Almyra bisa melihat dengan jelas keterkejutan di wajah David. Usai persidangan itu, Almyra memutuskan untuk menemui David.
David sendiri ingin menanyakan perihal Almyra yang terlihat sangat senang sekali dengan kasus yang menimpa dirinya.
Setelah mendapatkan izin dari petugas, Almyra menemui David di kantor polisi di ruang besuk.
Begitu masuk ke dalam ruangan itu, Almyra langsung berdiri dan menatap David yang masih diborgol.
"Almyra, bisa kau jelaskan kenapa kau terlihat begitu gembira?"
Almyra tersenyum dan hal itu semakin membuat David mengerutkan dahinya.
"Bagaimana bisa aku tidak gembira karena pelaku tabrak lari adikku sekarang akan segera dihukum."
Mulut David terbuka separuh karena terlalu terkejut. Matanya bahkan sedikit melotot kaget mendengar penjelasan Almyra.
"Tabrak lari? Adik kamu?" ulang David.
"Iya. Kamu masih ingat tabrak lari yang kau lakukan beberapa tahun yang lalu, kau merenggut nyawa adikku dan sam
Suasana rumah Valentino kembali sepi seperti biasanya karena kakek dan neneknya memilih untuk kembali terlebih dulu ke panti asuhan dan mengurus beberapa hal yang masih belum bisa ditinggalkan.Tentunya Valentino tidak bisa berbuat apa-apa mengingat panti itu sangat penting sekali untuk Hari dan Ana Araya. Dia hanya bisa meminta kepada anak buahnya untuk mengawal mereka sampai di tempat itu dengan selamat dan juga mengantarkan mereka kembali lagi jika urusan mereka sudah selesai.Aryan sendiri juga tidak bisa tinggal di apartemen milik Valentino itu sejak dia menangani kasus itu. Dia kembali merasa kesepian sekarang.Dia sudah melepas semua atribut sebagai Aditya putra dan masuk ke kamar mandi untuk berendam. Dia sepertinya membutuhkan air panas untuk membuat dirinya hangat dan pikirannya kembali segar.Bak mandinya yang memiliki aroma mint yang maskulin membuatnya merasa tenang sambil menikmati musik klasik yang selalu dia putar saat dia ingin bersantai.
Bara menatap kesal pada Stefan yang masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi.Bara menggelengkan kepalanya dan mulai mengemudi mobilnya menuju ke Paradise Night Club, sebuah Club malam milik Bara Ali yang berapa waktu ke belakang ini sangat jarang diurus olehnya karena dia yang sibuk menangani kasus sahabatnya."Sudah aku bilang, bukan? Dia memang berteman dengan tulus dengan David. Aku sama sekali tak pernah meragukan orang itu."Stefan tercenung dengan perkataan Bara. Pria muda itu mengingat kejadian yang masih nampak aneh olehnya."Aku malah semakin tidak mempercayai si Calvin itu. Dia itu aneh, Bar. Masa kamu nggak bisa ngerasain hal itu? Dia tidak terlalu berteman dengan dekat David. Lalu kenapa dia malah mau mencarikan pengacara untuknya?""Mereka kan menjalin kerjasama untuk pembangunan hotel besar yang dilakukan oleh Calvin, aku rasa wajar saja jika dia mau membantu David. Memang apa yang kau pikirkan?"Stefan mendesah bingung
"Ini kurasa sudah cukup membuat kita mencurigai si Calvin ini. Dan lagi kau pasti juga sudah sadar mereka tak pernah hadir di dalam satu pertemuan yang sama."Bara semakin bingung dengan arah pembicaraan Stefan."Sial, Stef. Aku ingin mendengar kau berputar-putar mengatakan tentang hal ini. Katakan saja apa maksud dari semua perkataan kamu itu," desak Bara yang sudah mulai lelah untuk berteori dengan Stefan."Bara, aku memiliki keyakinan jika Calvin dan Valentino itu adalah orang yang sama."Stefan menunggu reaksi yang diberikan oleh Bara setelah dia menjelaskan tentang kecurigaannya terhadap dia.Dia kira, Bara apa langsung mempercayainya setelah dia menunjukkan bukti-bukti namun ternyata hal tak terduga terjadi terjadi, Bara malah tertawa dengan keras.Dia kemudian memukul setir karena menurutnya ucapan yang dikatakan oleh Stefan sangat tidak masuk akal sama sekali."Apanya yang lucu, Bar?" Stefan terganggu dengan tawa mengejek yang
Valentino memikirkan masak-masak mengenai pengacara baru untuk membela David. Tentu saja dia tidak bodoh dengan membiarkan David dibela oleh pengacara yang dengan mudah bisa dibeli oleh uang.Valentino memang akan mencarikan seorang pengacara yang terbaik namun yang tidak akan membela orang yang bersalah. Valentino yakin sekali masih ada pengacara yang tidak terlalu mementingkan uang dan tetap mementingkan kebenaran.Meskipun tidak mudah tapi dia akan menemukan pengacara yang dia inginkan."Aku tak akan pernah membiarkan kamu menang, David. Kau harus membayar segalanya bersama dengan ibumu."Valentino yang telah meminta anak buahnya untuk mencari pengacara pilihannya itu kini bersiap-siap untuk menemui sang pengacara yang telah disiapkan oleh Ruslan."Selamat sore, Pak. Saya diminta untuk menemui bapak."Valentino mengangguk pada pemuda yang tampak seusia dirinya."Saya ingin meminta Anda untuk membela teman saya tapi sebelumnya saya
