Share

Bab 460

Penulis: Abimana
"Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.

Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.

Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.

Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.

Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.

Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api.

"Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!"

"Siap!"

Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu.

"Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!"

"Plak!"

"Plak, plak!"

Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.

Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Miguel Belo
mana bab barunya?
goodnovel comment avatar
The One
lebaran haji nanti. kelar gk ya
goodnovel comment avatar
Rambe Bg
laporkan di playstor! buat ulasan buruk biar betambah bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 874

    Untuk menghemat kulit, dia membuat tas tidur yang lebih besar. Setidaknya tujuh atau delapan orang bisa tidur dalam satu tas tidur.Lagi pula, cuacanya dingin, jadi lebih hangat bila berdesakan.Ibunya Johan juga mengeluarkan selimut katun dari tempat tidur, kemudian membuat beberapa tas tidur dengan selimut katun, yang disediakan untuk lansia dan anak-anak.Akhirnya, ibunya Johan dengan bijaksana membuat tas tidur ganda dengan bahan katun untuk Arjuna dan Disa.Tenda didirikan, tas tidur siap, kompor pun sudah dibuat.Selanjutnya adalah makanan.Ini juga masalah yang paling dikhawatirkan orang-orang.Tidak banyak makanan yang tersisa. Setelah gempa bumi, jumlahnya bahkan lebih sedikit."Tukang daging," teriak Arjuna."Tuan, aku di sini!"Tukang daging yang tinggi itu berlari ke arah Arjuna."Bawa semua pisau, lalu cari orang-orang kuat, ikut aku.""Boleh.""Kenapa kamu tidak membawaku kali ini? Apakah kamu merasa aku sudah tua?" Dewata Pedang Kuning berjalan ke depan Arjuna dengan waj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 873

    Empat tenda, tiga besar dan satu kecil. Dua untuk pria, satu untuk wanita dan anak-anak, yang kecil untuk lansia.Saat membangun tenda, ibunya Johan diam-diam membuatkan satu tenda kecil untuk Arjuna dan Disa.Dia merasa bahwa Arjuna, sebagai seorang pemimpin, tidak seharusnya berdesakan dengan semua orang.Ketika para wanita berada di dalam tenda, Arjuna masih menggambar kanopi yang terbuat dari tirai yang lebih tipis.Arjuna meminta tukang daging untuk membawa para pria mencari batu di sekitar.Batu-batu tersebut digunakan untuk membuat tungku dan memasang tenda.Para wanita membuat tenda.Para pria memindahkan batu, membuat tungku, dan mendirikan tenda.Semua orang bekerja begitu keras sehingga banyak orang lupa bahwa mereka sedang menderita bencana.Kebanyakan orang yang bisa datang ke Restoran Khazanah Rasa untuk mendengarkan musik berasal dari keluarga kaya.Memindahkan batu, membuat tungku, dan mendirikan tenda.Sangat baru bagi mereka.Jadi mereka melakukannya dengan lebih sema

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 872

    Dia memiliki seorang putra di usia tuanya. Putranya baru saja menikah beberapa waktu lalu. Dia sangat ingin menggendong cucu. Jika dia tidak memiliki cucu laki-laki, cucu perempuan juga tidak masalah.Dia benar-benar tidak ingin mati di lembah ini."Tuan, mohon bawa kami bertahan hidup."Orang-orang mengikuti pria tua itu untuk memohon pada Arjuna.Satu per satu, semua orang berkumpul."Hei, jangan begini!" Arjuna hanya merasa sakit kepala. "Aku bukan dewa, belum tentu bisa membawa kalian keluar hidup-hidup.""Kamu bisa."Pria tua itu menatap Arjuna sambil berkata dengan tegas."Tuan, kamu pasti bisa."Ketika Arjuna memasak nasi harum dengan tabung bambu dan menggoreng hidangan lezat seperti restoran dengan lempengan batu, dia tahu bahwa Arjuna pasti bisa.Arjuna bukanlah orang yang berdarah dingin.Kebanyakan orang di hadapannya adalah orang-orang biasa yang baik hati.Melihat mereka mati kedinginan dan kelaparan di hadapannya, Arjuna juga tak tega."Terima kasih atas kepercayaan kali

