Beranda / Fantasi / Sang Legenda dari Masa Lalu / Bab 02: Sihir Melawan Sihir

Share

Bab 02: Sihir Melawan Sihir

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-19 19:40:13

Nata menggerakan tangan kanannya perlahan, dua ksatria yang ada di atas panggung langsung menebaskan pedangnya ke arah leher Elis serta ayahnya yang hanya bisa terdiam dan memejamkan kedua matanya. Tiba-tiba saja pedang yang dipegang oleh kedua ksatria berbaju besi itu langsung terpental dari tangannya seolah dihantam dengan sangat kuat.

Tiba-tiba saja wanita di samping Leon yang sejak tadi berdiri langsung maju ke depan Leon seolah hendak melindunginya, tak hanya itu namun wanita itu juga langsung menatap ke arah Nata berada. Tatapan matanya yang tajam langsung bergerilya mengawasi setiap orang di sekitar Nata. Leon sendiri terlihat begitu kaget, sama halnya dengan Nata.

“Aku tidak menyangka jika wanita itu sampai bisa merasakannya, padahal aku sudah mencoba sebaik mungkin menggunakannya,” batin Nata.

“Ada apa ini Lia?”  tanya Leon yang juga terlihat waspada.

“Tuan tolong berhati-hati, tampaknya ada penyihir hebat di sekitar sini. Meski sihir yang digunakannya hanyalah tingkatan Dwi, tapi bukti Tuan sampai tidak menyadarinya berarti orang yang menggunakannya sangatlah mahir,” jelas Lia Angelia, sang penyihir yang bekerja untuk keluarga Leonard.

“Apa? Siapa orang yang berani macam-macam dengan keluarga Leonard?!” bentak Leon seraya menatap orang-orang yang masih berkerumun. Mereka tampak sangat kebingungan dan saling memandang karena tidak tahu siapa sebenarnya yang menggangu proses eksekusi.

“Keluar kau! Aku tahu kau masih di sini!” teriak Leon lagi.

“Ini buruk, aku tidak menyangka jika wanita itu akan menyadarinya,” batin Nata yang masih memikirkan cara terbaik untuk menyelamatkan kedua orang yang akan dieksekusi.

“Kalian! Lanjutkan eksekusinya, biarkan Lia yang mengurus si pengecut itu!” perintah Leon kepada ksatria yang bertugas untuk mengeksekusi Elis dan ayahnya.

Lia mengangkat kedua telapak tangannya ke udara dan mulai merapalkan kalimat untuk menggunakan sihirnya. Perlahan tampak titik api muncul di atas telapak tangannya, Nata langsung waspada. Dia sadar kalau Lia belum menyadari keberadaannya, karena itulah Lia bermaksud untuk menyerang ke arah tadi dia merasakan aliran ‘mana’ saat Nata menggunakan kekuatannya.

“Fireball!” gumam Nata saat melihat Lia melemparkan bola api yang cukup besar dari kedua tangannya menuju kerumunan warga yang berada di dekat Nata.

Seiring dengan serangan Lia, dua ksatria kembali mengayunkan pedangnya ke leher Elis serta ayahnya. Akan tetapi lapangan tersebut tiba-tiba saja dipenuhi oleh kabut, saat itu juga bola api yang Lia lemparkan mendadak lenyap tak berbekas. Seiring dengan itu Nata langsung melesat ke tengah panggung dan menghantam pedang kedua ksatria yang hendak memenggal Elis.

Sihir angin yang digunakan Nata memang tidak untuk melukai, dia hanya ingin mementalkan pedang ksatria tersebut. Namun para ksatria itu tidak tinggal diam, merasa ada pergerakan seseorang ke arah mereka, langsung saja keduanya berniat menghajar Nata. Melihat respon musuhnya yang cukup tepat di tengah kepulan kabut tebal di lapangan itu membuat Nata cukup kagum.

Akan tetapi Nata tidak kesusahan menghindari serangan musuhnya tersebut dengan meliukan badannya. Sembari meliukan tubuhnya tersebut Nata langsung menyerang dengan sihir angin di tangannya tanpa merapal sedikitpun. Angin yang memadat langsung menghantam tubuh kedua ksatria yang menyerangnya.

