Home / Thriller / Samaran Terakhir / PERTARUNGAN DALAM KETEGANGAN

Share

PERTARUNGAN DALAM KETEGANGAN

Author: InkRealm
last update Last Updated: 2025-05-15 21:30:00

LOKASI: KAPAL KARGO - DEK BELAKANG

STATUS WAKTU: KEPUTUSAN YANG MENUNGGU

Angin laut yang dingin kembali menghembuskan udara segar, namun kali ini Adrian tidak merasakannya. Di belakangnya, bayangan kapal yang mendekat semakin jelas. Sirine yang menggema semakin keras, dan di atas dek, para pengejar mulai bersiap. Wajah-wajah yang familiar, para pemburu yang terus mengejarnya selama ini.

Namun kali ini, Adrian merasa berbeda. Ada sesuatu yang lebih kuat dalam dirinya, sesuatu yang mulai tumbuh setelah ia berhadapan dengan dirinya sendiri di dalam kapsul itu. Pena peraknya kini terasa lebih kuat, lebih nyata, seolah mampu mengubah apa saja yang ada di sekitarnya.

Di tengah kabut yang masih menggantung di atas laut, Adrian berdiri tegak, menghadap kapal yang datang. Ia tahu ini adalah pertarungan terakhir, dan keputusan yang akan diambilnya akan menentukan takdir yang sesungguhnya.

Pintu kapal yang menuju ruang mesin terbuka, dan sosok besar yang sudah lama dikenalnya muncul di ambang pi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Samaran Terakhir   JEJAK DI ATAS LAUTAN GELAP

    LOKASI: PELABUHAN TUA - TENGAH MALAMSTATUS WAKTU: DI ANTARA BAYANGAN DAN KENYATAANKapal kargo besar menderu pelan, mesinnya bergetar seperti detak jantung raksasa yang terluka. Asap hitam membubung dari cerobongnya, melintasi langit malam yang gelap tanpa bintang. Di kejauhan, mercusuar tua berputar lambat, cahayanya menyapu permukaan laut yang tenang namun penuh bahaya.Adrian berdiri di geladak, mantel hitamnya berkibar diterpa angin laut yang dingin. Di tangannya, amplop dari Viktor yang baru saja ia buka, dengan foto misterius dan simbol yang mengganggu pikirannya. Matanya terpaku pada gulungan ombak yang memecah di bawah lambung kapal, seolah mencari jawaban dari lautan yang tak pernah berbicara."Kau terlihat gelisah, Adrian," suara berat menggema dari belakangnya.Adrian menoleh, mendapati Armand yang berdiri dengan tangan terlipat di dada, tatapannya tajam namun penuh rasa ingin tahu. Cahaya lampu dek menerangi wajahnya yang penuh kerutan, menambah kesan keras pada detektif

  • Samaran Terakhir   KEHENINGAN SEBELUM BADAI

    LOKASI: SEBUAH KEDAI KOPI - PAGI HARISTATUS WAKTU: MENYAMBUT HAL YANG BARUMatahari pagi menyinari kota yang baru saja terbangun dari lelapnya. Kabut tipis masih menggantung di antara gedung-gedung tinggi, menciptakan suasana dingin yang kontras dengan hiruk-pikuk lalu lintas yang mulai hidup. Di sudut jalan, sebuah kedai kopi kecil berdiri tenang, dengan jendela besar yang menghadap ke jalanan basah oleh embun pagi.Adrian duduk di pojok kedai, tangannya menggenggam secangkir kopi hitam yang masih mengepul. Uap panasnya menyatu dengan napasnya yang tenang, namun pikirannya jauh dari kedamaian pagi itu. Di meja seberang, Armand duduk dengan sikap santai, namun matanya tak pernah lepas dari Adrian. Ada sesuatu dalam tatapannya, sesuatu yang mengingatkan Adrian pada hari-hari penuh ketegangan dan pelarian."Kau benar-benar berpikir ini sudah selesai?" tanya Armand akhirnya, memecah keheningan yang terasa berat. Suaranya rendah, penuh kewaspadaan.Adrian menatap cangkirnya sejenak sebel

