Home / Urban / Sang Penguasa Arthur Gardner / Bab 4 - Hiburan Luar Biasa

Share

Bab 4 - Hiburan Luar Biasa

Author: Herolich
last update Last Updated: 2023-02-06 13:07:54

Arthur terdiam saat melihat keindahan di hadapannya; meja makan bundar besar dengan kursi mewah, dekorasi elegan, kolam air panas, sofa santai dengan layar besar, dan jendela kaca besar yang menawarkan pemandangan kota yang spektakuler. Itu adalah tempat yang hanya pernah dia lihat di iklan dan pamflet, yang hanya bisa dia diimpikan.

Edna membimbing Arthur ke meja dan berkata, "Tuan Gardner, maaf atas perilaku saya sebelumnya. Saya harap Anda bisa memaafkannya dan tidak memberikan penilaian jelek pada tempat ini."

Arthur dapat merasakan kehangatan dan ketulusan Edna melalui suaranya, dan dia sangat terkejut bahwa hari-harinya yang sulit telah digantikan oleh pelayanan yang luar biasa.

Edna berkata, "Tuan Gardner, Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan di sini. Jika Anda mau makan, kami akan menyajikan makanan terbaik disini."

"Baik, terima kasih, Nona Edna," kata Arthur pelan. "Saya ingin bersantai dan mandi terlebih dahulu, karena saya kedinginan. Lalu saya ingin makan. Tolong bawakan saya makanan yang paling mahal di sini. Dan, jika Anda tidak keberatan, saya ingin Anda bergabung dengan saya saat makan. Sepertinya tidak nyaman makan sendiri."

Arthur mengetahui bahwa di tempat ini para pramusaji akan melayani para tamu dengan sepenuh hati. Mereka akan menemani tamu saat makan, bahkan membantu memberi makanan jika diminta. Interaksi mereka hanya terbatas sampai di situ, tanpa ada layanan seks. Tempat ini sangat bermartabat dan menyediakan layanan paling elegan di kota.

"Tuan Gardner," kata Edna dengan suara rendah sambil menundukkan kepalanya. "Anda tidak perlu memanggil saya Nona. Edna sudah cukup. Tentu saja, saya dengan senang hati akan melayani Anda dan menemani Anda saat makan. Saya juga bisa membantu Anda menyiapkan pakaian hangat dan, jika Anda mau, saya bahkan bisa membantu Anda membasuh punggung Anda."

Menggosok punggung tamu sambil berendam di air panas adalah hal yang belum pernah dilakukan Edna sebelumnya. Meski biasanya hanya dilakukan untuk tamu dengan status tinggi, Edna mau melakukannya demi Arthur karena merasa malu dan bersalah telah meragukannya.

Dia juga yakin manajernya akan memaksanya untuk melakukan itu, atau bahkan menemani tamu untuk mandi bersama. Edna tidak yakin bagaimana cara menolaknya.

Menyadari Arthur datang sendirian, Edna mengira dia membutuhkan teman untuk menemaninya makan, atau melakukan aktivitas lainnya. Setelah itu, Edna meninggalkan ruangan.

Arthur dengan perlahan memasuki bak mandi air panas, menanggalkan pakaiannya, dan membasuh tubuhnya. Dia merasakan sensasi menyenangkan saat tubuhnya tiba-tiba menjadi hangat setelah seharian di salju. Arthur menutup mata dan merasakan senang yang meliputi dirinya, sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya. Kulit kasarnya menjadi lembut dan debu yang menempel di tubuhnya pun tersapu bersih.

Meraih sabun di ujung kolam, Arthur menggosokkannya ke tubuhnya dan merasakan kelembutannya, seperti halnya seorang bangsawan. Dia telah diberkati dengan sepuluh triliun dolar sebagai pengantar cara hidup baru dan dia tahu itu adalah perasaan yang akan dia nikmati untuk waktu yang sangat lama.

"Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan dan mendapatkan kekayaan, ketenaran, dan bahkan wanita yang sesuai dengan preferensiku. Aku akan menemukan seorang wanita yang benar-benar akan menghargaiku dan memiliki hati yang baik. Aku tidak perlu khawatir lagi dipandang rendah oleh siapa pun. Kali ini, aku akan menjadi orang yang aku inginkan."

Beberapa saat kemudian, Edna kembali dengan membawa baju ganti. Dia berpakaian putih, dan membawa beberapa pakaian hangat serta handuk untuk Arthur. Edna membungkuk perlahan di belakangnya, lalu bertanya dengan suara lembut, "Tuan Gardner, apakah Anda ingin saya memijat punggung Anda?"

Ini adalah pertama kalinya Edna secara terbuka menawarkan layanan seperti itu kepada seorang tamu, meskipun banyak pria yang tertarik padanya. Dia bukanlah seseorang yang terbiasa akrab dengan mereka dan tidak pernah menjalin hubungan. Dia adalah seorang wanita yang benar-benar menjaga harga dirinya dan benar-benar sosok yang pantas dikagumi oleh banyak pria.

Edna telah berulang kali ditawari kehidupan mewah dan uang oleh para tamu, tetapi dia menolak semuanya. Dia ingin menemukan pria yang benar-benar menghormati wanita dan tidak melihat mereka hanya sebagai objek seksual.

Arthur menoleh ke belakang dan melihat Edna, wajahnya memerah saat dia menatapnya. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya sejenak.

