Share

Terusir

last update Last Updated: 2024-11-05 11:48:11

Dengan tubuh yang penuh luka, Arya masuk ke dalam pondok Sanjaya, dan ia berbaring untuk sesaat di dalam pondok itu.

Namun, Ki Badrun masuk, dan menarik tubuh pemuda berusia lima belas tahun itu.

"Apa lagi yang kau tunggu? Pergi dari sini!" teriak Ki Badrun.

"Aku akan menunggu Guru Sanjaya, kembali!" jawab Arya.

"Tidak perlu! Di sini, atau tidaknya Sanjaya, kau akan tetap terusir dari sini!" bentak Guru Badrun.

Bahkan dengan kasar, Ketua perguruan matahari itu menyeret tubuh Arya hingga sampai di belakang pondok Sanjaya itu.

"Pergi dari sini!" teriak Ki Badrun dan lemparkan tubuh Arya hingga terlempar jauh.

Arya hanya bisa menahan rasa sakit di tubuhnya, dan dengan menahan semua rasa sakit itu, Arya berjalan untuk menuju pintu keluar Perguruan itu.

"Jangan coba-coba untuk lewat dari pintu Perguruan, pergi lewat hutan!" kata Ki Badrun lagi.

Arya hanya bisa menarik napas, dan setelah itu, kaki mungil anak itu masuk ke dalam hutan, dan itu membuat Ki Badrun tersenyum puas.

"Dengan ini, tidak akan ada saksi mata kalau aku mengusir bocah itu. Pastinya Sanjaya tidak akan menyalahkan diriku!" kata Ki Badrun.

Guru Tandui, dan Turak sungguh puas karena pengusiran bagi Arya, dan itu membuat mereka tidak akan pernah bertemu lagi dengan anak kecil itu.

"Ketua, kalau Sanjaya kembali, apa yang akan kita katakan?" tanya Guru Tandui.

"Aku tidak tahu menahu soal ini, aku bahkan tidak melihat apapun!" kata Ki Badrun.

Itu membuat Guru Tandui dan Turak tersenyum, dan keduanya sudah paham apa maksud dari Ki Badrun itu.

"Kami juga tidak tahu apa-apa!" kata Guru Tandui dan mereka pun meninggalkan pondok Sanjaya.

Turak masih sempat melihat ke arah hutan, dan ia tersenyum karena ia yakin, Arya sudah tak mungkin bertahan hidup di dalam hutan itu.

Tidak hanya Turak, namun Ki Badrun juga yakin kalau Arya tidak akan mampu bertahan di dalam hutan itu.

Itu salah satu alasan Ki Badrun memaksa Arya untuk masuk ke dalam hutan, semua itu demi menghilangkan jejak dan keberadaan anak kecil itu.

"Dengan ini, masalah tentang bocah itu sudah selesai!" ucap Ki Badrun.

***

Arya yang terusir dari perguruan matahari, memang masuk ke dalam hutan, namun mereka tak sadar kalau hutan itu telah jadi rumah baru bagi anak muda itu.

Semenjak Sanjaya meninggalkan Perguruan Matahari untuk menyelesaikan misi yang dia jalani, Arya menangkup sudah berlatih keras, dan ia pun kini akan mengulang latihan yang sudah dia mulai di hutan itu.

"Mereka berpikir aku akan mati di sini! Tidak! Aku akan kuat, dan keluar dari dalam hutan ini!" kata Arya dengan wajah yang yakin.

Arya pun membuka kitab yang dia dapatkan lewat mimpinya, dan ia langsung mencoba untuk belajar ilmu kanuragan di kitab itu.

"Dengan kitab pusaka ini, aku akan menjadi yang terbaik di dunia persilatan, tak perduli apapun halangan yang akan aku dapatkan, aku akan menjadi lebih kuat!" kata Arya.

