Share

Bab 194

Penulis: Abimana
"Tuan, hari ini ...."

Disa tiba-tiba masuk.

"Aku ...."

Disa buru-buru berbalik lalu keluar. Dia juga membawa pergi Dinda yang mengikutinya ke dalam kamar.

"Ada apa, Kak Disa? Kenapa kamu tidak membiarkanku masuk?"

"Kamu kotor, mandi dulu baru boleh masuk ke kamar."

"Aku sudah mandi, Kak Disa."

"Kurang bersih, mandi lagi."

"Kak Daisha." Dinda memanggil sosok yang berlari melewatinya. "Kamu mau pergi ke mana?"

"Aku ... aku mau pergi mandi."

Disa ingin memberi ruang bagi Daisha dan Arjuna, tetapi Daisha terlalu malu. Dia tidak punya keberanian untuk melakukannya. Ketika Arjuna berhenti karena diganggu oleh Disa, Daisha mendorong Arjuna kemudian berlari ke luar.

"Mandi saja lari begitu cepat. Apakah kamu takut aku merebut kamar mandi denganmu?"

Melihat Daisha tidak membalasnya, Dinda menggelengkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Disa lagi. "Kak Disa, apakah aku masih harus mandi lagi?"

"Tidak perlu."

Disa sangat kesal. Kalau saja dia tidak terlalu ceroboh ....

Aish!

Disa memukul kepalanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 898

    "Api di halaman hari ini sangat besar, kita mengepungnya dari segala penjuru. Jangankan orang mati, bahkan seekor semut pun tidak bisa keluar dari halaman. Memangnya Arjuna menguasai teknik teleportasi, kemudian keluar dari bawah tanah?""Hmph!"Menteri Ritus Miko, yang berdiri di samping dengan patuh, tiba-tiba tak bisa menahan tawa. Ketika Yudha dan Kemil menatapnya, dia buru-buru menjelaskan."Kurasa Arjuna menguasai teknik teleportasi dan melewati bawah tanah sekalipun akan terbakar. Saat ini, dia mungkin sudah menjadi tikus panggang."Miko telah menyanjung begitu banyak kali, akhirnya kali ini dia menyanjung dengan tepat.Mendengar kata-kata Miko, suasana hati Yudha langsung cerah.Ya, apinya begitu besar. Seandainya Arjuna memiliki kemampuan untuk pergi lewat bawah tanah, dia pasti sudah terpanggang."Pergilah."Yudha, yang sedang dalam suasana hati baik, mengangkat dan melambaikan tangan. Dia berkata kepada Miko. "Pemakaman nasional Perdana Menteri Kiri tidak boleh dihentikan. U

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 897

    Arjuna tidak sempat mendapat jawaban dari Amara.Sesuatu mendarat di telapak tangan Arjuna.Liontin giok di tangan Amara yang jatuh ke telapak tangan Arjuna."Amara, Amara!"Tak peduli bagaimana Arjuna memanggil, wanita cantik di dalam pelukannya itu tak lagi merespons.Dia memejamkan mata, sudut mulutnya sedikit terangkat.Seperti putri yang tertidur dalam mimpi indah dalam buku dongeng."Nona!"Sera bergegas masuk sambil menangis. Dia berlutut di samping Arjuna sambil bergumam, "Kamu bersumpah akan membunuh semua pria di dunia sejak kecil, tapi pada akhirnya kamu mati demi seorang pria."Dari mulut Sera, Arjuna perlahan memahami bahwa Istana Kebebasan adalah organisasi yang khusus mencelakai laki-laki.Arjuna ingin menangkap Sera untuk diinterogasi, tetapi Sera bunuh diri dengan menenggak racun terlebih dahulu.Saat menguburkan Amara, Arjuna tiba-tiba teringat sesuatu."Pedang Kuning?" Arjuna menoleh, kemudian dia bertanya pada Dewata Pedang Kuning yang berdiri di sampingnya. "Kamu t

