Share

Bab 13

Penulis: Abimana
"Kak Disa, tumbuhan yang dimasukkan ke dalam perut ikan itu rumput cincau, bukan? Apakah rumput itu bisa dimakan?"

Disa menggelengkan kepalanya yang artinya dia tidak tahu. Dia tidak pernah mendengar bahwa rumput cincau bisa dimakan.

"Kak Disa!" Daisha menunjuk tumpukan singkong di halaman. "Apa itu?"

"Tidak tahu." Disa menggelengkan kepalanya.

"Seperti akar pohon, apakah mau dijadikan kayu bakar?"

"Bukan." Disa menggelengkan kepalanya lagi. "Tuan bilang untuk dimakan."

"Untuk dimakan? Apakah akar pohon bisa dimakan?"

"Tentu saja bisa, itu bukan akar pohon, tapi singkong." Arjuna berdiri, kemudian pergi mengambil tiga batang singkong yang panjangnya sekitar dua puluh sentimeter. "Sini, kupas kulit tiga batang singkong ini, kemudian dimasak."

Singkong dalam panci matang dengan cepat, ikan di atas arang mengeluarkan bunyi bakar. Arjuna menaburkan sedikit garam, aroma ikan bakar langsung memenuhi seluruh halaman.

"Wangi sekali."

Meskipun Daisha sudah menikah, dia masih kecil. Dia tidak bisa menahan air liurnya saat menatap ikan bakar yang ada di atas bara api.

Disa lebih tua, jadi dia tidak menunjukkannya sejelas Daisha. Namun, dia diam-diam menelan ludah beberapa kali.

Mereka tidak pernah tahu bahwa ikan bisa begitu lezat.

Melihat ekspresi lapar kedua perempuan itu, Arjuna ingin tertawa sekaligus merasa sedih. Kelak dia pasti akan membiarkan mereka hidup nyaman.

"Jangan lihat lagi, keluarkan singkong dari panci. Saatnya makan."

Daisha yang kakinya tidak leluasa pun berlari dengan cepat.

Meskipun air liur di mulutnya hampir menetes, Daisha masih menahannya. Dia memecahkan singkong menjadi potongan-potongan kecil untuk memudahkan Arjuna memakannya.

Setelah mengeluarkan singkong, dia mengambil ikan dengan hati-hati, memilah tulang ikan sebelum meletakkannya di piring, kemudian membawanya ke depan Arjuna.

"Tuan, kamu makan dulu."

"Kalian makan juga." Arjuna tidak terbiasa dilayani seperti ini.

"Terima kasih, Tuan."

Daisha mengucapkan terima kasih, kemudian dia membawa makanan pergi bersama Disa.

"Kalian mau ke mana?" Arjuna meletakkan makanannya karena terkejut.

Ketika Daisha dan Disa menatapnya, mereka juga tampak terkejut.

Sebelumnya Arjuna tidak mengizinkan mereka duduk satu meja dengannya.

"Sialan!" Arjuna menepuk keningnya. Dia baru mengingat Arjuna sebelumnya yang melarang Disa dan Daisha makan satu meja dengannya.

"Mulai hari ini, kalian harus makan di meja, kita makan bersama. Ini adalah perintah."

Betapa senangnya makan ditemani dua wanita cantik.

Setelah menikah dengan Arjuna selama setahun lebih, ini adalah pertama kalinya Disa dan Daisha makan dengan lezat dan kenyang.

Setelah makan, Arjuna memperkirakan waktunya sudah pukul dua atau tiga sore. Saat ini, pasar di kota sudah tutup. Kelinci dan burung pegarnya hanya bisa dijual besok.

Matahari terbenam lebih cepat pada musim dingin, dia tidak mungkin keluar lagi saat ini. Arjuna meminta Alsava bersaudari untuk membersihkan sisa ikan dan mengasinkannya dengan garam.