Stefan tak bisa mempercayai apa yang dia lihat sekarang karena sekarang ini dia sedang duduk di depan Calvin Miller yang datang bersama dengan seorang pengacara muda.Stefan masih belum bisa menghilangkan keraguannya terhadap sosok Calvin Miller. Dia masih merasa ada sedikit keanehan mengenai orang itu.Maka Stefan hanya diam saja ketika mereka bertiga sedang mengobrol tentang beberapa cara untuk membebaskan David. Bara sendiri sudah berkali-kali memintanya untuk ikut bicara tapi pria itu tetap diam saja.Sampai pada akhirnya pertemuan itu selesai dengan agenda jika mereka akan segera mendaftarkan Mika yang masih berusia 31 tahun itu sebagai pengacara baru David untuk menggantikan Aryan Febrian."Baiklah, kalau begitu. Saya mohon dengan sangat atas kerjasamanya untuk ke depannya sehingga kita bisa membebaskan David tanpa membuatnya terkena hukuman."Bara bersalaman dengan Mita dan juga Calvin."Terima kasih. Saya akan tetap berusaha untuk me
Valentino melonggarkan dasinya saat dia sudah mencapai apartemennya. Dia tidak bisa bersikap lunak lagi kepada Stefan Aditama. Pria itu membuatnya kesal karena sikapnya.Namun ha itu juga membuatnya sedikit terkejut karena Stefan adalah satu-satunya orang yang mencurigai dirinya."Ruslan, temukan Misky dan bawa dia malam ini ke sini. Aku tidak mau dengar kalian harus bisa mendapatkannya."Valentino melempar dirinya ke atas kasurnya dan mulai memikirkan cara untuk membuat Stefan tidak terlalu curiga lagi kepadanya. Saat ini dia belum bisa mengungkapkan jati dirinya yang sesungguhnya kepada musuhnya karena persidangan belum usai.Dia memiliki rencana untuk membongkar identitas aslinya saat David dan juga Rosa sudah dijatuhi hukuman. Saat itu terjadi dia akan merasa sangat bebas untuk mengatakan kepada dunia jika dia adalah Valentino Araya yang sesungguhnya. Dia adalah pewaris sah AL Group yang memiliki beberapa anak perusahaan yang tersebar di seluruh Indon
"Apakah Anda sedang bercanda dengan saya, Tuan Muda Calvin?"Valentino malah semakin tersenyum karena melihat wajah Misky yang sebenarnya dipenuhi oleh kebingungan itu. Pria itu hanya berusaha untuk menyembunyikannya saja."Kau tahu betul jika aku sedang tidak bercanda sama sekali, Misky. Kenapa kau tidak tunjukkan saja identitas aslinya padaku. Kau sebenarnya tidak bekerja untuk David dan Rosa, bukan? Kau hanyalah seorang penyusup."Ucapan Valentino seperti tepat sasaran ketika melihat wajah Misky yang awalnya masih terlihat tenang sekarang menjadi gelisah."Siapa Anda sebenarnya? Anda itu sudah dianggap sebagai sahabat oleh Tuan David. Tapi kenapa Anda malah menusuknya dari belakang?"Valentino tersenyum kembali tapi senyumannya kini lebih seperti menyeringai."Aku adalah orang yang seharusnya memiliki semua harta peninggalan dari Budi Araya."Misky membeku di tempatnya. Dia benar-benar tidak menyangka jika ternyata apa yang pernah
"Biarkan dia pergi!" Valentino meninggalkan ruang itu dan naik ke lantai atas.Misky menatap Tuan Muda itu dengan dingin. Ruslan kebingungan dengan perubahan sikap Valentino yang tiba-tiba. Rencana awalnya sebenarnya adalah Valentino memaksa Misky untuk mengaku identitas aslinya dan memaksa pria itu menjadi saksinya untuk melawan David dan juga Rosa.Tak disangka-sangka nyatanya Valentino malah melepaskan pria itu.Misky sendiri dengan arogan menepuk punggung Ruslan begitu dia dilepaskan. Dia membuat badannya kembali tegap lagi pergi dari rumah Valentino.Misky memutuskan untuk menjenguk Rosa Melinda di kantor polisi karena nyonya itu belum juga dipindahkan ke ke rumah tahanan.Detektif Ferisha tentu mengijinkan pria itu untuk menemui Rosa tapi detektif wanita itu seperti tidak bisa mengalihkan pikirannya dari pria muda yang sedang menjenguk Rosa di ruang besuk itu. Detektif Ferisha mengetahui sorot mata yang terlihat penuh dengan kebencian di mata