Share

Menyamar

last update Last Updated: 2024-11-18 18:35:46

"Bagaimana petunjuk dari Resi Raspati kakang?" tanya Putri Lembayung saat mereka sudah keluar dari kota Sambas, ibukota kerajaan Teruma.

"Kita jalan terus menuju Utara, hanya itu!" jawab Arya.

"Apa kakang yakin, jika kita akan menemukan perguruan itu?" tanya Putri Lembayung.

"Tidak usah pikirkan yakin atau tidak tuan putri, yang jelas kita menuju perguruan itu," jawab Arya.

Putri Lembayung diam, dia merasa jika bicara dengan Arya lebih banyak Arya melarangnya berpikir jauh.

"Segera cepat jalannya tuan putri, bisa saja kita nanti akan diikuti lagi!" kata Arya.

"Ini sudah sangat cepat, Arya! Aku tidak biasa berjalan dengan cepat seperti ini," kata Putri Lembayung.

Arya hanya geleng kepala, dia memang tahu jika yang bersamanya adalah putri keraton, putri dari kerajaan yang melarikan diri.

"Aku harus mencari cara agar kami selamat sampai ke Perguruan Bulan Biru!" ucap Arya.

Arya berpikir begitu keras.

"Tapi apa?" gumam Arya.

"Arya! Ada keramaian!" kata Lembayung menunjuk ke arah depan.

"K
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Mengendalikan Kijang Emas

    Aaaaaaaaaaaaaaaaa! Jledaaarrrrrrr! Energi yang masuk ke dalam tubuh Arya, akhirnya tidak mampu bertahan di dalam tubuh Arya, dan ledakan keras terjadi. Pancaran energi yang meledak dari tubuh Arya, mengeluarkan gelombang kekuatan yang menghempaskan resi Roit dan gadis-gadis yang ada di sekitarnya. "Kekuatan ini?" ucap resi Roit tidak percaya dengan yang dirasakan oleh tubuhnya. Tubuh Arya masih terus memancarkan energi yang kuat. Dan terus menerus keluar hingga membuat ruangan bawah tanah itu bergoyang karena kuatnya pancaran tenaga dalam yang Arya keluarkan tanpa sadar. "Kendalikan kekuatan itu anak muda! Kalau tidak, ruangan ini akan runtuh!" kata resi Roit berteriak keras pada Arya. Arya malah terangkat ke udara. Dan pancaran energi yang keluar juga semakin tidak terkendali. "ANAK MUDA! JANGAN HANYA MENERIMA, SEGERA KENDALIKAN!" teriak resi Roit dengan suara keras yang menggetarkan ruangan itu. Haaaaaaaaaaa!! Arya berteriak keras, dan berusaha melakukan apa yang diperinta

  • Sang Penghancur Langit    Kijang Emas Yang Kedua

    "Selamat datang di markas kelompok bulan putih, anak muda!" kata orang tua yang sudah sangat berumur. Arya memberikan hormat, dan itu membuat orang tua itu tersenyum. "Mari ikuti aku, anak muda," ajak orang tua itu. Ucapkan itu, lelaki tua itu berjalan menjauh dan Arya segera ikuti langkah lelaki tua itu. Di belakang Arya, perempuan yang bicara acuh pada Arya mengikuti. Dan bersamanya tujuh gadis yang dihutan juga ikut dengan lelaki tua itu. Arya dibawa memasuki sebuah ruangan yang tidak terlalu luas, tapi ruangan itu sangat sejuk, padahal mereka berada dibawah tanah. Arya berkali-kali melihat ke atas, dan Arya heran tidak melihat satupun akar pohon yang terlihat, padahal mereka berada di bawah ratusan pohon yang besar. "Silahkan duduk anak muda," kata lelaki pada Arya. Tapi Arya tetap berdiri. Arya tidak mau duduk karena lelaki itu juga masih berdiri. "Hahahaha! "Kau ternyata manusia yang memiliki adab." Lelaki itu duduk dan bersila di lantai. Setelah itu Arya ikuti lelaki it