Sejak saat itu pula, Arya memilih untuk bertahan di dalam hutan itu, hutan yang sesungguhnya sangat menakutkan, dan jarang dimasuki oleh orang-orang.

Bahkan guru Perguruan Matahari dan murid perguruan itu pun jarang masuk ke dalam hutan itu, karena sadar akan bahaya yang ada di dalam hutan itu.

***

Waktu terus berjalan, dan tanpa terasa sudah satu tahun Sanjaya meninggalkan Perguruan Matahari.

Saat misi yang dia jalani tuntas, anak muda berusia tiga puluhan tahun itu memilih untuk kembali ke perguruan matahari secepatnya.

Sanjaya lebih dahulu melaporkan hasil misinya, dan setelah itu, Sanjaya buru-buru menuju ke pondoknya.

Namun, saat ia tiba di pekarangan pondok yang jadi tempat tinggalnya, dia melihat kalau pondok itu sudah ditumbuhi dengan semak-semak yang cukup tinggi.

Hal itu membuat Sanjaya bingung, karena pondok itu terlihat tak pernah ditinggali oleh manusia.

"Arya!" teriak Sanjaya dan masuk ke dalam pondoknya.

Namun, sambutan untuk Sanjaya adalah debu-debu yang berada di dalam pondok itu, debu karena pondok itu sudah tak ditinggali satu manusia pun.

Tidak hanya debu, namun sarang laba-laba juga memenuhi pondok itu, dan itu semakin meyakinkan Sanjaya kalau pondok itu benar-benar telah tanpa penghuni.

"Apa yang terjadi? Kemana Arya?" kata Sanjaya.

Dari kondisi pondoknya, Sanjaya sadar kalau Arya sudah lama meninggalkan pondok itu, dan mungkin saja setelah ia pergi, Arya juga sudah pergi meninggalkan pondok itu. itulah yang ada dalam pikiran Sanjaya.

"Pasti ada yang tak beres di sini!" kata Sanjaya dan langsung meninggalkan pondoknya itu.

Tujuan Sanjaya, sudah jelas untuk menemui Ki Badrun, dan ia ingin tahu apa yang telah terjadi pada Arya, murid yang dia bawa ke perguruan itu.

"Ketua! Ada yang ingin aku tanyakan padamu!" kata Sanjaya saat ia masuk ke dalam ruangan Ki Badrun.

Ki Badrun sudah tahu tujuan Sanjaya, namun ia sudah menyusun kata-kata untuk meyakinkan Sanjaya.

"Apa itu, Sanjaya?" tanya Ki Badrun.

"Apa kalian tahu kemana, muridku, Arya, pergi?" tanya Sanjaya.

"Arya?" kata Ki Badrun dan pura-pura berpikir.

"Iya, ketua! Kemana dia akan?"

"Aku sungguh tidak tahu Sanjaya! Aku pun sudah tak melihat dia setelah kau meninggalkan perguruan ini!" kata Ki Badrun.

"Benarkah itu?" tanya Sanjaya.

"Iya! Aku sungguh tak tahu, dan jika dia pergi, dia juga tidak mengatakan padaku!" kata Ki Badrun.

"Tidak mungkin!" kata Sanjaya tak percaya.

"Terserah padamu jika kau tidak percaya, namun aku ingatkan padamu, Arya tidak memiliki bakat, untuk apa kau mengingat dia?" kata Ki Badrun.

"Kalian salah, Arya memiliki bakat yang tinggi, dan jika di didik dengan benar, dia akan menjadi harapan baru bagi perguruan ini!" kata Sanjaya.

"Untuk apa harapan baru kalau dia tak bisa membangun perguruan ini, Sanjaya!"

"Membangun Perguruan ini, atau dia tak bisa membayar di perguruan ini?" kata Sanjaya.

"Bukankah itu sama saja Sanjaya? Dia tak mampu bayar, jadi bagaimana dia akan membangun Perguruan ini?"