Akan tetapi diluar dugaan sebuah tombak cahaya melesat cepat dari atas menuju ke arah Elis. Nata tersentak kaget melihatnya, dia tahu kalau itu adalah sihir tingkatan Tri (tingkat ketiga) ‘lightning spear’. Secepat kilat Nata langsung menggunakan sihir yang setingkat yaitu ‘wind spear’ dia melemparkan tombak angin searah dengan sihir musuh.

Seketika itu juga terdengar suara benturan kecil akibat dua sihir yang beradu di udara, kabut tebal yang menyelimuti panggung di tengah lapangan itu langsung tersingkap akibat ledakan dua sihir tingkat ketiga di udara. Hanya sekejap saja sesosok bayangan hitam dengan baju hitam bertudung melesat menuju Nata seraya melesatkan pisau belati di tangannya.

Akan tetapi jauh sebelum bayangan itu mendekat Nata sudah merasakan aliran mana seseorang yang menuju ke arahnya. Dengan cekatan Nata langsung melompat ke panggung seraya melepaskan sihir angin untuk menghancurkan ikatan Elis serta ayahnya. Namun sesaat sebelum Nata menapakan kakinya di panggung, tiba-tiba saja tombak api melesat ke arahnya dengan sangat cepat, di sisi lain bayangan yang tadi menyerangnya kembali bergerak menghunuskan belati di tangannya dari samping Nata.

Namun Nata langsung menyatukan kedua telapak tangannya, tiba-tiba saja gelombang angin memadat melindungi Nata beserta Elis serta ayahnya. Sihir ‘fire spear’ yang dilemparkan Lia langsung hancur, orang yang menyerang Nata dari samping juga terhempas hingga tudung yang menutupi wajahnya juga terbuka.

Saat itulah Nata langsung menangkap Elis di tangan kirinya serta ayah Elis di tangan kanannya. Nata menggunakan sihir angin sebagai pijakannya untuk melesat cepat ke udara, akan tetapi sesaat sebelum dia pergi meninggalkan lapangan itu Nata sempat melirik ke arah orang berbaju hitam yang menyerangnya. Tampak jelas wajah kaget di wajah orang tersebut yang ternyata seorang pria, namun Nata tidak yakin apa yang membuat pria itu terkejut.

“Terlalu berbahaya menghadapi dua penyihir yang bisa menggunakan sihir tingkat tiga sembari melindungi orang lain. Terlebih rasanya ada yang aneh dengan kekuatanku,” batin Nata yang memilih pergi dari tempat itu untuk menyelamatkan Elis serta ayahnya.

Nata melesat ke udara seraya membawa Elis dan ayahnya, dia tidaklah terbang namun menggunakan sihir angin sebagai pijakannya. Setelah dirasa cukup jauh dari daerah tadi Nata mulai turun ke tanah dan meletakan Elis serta ayahnya yang terlihat begitu lemas. Dengan seksama mereka terlihat terus memperhatikan Nata yang pastinya sangat asing.

“Sekarang kalian sudah aman, untuk sementara kalian sebaiknya beristirahat dulu,” ucap Nata.

“Jika dipaksakan untuk terus menjauh mungkin mereka akan tumbang karena kelelahan, lagipula jika melihat situasinya memang lebih baik bersembunyi lebih dahulu sambil menunggu mereka pulih,” batin Nata sambil menggerak-gerakan tangannya karena merasa masih ada yang aneh dengan kekuatannya.

Nata kemudian berjongkok dan meraba permukaan tanah seolah mencari sesuatu, menghantam permukaan tanah dengan tangan kanannya, mendadak air bersih keluar dari dalam tanah. Elis dan ayahnya hanya bisa tertegun kaget dan saling memandang satu sama lain. Nata kemudian menggunakan sihir angin untuk memotong dahan pohon di dekatnya, dia melubangi bagian dalam dahan pohon tersebut agar bisa menampung air yang keluar dari dalam tanah.

“Minumlah, itu air murni dari dalam tanah jadi kalian tidak perlu khawatir untuk meminumnya,” kata Nata sambil menyerahkan air yang sudah ditampung di dahan pohon kepada ayah Elis.

“Te..rima kasih,” ucap ayah Elis dengan tatapan berbinar-binar. Nafasnya terlihat begitu memburu, dia kemudian meminum air tersebut. Sementara Elis hanya bisa memandang Nata dengan tatapan bingung, kejadian yang begitu singkat itu mungkin masih belum bisa dia cerna dengan kondisi tubuhnya yang lemah seperti itu. Elis juga kemudian meminum air setelah ayahnya.

