Samaran Terakhir

Samaran Terakhir

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-26
Oleh:  InkRealmBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
110Bab
374Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Adrian Morello adalah bayangan di dunia kriminal. Dijuluki Phantom, ia adalah dalang di balik berbagai kejahatan besar, tetapi tak pernah ada satu pun jejak yang mengarah padanya. Bagi polisi, ia adalah legenda yang menakutkan. Bagi musuh-musuhnya, ia adalah sosok yang tak tersentuh. Namun, hidupnya berubah ketika ia memutuskan untuk menyamar sebagai seorang penulis misteri di kota kecil demi menghilangkan jejak dari Interpol. Di sana, ia bertemu dengan Elena Rinaldi, seorang detektif wanita yang berdedikasi penuh untuk menangkapnya, meskipun ia tak menyadari bahwa pria yang selama ini dikejarnya ada di depan matanya. Elena adalah sosok yang keras dan setia pada hukum. Ketika ia mulai tertarik pada pria misterius bernama "Daniel" identitas palsu Adrian. Ia tak tahu bahwa ia sedang jatuh cinta pada musuh terbesarnya. Di sisi lain, Adrian yang terbiasa menghindari keterikatan mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya: cinta yang tulus. Ketika penyelidikan Elena mulai mengarah pada dirinya, Adrian dihadapkan pada dilema besar, apakah ia harus terus bermain peran dan menjaga kebohongannya, atau mengorbankan segalanya demi wanita yang mulai mengisi hatinya? Di tengah aksi kejar-kejaran, pengkhianatan, dan perang antara hukum dan kejahatan, Adrian harus memilih: menghilang seperti bayangan atau mempertaruhkan segalanya demi cinta yang dilarang.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bayangan dalam Kegelapan

Milan, Italia – Malam Hari

Hujan turun dengan deras, membasahi jalanan kota Milan yang masih dipenuhi kerlap-kerlip lampu. Gang-gang sempit di pusat kota berbau aspal basah, asap rokok, dan aroma samar kopi dari kafe-kafe yang masih buka.  

Di salah satu sudut gelap, seorang pria berdiri tenang, mengamati jalan dari bawah tudung mantel hitamnya. Rokok terselip di antara jarinya yang kokoh, sesekali diangkat ke bibirnya sebelum bara merahnya berpendar di kegelapan.  

Ia tak sekadar berdiri di sana. Ia mengamati.  

Adrian Morello dikenal dengan julukan Phantom bukan kriminal biasa. Ia seperti bayangan, selalu satu langkah lebih maju dari hukum. Setiap kejahatan yang ia rancang dilakukan dengan presisi tinggi: tanpa saksi, tanpa bukti, dan tanpa identitas yang bisa dikenali. Polisi di seluruh Eropa menghabiskan bertahun-tahun memburunya, tetapi yang mereka dapat hanyalah teka-teki tanpa jawaban.  

Namun, malam ini ada yang berbeda.  

Adrian bisa merasakan atmosfer yang tak biasa. Ia telah terlalu lama di dunia kriminal untuk tidak mengenali tanda bahaya. Ia mengamati kerumunan, memperhatikan setiap wajah yang lewat. Matanya menangkap seseorang di kejauhan, seorang pria jas abu-abu, berbicara melalui earpiece kecil.  

"Bos, waktunya pergi," bisik seorang pria bertubuh besar di belakangnya, Luca, salah satu tangan kanannya yang paling loyal.  

Adrian tak menoleh. Ia hanya mengangguk, membuang rokoknya ke tanah, lalu menginjaknya.  

"Kita pergi sekarang."  

Tanpa suara, mereka bergerak menuju mobil hitam yang diparkir di ujung gang. Begitu masuk ke dalam, Adrian menyandarkan kepalanya dan menutup mata sesaat. Dalam hitungan detik, mobil melaju dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan Milan yang licin oleh hujan.  

