Angga mengerutkan kening ketika di pagi buta, dia tiba-tiba saja mendapati satu panggilan dari nomor yang tidak di kenal. Dia hanya berharap Doni tidak memberikan nomornya secara sembarangan kepada perempuan setelah dia memenuhi tugasnya sebagai pemuas mereka. Dia hanya setuju kalau dihubungi melalui Doni. Karena Angga bagaimana pun juga tidak ingin menghancurkan kehidupan normal dengan mencampur adukannya pada pekerjaannya. Sedikit ragu, pada akhirnya Angga menggeser tanda hijau di layar ponselnya. “Halo?” “Ini Angga benarkan?” suara feminim menyambut Angga dengan segera. “Ya, benar. Ini siapa ya?” tanya Angga dengan hati-hati. Jantungnya berdetak tak karuan. Dia berharap ini bukan salah satu dari perempuan yang hendak menyewanya. “Ini aku, Riri. Sepupunya Doni. Aku dapat nomormu dari dia,” sahut si penelepon dengan lugas dan seketika kekhawatiran Angga memudar. Namun kini setelah kekhawatirannya sirna, Angga justru bertanya-tanya akan tujuan gadis itu meneleponnya. Berbagai kem
Sudah lama sekali Tia tidak merasakan berhubungan seks secara liar dengan seorang pria, dan Angga adalah orang pertama yang benar-benar merasakan adanya sulutan api gairah ketika tidur dengannya. Semua pria di kelompoknya tidak begitu memuaskan meski tubuh mereka besar dan tegap seperti preman. Tapi kalau soal stamina, mereka lemah dan kadang membuat Tia masih tetap mencari pelarian untuk mendapatkan kepuasan hakiki.Tia meremas penis Angga dengan otot-otot vaginanya yang terlatih, menggunakan seluruh pengalaman yang dia miliki untuk memancing erangan serta geraman dari si pemuda yang mustahil terdengar lantaran mereka berada di dalam air. Tia bisa merasakan milik pemuda itu memenuhi dia seutuhnya, kepala wanita itu mendongak ke belakang dan tanpa sadar membuka mulutnya menyebabkan buih-buih tercipta di dalam air. Cengkramannya pada bahu dan juga pinggang pria itu kain mengerat ketika wanita itu mulai di penuhi dengan berbagai sensasi.Di sisi lain, napas Angga tercekat ketika otot-ot
Angga bisa merasakan kejantanannya mulai berdiri tegak ketika wanita itu mendekat padanya. Payudaranya yang kencang dan besar menempel di dadanya. Sementara tangan wanita itu menuntun Angga untuk menurunkan resleting belakang dari dress yang dia kenakan. Pemuda itu bisa merasakan debaran jantungnya semakin menggila ketika melihat secara perlahan pakaian wanita itu terbuka lebar akibat ulahnya. Membuat adegan dimana kain penutup dada wanita itu terbuka.Wajah keduanya begitu dekat satu sama lain, hingga bisa merasakan napas mereka yang saling beradu. Jari jemari Tia pun tidak kalah dengan Angga. Jemari wanita itu telah menyelinap dibalik pakaian sang pria. Merasakan otot kencang bagian perut Angga. Sorot mata penuh nafsu mulai semakin jelas terpampang nyata diantara keduanya dan secara instan mereka saling mendekat untuk berbagi ciuman mesra.Sesaat wanita itu mundur, meninggalkan pelukan Angga hanya untuk sekadar mencelupkan dirinya ke dalam kolam. “Kemarilah,” dia bergumam. Pria itu
Doni sedang bermalas-malasan seperti biasa, sambil mengipasi dirinya sendiri dengan uang yang dia dapatkan dari beberapa klien yang langsung tertarik untuk menyewa jasanya. Hanya dengan bicara soal Angga, dia sudah mendapatkan banyak sekali permintaan untuk menyewa jasa pemuda itu dari para wanita kesepian di kota. Saking banyaknya, sampai Angga nyaris pingsan melihat daftar tunggu yang telah disusun oleh Doni untuk Angga garap nantinya.“Aku rasa si Angga akan ngilu melihat seberapa banyak perempuan yang ingin mencicipinya,” katanya keras-keras sambil terkekeh seolah dia bukan satu-satunya orang yang ada disana.“Oh ya? aku bertaruh kalau si Angga akan menyerah dengan semua pekerjaan yang kau limpahkan kepada dia.”Si penjaga toko langsung berbalik ketika menyadari ada tamu tak di undang yang sedang bersandar di dinding tidak jauh dari posisinya sekarang. Doni sempat terhenyak karena dia tidak siap akan kedatangan seseorang di tokonya. Pria itu langsung memasang ekspresi siaga ketika
Angga setengah menggeram sebelum membenamkan wajahnya dicelah basah nan menggoda dihadapannya.Lidah pemuda itu melesat keluar untuk menjilati celah basah tersebut, disaat yang bersamaan dia juga merasakan cairan pra-cum nya terbentuk di ujung ereksinya. Dirinya tertekan di dalam sana.“Sial, aroma dan rasamu begitu memabukan, Agna,” gumamnya. Suara pria itu terdengar serak karena nafsu. Sambil mencondongkan kepalanya lebih dalam, dia membelah lipatan vagina Agna yang licin dengan ujung ibu jarinya seraya menyeret lidahnya secara vertikal untuk mencicipi sepanjang celanya. Mencikmati setiap tetas sarinya.“Mmmhh … manis sekali …” Angga mengerang dia mengeratkan pegangannya pada kedua paha si wanita supaya tetap terbuka lebar. Mempermudah penjelajahannya untuk melahap rakus dengan penuh jilatan penuh nafsu. Dia mencoba menerobos lebih dalam dengan lidahnya, mencoba mencari titik sensitif yang tampak mengeras karena gairah.Agna merasa bulu kuduknya berdiri ketika dia dihadap rakus di b
Itu jelas adalah penawaran yang tidak mungkin dapat Angga abaikan. Agna sudah memberinya lampu hijau, jadi bukankah tidak apa-apa? dia sudah tidak bisa lagi berpura-pura setelah ini.Tapi tiba-tiba saat tangan Angga hendak menyibak rok yang Agna kenakan. Tangisan bayi memecah keheningan, kencang, dan menggelegar.Agna sontak menurunkan roknya yang dia singkap sebelumnya, jantungnya berpacu. Napasnya terengah.“Oh tidak…”Angga pun beringsut membuat jarak karena terkejut atas apa yang baru saja terjadi. Mereka saling pandang sejenak, ada ketegangan yang menggantung diantara mereka berdua. Angga hanya bisa diam, matanya masih menatap Agna yang berdiri ragu-ragu untuk menjauh darinya. Dadanya naik turun. Pakainnya sudah berantakan. Memperlihatkan sisa dari pijatan barusan dan baru saja mereka hendak naik ke sesi intim berikutnya. Tangisan bayi makin nyaring.Agna menoleh, setengah panik. Meski… ada getaran lain ditubuhnya yang belum hilang.Angga pun bangkit perlahan dari posisinya. Ke