan sorot mata berterima kasih. Sesudahnya ia menelengkan kepalanya. Tangannya melambai. Dan suara cicitan senjata rahasia – jarum emas beracun melesat ke arah jubah putih. Semuanya mengunci sepuluh nadi kematian di tubuh si jubah putih.

"Xiao Yao! Hati-hati senjata rahasia!" teriak sosok jubah putih yang satunya. Ia memberi peringatan tentang adanya Xuao Yao – sepuluh jarum emas beracun.

Pria jubah putih itu terpaku. Ia tak sempat lagi menghindar. Tangannya keburu melakukan serangan kosong.

“Mati aku!” ia melolong.

Pada saat yang sama, perempuan berjubah putih melakukan serangan darurat, membantu kawannya. Ia menghentakkan kaki. Tubuhnya melesat secepat peluru. Pedangnya di putar, berniat membantu pria itu terhindar dari jarum emas beracun.

Ia dengan cepat telah berada di belakang kawannya yang nahas itu. Sambil mengayunkan pedang ia memaki.

"Dasar Siluman!"

Pedang perempuan jubah putih menghantam rangkuman jarum emas racun, yang lantas luluh, rontok ke tanah. Akan tetapi,

Arrgh!

Ada dua jarum beracun itu yang lolos dari hantaman pedang gadis itu. Dengan leluasa, masing-masing jarum menyasar, masuk ke jalan darah dua sosok berjubah putih itu. Racun di jarum emas amatlah cepat bekerja. Bau amisnya tercium tipis kemana mana. Kemungkinan dua pasangan berjubah putih itu, sudah tewas, setidaknya sekarat.

“Tidak semudah itu, jika ingin mengalahkanku!” figure bertudung hitam, tersenyum sinis melihat dua pasangan jubah putih jatuh, menghantam atap rumah penduduk. Suara ribut semakin membuat banyak orang keluar dan menonton.

Ketika figure bertudung tengah tersenyum kemenangan, tanpa ia sangka-sangka, pedang itu melesat dari arah jatuhnya dua sosok berjubah putih tadi. Cepat, tak bersuara, hanya kerlipan sinar pedang tatkala tertimpa Cahaya rembulan

Crack!

“K-kalian sungguh licik!”

Suara cekikikan licik terdengar dari arah jatuhnya dua pasangan tadi. “Setidaknya, di akhir kematian ini, aku dapat mengajakmu sama-sama menghadap raja neraka.”

Diam sesudahnya. Itu adalah kata-kata terakhir, juga tenaga terakhir yang dilontarkan perempuan itu. Ia tewas sesudahnya.

Bagaimana dengan sosok bertudung itu? Ia pun terjatuh. Tak bersuara sesudahnya. Pedang itu menghantam tepat ke bagian dadanya.

Keadaan hening. Penduduk kota mulai berani merapat. Mereka mencari-cari, tapi tak menemukan jenazah tiga sosok yang bertempur tadi. Komentar Pun dilontarkan.

"Mereka menghilang dengan cepat. Jago-jago pedang dan ahli sihir dari kaum petarung, tidak menyisakan jejak mereka sedikitpun!"

Yang lain menimpali. "Dan kita beruntung. Bisa menyaksikan pertunjukan menakjubkan, dengan Cuma-Cuma."

Malam menjelang pagi, tapi penduduk yang terkesan dengan pertarungan tadi, masih saja berdiskusi. L Wei memutuskan untuk pulang. Cukup sudah ia terkejut-kejut. Saatnya istirahat.

Ia membatin, dengan keinginan yang besar setelah menyaksikan kejadian tadi. “Besok aku akan mengunjungi Sekolah Jalur Merpati. Uang tabunganku telah cukup. Aku akan melamar, dan menjadi praktisi, mirip keahlian jago-jago tadi!”

++++++

Li Wei tak dapat memejamkan mata sedikitpun. Ia berusaha mengingat gerakan serta teknik meringankan tubuh yang didemonstrasikan tiga orang tadi. Tapi selalu gagal. Itu karena dia tak memiliki energi di perutnya, Energi Mingzhu pengolah kekuatan pertempuran.

Li wei tengah berlatih, mencoba meniru-niru Gerakan pedang dan ginkang tiga sosok tadi, pada saat itu ia mendengar suara-suara aneh.

Krak - krak !

“Di belakang rumah! Apakah itu pencuri?” batinnya sambil mengambil golok dan lampion alat penerang, memberanikan diri ke belakang. Halaman belakang rumahnya tidaklah besar. Hanya ada satu bangunan kayu kecil yaitu kendang yang cukup untuk memelihara lima hewan seperti unggas atau domba.

Krak !

