Claudina dengan percaya diri melangkah menuju atas panggung, tempat lusinan pria berjas mewah duduk. Mereka memandang padanya saat dia berdiri dan dengan tenang melihat semua orang di depannya.Claudina tersenyum, kecantikannya menyinari ruangan dan membuat beberapa orang tanpa sadar berdiri, menunjukkan rasa antusias mereka."Selamat datang, semuanya," katanya dengan suara lembut. Suara itu membelai telinga setiap tamu dan membuat mereka terpesona. "Malam ini kami akan mengadakan acara amal." Dia menambahkan.Claudina berjalan ke samping, menunjukkan layar besar yang ada di belakangnya. Di dalamnya, terdapat video anak yatim piatu yang benar-benar membutuhkan bantuan agar rumah mereka tidak dihancurkan untuk keuntungan bisnis."Banyak orang yang kurang beruntung daripada yang lain," ucapnya. "Anak-anak ini, yang telah kehilangan keluarga dan masih menyimpan mimpi di hati mereka, membutuhkan bantuan kita."Claudina melihat ruangan, berharap tindakannya akan memberikan hasil yang diing
"Satu miliar dolar untuk sesuatu yang pada dasarnya tak berharga? Apa yang dia dapatkan dari modal sebesar itu? Lagu yang didedikasikan untuknya? Itu konyol, bahkan jika dia menjual lagu itu, aku yakin dia tak akan mendapatkan bahkan sebagian kecil dari uang itu kembali." "Ya, aku setuju, lagu Claudina sangat luar biasa, tapi satu miliar dolar? Bodoh!"Semua mata tertuju pada Arthur yang duduk di sudut ruangan, mempertanyakan identitas pria itu."Siapa dia?" Aston melirik Harry."Mana kutahu, Tuan Aston? Aku juga tak terlalu peduli padanya. Sungguh sia-sia buat barang tak berguna seperti itu. Biarkan dia mengambil yang ini, dan kita akan memfokuskan uang kita pada barang pamungkas." Harry menjawab dengan merendahkan.Aston merasa harga dirinya telah ternoda. Seseorang telah menghinanya dengan memamerkan kekayaan mereka. Dia tidak bisa mentolerir ini, tak peduli siapa orang itu."Omong kosong apa, dia sengaja menghinaku dengan menawarkan satu miliar dolar cuma buat sebuah lagu?" pikir
"Tidak, aku tidak pernah menyetujui hal ini, Tuan Leo," kata Claudina berusaha menyatakan ketidakpuasannya. Namun, dia tidak berdaya saat empat pria kekar mengelilinginya."Biarkan aku pergi!" serunya, wajahnya pucat ketakutan. "Aku tak akan pernah menyetujui ini; aku tak pernah bermaksud menjual diri. Kau tak boleh melakukan ini padaku, kali ini kau benar-benar memaksaku melakukan hal yang tak kuinginkan," tambahnya sambil menggelengkan kepala tak percaya.Tapi Leo tampak bangga dan bersemangat untuk apa yang akan dia dapatkan dari pelelangan ini. Lagi pula, jika seseorang bersedia menghabiskan satu miliar dolar buat barang tak berguna, berapa banyak yang bakal dikeluarkan demi menikmati tubuh Claudina?Leo terbiasa berurusan dengan wanita seperti Claudina yang berpura-pura menghargai kesucian mereka saat memasuki dunia hiburan. Namun, dia sangat menyadari itu semua adalah palsu; semua gadis yang dia kenal pada akhirnya menyerah pada uang. Tidak ada apa pun di dunia ini yang sanggup
[Nama: Arthur Gardner][Saldo: 9.961.474.999.995 USD][Tubuh: 30 (Bagus)][Pikiran: 35 (Bagus)][Poin VIP: 100][Keterampilan - 1][Mengemudi - 10 (Pemula)][Pasangan - 1][Edna Ross (22) - 80%]Arthur menyeringai kala mengumpulkan banyak poin VIP tepat ketika dia berada dalam situasi sulit yang bisa membuatnya melakukan sesuatu yang luar biasa."Keren sekali, aku bisa melakukan banyak hal luar biasa dengan 100 poin VIP!" pikirnya.Jika dia perlu bertarung, Arthur bisa menggunakan poin VIP untuk meningkatkan kekuatan tubuhnya dan sisanya ke dalam keterampilan Seni Bela Diri, yang akan langsung mengubahnya dari manusia biasa menjadi Iron Fist.Lelang yang terjadi telah berubah menjadi tindakan kriminal, karena penyelenggara berusaha untuk melelang keperawanan Claudina, yang jelas-jelas dia tolak. Seolah-olah orang-orang di ruangan itu telah menjadi binatang buas, semua siap bertarung demi menggapai hadiah utama dengan sekuat tenaga, terutama mereka yang merasa punya cukup kekayaan.Art