Arjuna sendiri tidak bersantai, dia mengubah sebuah keranjang bambu rusak menjadi keranjang ikan.

Di halaman yang kecil, ketiga orang itu sibuk masing-masing.

Disa dan Daisha sesekali mencuri pandang ke arah Arjuna.

Ini adalah pertama kalinya Arjuna tidak berbaring saja di tempat tidur saat mereka sedang bekerja.

Entah apa yang sedang dia lakukan. Membuat keranjang bambu? Penampilannya sangat berbeda dengan keranjang bambu biasanya.

Kedua kakak beradik itu sangat penasaran dengan keranjang ikan yang ada di tangan Arjuna. Namun, mereka hanya berani melihat dari jauh, tidak berani mendekat untuk bertanya.

"Telur! Burung pegar ini bertelur!"

"Benar!"

Arjuna, yang sedang membuat keranjang ikan, mendengar dua seruan. Lantas, dia menoleh ke arah suara, kemudian mendapati kedua istrinya yang berkumpul di samping kandang ayam dengan gembira.

Arjuna menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Dasar dua gadis kecil.

"Kalau begitu, kita simpan saja ayam yang bertelur itu, jangan dijual," ujar Arjuna.

"Jangan dijual?" Daisha memandang Arjuna dengan heran.

Dulu Disa juga pernah berburu burung pegar. Setiap kali dia pulang berburu, Arjuna yang dulu langsung membawa hasil buruannya untuk dijual. Setelah mendapat uang, pria itu langsung membeli arak atau berjudi.

"Ya, jangan dijual. Daisha, tubuhmu terlalu lemah. Kamu harus banyak makan telur agar bergizi."

"..."

Daisha tertegun untuk waktu yang lama, lalu dia menarik Disa yang juga tertegun di sampingnya. Daisha berbisik, "Kak Disa, apakah kamu mendengarnya? Tuan bilang ...."

"Jangan percaya begitu saja. Siapa tahu apa niatnya?" Disa tersadar, lalu memadamkan harapan Daisha.

"Kak Disa ...." Daisha tampak ragu.

Dia ingin memercayai Arjuna, tetapi dia takut semua ini hanya halusinasinya.

Malam hari, Daisha meminum sup telur dengan cemas atas perintah Arjuna.

Hanya semangkuk kecil sup telur saja, dia berhenti lima atau enam kali untuk melirik Arjuna.

"Kenapa? Haruskah aku menyuapimu?"

"Hah? Bukan, bukan!" Wajah Daisha memerah, dia akhirnya berhenti melirik Arjuna. Dia menghabiskan sup telur, lalu dengan cepat pergi menghangatkan tempat tidur untuk Arjuna.

Malam kedua di Kerajaan Bratajaya juga dimulai dengan Disa menghangatkan tempat tidur.

Namun, tidak lagi setegang malam pertama.

Daisha tidak lagi takut pada Arjuna, Disa juga tidak lagi diam-diam memegang panahnya, waspada terhadap Arjuna.

Keesokan harinya.

Setelah tidur nyenyak, Arjuna bangun dan menemukan bahwa langit sudah terang.

Disa dan Daisha yang ada di sisi lain tempat tidur belum bangun.

Setelah sekian lama menikah, mereka baru kali ini makan begitu kenyang, tidur begitu nyenyak dan tenang sehingga mereka kesiangan.

Melihat dua wajah cantik tersebut, Arjuna tidak tega untuk membangunkan mereka.

Setelah menyelimuti Daisha, Arjuna turun dari atas perapian dengan pelan-pelan.

"Tuan!"

Akan tetapi, begitu Arjuna bergerak, kedua orang itu langsung bangun.

Mereka memandang Arjuna dengan gelisah.