“Kondisi mereka benar-benar memprihatinkan. Aku rasa mereka harus memakan sesuatu, mungkin saja mereka diperlakukan tidak layak sebelum akhirnya di giring ke lapangan untuk di eksekusi,” pikir Nata sembari menghela nafas panjang karena iba. Tampak wajah ayah dan anak itu terlihat agak segar setelah meminum air.

“Aku akan mencari dan makanan dulu. Kalian sebaiknya jangan kemana-mana, mereka tidak akan bisa mengetahui keberadaan kalian di sini,” ucap Nata seraya melangkah pergi untuk mencari air dan makanan, Ayah Elis terlihat hanya bisa mengangguk lemah menanggapi kata-kata Nata.

Sejak tadi Nata sudah memasang sihir pengahalang untuk menyembunyikan keberadaan mereka berdua, selain itu di hutan rimbun tempat mereka berada saat ini akan membuat persembunyian semakin sulit ditemukan. Namun, baru saja Nata membalikan tubuhnya untuk mencari makanan mendadak Elis dan ayahnya menjerit kencang.

Nata terperanjat karena merasakan energi sihir di belakangnya, terlihat jelas Elis dan ayahnya berguling-guling di tanah sambil memegang dadanya yang mengepulkan asap hitam. Sontak saja Nata berlari dan memeriksa keadaan mereka berdua dari dekat, dia sadar kalau itu adalah jenis sihir khusus atau sering disebut sihir tingkatan Nawa.

“Cih, aku tidak menyangka bahkan mereka sudah menanamkan sihir tingkatan nawa ke tubuh mereka berdua,” gumam Nata yang langsung menggenggam tangan kanan Elis dan tangan kiri ayahnya.

“Jika dilihat dari kadar dan reaksi mereka berdua, tampaknya aku harus menggunakan sihir healing tingkatan Panca (kelima),” batin Nata yang langsung berkonsentrasi untuk menggunakan sihirnya.

Cahaya gradasi warna kuning mulai menyelimuti kedua tangan Nata. Perlahan cahaya tersebut semakin terang dan pekat. Namun tiba-tiba saja darah mulai keluar dari tepi mulut Nata, tangannya bergetar hebat. Nafasnya memburu hingga detak jantungnya terdengar cukup kencang, saat ini Nata akhirnya sadar apa yang salah dengan kekuatannya, kenyataan bahwa dia tidak bisa menggunakan seluruh kemampuannya benar-benar membuatnya bingung.

“Apa ini? Aku bahkan tidak bisa menggunakan sihir tingkatan panca?” batin Nata seiring dengan keringat dingin yang mulai keluar dari kening dan punggungnya.

Bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dedeh Dian
gimana tuh...ga seru ah. ..masa penolong nya kewalahan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Penutup

    Selamat pagi sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Sang Legenda dari Masa Lalu akhirnya sampai di titik akhir, kisah yang bermula pasti akan berakhir. Perjalanan panjang Nata Digjaya akhirnya telah berakhir, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 163: Akhir Perjalanan Sang Legenda

    Satu bulan sudah berlalu sejak pertemuan tujuh pemimpin kerajaan besar dunia, kini hampir semua orang sudah tahu bahwa era Superbia sudah berakhir dan sudah dimulai sebuah era baru yang bernama Victoria. Semua itu tak terlepas dari peran para pemimpin tujuh kerajaan besar yang langsung menyebarkan kabar tentang hasil pertemuan semua pemimpin.Kini semua kerajaan sedang sibuk-sibuknya memulihkan keadaan kerajaan mereka masing-masing, Kerajaan Irish juga masih sibuk menata kota yang sistem pemerintahannya carut marut akibat pemerintahan Raja Setra Kaladupa. Banyak kota dan desa yang dibangun kembali terutama wilayah bagian utara yang sempat menjadi tempat kerusuhan, sementara di selatan ada Desa Nalangsa yang juga sedang dibangun kembali.Nata serta Elis beberapa minggu terakhir juga ikut serta membantu pembenahan Desa Nalangsa yang sebelumnya sudah menjadi desa yang kosong karena pembantaian Daiats, mereka juga mengundang para kerabat dan ora

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 162: Era Baru, Victoria!