"Oh jadi seperti itu ya? Katakan saja kalau Arya tidak bisa memberikan koin emas untuk ketua!" kata Sanjaya.

"Sanjaya, diam! Jangan asal bicara!" bentak Ki Badrun.

"Sepertinya yang aku katakan itu benar, dia sepertinya bukan pergi, tapi kalian usir. Benar, bukan?" kata Sanjaya.

"Sudah aku katakan, aku tak tahu apa-apa tentang muridmu itu! Dan lagian dia pergi itu malah membuat beban Perguruan ini berkurang. Dia hanya beban!" kata Ki Badrun.

"Beban yang kau katakan itu adalah muridku!" tegas Sanjaya dan meninggalkan ruangan itu.

"Sanjaya, kau mau kemana?"

"Mencari Arya!" tegas Sanjaya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Guru Yang Marah

    "Mungkin Tandui, tahu sesuatu tentang kepergian, Arya?" kata Sanjaya dan begitu dia keluar dari ruangan Ki Badrun dia langsung menuju ke rumah Guru Tandui, salah satu guru di perguruan matahari itu. "Arya, sesungguhnya kau ada dimana?" gumam Sanjaya menjadi gelisah."Selamat datang kembali, rivalku!" kata guru Tandui pada Sanjaya. Menyambut kedatangan orang yang dia anggap sebagai saingan di perguruan itu. "Kita sudah berumur Tandui, jangan anggap aku rival mu lagi!" kata Sanjaya."Sampai kapanpun kau adalah rival ku!" kata guru Tandui."Terserah padamu, Tandui. Eh, apa kau tahu muridku pergi kemana?" tanya Sanjaya."Mengenai itu ... !"Sanjaya melihat guru Tandui menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Dan itu membuat Sanjaya curiga. "Ada apa, Tandui?" tanya Sanjaya."Muridmu mengacau!" kata Tandui."Mengacau? Apa maksudnya?" tanya Sanjaya."Setelah kepergianmu, dia membuat kekacauan di perguruan ini, dan setelah itu dia pergi, mungkin dia malu!" kata guru Tandui."Benarkah itu, Tand

    Last Updated : 2024-11-06
  • Sang Penghancur Langit    Pusaka Pedang Urat Petir

    Arya masih diam dan melihat saat Cahaya biru itu memancar dari kitab ilmu kanuragan yang diberikan padanya. Dan pada saat itulah sesuatu terjadi pada kitab itu, yang mana perlahan-lahan muncul sebuah pedang pusaka yang memiliki pamor yang sangat menakutkan. "Tidak mungkin!" kata Arya dan mendekat ke arah pedang itu. Jledaaarrrrrrr!!!Suara ledakan yang begitu dahsyat terdengar saat Arya memegang gagang pedang itu, dan itu sungguh suara ledakan yang sangat dahsyat."Apa maksudnya ini?" tanya Arya, dan masih terus pegangi gagang pedang yang baru saja keluar dari kitab pusaka itu. Bahkan, tanpa ragu, Arya mencabut pedang itu, dan pamor yang begitu kuat pun dirasakan oleh Arya keluar dari pedang itu. Jledaaarrrrrrr!Suara ledakan yang lebih keras lagi terdengar, dan itu lebih keras dari ledakan yang sebelumnya."Pedang urat petir!" ucap Arya membaca nama pedang itu di bilah pedang yang baru saja dia cabut itu. Hanya sesaat saja tulisan itu ada di bilah pedang itu, karena setelah itu