Arjuna menghela napas. "Ayo, jual hewan buruan."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Suroso Kemis
mantap keren
goodnovel comment avatar
Mohammmed Ghufrooon
lanjut teruss thorr
goodnovel comment avatar
Hauris Pati
ikan yg segar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 565

    "Siu!"Seseorang melintas ke depan Arjuna dengan sangat cepat.Ketika Arjuna melihat bahwa orang yang datang adalah Dewi, Dewi sudah mencekik Intan."Jangan!"Arjuna segera menghentikannya."Dia sudah tahu rahasia kita, kita tidak boleh membiarkannya hidup."Satu tangan dihentikan oleh Arjuna, Dewi pun menggunakan tangan lain."Paduka Kaisar ...." Wajah Intan memerah, menatap Dewi dengan penuh kesakitan, "Sebenarnya ... pada malam aku masuk ke istana, aku sudah tahu bahwa Paduka Kaisar adalah seorang wanita."???!!!Hal ini sama sekali berada di luar dugaan Dewi dan Arjuna.Bisa-bisanya Intan yang lemah begitu pintar."Kalau begitu aku lebih tidak boleh membiarkanmu hidup." Dewi mengunci tangannya di tenggorokan Intan, kemudian mengerahkan kekuatan secara tiba-tiba."Ugh!"Wajah Intan tiba-tiba memerah, matanya melebar, dia menatap Dewi dengan kesakitan.Dengan keterampilan bela diri Dewi, tidak butuh waktu lama untuk membunuh Intan."Paduka Kaisar!" Arjuna dengan cepat menepis tangan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 564

    Gulma setinggi lutut tumbuh di tengah-tengah bebatuan. Medannya tersembunyi, hanya ada satu pintu keluar di keempat sisi. Dijaga oleh satu orang saja sudah cukup.Alasan kenapa ada rumput liar yang begitu tinggi di Taman Kekaisaran bukan hanya karena medannya yang tersembunyi, tetapi juga karena kasim yang mengelola Taman Kekaisaran adalah kerabat jauh Yudha.Kasim itu malas dan lamban. Mengandalkan dukungan Yudha, dia hanya melakukan pekerjaan asal-asalan di Taman Kekaisaran."Aku sudah membuatnya pingsan dan menelanjanginya. Sekarang lakukan tugasmu!" Dewi melemparkan Intan yang telanjang dan tak sadarkan diri ke Arjuna.Saat Arjuna menangkap Intan, lengannya langsung menurun.Wanita ini benar-benar."Tidak bisakah kamu bersikap lebih lembut padanya? Dia pasti akan jatuh kalau aku tidak menangkapnya ketika kamu melemparnya begitu keras.""Lagi pula kamu pasti akan menangkapnya, jadi kenapa aku harus bersikap lembut?" Raut wajah Dewi dingin. Namun tidak peduli seberapa dinginnya dia,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 563

    Dewi merasa malu. "Karena aku bukan pria sejati. Para kasim dan pengasuh di istana adalah orang-orang Yudha, mustahil bagi mereka untuk berpura-pura seperti sebelumnya.""Oh, begitu." Dewi memelotot marah pada Arjuna sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. "Kamu kepikiran ide ini karena kamu ingin berhubungan dengan Selir Bijaksana itu, 'kan?""Aku benar-benar tidak berpikir seperti itu. Jangan khawatir, aku punya banyak cara untuk memastikan tidak ada yang tahu kalau itu palsu.""Palsu? Lakukan dengan benaran, tidurilah Selir Bijaksana." Dewi memarahi Arjuna lagi.Arjuna tidak bisa berkata-kata.Wanita adalah spesies yang mudah berubah."Sudah, tiduri saja. Jangan berisik lagi. Awas saja kalau kamu berisik lagi."Dewi melompat ke kain putih di depan ranjang naga lagi.Arjuna belum pernah melihat teknik yang digunakan oleh Yudha dan anak buahnya. Jika penipuan itu terungkap lagi, Selir Bijaksana, bahkan keluarganya tidak hanya akan kehilangan kekuatan militer mereka, tetapi juga nyawa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 562