Dan Li Wei semakin waspada. “Betul tebakanku. Suara itu asalnya dari dalam kandang!" batinnya semakin berani.

“Ada golok di tanganku, buat apa mesti ketakutan?” batinnya memberanikan diri. Ia pun membuka pintu kandang itu.

Sreek!

Suara engsel besi di pintu kandang berderit keras. Itu semakin menambah ketegangan Ketika ia merasakan kehadiran makhluk hidup, spontan ia berteriak.

"Siapa disana?" teriak Li Wei sambil mengayunkan golok dengan Gerakan acak. Gerakan seseorang yang tak tahu teknik beladiri.

Dan bayangan itu muncul di depan mata. Li Wei tertegun. Ia terdiam beberapa detik. Itu adalah sosok yang akrab ia lihat ketika pertempuran di atas bubungan jalan sepi tadi. Figur bertudung yang mengintainya sejak dari Lotus Blossom, hingga pertempuran di jalanan sepi.

“K-kamu belum mati?” tanya Li Wei gugup. Bulu tengkuknya meremang. Kepala nya membesar, wajahnya terasa kesemutan, kebas. “Ia akan membunuhku!” Li Wei melompat.

“Tolong aku!”

Li Wei malang itu menjatuhkan lampion di dalam kendang. Ia berteriak ketakutan, meminta pertolongan Wei Fang bibinya. Tapi sang bibi tidak ada di rumah. Ia sendirian saja.

Ingin rasanya Li Wei menghilang kedalam tanah, menghindari makhluk berwajah seram, tapi berkepandaian tinggi itu. Dalam hatinya bertanya-tanya. Kepada siapa ia harus meminta tolong, di rumah yang sepi sendirian itu?

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sage Benua Longwu   Buronan Lagi – Final ARC 1.

    Malam terasa dingin. Suara gemerisik dedaunan datang dari arah Utara dan Selatan Peaceful Forest, membawa kegelisahan. Hutan Mulberry di Utara, ataukah Hutan Cemara di Selatan. Berhadapan dengan fighter dari Ordo No Fear, atau melawan Ordo All Star. Monster Curse, ataukah monster Envy.Gaduh dan riuh suara-suara teriakan para petarung terdengar dari kejauhan, ketika mereka para hunter dan fighter mulai menghajar monster tantangan di acara Perang Sumber Daya. Suara dentingan pedang yang samar-samar terdengar membuat linu di hati.“Aku harus memutuskan cepat. Curse, atau Envy?” Li Wei berpikir cepat karena waktu telah berlalu satu menit sejak pertempuran melawan monster di mulai. Ia berpikir ingin memperoleh High Damage dalam event membunuh monster di perang ini.“Jarak terdekat!” Li Wei langsung berkelebat cepat dan menghilang di kegelapan malam. Hutan Mulberry adalah yang terdekat. Itu berarti “Curse!”Dengan atribut ketangkasan yang mempengaruhi Agility atau kelincahan gerak senilai

  • Sage Benua Longwu   Ciuman Phoenix Api.

    Spot di Peaceful Forest, area hutan tempat Li Wei dan Zeng Dai sebenarnya sangat sepi. Hanya terdapat pohon-pohon Mulberri dengan suara desau angin yang terdengar pada malam sepi itu. Jumlah reward yang dilepaskan sistem per lima belas menit tidak sebanyak di spot-spot yang ramai dengan kerumunan para fighter dan hunter yang standby disana.Namun, karena spot itu sepi di tempat yang menyeramkan dengan suara-suara aneh. Karenanya hanya Li Wei yang berminat disana. Alhasil jumlah reward dari sistem yang diterimanya jauh lebih besar dibandingkan di spot berlimpah, meskipun juga dipenuhi dengan fighter.Belum lagi risiko penjarahan dan serangan diam-diam dari belakang yang dapat berujung pada kematian, yang selalu mengintai di spot-spot ramai tersebut.Hal ini menimbulkan rasa iri di hati Zeng Dai, Warrior berpedang panjang dari Ordo No Fear.Di lantai satu ini, terdapat lima fighter yang terkenal dan masuk lima besar No Fear. Zeng Dai adalah salah satu pemegang lima combat power tertingg

  • Sage Benua Longwu   Perang Sumber Daya – Bagian Dua.

