Share

SG 04

Jam pelajaran telah usai, kini Reyhan bersiap untuk pulang. Ia terlihat menunggu seseorang di tempat parkir motor yang di sediakan pihak sekolah. Tidak lama kemudian terlihat Shakira berjalan menghampirinya. "Dasar lamban." gerutu Reyhan sambil menyodorkan helm kearah Shakira.

"Cerewet. Ayo jalan." jawab Shakira (Ara).

Reyhan hanya tertawa mendengar nada perintah dari Shakira. Gadis cantik namun galak yang menjadi sahabat dekatnya itu memang selalu seperti itu. Tidak ada sisi feminimnya sama sekali, apalagi sisi manja seperti gadis pada umumnya. 

"Latihan kan hari ini?" tanya Reyhan.

"Hem." 

"Ok." 

Reyhan mulai menyalakan mesin motornya, lalu dengan cepat melesat meninggalkan halaman parkir sekolah. Seperti biasanya mereka akan ke tempat latihan taekwondo, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas yang mereka lakukan hampir setiap hari. 

Di saat sedang berada di jalanan yang sepi. Di belakang Reyhan muncul beberapa motor gede yang sepertinya itu dari club motor atau sejenisnya. 'Sepertinya ada yang tidak beres dengan geng motor di belakang. Apa mereka sedang mengikutiku?' batin Reyhan. 

Reyhan memang menyadari semenjak keluar dari sekolahnya, beberapa motor itu selalu ada di belakangnya. Awalnya Reyhan tidak begitu peduli, tapi saat di tempat sepi seperti ini geng motor itu semakin mendekatinya. Bahkan dengan berani menghadang Reyhan di depannya.

"Ara, sepertinya kita akan berolahraga sebentar." ucap Reyhan.

"Aku tahu." jawab Ara.

Reyhan dan Shakira turun dari motor. Mereka berdua melepas helm dan meletakkannya di atas motor. "Kalian siapa? Kenapa menghalangi jalanku?" tanya Reyhan. 

"Kamu tidak perlu tahu siapa kami. Cukup serahkan saja data itu." gertak salah satu dari mereka.

Reyhan tersenyum mengejek. "Data apa maksud kalian? Aku tidak mengerti." 

"Jangan banyak bicara. Cepat serahkan saja data itu pada kami. Kalau tidak ..." 

Bukannya takut, Reyhan mengangkat sebelah alisnya. "Kalau tidak kenapa?" tanyanya. 

Dengan cepat orang itu mengambil sesuatu di balik jaket kulitnya. "Kalau tidak. Aku akan membunuhmu." ucapnya dengan mengacungkan senjata tajam kearah Reyhan. 

Shakira terkejut melihat hal itu. Ia penasaran data apa yang orang-orang itu inginkan dari Reyhan? Kenapa sepertinya itu data yang sangat penting?

Sedangkan Reyhan menelan ludahnya susah payah melihat bagaimana para preman itu sepertinya tidak main-main dengan gertakannya. Reyhan merentangkan tangannya untuk melindungi Ara yang ada di belakangnya. 'Aku harus melindungi Ara. Jangan sampai dia terluka karena masalah ini.' batin Reyhan.

"Habisi mereka! Dan ambil data yang kita butuhkan!" seruan dari orang yang tadi mengancam Reyhan membuat beberapa orang anak buahnya maju menyerang Reyhan dan Shakira secara bersamaan. 

Perkelahian yang tidak seimbang antara dua orang remaja dengan beberapa preman pun terjadi di jalanan sepi yang jarang di lalui oleh kendaraan lain. Dengan cepat mereka terpecah menjadi dua kubu, sebagian menyerang Reyhan dan sebagian mengepung Shakira.

Terlihat bagaimana beberapa preman itu berusaha melumpuhkan Reyhan, dan di sisi lain ada juga yang menyerang Shakira tanpa memandang jika Shakira adalah seorang gadis. 

Beruntungnya Shakira pandai bela diri, sehingga tidak terlalu membebani Reyhan yang kini sedang sibuk dengan pertarungannya melawan beberapa orang preman yang sedang mengepungnya.