    Ketika Arjuna hendak tertidur, Dewi tiba-tiba bertanya."Masalah ini bermula karena kamu berpura-pura berhubungan dengan Selir Bijaksana. Untuk menyelesaikan masalah ini, kita harus mulai dari saat kamu berhubungan dengan Selir Bijaksana.""Maksudmu ...." Dewi turun dari kain sutra putih, kemudian mendekati ranjang naga. "Suruh aku mengunjungi Selir Bijaksana lagi, mengembalikan posisi Intan sebagai selir untuk memenangkan hati Ardian dan putranya?"Arjuna mengangguk. "Itulah maksudku.""Sekalipun aku pergi menemui Selir Bijaksana meski Yudha keberatan, aku tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan kekuatan militer kepada Ardian. Ardian dan putranya tetap saja tidak memiliki kekuatan nyata." Dewi menyangkalnya di akhir perkataannya. "Caramu tidak akan berhasil."Tentara Harimau telah dipecahkan oleh Yudha. Jangankan sekarang, sekalipun Arga masih hidup, dia tidak ada cara untuk mengembalikan kekuatan Ardian dan putranya.Tanpa kekuatan militer, bagaimana Ardian bisa bersaing dengan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 561

    Pada hari kedua pernikahan, Selir Bijaksana Intan dituduh tidak suci. Gelarnya dicabut, dia diturunkan pangkatnya menjadi pembantu rendahan di Departemen Pencuci Pakaian.Keluarga Ardian mengalami bencana yang tidak terduga karena menipu Kaisar.Yudha agresif, ingin Dewi menghukum keluarga Ardian.Untungnya, kekuatan Arga saat itu lebih unggul. Ditambah Danis dan Ardian memiliki hubungan pertemanan yang dalam sehingga nyawa dan gelar Ardian terselamatkan.Namun, kekuatan militernya dilepas, Pasukan Harimaunya dibubarkan, dibagi menjadi berbagai pasukan di Bratajaya. Ardian mempertahankan gelarnya, tetapi gelarnya hanya sekadar pajangan. Dia tidak memiliki kekuasaan nyata sama sekali.Putra Ardian, Galang, tidak seberuntung itu. Dia diturunkan pangkatnya dari jenderal tingkat ketiga menjadi sekretaris tingkat kelima. Seperti ayahnya, jabatannya hanya sebatas nama saja.Istri Ardian sangat mencintai putrinya. Ketika dia mendengar putrinya diturunkan jabatannya menjadi pembantu di Departe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 560

    Gelar selir yang diberikan haruslah salah satu gelar baik yang telah diputuskan oleh kaisar sebelumnya.Karena pada saat itu, Pasukan Harimaunya Ardian kebetulan sedang dirotasi kembali ke ibu kota bersama Pasukan Serigalanya Danis.Dengan adanya pengekangan Pasukan Harimau Ardian, Yudha tidak berani bersikap terlalu lancang.Pada hari pernikahan, kaisar biasanya akan pergi ke kamar tidur Permaisuri.Akan tetapi, Dewi membenci Yudha saat itu, jadi dia tidak pergi ke kamar Permaisuri malam itu, melainkan pergi ke istana Selir Bijaksana Intan.Ketika Arga mengetahuinya keesokan harinya, dia pun meledak. Dia berkata, "Paduka Kaisar, kamu seharusnya mengikuti aturan. Kamu tidak boleh mendatangi Selir Bijaksana Intan secara impulsif karena membenci Yudha.""Tindakanmu tidak hanya merugikan Selir Bijaksana Intan, tapi juga seluruh keluarganya."Dewi baru naik takhta dalam waktu singkat sehingga tidak memahami seluk-beluk pertikaian istana. Biarpun dia salah langkah sedikit saja, dia harus me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 559