"Tuan Glitzy, maukah kau berbaik hati mengalahkan penawaranku?" Harry menoleh ke Arthur dan, dengan suara gemetar, bertanya, nadanya diwarnai dengan harapan.Harry diliputi rasa takut, tubuhnya gemetar, dan wajahnya menjadi pucat saat berusaha menyembunyikan kecemasannya. Meskipun dia kaya, dia tidak berniat menghambur-hamburkan uang untuk situasi khusus ini."Bisakah kau mempercayainya? Harry benar-benar memohon sesuatu pada Tuan Glitzy.""Ini sangat memalukan - ternyata omong besarnya hanyalah sebuah bualan saja."Aston tersenyum puas, bangkit dari kursinya. Dia bertepuk tangan dengan pelan, suaranya bergema di ruangan dan segera menarik perhatian semua orang yang hadir.Dia tahu bahwa dia satu-satunya yang pantas menjadi pemenang, dan benar saja, salah satu lawannya sudah menyerah bahkan sebelum dia harus bertindak. Seperti biasa, dia dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Kali ini tidak ada pengecualian."Betapa pecundangnya kau, Harry!" dia menyatakan. Dia kemudian mend
"Dua puluh miliar Dolar!" berkata Arthur dengan rasa percaya diri, mengangkat tangannya saat berbicara. Suaranya penuh kepastian, dan dia tersenyum bahagia karena keputusannya yang berani. Jelas bahwa dia tidak akan mundur dari tantangannya.Arthur menawarkan harga sebesar dua puluh miliar dolar untuk membeli keperawanan Claudina. Semua orang tergoda oleh hadiah yang bisa mereka peroleh dari pelelangan ini. Namun, jumlah uang yang begitu banyak itu benar-benar keterlaluan! Tidak seharusnya dibelanjakan, bahkan untuk hal seperti ini."Edan! Apa aku mendengar dengan benar? Dua puluh miliar dolar? Tidak mungkin!""Tidak bisa kupikirkan seseorang akan membayar uang sebanyak itu untuk keperawanan Nona Claudina. Ini benar-benar gila. Pasti dia sudah gila!"Arthur sangat yakin bahwa keperawanan tidak boleh diperlakukan sebagai komoditas. Menurutnya, ia harus dihormati dan dijaga, bukan diperdagangkan atau dijual sebagai produk. Setiap usaha untuk memonetisasi keperawanan seseorang akan mengh
"Apa kau bercanda?" Teriak Aston marah. Wajahnya memerah saat dia berbalik menghadap anak buahnya. Ekspresi mereka menunjukkan kekesalan mereka atas tawaran Arthur. "Tak mungkin kubiarkan siapapun mengkhianatiku!"Tidak ada yang bisa menahan diri untuk tidak tergoda oleh tawaran Arthur sebesar seratus juta dolar untuk senjata tersebut. Jumlah itu sama dengan gaji mereka selama bertahun-tahun, yang membuat mereka saling memandang satu sama lain berpikir untuk menerima penawaran itu. Aston berjalan menuju salah satu anak buahnya dan memberikan pukulan kuat di belakang kepala. "Apa kau gila? Apa kau benar-benar mencoba mengkhianatiku untuk segenggam uang? Apa kau benar-benar berpikir kau bisa menghidupi dirimu dan lolos begitu saja?"Dia memelototi Arthur dengan wajah marah. Panas amarahnya semakin meningkat, namun Arthur masih duduk di kursinya, tampaknya tak terganggu. "Apakah kamu yakin uang bisa membeli kesetiaan mereka? Apakah kamu benar-benar pikir kamu bisa pergi dari sini tanpa
Arthur merasa seolah-olah pengetahuan tentang cara menggunakan pistol itu telah tertanam di sarafnya, seperti memori otot. Dia seketika akrab dengan permukaan pistol yang dingin dan metalik. "Sangat halus dan dingin," bisiknya pada dirinya sendiri.Arthur dengan gesit memutar tubuhnya. Penglihatannya, ingatannya dan kecerdasannya yang telah meningkat secara drastis memungkinkannya untuk dengan cepat mengidentifikasi dan mengingat letak posisi dari 26 lampu yang tersebar di seluruh ruangan. Dengan mudah, dia menanamkan lokasi-lokasi itu di benaknya.Arthur dengan percaya diri memegang dua pistol di masing-masing tangannya, sementara yang lainnya ia selipkan dengan aman ke ikat pinggang dan jaketnya. Kecermatan dan ketangkasannya yang mengesankan membuatnya dengan mudah memutarkan kedua pistol itu di sekeliling jarinya.Arthur mengarahkan pistolnya ke Aston dengan cengkraman yang kuat pada pelatuknya. Dia menariknya kembali dan mendengar ledakan keras dari tembakan yang bergema di udara