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 896

    "Tuan ... lepaskanlah ... cadarku."Berbaring di dalam pelukan Arjuna, Amara begitu lemah hingga hampir tak bisa membuka matanya.Namun dari sorot matanya cerah, bisa dilihat bahwa dia sudah tak sabar. Tidak sabar untuk menjadi istri Arjuna.Dia pernah berpikir bahwa dia tak akan menemukan pria yang akan melepas cadarnya.Ternyata Tuhan tidak terlalu jahat padanya.Dia akhirnya berhasil menunggu pria yang memenuhi syarat itu.Arjuna menghela napas."Jika benar-benar ada reinkarnasi di dunia ini, jika kamu bertemu denganku lagi di kehidupan selanjutnya, jangan begitu bodoh lagi, mengerti?"Sebagai orang modern yang tumbuh besar dengan teknologi modern, Arjuna merasa ucapannya konyol.Namun jauh di lubuk hatinya, dia tetap berharap sains tidak dapat membuktikan segalanya.Semoga ada reinkarnasi di kehidupan selanjutnya."Oke." Amara mengangguk patuh.Arjuna meletakkan tangannya di belakang telinga Amara, lalu dengan lembut mengangkat tali merah di belakang telinganya. Cadar merah yang me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 895

    "Kenapa kamu begitu bodoh? Apa maksudmu hanya salah satu dari kita yang bisa selamat?!" marah Arjuna dengan keras.Arjuna sangat kesal dengan aturan "ada kamu, maka tidak ada aku" seperti itu. Manusia hidup di dunia ini untuk mengubah takdir mereka.Sekalipun pada akhirnya tidak bisa mengubah takdir, setidaknya mereka telah berusaha sebaik mungkin sehingga tidak meninggalkan penyesalan.Amara bahkan tidak melawan.Arjuna benar-benar kesal.Jika Amara bisa memercayainya dan menceritakan semua kejadian dengan jujur, dia mana perlu menempuh jalan ini?Sejak terjebak di Pondok Salju, Arjuna selalu memberi Amara kesempatan untuk mengaku, tak disangka Amara masih saja membuat pilihan seperti ini.Dada Amara berdarah. Sapu tangan sutra putih yang diikatkan ke wajahnya juga ternodai darah.Sejumlah darah di tubuhnya telah keluar dari mulutnya.Pasti sangat menyakitkan, tetapi ekor mata Amara sedikit terangkat. "Apakah ada orang yang tidak bodoh di depanmu?""Tapi kamu tidak cukup bodoh. Bukank

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 894

    "Nona, mereka ....""Ini perintah!" Amara menyela wanita tua itu. "Segera buka jaringan bawah tanah di Kota Harmonika!""Wow!"Dewata Pedang Kuning berlari menghampiri, lalu bertanya kepada Amara dengan penuh semangat. "Nona, benar-benar ada jaring bawah tanah Istana Kebebasan di Kota Harmonika ya."Mata pria tua itu berbinar-binar.Dia pernah mendengar bahwa Istana Kebebasan memiliki jaring bawah tanah di banyak kota. Dia sangat penasaran dan ingin segera melihatnya.Amara mengangguk pelan, suaranya terdengar elegan. "Tolong bawa mereka masuk.""Oke, oke!"Dewata Pedang Kuning berlari ke arah Arjuna dengan gembira."Nak, kenapa kamu masih berdiri diam? Amara akan membuka jaring bawah tanah, kita selamat!"Meskipun curiga, tidak ada cara lain sekarang.Arjuna membawa istri dan anak-anaknya, diikuti oleh Dewata Pedang Kuning, kembali masuk ke kamar.Wanita tua itu melirik Arjuna dan yang lainnya, lalu berbalik untuk bertanya kepada Amara dengan serius. "Nona, apakah kamu tahu apa yang s

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 893

    Tak lama kemudian, Merlot dan Shiraz juga diselamatkan.Tak lama setelah pernikahan, Arjuna memimpin pasukannya ke medan perang.Kegembiraan Merlot dan Shiraz saat melihat Arjuna tak kalah dari Daisha.Ini suami mereka, pria yang hebat.Dia tidak mati.Bagus sekali, bagus sekali!"Aku tahu kalian punya banyak hal untuk ditanyakan, tapi sekarang kita harus keluar dari sini dulu.""Bam!"Sebelum Arjuna selesai berbicara, dinding yang mengarah ke halaman luar tiba-tiba runtuh. Api yang berkobar seperti naga api, melesat ke dalam rumah dari luar.Arjuna mengerutkan kening.Apinya dua kali lebih ganas daripada saat dia masuk.Arjuna mengendus.Tunggu.Apinya berbau minyak pinus."Byur!"Dari kejauhan, Arjuna melihat seorang prajurit menuangkan seember air ke halaman.Bau minyak pinus makin kuat.Ember itu sama sekali bukan air, melainkan minyak pinus yang terlihat hampir sama dengan air."Byur!"Seember 'air' lagi dituangkan dari luar. Kali ini prajurit itu berlari ke dalam rumah, menuangka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status