  • Samaran Terakhir   KEPERGIAN YANG TAK TERDUGA

    LOKASI: SEBUAH KEDAI KOPI - PAGI HARISTATUS WAKTU: MENYAMBUT HAL YANG BARUMatahari pagi yang lembut menyinari kota yang mulai bangun dari tidurnya. Di kedai kopi yang terletak di sudut jalan, Adrian duduk di dekat jendela, mengamati kehidupan yang berjalan di luar sana. Keheningan pagi memberi rasa tenang yang aneh, seolah dunia sedang menunggu sesuatu. Tangan Adrian menggenggam secangkir kopi panas yang aroma khasnya mengisi udara sekitarnya.Di meja seberang, Armand duduk dengan ekspresi tenang. Setelah sekian lama bersama dalam pelarian dan pertempuran, mereka berdua kini duduk diam, seolah mencoba memahami apa yang baru saja mereka jalani dan apa yang akan datang. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan. Semua yang mereka rasakan sudah ada di udara sebuah perasaan bersama tentang dunia yang telah mereka ubah."Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Armand akhirnya, suaranya tenang, namun jelas mengandung kekhawatiran. "Tak ada lagi musuh yang mengejar kita, tapi...""Ya, tapi..

  • Samaran Terakhir   BAYANGAN DARI TAKDIR

    LOKASI: PELABUHAN RUSAK - PAGI HARISTATUS WAKTU: KETIKA SEMUA BERUBAHPagi hari di pelabuhan itu tampak sunyi, namun ada ketegangan yang menyelubungi udara. Kapal-kapal yang biasanya sibuk berlayar kini terhenti, berlabuh dengan posisi yang aneh, seolah dunia ini terhenti sejenak setelah apa yang telah terjadi. Laut yang luas di depan mereka kini tampak tenang, hanya ada riak kecil yang mengalun pelan, seolah ikut merasakan pergeseran yang baru saja terjadi.Adrian dan Armand berdiri di tepi pelabuhan, menyaksikan semua yang ada di sekitar mereka berubah. Dunia yang dulu mereka kenal kini tampak asing, seperti dimensi yang terbalik. Semua itu adalah hasil dari keputusan yang mereka buat bersama menulis ulang takdir yang selama ini membelenggu mereka.Adrian memandang langit yang cerah, merasa untuk pertama kalinya ada kemungkinan baru yang terbuka di hadapannya. Tak ada lagi pengejaran, tak ada lagi ancaman yang mengintai. Mereka berdua kini mengendalikan jalan cerita ini.Namun, per

  • Samaran Terakhir   DIBAWAH CAHAYA TAKDIR

    LOKASI: TENGAH LAUT - KAPAL KARGOSTATUS WAKTU: MOMEN TERAKHIR SEBELUM PERUBAHANAngin laut yang kencang mengguncang kapal kargo itu, membawa aroma asin yang menyengat dan menambah rasa berat yang menggantung di udara. Kabut tebal mulai menghilang, memberikan gambaran samar tentang apa yang ada di depan mereka. Laut yang luas, gelap, dan penuh misteri. Di tengah segala ketegangan yang melingkupi mereka, hanya satu hal yang pasti ini adalah titik akhir dari sebuah perjalanan panjang, atau mungkin justru awal dari sesuatu yang lebih besar.Adrian masih berdiri di atas dek kapal, pena perak di tangannya berkilau di bawah sinar bulan yang perlahan muncul. Setiap hembusan angin menyapu wajahnya, seolah membawa pesan dari dunia yang tak terjangkau oleh akal manusia. Ia merasa seolah dirinya dan takdir yang selama ini ia coba hindari sudah terjalin dalam satu benang merah yang tak bisa dipisahkan lagi.Armand, di sisi lain, berdiri beberapa langkah di belakangnya. Matanya tak lepas dari Adri

  • Samaran Terakhir   MENULIS KEMBALI TAKDIR

    LOKASI: HUTAN GELAP - KAPAL KARGOSTATUS WAKTU: MOMEN PENENTUDi bawah hujan deras yang terus mengguyur, Adrian berdiri tegak di tengah dek kapal yang terombang-ambing. Semua suara di sekelilingnya terasa suram, seolah waktu itu sendiri sedang berhenti. Kabut yang semakin tebal menyelimuti laut, membentuk dinding tak terlihat yang mengisolasi mereka dari dunia luar. Namun, di dalam dirinya, Adrian merasakan ketenangan yang aneh, seolah seluruh alam semesta sedang menunggu keputusan yang ia buat.Pena perak di tangannya berkilau samar, seolah mengingatkan Adrian pada semua hal yang sudah ia lalui perjalanan tanpa ujung yang penuh dengan bayangan, pengejaran, dan takdir yang tak bisa dihindari. Namun, kali ini, ia merasa lebih kuat. Tidak ada lagi rasa takut yang menggenggam hatinya. Sebaliknya, ia merasakan kekuatan baru, kekuatan untuk menulis ulang takdir yang sudah ditulis oleh dunia yang tidak adil ini.Di kejauhan, suara sirine semakin mendekat. Kapal pengejar semakin jelas, cahay