  • Sang Penghancur Langit    Mencari Informasi

    Hanya satu gerakan saja, Arya sudah tinggalkan kediaman pejabat Dur. Arya mendapatkan petunjuk jika ada kelompok yang tidak suka pada sekte naga hitam. kelompok bulan putih."Arah selatan ya!" gumam Arya.Malam itu juga, Arya memutuskan menuju arah selatan kota Huth. Mencari di sekitar pinggir hutan kota itu.Huppppp!!Dengan langkah ringan Arya meninggalkan kota Huth, dan arah selatan adalah tujuan Arya."Disinilah?" ucap Arya.Arya saat ini berada di atas sebatang pohon. Mencari keberadaan dari kelompok bulan putih yang kata pejabat Dur sangat sulit untuk ditemukan.Arya tidak hanya memperkuat indera pendengaran, tapi Arya juga berusaha mendeteksi keberadaan energi yang mungkin ada di sekitar hutan itu."Banyak energi disini, tapi ini adalah energi dari penghuni hutan ini, para siluman yang bermukim di hutan ini," gumam Arya.Di pandangan mata Arya juga terlintas bayangan-bayanagn yang mencoba untuk ganggu dirinya, tapi karena Arya tidak gubris para kumpulan siluman itu memutuskan m

  • Sang Penghancur Langit    Menemui Pejabat Dur

    Arya melompat tinggi, dan mendarat di atap sebuah rumah yang megah. Tapi kemegahan rumah itu selalu dinaungi rasa takut. Rasa takut pemilik rumah itu pada penguasa kota sesungguhnya dari kota Huth, siapa lagi kalau bukan sekte naga hitam. Rumah yang saat ini Arya datangi adalah rumah dari pejabat Dur. Pejabat kota Huth yang sesungguhnya adalah utusan langsung dari Raja Burma. Ataupun tangan langsung dari penguasa negeri Burma di kota Huth. Arya mendarat di halaman rumah pejabat Dur. Dan dengan langkah pelan-pelan, Arya berjalan mendekati pintu masuk rumah penguasa kota yang tak dianggap itu. "Sia ... Tukkkkkk! Arya melihat, merasakan dan mendengar sebuah gerakan. Sebelum orang itu berteriak keras, Arya lebih dahulu bergerak dan memberikan satu totokan yang membuat orang itu kaku tidak dapat bergerak. "Sebaiknya kau duduk tenang disini, aku tidak akan membunuhmu," kata Arya dan mengaman orang itu di sudut rumah pejabat Dur. Orang itu adalah pengawal rumah dari pejabat Dur. Dia

  • Sang Penghancur Langit    Memasuki Kota Huth

    Arya berjalan santai ke arah kota Huth. Kota yang jadi markas utama dari sekte naga hitam. Sekte yang jadi musuh Arya saat ini. Arya sudah berjalan satu hari, tapi belum juga melihat keberadaan kota Huth. kota yang jadi tujuan dari Arya. Saat ini Arya memakai topeng naga perak untuk menutupi identitas dari wajahnya, dan itu memang berhasil untuk saat ini. Negeri Burma yang penuh dengan manusia yang banyak, tidak hanya Arya yang menggunakan topeng penutup wajah. Tapi Arya melihat banyak yang memakai topeng. Dan satu lagi, di negeri itu seseorang diperbolehkan untuk memakai topeng, dan itu tidak akan disalahkan oleh kerajaan. "Peraturan negeri ini sedikit membantu pergerakan ku," ucap Arya. Arya meneruskan perjalanan, dan mulai merasakan aroma udara yang berbeda. "Sepertinya aku sudah dekat dengan kota Huth!" ucap Arya. Arya mempercepat langkah kakinya, dan kali ini jalan yang Arya lalui adalah jalan yang mendaki. Saat Arya sudah berada di puncak, Arya menatap ke bawah. Dan Ary

  • Sang Penghancur Langit    Amarah Wakil Ketua

    "Kau tidak akan membunuh aku, bukan?" tanya ketua Reo takut pada Arya. "Tergantung! Apakah aku ingin membunuh atau tidak," jawab Arya. Wajah ketua Reo pucat pasi, jawaban Arya begitu ambigu. Dan itu membuatnya semakin takut pada Arya. "Hahahaha! Jika kau mau keluar dari sekte naga hitam, dan menjadi orang yang lurus, aku mungkin akan memberikan hidup kedua padamu," kata Arya. "Kami semua akan keluar dari sekte naga hitam!" teriak anak buah ketua Reo. Ketua Reo kaget lagi. Tak percaya jika anak buahnya takut pada Arya. Bahkan lebih takut daripada, kepada ketua sekte naga hitam, ketua Chu Cai. "Apakah benar?" tanya Arya. "Benar! Aku sudah bosan jadi bagian dari sekte gelap ini, itu membuatku dalam keadaan bahaya secara terus menerus," kata salah satu anak buah ketua Reo sambil membuka pakaian hitam yang jadi simbol sekte naga hitam. Apa yang dilakukan oleh anak buah ketua Reo itu, diikuti oleh rekannya yang lain. Dan kini tidak ada lagi anak buah ketua Reo yang gunakan pakaian k