    Last Updated : 2024-11-06
  • Sang Penghancur Langit    Ketakutan Golongan Hitam

    Di Utara kerajaan lingga, tepatnya di hutan rimba daun, hutan yang penuh dengan kelelawar yang sudah hidup ratusan tahun.Di tengah hutan yang lebat itu berdiri sebuah perguruan hitam yang cukup ditakuti di dunia persilatan. Perguruan Walet Merah."Apa ini?" gumam Ki Hasta, pendekar berjuluk Iblis Walet itu mendapatkan sebuah petunjuk yang membuat keringat di tubuhnya mengucur dengan deras."Tubuh petir? Pemilik kitab pusaka legendaris?" gumam Ki Hasta.Ki Hasta merupakan tokoh sesat yang sudah berusia ratusan tahun, dan sudah melewati generasi demi generasi.Dengan kemampuan tenaga dalam yang tinggi, Ki Hasta mampu menekan ketuaan pada dirinya. Meskipun saat ini dia terlihat berusia tujuh puluhan tahun, sesungguhnya usianya sudah lebih dari dua ratus tahun."Ini tidak dapat dibiarkan, bisa-bisa dunia hitam akan dihancurkan olehnya!" kata Ki Hasta, ketakutan.Tidak hanya petunjuk tentang pemilik tubuh petir, meskipun wajahnya tidak terlihat, Ki Hasta juga menemukan letak keberadaan pe

    Last Updated : 2024-11-07
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Perguruan Matahari

    "Kita serang Perguruan Matahari dari tiga arah mata angin, aku akan dari sisi selatan!" kata Ki Hasta."Aku dari sisi barat!""Baik, aku akan dari sisi timur, pintu masuk perguruan itu," kata Nyai Kedasih.Tiga ketua perguruan hitam itu sudah mendekati Perguruan Matahari, dan berpisah menuju arah serangan yang sudah mereka sepakati.Ki Hasta, ketua Perguruan Walet Merah terlebih dahulu membawa semua muridnya menuju sisi selatan, meninggalkan Ki Gering dan Nyai Kedasih."Apa kau percaya padanya, Nyai?" tanya Ki Gering."Aku tidak tahu, tapi aku setuju karena aku benci pada Ki Badrun, ketua perguruan matahari," jawab Nyai Kedasih."Jadi itu alasanmu, ikut menyerang perguruan ini?" tanya Ki Gering."Iya, aku tidak terlalu yakin dengan firasat Ki Hasta," ucap Nyai Kedasih.Ki Gering diam, dia terpaku melihat Nyai Kedasih yang sudah meninggalkan dirinya, membawa semua murid perempuan yang dia bawa dari perguruannya.Kini tinggal Ki Gering dan semua murid perguruan yang dia bawa."Kenapa gu

    Last Updated : 2024-11-07
  • Sang Penghancur Langit    Datangnya Bantuan

    "Bagaimana ketua Badrun? Apa kau akan tetap tak mengatakan dimana pemilik tubuh petir itu?" tanya ketua hasta."Sudah aku katakan, aku tidak tahu menahu tentang tubuh petir yang kau katakan itu," teriak Ki Badrun.Hiaaaaatttt!!Ki Badrun sudah mencabut pedangnya, dan saat dia alirkan tenaga dalam, pedangnya mengeluarkan cahaya merah. Itulah pamor dari pedang matahari.Ki hasta hanya tersenyum, meskipun mereka berasal dari jaman yang sama, tapi kemampuan ku hasta masih berada satu tingkat di atas Ki Badrun."Senjata mu akan segera tumpul!" kata Ki hasta.Wutttt ... whuuutt ... whuttttt..!!Ki Hasta memutar senjatanya, sebuah senjata berupa tongkat panjang dimana di ujung memiliki ukiran burung walet."Tidak akan aku biarkan!"Ki Badrun mulai gunakan jurus pedang matahari, jurus yang menggunakan kekuatan panas sebagai inti dari serangannya.Tapi Ki Hasta bukan tidak tahu semua itu, dan menunggu serangan Ki Badrun.Tranggggg!!Dua senjata andalan mereka beradu, dan tangan Ki Badrun berge

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sang Penghancur Langit    Memilih Mundur

