Bai Lihai mulai sadarkan diri esok harinya. Si pemuda membangkitkan badan yang tengah terbaring."Pelan-pelan! Kondisimu belum sepenuhnya pulih!" Han Xuelian yang melihat Bai Lihai sudah tersadar, membatu si pemuda untuk bangkit."Han Xuelian...!" gumam Bai Lihai setelah melihat wajah gadis yang membantunya. Raut wajah Han Xuelian langsung berubah setelah mendengar pemuda itu menyebut namanya. "Kamu mengenaliku?" Han Xuelian semakin yakin bahwa pemuda bertopeng itu adalah orang yang sudah ia kenal. Bai Lihai kebingungan menjawab pertanyaan si gadis. Tidak mungkin ia mengatakan siapa dirinya sebenarnya. "Nona Han adalah seorang jenius muda Sekte Gerbang Naga. Sudah pasti semua orang mengenali Nona!" Bai Lihai mencari alasan. Perkataan Bai Lihai jelas tidak bisa dipercaya oleh Han Xuelian. Bakat yang dimiliki oleh si gadis tentu membuat ia sangat terkenal dikalangan anggota Sekte Gerbang Naga. Namun, itu belum cukup membuat ia terkenal di luar sekte. Hanya Kultivator dengan tingkat
"Buka topengmu!" Han Xuelian mengacungkan bilah pedang pada Bai Lihai.Si pemuda tidak menanggapi perkataan si gadis. Dalam pikirannya, mungkin saja apa yang telah ia katakan sudah keterlaluan, sehingga membuat Han Xuelian harus bersikap lebih keras."Kenapa kau diam saja? Kenapa kau harus memakai topeng? Apa kau seorang buronan, sehingga perlu menutupi wajahmu?" lanjut Han Xuelian. Jantung Bai Lihai langsung berdegup cepat ketika Han Xuelian mengatakan itu. 'Apa dia tau siapa aku! Sial... tadi aku bercerita sedikit tentang kisah hidupku!' Bai Lihai khawatir identitasnya diketahui oleh gadis itu. Namun, ia masih bisa bersikap tenang. Mungkin saja maksud gadis itu bukan tentang buronan Sekte Gerbang Naga yang membuat lumpuh cucu Tetua Agung mereka. Mungkin saja itu hanya perasaan Bai Lihai yang merasa kurang nyaman dengan statusnya sebagai buronan. Bai Lihai sangat yakin Han Xuelian bisa membaca praktik Kultivasi-nya. Ini bisa memberi keyakinan pada Bai Lihai bahwa Han Xuelian tidak
Pasrah hanya akan membuat Bai Lihai tertangkap. Pilihan terbaik yang bisa diambil oleh si pemuda adalah melawan. Peluang Bai Lihai bisa mengalahkan Han Xuelian sangatlah kecil. Namun, itu masih lebih baik dari pada ia menyerah. Masih ada kesempatan baginya untuk lolos. Sebuah tebasan langsung diberikan oleh Bai Lihai. Namun, sekali lagi Han Xuelian kembali menangkisnya. "Aku hanya ingin memastikan kau adalah orang yang kami cari atau bukan, tapi kau malah menyerangku! Apa kau benar-benar orang itu?" ucap Han Xuelian. "Nona, jangan sembarangan menuduh! Aku bukan orang yang kamu cari," balas Bai Lihai. "Kalau begitu perlihatkan wajahmu!" Bai Lihai tidak membiarkan Han Xuelian begitu saja melihat wajahnya. Tiap si gadis berusaha membuka topengnya, Bai Lihai selalu memberi tebasan pada Han Xuelian. Dan tiap si pemuda melakukan tebasan, si gadis selalu bisa menangkis. Pertarungan tidak bisa dihindarkan. Pedang Matahari dan Pedang Api Suci saling beradu, menghasilkan sebuah gelombang k
"Harga Ginseng Darah ini bernilai tinggi. Tidak cukup dibayar hanya dengan Nona tidak membuka topengku!" Melihat raut wajah Han Xuelian sebelumnya, Bai Lihai yakin kebutuhan si gadis terhadap Ginseng Darang berusia seratus tahun cukup mendesak. Jika tidak, tidak mungkin si gadis bersedia untuk tidak membuka topeng Bai Lihai. Si pemuda pun memanfaatkan situasi ini. "Aku sudah memberimu Pil Pembakar Darah sebelumnya. Anggap saja Ginseng Darah itu adalah bayaran terhadap obat yang kuberikan." Han Xuelian membalas ucapan Bai Lihai. "Aku tau Pil Pembakar Darah berharga mahal, tapi itu baru setengah dari harga Ginseng Darah ini. Nona, yang aku minta mungkin bukan barang berharga bagimu. Aku hanya meminta satu rumpun Rumput Akar Emas!"Rumput Akar Emas tumbuh subur di Sekte Gerbang Naga, sehingga memintanya pada Han Xuelian adalah sesuatu yang masuk akal. Bagi anggota Sekte Gerbang Naga, Tanaman Roh ini tidak terlalu bernilai. Akan mudah bagi Han Xuelian untuk menyetujuinya. "Baiklah, aku