    Ketampanan bukan hal yang utama, yang utama adalah auranya.Kuat dan lurus.Seperti yang dikatakan saudari-saudarinya.Arjuna yang sekarang benar-benar berbeda dari Arjuna yang sebelumnya.Sedikit demi sedikit dan dengan hati-hati ....Dewi mendekati Arjuna.Saat kepalanya bersandar di dada Arjuna, Dewi sebenarnya iri pada Disa dan Daisha.Setiap malam, mereka bisa berbaring di dalam pelukan Arjuna secara terang-terangan.Arjuna adalah orang yang mudah tertidur, apalagi dia juga sangat lelah.Tak lama kemudian, dia sudah tertidur.Awalnya, Dewi mengira dia tidak akan bisa tidur. Tak disangka dia tiba-tiba juga mulai merasa mengantuk.Karena sekarang dia bisa tidur sambil memeluk istri lagi, Arjuna tidur nyenyak dan bermimpi indah."Istriku wangi sekali."Arjuna yang sedang berbicara dalam tidurnya, memeluk Dewi, kemudian menarik wanita tersebut ke dalam pelukannya.Dalam tidurnya, Arjuna mengira dirinya sedang memeluk Daisha. Dia terbiasa meletakkan tangannya di suatu tempat untuk meny

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 558

    Dada mereka hampir bersentuhan.Dewi sudah bisa mendengar suara hati Arjuna."Dug, dug, dug!"Detak jantung Arjuna yang kuat membuat jantungnya juga berdetak lebih cepat.Dia ingin menjauh, tetapi juga ingin mendekat.Keinginan naluriah terhadap tubuh laki-laki.Sebagai lelaki normal, ada seorang wanita yang kalem, cantik dan tegap menempel padanya.Bohong kalau bilang Arjuna tidak bereaksi sama sekali.Dia memeluk pinggang Dewi, lalu mulai menggerayanginya.Kulitnya halus dan lembut, membuat orang betah berlama-lama menyentuhnya.Tanpa sadar, tangan Arjuna mulai bergerak perlahan ke dalam.Saat kulit mereka bersentuhan, Dewi tiba-tiba menggigil, tubuhnya bergetar tanpa sadar.Perasaan ini, tindakan ini.Dewi benar-benar asing."Ce ... cepat lepaskan aku!" Lapisan butiran keringat muncul di wajah Dewi yang dingin dan cantik."Hm?" Suara Arjuna agak serak. "Bukankah kamu sendiri yang naik? Kenapa justru suruh aku lepas?""Kenapa?" Arjuna sengaja memprovokasi. "Apakah kamu takut?""Aku t

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 557

    Cahaya di mata Dewi berkedip kurang dari sedetik sebelum meredup lagi. "Bagaimana mungkin? Lupakan saja."Dewi melambaikan tangannya. "Intinya, kamu hanya orang desa, kamu masih tidak tahu apa-apa."Setelah berkata demikian, Dewi berdiri lalu berjalan keluar, meninggalkan punggung yang dingin untuk Arjuna.Arjuna mengedikkan bahu dengan tak berdaya.Dia juga membiarkannya saja, tidak perhitungan dengan seorang wanita tak berdaya.Malam hari.Arjuna masih tidur di ranjang naga, sedangkan Dewi tidur di kain sutra putih.Biasanya mereka berdua tidak berbicara, malam ini bahkan lebih tenang."Itu ...."Suara Dewi yang jernih dan dingin tiba-tiba terdengar."Setelah Kemal mengambil alih Pengawal Kegelapan, bawalah adik-adikku dan bayi-bayimu pergi. Ada ruang rahasia di bawah ranjang naga. Uang kertas, emas dan perak di dalam sana cukup untuk kalian makan seumur hidup."Entah kenapa, perasaan marah menyergap hati Arjuna. Dia merasa sedikit tercekik sehingga bicara dengan nada agresif."Apa m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status