    Arya, yang meninggalkan hutan, menuju ke arah kota Mekar, dan ia merasakan kalau orang-orang yang dia jumpai selama dalam perjalanan memiliki kemampuan yang cukup tinggi.Arya mengambil kitab pusaka yang ada dibalik bajunya."Tapi setelah aku kuasai dengan sempurna kitab ini, aku yakin, aku pasti mampu kalahkan mereka!" ucap Arya. Arya, saat meninggalkan hutan kematian memang belum sepenuhnya kuasai seluruh jurus yang ada di dalam kitab itu.Arya merasa sudah saatnya dia tinggalkan tempat latihannya, dan sambil berkelana Arya akan berlatih dirinya dan juga melatih jurus yang ada di dalam kitab itu.Kitab pusaka itu merupakan kitab yang paling sempurna bagi seorang pendekar yang menggunakan tangan kosong.Selain jurus utama, dalam kitab itu juga ada jurus tapak petir, jurus jari petir dan jurus tangan kosong yang lain, serta jurus pedang yang tak kalah hebatnya. Karena banyaknya jurus yang terkandung dalam kitab tinju pusaka, maka Arya putuskan untuk meninggalkan hutan kematian.Jika

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sang Penghancur Langit    Perintah Ketua Badrun

    Dengan bantuan dari Kuil Suci, keadaan di perguruan matahari mulai kondusif, meskipun itu tidak menutupi jika perguruan itu akan kehilangan pamor di dunia persilatan."Maafkan kami ketua Badrun, kami terlambat datang!" kata Biksu Suci pada ketua besar perguruan matahari.Wajah dari Biksu Suci terlihat tidak bagus, dia merasa sangat bersalah."Tidak, Biksu Suci. Aku malah sangat berterima kasih pada Biksu Suci, jika bukan karena Biksu Suci, mungkin perguruanku sudah rata dengan tanah," kata ketua Badrun.Wajah Biksu Suci tetap saja tidak baik, dia seperti memikirkan sesuatu."Siapa pemilik tubuh petir itu, ya?" ucap Biksu Suci."Aku juga berpikiran sama, Biksu Suci. Ki Hasta mengatakan jika pemilik tubuh petir itu berasal dari perguruan ku ini, padahal aku tidak tahu apa-apa," kata ketua Badrun."Tapi aku merasa ada sesuatu yang berhubungan antara dia dengan perguruan ini, atau mungkin dengan seseorang di perguruan ini," ucap Biksu Suci."Seseorang?" gumam ketua Badrun.Ketua Badrun da

    Last Updated : 2024-11-09
  • Sang Penghancur Langit    Si Pengintip

    Dengan mengganti pakaian menjadi warna kuning, Arya berjalan menyusuri ibukota kerajaan Lingga, kota Mawar Putih."Inikah ibukota?' ucap Arya yang begitu kagum dengan kemegahan kota mawar putih. Kota yang bangunannya tertata dengan baik."Tapi kenapa kota ini seperti baru terjadi kekacauan?" gumam Arya.Seperti yang Arya ucapkan, kota Mawar Putih memang baru saja terjadi renovasi di berbagai sudut kota itu, Arya tidak tahu jika kota mawar putih, baru saja terjadi perebutan kekuasaan.Arya duduk di emperan toko yang ada di kota itu, ingin memasuki sebuah rumah makan tapi Arya sudah kehabisan uang."Nasib seorang pendekar memang sangat menyedihkan," ucap Arya.Arya memang tidak memiliki bekal selama perjalanan, dan ia hanya memiliki sedikit koin emas dan semua itu sudah habis saat Arya memulai perjalanan."Hei anak muda! Apa kau seorang pendekar?'Arya menoleh, dan yang ada didekatnya adalah seorang lelaki usia empat puluhan tahun."Hanya pendekar biasa, paman!" jawab Arya."Dari usiamu

