"Aku peringatkan kamu, segera lepaskan dia. Kalau nggak, jangan salahkan kami bersikap kasar!"Kerabat Cecil juga beramai-ramai membujukku agar tidak melakukan hal bodoh.Aku kembali menghela napas. "Jujur saja, aku memang tahu dia di mana. Tapi, aku nggak bisa kasih tahu. Tapi, sumpah, aku benaran nggak menculiknya."Cecil berteriak dengan penuh kebencian, "Kenapa nggak bisa kasih tahu? Kalau bukan kamu yang menangkapnya, setidaknya kasih tahu kamu dia sebenarnya di mana!"Aku tersenyum getir, merasa tak berdaya. "Cecil, andai saja kamu memercayaiku dan memahamiku sedikit, nggak mungkin ada kesalahpahaman seperti ini! Kita berdua juga nggak akan sampai pada titik ini. Sekarang, kamu memaksaku untuk mengatakannya, semoga kamu nggak nyesal!"Cecil berkata dengan tegas, "Aku nggak akan nyesal! Aku justru sangat memahamimu, makanya aku yakin pasti kamu, si pengecut tak tahu malu ini, yang telah menangkapnya ...."Sebelum dia selesai bicara, aku kembali menekan remot dan video di layar ber
"Lebih baik kamu jangan menyakitinya, atau aku akan langsung melapor ke polisi. Kita akan sama-sama hancur!"Aku tersenyum sambil menggeleng. "Kamu bicara apa? Aku sama sekali nggak ngerti."Ekspresi Cecil berubah drastis. "Tandi, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Aku sampai rela pergi tanpa membawa apa pun, tapi kamu masih nggak mau melepaskannya?"Begitu dia selesai bicara, sekelompok orang datang dengan tergesa-gesa. "Putriku yang malang, apa Tandi yang memukulmu sampai seperti ini?""Tandi, kamu ini manusia atau bukan? Kenapa kamu memperlakukan adikku seperti ini?""Kamu masih berani memintanya pergi tanpa membawa sepeser pun? Yang seharusnya pergi tanpa apa pun itu kamu! Rumah, mobil, tabungan ... semuanya seharusnya jadi milik Cecil!"Melihat keluarganya datang, Cecil juga terkejut. Sekelompok orang dengan penuh amarah itu tampak melipat lengan baju mereka, bersiap-siap untuk mengeroyokku.Di mata mereka, aku adalah pria berengsek yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yan
Wajah Cecil memerah, lalu memucat.Ketika aku kembali ke rumah, aku melihat Cecil dan Erina sedang bertengkar dan saling cakar. Keduanya saling melontarkan makian, menyebutkan berbagai kata-kata keji yang bahkan belum pernah kudengar sebelumnya.Aku menuangkan segelas anggur merah untuk diriku sendiri, duduk santai di sofa, menikmati pemandangan itu seperti menonton pertunjukan monyet."Erina, selama kamu bisa membuat Cecil berhenti memperjuangkan harta, seluruh uang itu akan menjadi milikmu!""Cecil, jangan salahkan aku yang nggak punya belas kasihan. Kalau kamu mau laporin Aaron atas tuduhan pemerkosaan, aku bisa memberimu satu kesempatan lagi ...."Melihat dua sahabat yang dulunya akrab bak saudara kini saling menyerang seperti wanita jalang, aku tidak merasakan apa-apa di hatiku.Saat tidak punya uang, hidup penuh dengan kekacauan. Namun setelah punya uang, masalah yang muncul ternyata tidak kalah rumit.Setelah mereka lelah bertengkar, aku berdiri untuk mengusir mereka. "Sudah! Ja
Aku juga tidak ingin berdebat dengannya, hanya mengangguk sedikit. "Benar, aku yang bodoh ini memang nggak ngerti kisah cinta romantis! Tapi, kalau kalian memang cinta sejati ....""Aaron, tampar dia seratus kali! Aku mau lihat seberapa kuat cinta kalian!"Aaron sudah ketakutan sejak dikepung beberapa pria bertubuh besar, tubuhnya gemetar hebat. Harus diakui bahwa pemuda ini memang tampan dan menarik.Namun, dengan lengan dan kakinya yang kurus, aku bisa membuatnya menangis dengan satu pukulan saja!"Kak, aku salah, maafkan aku ...." Aaron diseret secara paksa hingga berlutut di lantai sambil memohon belas kasihan.Aku melirik Cecil. "Ini cinta sejati yang kamu pilih dengan sangat hati-hati?"Cecil mengerutkan alis, memandangku dengan penuh kemarahan. "Lampiaskan saja amarahmu kepadaku! Kenapa harus menyusahkan dia? Aaron, jangan takut. Dia nggak akan menyakiti kita!"Aku tertawa sambil menarik rambut Aaron untuk memaksanya menatapku, lalu terkekeh-kekeh dingin. "Cecil benar, aku meman
Tiba-tiba, aku menerima telepon."Erina, aku ada urusan bisnis yang mendesak yang harus segera ditangani. Kamu tunggu saja di rumah. Setelah aku cerai dengan jalang itu, kamu akan menjadi istriku!"Setelah menerima telepon, aku langsung mengemudi ke sebuah hotel. Wanita berumur 30 tahun seperti serigala ganas, ungkapan itu memang benar adanya!Cecil si jalang itu ternyata tidak bisa menahan diri. Setelah berkumpul dengan Aaron, mereka memesan kamar di hotel. Namun, dia tidak tahu semua gerak-geriknya ada dalam kendaliku!Bukan berarti aku terlalu curiga. Jika dibandingkan dengan para orang kaya yang sebenarnya, aku masih jauh dari mereka. Tanpa kecerdasan, bagaimana aku bisa bersaing dengan para orang licik di dunia bisnis?Hal semacam ini sangatlah sederhana. Asalkan rela mengeluarkan uang, pasangan mesum ini tak akan bisa lolos dari genggamanku!Dengan tergesa-gesa, aku tiba di tempat tujuan. Orang yang kutugaskan telah menunggu di depan pintu kamar."Kak Tandi, gimana rencananya? Ma
Keesokan paginya, aku memberikan Cecil sebuah kartu."Sayang, jangan marah lagi, ya! Ini uangnya, belikan sesuatu untuk Aaron sebagai permintaan maaf. Sisanya, pakailah sesukamu, beli beberapa tas untuk meredakan amarahmu!"Cecil menerima kartu itu dengan ekspresi dingin dan mendengus. "Kalau lain kali kamu begini lagi, aku nggak akan memaafkanmu!"Seperti yang sudah kuduga, setelah berdandan, Cecil pergi keluar dengan wajah penuh kebahagiaan, mungkin untuk bertemu dengan berondongnya. Sementara itu, aku memutuskan untuk tidak menghindari Erina lagi. Aku tetap tinggal di rumah bersamanya.Erina yang terlihat sedikit bingung, bertanya kepadaku, "Kak Tandi, hari ini kamu nggak pergi kerja?"Aku menaikkan alisku ke arah Erina sambil tersenyum, "Kerja apa? Mana ada yang lebih penting daripada kamu?"Erina terlihat terkejut sejenak, lalu menatapku dengan mata yang sedikit malu-malu. "Kak, apa maksudmu?"Aku tertawa dan berkata, "Sudahlah, aku nggak mau berpura-pura lagi. Aku jujur saja sama