Sekte Bulan Perak adalah satu dari tiga sekte teratas di Benua Tengah. Kedudukannya setara dengan Sekte Gerbang Naga dan Sekte Gunung Selatan. Reputasi mereka begitu besar sehingga banyak Kultivator tanpa sekte yang ingin bergabung dengan mereka. Bahkan, sejumlah Kultivator di sekte kecil pun juga sering berusaha bergabung dengan mereka.Dengan nama besar yang mereka miliki, tentu tidak mudah untuk menjadi bagian dari sekte ini. Ada sebuah ujian yang begitu ketat yang harus dilalui agar bisa diterima menjadi anggota Sekte Bulan Perak. Kurang lebih dalam waktu dua minggu lagi, Sekte Bulan Perak akan mengadakan ujian masuk. Siapapun bisa mengikuti ujian ini asalkan orang itu memiliki bakat untuk melakukan Kultivasi. Ada ribuan Kultivator yang mendaftar ujian tersebut, tapi hanya sekitar 30 orang yang akan diterima. Ujian masuk belum diadakan, tapi ada tiga orang yang telah resmi menjadi anggota baru Sekte Bulan Perah tahun ini tanpa melalui sebuah ujian. Ketiga orang itu tidak lain ada
Bai Lihai kembali ke goa yang ia tinggali setelah pergi dari Sekte Gerbang Naga. Tempat ini bagaikan rumah baginya. Hanya di tempat ini si pemuda merasa bebas tanpa harus menggunakan topeng. Kini, Rumput Akar Emas sudah ia dapatkan. Ramuan untuk menghancurkan penghalang Kultivasi-nya sudah bisa ia buat. Si pemuda kembali mengeluarkan Tungku Pil dari Cincin Ruang. Rumput Akar Emas beserta sejumlah bahan lain dimasukkan ke dalam Tungku Pil tersebut. Meski kini Bai Lihai sudah bisa menggunakan Qi, nyatanya ia memilih untuk tetap menggunakan Batu Roh untuk mengaktifkan Tungku Pil. Sembari menunggu Tungku Pil menyelesaikan pekerjaan, Bai Lihai memilih beristirahat dengan menyandarkan diri pada dinding goa. Pikirannya melayang pada kejadian yang ia alami di Kota Zhenzhu. Tidak disangka, si pemuda bertemu dengan Han Xuelian. Bai Lihai mengelus gelang yang ada di lengan kirinya. Sebuah gelang yang tidak lain adalah pemberian Han Xuelian. Awalnya, Bai Lihai tidak peduli dengan si gadis. N
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai sampai di sebuah kota kecil yang berada di dekat portal Tanah Mutiara Putih. Kota ini biasanya cukup sepi, tapi hari ini kota ini sudah ramai dikunjungi oleh banyak Kultivator. Tiga hari lagi, portal menuju Tanah Mutiara Putih akan dibuka. Semua Kultivator yang ingin pergi ke tempat itu sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, tak terkecuali Bai Lihai. Sepanjang perjalanan dari goa tempat ia tinggal, hingga sampai di kota ini, Bai Lihai selalu menyempatkan diri untuk berlatih. Saat ini, Bai Lihai telah menerobos ke ranah Qi Refining 7. "Tuan, apa tokomu menjual Kertas Jimat?"Saat ini, Bai Lihai sedang berada di sebuah toko yang menjual berbagai macam kertas. Kertas yang dimiliki si pemuda telah habis. Untuk itu, ia perlu mengisi ulang persediaannya. Tidak ada kertas khusus yang diperlukan dalam membuat sebuah Jimat. Hanya kertas biasa yang sama dengan kertas-kertas lainnya. Hanya saja, kertas ini harus memiliki ketebalan yang baik agar bisa menamp
Terpaksa Bai Lihai membiarkan Xiao Qiumei tidur di tenda miliknya. Berdebat dengan gadis itu hanya akan membuat kepala si pemuda menjadi semakin sakit. Lebih baik ia mencurahkan tenaganya untuk hal yang lebih penting. Beberapa kertas yang telah ia beli dikeluarkan dari Cincin Ruang. Sebelum portal Tanah Mutiara Putih terbuka, Bai Lihai harus memiliki banyak persediaan Jimat untuk mempermudahnya menjelajahi Dimensi Saku itu. Mungkin tidak seluruh kertas yang bisa ia ubah menjadi Jimat. Namun, beberapa ribu Jimat bisa ia buat sebelum portal Tanah Mutiara Putih dibuka. Bai Lihai mulai menggoreskan kuas pada kertas. Bukan goresan biasa, melainkan goresan yang dialiri Qi untuk menciptakan Roh Array. Jimat-jimat yang dibuat oleh Bai Lihai adalah Jimat yang bisa digunakan dalam pertarungan. Hanya beberapa jenis Jimat yang si pemuda buat, tapi tiap jenis dibuat dalam jumlah yang banyak. Jika saja Bai Lihai memiliki jiwa bisnis yang tinggi, mungkin ia bisa menjual Jimat-jimat itu pada para