    Last Updated : 2024-11-09

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Rumah Pelelangan

    Semua orang memilih mundur karena kehadiran Arya yang tiba-tiba. Tidak ada yang merasakan pancaran energi Arya sebelum dia turun ke lantai rumah tuan Nug."Siapa kau keparat?" maki tuan Nug."Apakah itu penting?" tanya Arya.Tuan Nug diam, dia merasa geram karena Arya sudah gagalkan niatnya untuk dapatkan koin emas yang banyak dari hasil penjualan putri Gut."Kenapa diam saja, bunuh dia!" bentak tuan Nug pada anak buahnya yang berjaga di sana."Berhenti di sana jika ingin hidup!" ancam Arya."Alah ... Sombong! Banyak cakap!" ucap salah satu anak buah tuan Nug dan menyerang dengqn cepat.Plakkkkkk!!Arya dengan cepat menampar bagian leher anak buah tuan Nug itu dengan keras.Tidak ada suara karena lehernya sudah patah, dan dia jatuh dengan kondisi yang tewas."Apakah ada lagi yang ingin menyusulnya ke neraka?" tanya Arya."Ada ribut-ribut apa ini?"Ketua Yoi datang dan dia langsung berteriak keras."Kau .. bagiamana kau bisa ada disini?" bentak ketua Yoi pada Arya.Ketua Yoi tidak meny

  • Sang Penghancur Langit    Membungkam Bandit

    Arya sudah tahu jika dia hanya akan dijadikan bahan permainan oleh dua orang yang membawanya.Apalagi saat Arya dibawa keluar dari kota Bing. Kecurigaan Arya semakin besar, tapi itu tidak membuatnya ragu."Kemana kalian akan membawa aku?" tanya Arya."Ikut saja, tidak usah banyak bertanya," kata salah satu anak buah ketua Ruoy."Baiklah!"Arya terus dibawa, dan akhirnya mereka sampai di pinggiran hutan. Dan saat itulah kedua orang anak buah ketua Ruoy berhenti."Apakah kita sudah sampai?" tanya Arya."Sudah!""Di sini?" tanya Arya lagi."Benar! Di sinilah kuburanmu!"Arya tersenyum, tebakan tentang dia akan dipermainkan kini sudah kenyataan."Kenapa kalian begitu yakin jika aku akan mati?" tanya Arya.Hahahahahahaha!!Satu tawa keras menjawab pertanyaan Arya. Dan dari semak belukar keluar belasan orang bersama dengan ketua Ruoy."Anak muda! Nasibmu sungguh tidak beruntung karena harus berurusan dengan kelompok air hitam!" kata ketua Ruoy pada Arya."Salah! Bukan aku yang bernasib tida

  • Sang Penghancur Langit    Mengejar Ke Kota Bing

    Wajah anak buah ketua Yoi pucat, itu karena Arya mengatakan perkataan itu sambil menahan amarah."KATAKAN! KEMANA KETUA KALIAN MEMBAWA PUTRI GUT?" bentak Arya.Amarah Arya sampai pada puncaknya, karena tidak ada yang menjawab setiap ucapannya."Baik ... Jika tidak ada yang menjawab, artinya kalian sangat suka jika aku gunakan kekerasan," ucap Arya.Sreeetttt.Arya mencabut pedang awan merah, dan dengan mata yang merah, Arya berjalan ke arah rombongan terakhir itu."Jika tidak ada yang membuka mulut, maka kalian semua akan tewas," kata Arya.Semua orang yang ada pada rombongan terakhir itu mundur, ketakutan karena amarah Arya.Haaaaaaaaaaa!!Whusssssssss!!Crasssssss!!Arya bergerak, dan hanya bayangan kuning emas yang terlihat karena gerakan cepat Arya.Aaaaaaaaaaaaaaaaa.Dua jeritan bersamaan terdengar bersahutan. Dan dua tubuh tanpa kepala kehilangan nyawanya, tergeletak di tanah."Apakah tidak akan ada yang menjawab?" tanya Arya."Ketua Yoi pergi menemui tuan Nug," ucap seseorang d

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Sekte Wilayah.