    Sontak saja semua orang yang ada di sana sangat terkejut kecuali Rena yang memang sejak lama sudah berbincang tentang masalah tersebut dengan Elis dan Nata. Meski awalnya dia menolak permintaan mereka berdua namun pada akhirnya Rena menyetujuinya dengan berat hati.“Tapi nona, apa yang terjadi?” tanya Candra yang terlihat begitu kaget.“Anda dan tuan Nata adalah orang paling penting bukan hanya bagi Kerajaan Irish namun juga bagi enam kerajaan besar lainnya, apa yang terjadi sampai anda memilih keputusan seperti itu?” tanya Raja Wirya.“Sudah sejak lama Nata memikirkan semuanya, dia sudah berjuang dengan sekuat tenaga agar dunia sampai di titik saat ini. Mungkin bukan berarti sekarang kami menyerah atau sudah puas, tapi dengan kondisi Nata saat ini rasanya sudah cukup kami untuk berdiri bersama tuan dan puan semuanya,” jawab Elis.“Bukan berarti kami ingin me

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 161: Pertemuan 7 Pemimpin Kerajaan Besar Dunia

    Lebih dari dua bulan waktu sudah berlalu sejak eksekusi Verz Saturn. Kini Raja Wirya dan Rena semakin sibuk dengan penataan kerajaan besar lainnya, tapi karena bantuan dari Nata dan yang lainnya tugas mereka tidak mendapatkan halangan yang berarti, terutama Elena yang sangat berperan penting dengan sihir teleportasinya.Saat ini rakyat Kerajaan Thymus sudah setuju dengan usul dari Nata agar Candra memimpin kerajaan mereka untuk sementara. Tak lama setelah Candra resmi menjadi raja sementara dia langsung bergerak dengan menghukum banyak bangsawan dan petinggi kerajaan yang serakah dan menggantinya dengan orang-orang yang jujur serta adil, tindakannya itu langsung disambut baik seluruh rakyat Kerajaan Thymus.Kerajaan Nigella, Dicentra, Fragaria dan Iberis juga setuju dengan usul Nata tentang pemilihan pemimpin kerajaan mereka yang dipilih langsung oleh rakyatnya. Selama beberapa minggu terakhir ini pemilihan pemimpin dilakukan di keempat kera

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 160: Pewaris Kekuatan Raja Iberis (part 2)

    Nata menjelaskan bahwa Raja Iberis juga bisa menangkal serangan langsung tekanan mana miliknya hingga tubuhnya tidak bisa hancur hanya dengan jentikan jari saja, sihirnya juga tidak terurai lagi saat Nata menjentikan jarinya padahal semua penyihir lainnya tidak bisa melakukan hal seperti itu. Jika Verz memang pewaris kekuatan Raja Iberis maka dia juga akan melakukannya karena dia tidak akan mungkin mau mati begitu saja.Ketika Verz Saturn juga tidak terkena dampak apa-apa saat Nata menjentikan jarinya dia jadi yakin bahwa Verz memang orang yang mewarisi pengetahuan Raja Iberis, sebab sejauh ini hanya Raja Iberis dan Draco saja yang tahu cara menghentikan serangan langsung Nata tersebut. Ditambah lagi nilai Verz yang hampir sempurna di dalam tes menambah Nata semakin yakin.Raja Iberis selama ini sudah banyak melakukan percobaan dengan semua sihir terlarang yang ada, tentunya hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena kalau banyak oran

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 159: Pewaris Kekuatan Raja Iberis (part 1)

    Verz terlihat menatap tajam Nata yang mulai menggerakan kedua jarinya. Saat itu juga Nata langsung menjentikan jarinya hingga suaranya terdengar oleh Candra, Elis dan Verz sendiri. Namun tidak ada hal apapun yang terjadi, Nata saat itu juga langsung tersenyum.“Sepertinya memang dia orangnya, Elis!” ucap Nata di dalam pikiran Elis.“Pangeran Candra, dia orangnya!” tukas Elis yang dengan cepat langsung menggunakan sihir naga api putih, udara di ruangan tersebut terasa sangat panas.“Baik!” tukas Candra yang langsung menggenggam pedangnya dengan kuda-kuda yang kokoh.Namun Verz kini terlihat tidak terkejut, dia langsung menggunakan sihir naga air hingga udara di ruangan tersebut juga mulai lembab. Nata mencoba kembali menjentikan jarinya namun naga air itu tidak hilang, semua itu sama persis seperti saat dia melakukannya kepada Brick. Hal itu menandakan Verz juga tah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status