  • Samaran Terakhir   KABUT YANG MENUTUPI TAKDIR

    LOKASI: LAUTAN YANG MENGGANASSTATUS WAKTU: KETEGANGAN MELANDASGelombang laut yang semakin tinggi menghantam kapal yang bergetar keras, seolah tak bisa bertahan lama. Hujan yang deras terus turun, menyelimuti dek kapal dengan lapisan basah yang licin, membuat setiap langkah terasa lebih berat. Mesin kapal berteriak dengan suara gemuruh, mencoba melawan kekuatan alam yang semakin menggila.Adrian berdiri di tengah-tengah badai, terhuyung-huyung, namun tekadnya tetap kokoh. Setiap tetes hujan yang jatuh ke wajahnya terasa seperti penyesalan yang tercurah, namun juga seperti harapan baru yang tumbuh dari dalam dirinya.Pena perak itu masih ada di tangannya, dan saat ia menggenggamnya, ia merasa seolah seluruh alam semesta sedang menantinya untuk membuat pilihan yang tak bisa diubah. Ia tahu, ia sudah berada di titik yang tak bisa mundur lagi. Tidak ada jalan kembali.Dengan cepat, Adrian melompat ke arah tali yang tergantung di sisi kapal, berayun menuju tempat yang lebih tinggi. Kapal

  • Samaran Terakhir   HENTAKAN TAKDIR

    LOKASI: KAPAL PENGEJAR - DEK PENGAWASANSTATUS WAKTU: PERTEMPURAN PENGHARAPANAngin di atas lautan semakin kencang, dan hujan mulai turun dengan deras, membuat laut tampak seperti medan perang yang penuh dengan kekacauan. Kapal pengejar kini hanya beberapa ratus meter dari kapal yang membawa Adrian, dan suara sirine semakin keras memecah keheningan malam yang pekat. Di ruang pengawasan kapal pengejar, Armand berdiri tegang, matanya terpaku pada layar yang menunjukkan posisi Adrian."Ini waktunya," Armand berkata dengan suara serak, tangan memegang mikrofon yang terhubung dengan kru di lapangan. "Kita tidak bisa memberi ruang lagi. Pastikan kita siap menghadapi segala kemungkinan."Kru yang berada di ruang kontrol kapal mulai bergerak dengan cepat, mengecek peralatan dan memastikan senjata siap digunakan. Namun, dalam hati Armand, ada sebuah keraguan yang terus meresap. Ia tahu Adrian bukan hanya buronan biasa, dan jika ada satu orang yang bisa membalikkan keadaan dalam sekejap, itu ad

  • Samaran Terakhir   RENCANA YANG TAK TERDUGA

    LOKASI: KAPAL KARGO - LAUTAN LUASSTATUS WAKTU: SUARA ANGIN YANG MEMECAH KEHENINGANKapal terus melaju dengan kecepatan yang tak menentu. Gelombang laut yang besar menghantam lambungnya, namun Adrian tetap berdiri tegak di dek, menatap gelapnya lautan yang tak terhingga. Angin yang dingin menyapu wajahnya, seolah membawa pesan yang belum tersampaikan. Di balik kabut yang menyelimuti cakrawala, ia tahu ada bahaya yang mengintai, namun ia juga merasakan kedamaian yang tak pernah ia rasakan sebelumnya."Apakah ini yang aku cari?" pikir Adrian, matanya merenung jauh ke horizon. Selama ini ia selalu berlari, melarikan diri dari bayangannya, dari masa lalu yang terus menghantui. Tapi kini, di tengah lautan yang tak terhingga ini, ia merasa seakan berada di ambang keputusan besar. Sesuatu yang lebih besar dari sekadar melarikan diri.Pena peraknya tetap digenggam di tangannya, terasa lebih berat dari sebelumnya, seolah memberikan beban yang tak terucapkan. Namun, kali ini bukan beban yang me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status