Share

Bab 578

Penulis: Abimana
"Untuk apa kamu memberikan lima ratus ribu tael itu kepada Tamael? Membeli beras?"

Ketika Arjuna mengatakan bahwa dia bisa mendapatkan uang dari bantuan bencana, Dewi tidak memercayainya, jadi dia menanyakan untuk apa uang itu akan digunakan.

"Paduka Kaisar akan tahu besok, tapi ...." Arjuna terdiam sejenak. "Kamu harus berjanji kepadaku bahwa apa pun yang aku beli besok, kamu akan tetap tenang. Percaya saja bahwa aku tidak bercanda dengan nyawaku sendiri."

Dewi menatap Arjuna cukup lama sebelum akhirnya menjawab dengan enggan. "Hm."

Matanya tertuju pada meja di mana terdapat hidangan yang sangat aneh.

"Paduka Kaisar, kami tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Mereka akan masuk."

Dewi baru saja hendak bertanya kepada Arjuna hidangan apa itu, tetapi Ratna yang sudah keluar, kembali dengan ekspresi cemas.

"Oke."

Dewi melangkah keluar, ketika dia sampai di depan pintu, dia berbalik untuk berkata kepada Arjuna dengan acuh tak acuh. "Makan saja makananmu, jangan pedulikan apa yang terjadi di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 850

    "Pengurusnya tidak boleh berupa orang luar yang tidak diketahui asal usulnya.""Benar sekali, tidak boleh berupa orang yang tidak diketahui asal usulnya."Para pelayan di sekitar Ilham segera menimpali."Kalau begitu menurutmu siapa yang cocok menjadi pengurusnya, Tuan Ilham?"Seseorang di antara kerumunan orang yang selamat bertanya dengan keras.Ilham mengangkat sebelah alisnya, dia sudah menunggu kalimat ini.Begitu pria itu selesai berbicara, Ilham segera memberi isyarat kepada para pelayan di sekitarnya dengan tatapannya."Keluarga Sanjaya memiliki banyak bisnis. Tuan muda kami telah berpartisipasi dalam manajemen dan setiap bulan pergi inspeksi."Bukan inspeksi, melainkan mempermainkan para pegawai wanita di toko.Semua orang di Kota Harmonika tahu tentang hal ini, tetapi tidak ada yang berani mengungkapkannya karena takut menyinggung Ilham."Jadi ...." Pelayan itu melanjutkan. "Pengurus terbaik adalah tuan muda kami.""Kita semua berada di perahu yang sama, kalian ...." Ilham me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 849

    "Sekalipun semua makanan harus dikelola dan didistribusikan secara merata, kenapa harus kamu yang mengelola dan mendistribusikannya? Kamu pikir kamu siapa?"Seorang pria berpakaian sutra dan satin, mengenakan mahkota mutiara dan emas bertanya kepada Arjuna dengan arogan.Pria ini adalah Ilham Sanjaya, putra tertua dari Keluarga Sanjaya yang terkenal di Kota Harmonika.Mengandalkan kekayaan dan kekuasaan keluarganya, Ilham dikenal sebagai pengganggu kecil nomor satu di Kota Harmonika. Dia biasanya menindas pria dan wanita, melakukan segala macam kejahatan.Terhadap Ilham, prefek Anggoro hanya menutup sebelah mata.Ilham sudah lama tidak senang dengan Arjuna.Restoran Khazanah Rasa punya aturan. Selain pendengar beruntung yang dipilih oleh Amara, orang yang memberi perak terbanyak juga akan meminta Amara memainkan piano untuk dia seorang.Namun, hanya ada satu setiap tahun.Ilham mulai menghabiskan banyak uang untuk tiket di awal tahun, akhirnya dia mendapat posisi pertama bulan ini di a