    Tubuh Ketua Bit bergetar hebat saat Arya dengan mudahnya menghalau serangannya. Padahal, serangan itu sudah dialirkan dengan tenaga dalam yang besar. Tubuh Ketua Bit mundur, dia tidak mau berada di bawah ancaman pedang Arya. "Satu langkah lagi kau mundur, maka kau akan kehilangan kepalamu," kata Arya mengancam. Langkah kaki Ketua Bit langsung kaku karena ancaman dari Arya. Dia berhenti di tempat, dan wajahnya pucat pasi. "Apakah sekarang kau akan bekerja sama?" tanya Arya. "Ba... Baik! Aku akan bekerja sama, katakan saja apa yang ingin kau tahu!" kata Ketua Bit. "Tidak banyak, aku hanya ingin tahu kemana gadis itu?" tanya Arya. Ketua Bit tahu jika itu yang akan Arya tanyakan, dan dia berusaha mencari cara agar Ketua Yoi jauh sebelum dia memberikan kemana Ketua Yoi pergi. "Katakan!" bentak Arya dan menekan pedang Awan Merah ke leher Ketua Bit yang terpaksa mundur kembali. Punggung Ketua Yoi tertahan karena tubuh Ketua Yoi sudah mentok ke dinding, dan itu juga menekan pedang di

  • Sang Penghancur Langit    Memburu Penculik

    Ketua penculik yang membawa putri Gut melesat ke arah Utara, berkali-kali dia melihat ke belakang, dan memastikan jika Surya tidak akan mengejar dirinya. Saat ketua penculik itu sampai di markas mereka, ketua Yoi, ketua dari perompak macan laut sudah menunggu dengan wajah yang sumbringah. "Tidak salah memang aku percayakan tugas ini pada sekte terkuat di negeri ini," kata ketua Yoi. "Diam kau, kalau aku tahu tugas ini sangat berat, aku tidak akan mau melakukan tugas seberat ini," kata ketua penculik itu. Ketua bagian dari wilayah kota Dong. Ketua Bit. "Kenapa mengatakan seperti itu ketua Bit? Bukankah aku sudah membayar mahal?" ucap ketua Yoi. "Kau memang membayar mahal, tapi harga yang harus aku bayar jauh lebih mahal lagi. Kemungkinan besar nyawa dari anak buahku tidak tertolong lagi," kata ketua Bit pada ketua perompak macan laut itu. Wajah ketua Yoi berubah warna, dia tidak menyangka jika Arya akan sekuat itu. "Ini gadis mu, segera pergi dari sini," usir ketua Bit pada ketua

  • Sang Penghancur Langit    Menculik Putri Gut

    Seperti yang dikatakan oleh ketua yoi. Ketua perompak macan laut menemui markas wilayah dari sekte naga hitam. Dan seperti yang diminta oleh ketua Yoi, anak buah sekte naga hitam bagian wilayah Dong langsung bergerak untuk menculik putri Gut. Mereka terus awasi pergerakan Arya dan putri Gut. Dan saat ada kesempatan anak buah dari sekte naga hitam itu langsung memasuki kamar putri Gut. "Apa yang kalian inginkan?" teriak putri Gut saat melihat belasan orang memasuki kamarnya. "Kami inginkan dirimu," jawab salah satu anak buah sekte naga hitam itu. Bammmmmmm!! Tapi satu pukulan, serta satu tubuh terlempar masuk ke dalam kamar putri Gut. "Apa yang terjadi?" teriak pemimpin dari wilayah sekte naga hitam wilayah Dong. "Jangan coba-coba untuk menculik atau melukai dia, atau kalian semua akan mati," kata Arya yang sudah berdiri di pintu masuk kamar putri Gut. "Hajar dia!" kata pemimpin penculikan itu. Bersamaan dengan perintahnya itu, dia bergerak ke arah putri Gut. Tukkkkkk! Dia m