    Malam itu, suasana tampak sangat tegang. Semua fighter dan hunter di Lantai Satu Forsaken Fortress berkumpul di Alun-alun Lantai Satu. Halaman yang luas dengan rerumputan tiruan tidak mengundang obrolan. Ini adalah malam bersejarah; setelah sekian lama, Perang Sumber Daya akan digelar. Perang ini melibatkan masalah ketersediaan sumber daya yang terbatas sebagai hadiah.Hari ini adalah hari bersejarah lainnya, karena manajemen Forsaken Fortress telah mengumumkan bahwa Pengelola Peaceful Forest telah menyiapkan sumber daya yang cukup untuk menjadi hadiah bagi para hunter dan fighter yang berhasil dalam perang ini.Ketegangan semakin terasa saat tepat pukul 19.00, suara bot terdengar menggema di Alun-alun."Semua Fighter, silakan masuk ke Gerbang Portal!"Tiba-tiba, ribuan fighter dan hunter menyemut, berdesakan untuk masuk ke dalam gerbang portal yang tampak kelam seperti lubang hitam. Portal ini muncul secara ajaib berkat kekuatan sistem dan array di dalam Fortress. Li Wei dan empat te

  • Sage Benua Longwu   Perang Sumber Daya.

    Salah satu acara yang sangat dinantikan oleh para Fighter dan Hunter di Forsaken Fortress adalah Perang Sumber Daya.Perbedaannya dengan acara Boss Dunia sangatlah signifikan.Saat acara Boss Dunia berlangsung, semua Hunter dan Fighter bekerja sama dan tidak saling menyerang. Sebaliknya, dalam Perang Sumber Daya, ini adalah perang antara Ordo. Semua Fighter berkumpul di tengah-tengah area aman dan menunggu pintu ke area aman dibuka. Ketika pintu dibuka, perang sesungguhnya akan dimulai.Pertempuran brutal diizinkan.Saat itu, Hutan Buatan akan menyediakan banyak sumber daya yang tersebar tanpa memiliki pemilik. Buah, tanaman obat-obatan, bahan herbal, dan bahan spiritual melimpah sepanjang jalur hutan. Tugas seorang Fighter atau Hunter adalah membuka kotak dengan menggunakan sihir atau dengan kekuatan serangan. Di dalam kotak tersebut terdapat berbagai macam hadiah seperti yang telah disebutkan sebelumnya.Penjarahan akan terjadi di mana-mana.Meskipun sumber daya berlimpah, ini tidak

  • Sage Benua Longwu   Kejutan di Bengkel Penempa Aifuyu.

    Bau udara pagi yang lembut memenuhi paru-paru mereka sepanjang Iron Road. Bau tanah basah akibat embun dan dedaunan layu, serta bunga-bunga cherry blossom yang berguguran, meningkatkan semangat semua individu di lantai pertama Benteng Forsaken.Li Wei berdiri di depan bangunan workshop dengan papan nama yang bertuliskan 'Bengkel Penempa Aifuyu!' besar-besar. Ia baru saja akan mendorong pintu gerbang ketika tiba-tiba pintu itu bergeser dan terbuka dari arah dalam.NGIIIK!Suara besi yang bergesekan terdengar memekakkan telinga. Seseorang muncul dari dalam, seperti seorang anak kecil yang terkejut melihat adanya pelanggan di pagi seperti ini.“Tuan Li? Anda benar-benar datang pagi-pagi sekali," kata Aifuyu sambil melempar senyum, seolah-olah ia bisa membaca rasa tak sabar Li Wei untuk melihat hasil tempaan dan reparasi sepatu Grade Hijau itu.Li Wei berbohong dan menjawab sekenanya. “Sebenarnya, aku hendak pergi ke Arena. Namun di persimpangan jalan, aku berpikir, mengapa tidak aku mamp

  • Sage Benua Longwu   Bengkel di Iron Road.

    Ruang Kuil Kejatuhan Malaikat masih penuh dengan debu yang beterbangan, sisa-sisa pertempuran antara Li Wei dan Hollowscar. Cahaya rembulan dan bintang akhirnya masuk melalui sela-sela jendela di dalam kuil, menciptakan pemandangan yang menakjubkan yang menahan Li Wei untuk pergi. Sesuatu yang mencolok adalah sejumput hijau daun lembut yang berpendar-pendar di kaki Hollowscar.“Sepatu Boot kelas hijau?” mata Li Wei terbelalak. “Dan ini adalah item sihir, sesuatu yang sesuai dengan bakat saya sebagai pengendali energi Nebula!”Tanpa menunggu lebih lama, ia langsung mencopot sepatu spiritual dari kaki Hollowscar.“Meski terlihat agak besar, jika manfaatnya signifikan, mengapa tidak mencobanya?”Yang ada dalam pikiran Li Wei adalah Penempa Aifuyu.“Aku yakin Penempa Aifuyu dapat mengubah ukurannya agar pas di kakiku!”Li Wei menatap sepatu yang dua nomor lebih besar dari ukuran kakinya.WUSH!Sosoknya lenyap dalam sekejap, ketika Li Wei mempraktikkan Teknik Berlari. “Sepatu ini sangat co

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status