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 848

    Restoran Khazanah Rasa memang kaya dan berkuasa. Makanan yang disimpan dalam satu musim dingin setara dengan jatah makanan setengah tahun keluarga biasa.Tidak seperti para penyintas, makin Arjuna mendengarkan, makin erat alisnya bertaut.Terlalu sedikit, masih terlalu sedikit.Mereka ada tiga ratus orang. Seandainya setiap orang hanya makan satu kali sehari, stok makanan akan cepat habis."Apakah semua makanan di Pondok Salju sudah di sini?" tanya Arjuna kepada Amara."Pondok Salju-ku tidak besar, jadi aku menyimpan segitu banyak. Apakah masih kurang banyak?" Amara bertanya balik pada Arjuna."Benar juga." Arjuna tersenyum meremehkan dirinya sendiri.Dalam hatinya, dia berharap ada lebih."Makanannya sudah dihitung, cepat bagikan ke semua orang."Seseorang mendesak.Mereka benar-benar sudah terlalu lapar."Tidak boleh dibagi," kata Arjuna."Tidak boleh dibagi?"Tiga ratusan orang menatap Arjuna serempak.Bingung, tidak percaya.Semua makanan sudah dikeluarkan dan dihitung, tidak hanya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 847

    Bukankah Arjuna bersikeras untuk tidak mengeluarkan makanan? Mengapa dia ingin mengeluarkan semuanya sekarang?Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?"Kenapa? Nona Amara tidak setuju?" tanya Arjuna."Oh, tidak!" Amara buru-buru berkata, "Tentu saja aku setuju. Nenek Shinta, cepat bawa orang untuk mengeluarkan semua beras di lumbung.""Tunggu sebentar." Arjuna menghentikan Shinta. "Untuk memastikan semua beras dikeluarkan, Disa, kamu pergi bersama Nenek Shinta. Kalian ...."Arjuna berkata kepada para penyintas. "Utus seseorang juga."Setelah beberapa saat, semua beras dan gabah di Pondok Salju sudah dipindahkan ke depan semua orang.Arjuna melihat beras dan gabah yang menumpuk seperti gunung kecil di depannya, lalu berkata dengan santai. "Yo, ini bukan jumlah yang sedikit.""Cuaca dingin sekali, malas untuk keluar membeli, jadi aku membeli banyak sekaligus." Amara tampak acuh tak acuh.Gandum-gandum ini memang banyak.Namun, sulit untuk memberi makan begitu banyak orang.Pada akhirnya,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 846

    Setelah yang kedua, ada yang ketiga. Sekelompok orang pun berlutut di depan Arjuna.Sebelum Arjuna berbicara, Amara yang ada di sebelah sudah berbicara lebih dulu."Ck!" Amara mencibir, lalu berkata dengan nada dingin. "Sungguh pria yang kejam. Mentang-mentang punya ahli hebat, dirinya boleh mengabaikan nyawa orang-orang. Anak kecil dan orang tua pun tidak mau diselamatkan."Amara sengaja.Dia sengaja memancing kemarahan publik.Benar saja ...."Dia begitu dingin dan tidak berperasaan, bahkan tidak mau menolong anak kecil dan orang tua. Apa yang kita takutkan?"Seseorang memulai, maka orang lain menanggapi."Ya, lagi pula kita akan mati juga jika terjebak di sini. Mari kita makan enak sebelum kita mati.""Jangan memohon di sini. Kita cari saja. Pondok Salju begitu kecil. Apakah kita takut tidak dapat menemukan tempat makanan disembunyikan dengan begitu banyak orang?"Sekelompok besar orang di ruangan itu pergi dengan cepat."Dewata Pedang!" panggil Arjuna.Khawatir Dewata Pedang Kuning

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 845

    Dewata Pedang Kuning tidak melukai manusia biasa. Pria berbekas luka itu mengira reputasi Dewata Pedang Kuning hanyalah palsu. Dia merasa dirinya memiliki lebih banyak orang, jadi tidak peduli seberapa kuat Dewata Pedang Kuning, Dewata Pedang Kuning tidak mungkin melawan ratusan orang.Sedangkan Arjuna tampak lembut dan halus, jadi pria berbekas luka itu tidak takut dan sangat sombong.Dia ingin mendapatkan semua makanan di Pondok Salju, serta mengendalikan nasib ratusan orang, dan menyelamatkan Amara pada saat yang sama.Kekuasaan, wanita cantik, makanan.Dia menginginkan semuanya.Arjuna mengangkat kepalanya, melihat pria berbekas luka itu dengan datar. "Dari nada bicaramu, kamu sangat hebat.""Pemimpin Jaka." Pria berbekas luka itu tampak bangga.Wow! Arjuna mengacungkan ibu jarinya. "Nama ini sangat mendominasi!"Sialan!Dewata Pedang Kuning hampir mengalami luka dalam.Ini seharusnya satu-satunya kesenangan dari terjebak di tempat ini.Melihat orang bodoh ternyata cukup menyenangk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status