Serangan demi serangan mereka arahkan kepada Reyhan, bagi para preman itu Reyhan-lah target utama mereka. Beberapa sabetan senjata tajam mereka hanya mampu mengenai udara. Reyhan begitu gesit menghindari serangan senjata tajam mereka yang bertubi-tubi dan hampir mengenainya.

'Kalau begini terus, maka aku dan Ara akan terdesak, atau bisa jadi kami berdua menjadi mayat di sini.' batin Reyhan saat mengamati serangan para musuh yang tiada hentinya itu.

Shakira yang sudah terlatih dengan ilmu beladiri, sedikit kerepotan menghadapi beberapa orang preman yang tiada henti menyerangnya. 

Beberapa kali tendangan berhasil mengenai dada Shakira yang membuat Shakira meringis menahan sakit. Tapi dengan cepat Shakira kembali melakukan perlawanan. 'Sebenarnya siapa mereka? Kenapa mereka sangat berambisi ingin membunuh kami?' batin Shakira penuh tanya.

Walaupun Shakira dan Reyhan pernah beberapa kali terlibat dalam perkelahian di jalanan seperti ini. Namun kali ini terasa sedikit berbeda. Naluri membunuh dari para preman yang kini mereka hadapi jauh di atas preman jalanan. Mereka semua terlihat profesional seperti pembunuh bayaran.

Keadaan semakin membuat Reyhan dan Shakira terdesak. Kebrutalan para preman itu tidak bisa di anggap remeh. Kini Reyhan terjatuh ke lantai aspal dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah segar. Tangan Reyhan memegang dadanya yang terasa nyeri.

Aroma anyir dari bibirnya membuat Reyhan meludah kearah samping tubuhnya. Mata Reyhan menatap nyalang preman yang mengelilinginya saat ini. Seakan Reyhan tidak takut sama sekali.

"Cepat serahkan data itu pada kami. Atau kami tidak akan segan menghabisi nyawa kalian di sini." ancam sang ketua preman dengan mengacungkan senjata tajam ke arah Reyhan yang sudah tak berdaya.

Melihat kondisi Reyhan yang sedang terluka dan juga terkepung, Shakira yang masih berusaha melumpuhkan beberapa anak buah preman itu pun segera berlari menghampiri Reyhan. Ia menendang senjata tajam ketua preman sehingga senjata itu terjatuh ke lantai. "Kamu tidak apa-apa kan, Rey?" tanya Shakira dengan nada khawatir. 

Terlihat gelengan kepala Reyhan sebagai jawaban atas pertanyaan Shakira.

"Keparat! Ternyata kamu punya nyali juga gadis kecil." ucap ketua preman dengan penuh amarah. Lalu ia kembali mengambil senjatanya yang terjatuh. "Cepat serahkan data itu!" ucapnya yang kembali mengacungkan senjata kearah Reyhan dan Shakira.

Shakira memandang kearah Reyhan yang ada disampingnya, seolah dari sorot matanya dia menanyakan data apa yang dimaksudkan oleh preman didepan mereka kini. 

Reyhan yang mengerti arti tatapan mata Shakira hanya diam dan berusaha bangkit dan kembali memberikan perlawanan pada para preman yang entah dari mana datangnya itu.

Perlahan Reyhan bangkit dengan bantuan Ara. Setelah meregangkan otot-ototnya, Reyhan kembali menatap ketua preman. "Data apa yang kamu inginkan? Aku benar-benar tidak mengerti." jawab Reyhan.

"Dasar bocah tengik, ternyata nyalimu cukup tinggi. Kalau ingin setor nyawa, maka dengan senang hati aku akan mengabulkannya." 

Tak ada sedikitpun rasa takut Shakira karena gertakan dari para preman itu, tapi justru tatapan menantang yang Shakira berikan. "Jika ingin mengambil nyawa kami, maka berikan perlawanan terbaik kalian." nada dingin Shakira membuat para preman itu saling pandang.

Mereka berpikir jika Shakira adalah gadis lemah, namun mereka salah. Karena ucapan Shakira tersebut memicu para preman untuk kembali menyerang membabi buta.

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status