  • Sang Penghancur Langit    Meninggalkan Istana

    Malam tiba di negeri Burma, dan Arya masih berada di kerajaan itu. "Aku tidak mungkin meninggalkan istana ini tanpa izin dari tuan putri," gumam Arya. Ia memutuskan untuk berjalan menuju kamar putri Gut. Setelah melangkah melalui lorong istana, Arya akhirnya sampai di pintu kamar putri."Ada apa, Tuan Arya?" tanya seorang prajurit dengan sikap yang sopan. Sejak pertarungan antara Arya dan Patih Ngot yang dimenangkan oleh Arya, sikap prajurit-prajurit kerajaan pun berubah. Semua prajurit kini bersikap lebih hormat padanya."Aku ingin bertemu dengan tuan putri, apakah boleh?" tanya Arya."Kami tidak tahu apakah tuan putri bersedia menemui tuan," jawab prajurit penjaga pintu kamar Putri Gut."Coba tanyakan dulu," pinta Arya."Baik, silakan tunggu, Tuan Arya," jawab prajurit itu.Tak lama kemudian, prajurit keluar bersama seorang gadis yang menatap Arya dengan mata yang indah. "Ada apa, Arya?" tanya Putri Gut dengan heran, karena ia tidak mengerti mengapa Arya ingin bertemu dengannya

  • Sang Penghancur Langit    Permintaan Raja Burma

    Lelaki yang berpakaian biru itu terdiam, dia tidak mungkin lagi bergerak mundur, karena itu pasti akan melukai dirinya sendiri."Paman Patih, sudah cukup. Apa yang dikatakan pemuda itu benar, tidak ada yang mengancam diriku, aku dan dia hanya berlatih tanding. Semuanya salah paham," kata Pangeran Luthu pada lelaki berpakaian biru itu."Hanya latih tanding?" ucap lelaki itu."Benar paman!" kata Arya dan menarik pedangnya sekalian memasukkan ke dalam warangkanya.Lelaki berpakaian biru itu adalah Patih dari Kerajaan Burma. Patih Ngot, itulah nama Patih itu."Sungguh tidak ku sangka jika akan ada seorang pendekar pedang yang mampir ke istana ini," kata Patih Ngot memuji Arya.Wajah Arya merah karena pujian itu. Arya merasa jika pujian itu terlalu tinggi bagi dirinya."Tuan Patih, terlalu memuji diriku," kata Arya."Tidak, tidak anak muda. Aku tidak memuji. Asal kau tahu, negeri ini kekurangan orang yang ahli dalam bermain pedang. Dan permainan pedang yang baru saja kau mainkan merupakan

  • Sang Penghancur Langit    Tantangan Pangeran Luthu

    Arya berjalan di sekitar istana kerajaan Burma, dan amsih menikmati keindahan dari kerajaan itu. Padahal Arya sudah dua hari berada di kerajaan itu. "Apakah itu pemuda yang dikatakan oleh putri Gut, sebagai penolongnya?" ucap salah satu prajurit saat melihat Arya berkeliaran bebas di istana Burma. "Iya! Memang dia! Kenapa?" "Tidak! Aku melihat dia tidak sehebat yang dikatakan tuan putri, biasa saja," ucap prajurit itu. "Huss jaga ucapanmu, jangan sampai dia dengar," ucap rekannya. Arya mendengar pembicaraan itu, tapi dia seolah tidak dengar karena dia tidak ingin prajurit itu menjadi segan pada dirinya. "Kau disini, Arya?" Putri gut menghampiri Arya, dan dia datang bersama dengan gadis yang cukup mampu imbangi kecantikan putri Gut. "Apakah ini yang bernama Arya itu, adik Gut?" tanya gadis di samping putri Gut. "Iya kak Yut, dialah yang bernama Arya itu," jawab putri Gut. "Arya, perkenalkan, ini kakakku, namanya putri Yut," kata putri Gut memperkenalkan saudarinya pada Arya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status