Dari kejauhan, pria berjas abu-abu itu mengangkat ponselnya.  

"Target sudah bergerak. Dia tahu kita ada di sini."  

Sementara itu, di Markas Besar Polisi Milan, Detektif Elena Rinaldi duduk di depan layar komputer, mengamati berbagai laporan kejahatan yang berkaitan dengan Phantom. Rambut hitamnya diikat ke belakang, dan matanya yang tajam berkilat penuh determinasi.  

"Dia ada di Milan malam ini." katanya pada dirinya sendiri, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme pelan.  

Sejak beberapa tahun terakhir, Adrian Morello adalah kasus yang paling ia prioritaskan. Baginya, menangkap pria itu bukan sekadar tugas, ini adalah obsesi. Adrian bukan sekadar kriminal, tetapi simbol dari betapa lemahnya sistem hukum dalam menangkap seseorang yang cukup pintar untuk bermain di antara celah-celahnya.  

"Elena" suara Marco, rekan kerjanya, membuatnya menoleh. "Ada laporan bahwa Morello terlihat di distrik pusat tadi malam. Tapi seperti biasa, tak ada yang bisa mengonfirmasi."  

Elena mendesah. "Dia selalu seperti itu. Muncul dan menghilang seperti hantu."  

Marco melipat tangan di dadanya. "Kau yakin kita bisa menangkapnya?"  

Elena menatap layar di depannya, di mana foto buram Adrian terpampang. Tak ada yang benar-benar tahu seperti apa wajah aslinya. Gambar yang mereka miliki selalu kabur, entah karena pencahayaan buruk atau kamera yang sengaja diretas.  

"Aku tak tahu" jawabnya jujur. "Tapi aku tidak akan berhenti sampai aku menemukannya."  

Apa pun yang terjadi.  

Dua minggu kemudian... Kota Bellagio, dekat perbatasan Italia-Swiss  

Seorang pria turun dari kapal feri yang baru saja merapat di dermaga. Angin dingin musim gugur menerpa wajahnya, tetapi ia hanya mengancingkan mantel cokelatnya tanpa ekspresi.  

Adrian Morello telah menghilang.  

Yang ada sekarang hanyalah Daniel Ferrara, seorang penulis novel misteri yang baru pindah ke kota kecil Bellagio untuk mencari inspirasi.  

Bellagio adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi jauh dari hiruk-pikuk kota besar, tetapi tetap memiliki akses ke jalur pelarian jika sesuatu terjadi. Ia telah menyiapkan identitas palsu ini dengan baik: paspor, dokumen, latar belakang, bahkan beberapa buku yang diterbitkan dengan nama Daniel Ferrara agar tak ada yang curiga.  

Langkahnya mantap saat ia menyusuri jalan berbatu yang dipenuhi toko-toko kecil dan kafe klasik. Ia harus berbaur, menjadi bagian dari kota ini, dan memastikan tak ada yang mempertanyakan keberadaannya.  

Namun, saat ia melangkah masuk ke salah satu kafe, ia berhenti sejenak.  

Di sana, duduk di sudut dengan secangkir kopi di tangannya, adalah Elena Rinaldi.  

Jantungnya berdetak lebih cepat, tetapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.  

Apa yang dilakukan seorang detektif Milan di kota sekecil ini?  

Apakah ini kebetulan? Atau ia mulai mencurigai sesuatu?  

Daniel atau Adrian memutuskan untuk bermain dengan tenang. Ia berjalan ke meja kosong, duduk, dan memesan kopi. Namun, saat pelayan berlalu, tanpa ia sadari, mata Elena telah tertuju padanya.  

Dan dalam sepersekian detik, mata mereka bertemu.  

Elena menatapnya dengan rasa ingin tahu. Ia belum menyadari siapa pria ini, belum.  

Tapi Adrian tahu, ini hanya masalah waktu.  

Dan permainan telah dimulai.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
110 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status