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 871

    "Aku sudah mau mati kelaparan."Sebuah suara geram terdengar, Ilham memegang perutnya sambil dengan angkuh memerintahkan orang-orang di depannya. "Kalian, cepat pergi ke kamarku di Pondok Salju untuk cari beras!"Tidak ada yang menanggapi kata-kata Ilham, semua penyintas menatapnya dengan tatapan kosong."Kalian tuli?" Ilham makin geram, kemudian dia meminta dua pelayannya untuk memukuli orang-orang itu."Ah!"Tiba-tiba seseorang berteriak. Orang itu bergegas menghampiri Ilham, kemudian langsung menghajarnya."Astaga, astaga, beraninya kamu memukulku?" teriak Ilham."Ya, aku berani. Aku sudah lama menoleransimu. Akan kupukul kamu sampai mati!"Pria itu makin bersemangat.Kedua pelayan Ilham ingin membantu, tetapi mereka ditahan erat oleh orang."Ya, pukul dia sampai mati! Pukul dia sampai mati!"Setelah ditindas oleh Ilham selama berhari-hari, orang-orang ini telah lama dipenuhi amarah. Lagi pula, tidak ada harapan untuk bertahan hidup sekarang. Kenapa mereka harus mendengarkan Ilham?

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 870

    Wanita selalu punya aturan yang aneh.Arjuna merobek sehelai kain dari tubuhnya, kemudian menyerahkannya kepada Amara."Kamu mau menunjukkannya padaku pun, aku tidak mau lihat!""Ambillah. Bukan hanya wajahmu, tapi juga matamu yang ditutup."Terkubur di bawah reruntuhan untuk waktu yang lama, tiba-tiba tergali. Jika tak menutup mata bisa berisiko buta.Amara, yang menutupi wajah dan matanya, menggigit bibir pucatnya dengan lembut. "Tapi ... kamu bukan suamiku, kamu tak boleh menggendongku."Jika ini terjadi di zaman modern, Arjuna mungkin sudah meledak.Akan tetapi, ini adalah zaman kuno dengan adat istiadat yang sangat tradisional. Jika seorang wanita lajang dipeluk oleh seorang pria di depan umum, tidak ada yang mau menikahinya lagi.Benar-benar merepotkan.Tanah mulai bergetar lagi, gempa susulan datang lagi.Arjuna tidak peduli. Dia membungkuk, kemudian langsung menggendong Amara keluar."Ah, kamu ...."Amara yang panik hanya bisa ....Dia membenamkan wajahnya di dada Arjuna."Kala

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 869

    "Tidak ada kabar sebenarnya adalah kabar baik."Arjuna menepuk punggung Disa."Jreng!"Sambil menepuk punggung Disa, tangan Arjuna menyentuh senar-senar alat musik petik tradisional.Sebuah pipa tergeletak di samping Arjuna.Ini adalah alat musik petik berkepala gading, merupakan alat musik petik termahal.Senar pada alat musik itu berkilau dan berkilap.Terlihat jelas betapa pemiliknya sangat menyayanginya.Arjuna mengambil alat musik petik tersebut.Dengan lembut dia memetik senar yang paling berkilau dan berkilap dua kali."Jreng, jreng ...."Memang benar alat musik itu seperti pemiliknya.Bunyi alat musik itu merdu dan halus, penampilan dan suaranya sangat mirip dengan milik Amara.Terlepas dari dendam di antara mereka, Amara memang orang yang langka di dunia.Arjuna membersihkan salju pada alat musik. Dia berencana membawa alat musik ini keluar. Kelak Kota Harmonika pasti akan membangun kembali Restoran Khazanah Rasa. Pada saat itu, dia bisa menempatkan alat musik ini di Restoran

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status