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Naga di Langit

    Huppppppp!! Satu tubuh berpakaian hitam sampai di dekat kota Hon, Ibukota kerajaan Burma. Tubuh berpakaian hitam itu membawa sesosok tubuh perempuan berpakaian hijau di pundak. "Ini dia kota Hon. Aku sudah lama tidak ke kota ini, aku harap semuanya masih sama saja," ucap orang itu. Orang itu menatap dari ketinggian bukit Hon, bukit yang menjadi perbatasan antara ibukota kerajaan dengan kota lainnya. "Saatnya menunjukkan jika aku sudah sampai di kota ini," ucap sosok itu. Sosok itu merogoh sesuatu dari balik bajunya, dan itu seperti sebuah petasan yang besar. "Chu Cai! Aku tiba disini, sambut aku!" Desis orang itu. Whusssssssss!! Jledaaarrrrrrr!! Suara ledakan yang keras, yang begitu memekakkan telinga terdengar di udara saat sosok hitam itu melemparkan petasan yang besar itu ke udara. Asap dari petasan itu membentuk seekor naga, dan asap itu terlihat menakutkan karena sosok naga dari asap itu. "Jemput aku disini," kata sosok berpakaian hitam itu. Sosok itu meletakkan peremp

  • Sang Penghancur Langit    Hut Lau

    Haaaaaaaaaaa! Hut Lau menunjukkan tenaga dalamnya pada Arya, dan itu memang tenaga dalam yang sangat besar. Tapi Arya tidak mau kalah, dia juga ingin menunjukkan jika dia bukan pemuda yang boleh direndahkan, apalagi dia baru sampai di negeri Burma. "Bagus! Memang harus memiliki kemampuan jika ingin melawan diriku," kata Hut Lau. Whusssssssss!! Hut Lau bergerak ke arah Arya, dan menyerang dengan kecepatan yang tinggi. Plakkkk! Keduanya adu tenaga dalam. Pancaran tenaga dalam dari keduanya yang bertenaga dalam tinggi itu menghembuskan angin yang kencang. Tangan adu tenaga dalam, kaki saling tendang dan itu terus terjadi hingga keduanya sama-sama mundur ke belakang. "Kau cukup lihai anak muda, tapi itu belum cukup jika tanpa gunakan senjata," kata Hut Lau. Arya diam, dia tidak ingin gunakan pedang urat petir, karena itu sama dengan Arya bertarung dan akan membunuh Hut Lau. "Dimana senjata mu, anak muda?" tanya Hut Lau. Arya diam tidak menjawab, dia bingung untuk menjawab apa.

  • Sang Penghancur Langit    Menawarkan Diri

    Arya mengerutkan dahinya karena perkataan gadis itu, dia tidak percaya Jiak gadis itu menawar dirinya untuk menemani gadis itu selama satu malam. "Aku bukan pemuda seperti yang kau pikirkan nona," ucap Arya. "Aku tidak peduli, yang jelas kau harus menemani aku malam ini," kata gadis itu. "Sudahlah Yun Mei, dia tidak mau menemani dirimu, mungkin kau kurang cantik." Gadis lain bicara dari belakang Arya, dan itu semakin membuat Arya dalam posisi yang tidak bagus. "Apa maksudmu Hon Sun, aku tidak cantik? Jadi kau pikir kau lebih cantik dariku?" bentak gadis yang bernama Yun Mei itu. "Sudah pasti, aku jauh lebih menarik dari pada dirimu," kata Hon Sun dan menyampingkan rambutnya menunjukkan bola besar yang tumbuh indah di tubuhnya. Arya semakin terpojok, tidak tahu harus katakan apa, dia merasa seperti bahan rebutan dari dua gadis itu. "Anak muda tampan, siapa diantara kami yang paling cantik?" tanya Yun Mei pada Arya. "Kenapa bertanya padaku?" tanya Arya. "Bodoh! Apa kau tidak bi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status