"Hei, Edna," kata Arthur dengan lembut. "Tidak usah khawatir. Bisakah kamu mengambilkan aku baju ganti dan menyiapkan makanan? Aku akan selesai dan makan sebentar. Aku benar-benar kelaparan. Apa kamu bersedia duduk bersamaku saat aku makan, hanya untuk menemaniku?"

Edna menatap Arthur dengan heran. Kecantikannya dan fisiknya hampir tak tertandingi, sehingga pria manapun akan terpikat oleh kehadirannya, terlebih jika dia menawarkan untuk menggosok punggung.

Walaupun dia tidak terlalu menyukai dirinya sendiri, kecantikannya tidak ada duanya. Namun, pria di hadapannya justru menolak tawaran itu dan hanya memintanya untuk bergabung bersamanya untuk mengobrol dan makan bersama. Apakah dia berbeda dari kebanyakan orang kaya yang pernah dia temui sebelumnya?

Jauh di dalam hatinya, Edna merasa lebih mengagumi Arthur. Dia tampak berbeda, seperti seorang orang kaya yang mempunyai hati yang besar, serta memiliki rasa harga diri yang tinggi.

Beberapa menit kemudian, sepuluh pramusaji wanita berpakaian hitam elegan masuk ke ruangan. Arthur tidak dapat menahan diri untuk tidak mengagumi kecantikan mereka.

Namun, Edna tampak menonjol dengan keanggunannya. Dia tampak seperti turun dari surga, memancarkan aura damai. Dia merasa puas hanya dengan berada di dekatnya. Para pramusaji menyajikan makanan di meja bundar di tengah ruangan.

"Selamat menikmati, Tuan Arthur..."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 288 – Mengejar Harapan

    Keputusasaan terlihat jelas di wajah setiap orang. Semua harapan seolah telah hilang dari mereka. Ketika waktu yang telah ditentukan oleh Mr. Zee segera berakhir, mereka mulai takut akan kemungkinan terburuk."Bos, aku yakin kamu akan datang tepat waktu," gumam Sylvia dengan kekhawatiran, suaranya bergetar saat dia berbicara.Gemuruh suara helikopter terdengar dari suatu tempat di atas. Orang-orang bertukar pandang, tidak ada yang benar-benar percaya dengan apa yang mereka dengar sampai suara helikopter semakin keras."Apa itu? Apakah mereka datang dengan anggota lebih banyak?" seseorang berspekulasi, suaranya dipenuhi kegelisahan.“Apakah itu masih belum cukup? Kita bahkan tidak bisa melakukan apapun sekarang." orang lain menimpali dengan hampa.Semua mata tertuju pada helikopter yang melayang di atas mereka dengan perasaan tidak menyenangkan, bertanya-tanya apa yang akan menjadi nasib mereka selanjutnya.Mr. Zee dipenuhi dengan kegembiraan. Sudut bibirnya melengkung membentuk cibira

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 287 – Merindukan Keajaiban

    Arthur bersiap menghadapi kemungkinan terburuk ketika Sylvia meneleponnya. Pikirannya segera mulai berpacu, merencanakan rencana perlawanan terhadap musuh yang ada di hadapan mereka saat ini. "Celine," Arthur memanggil Celine melalui ponselnya, berkata dengan nada mendesak. "Aku butuh bantuanmu sekarang." "Bos," jawab Celine hati-hati. “Apakah ini berkaitan dengan berita di televisi?”“Ya, Sylvia ada di sana. Dia baru saja menelepon dan mengatakan ada sesuatu yang aneh yang sedang terjadi. Aku ingin mengetahui sejauh mana kemungkinan terburuk yang akan terjadi." Arthur menjelaskan sebelum berhenti untuk mengambil napas dalam-dalam.“Kalau begitu, aku akan mengirimkan beberapa kamera drone ke lokasi itu agar kamu bisa memantau situasi di sana, bos,” kata Celine tanpa ragu.“Baiklah,” jawab Arthur dengan tekad dalam suaranya. Dia tahu bahwa hanya masalah waktu saja sebelum segalanya menjadi lebih buruk, jadi dia harus bertindak secepat mungkin jika ingin menjaga mereka semua tetap ama

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 286 – Bersiap untuk Merayakan Kemenangan

    Mr. Zee, sosok misterius yang memakai jubah hitam, berdiri tegap di tengah lapangan seolah tak terkalahkan. Kehadirannya menimbulkan suasana yang menakutkan bagi semua orang, dan semua mata tertuju padanya saat pertanyaan berputar di dalam diri setiap orang: "Siapa pria ini?"Tiba-tiba, sebuah helikopter muncul dari langit dan melayang di atas stadion. salah satu penumpangnya berteriak kepada semua yang hadir, “Selamat siang, pemirsa! Bisakah kalian melihat apa yang terjadi di bawah sana? Semua orang berlarian dalam kekacauan, mencoba melarikan diri dari pria misterius itu dan para pengikutnya, tapi semua jalan keluar telah dikunci dengan ketat.”Jelas sekali bahwa dia adalah seorang reporter dari salah satu stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut secara langsung.Reporter tersebut melanjutkan laporannya dengan suasana kegembiraan yang semakin meningkat, “Seperti yang kalian lihat di sini, ada lusinan pria yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng menyeramkan yang terseba

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 285 – Musuh Baru Mendekati

    Lima helikopter turun dari langit dan melayang di atas lapangan, membuat semua pemain panik.Walaupun bingung, satu kata bergema di benak mereka semua: "Lari!"Mereka berpencar dan berlari mati-matian dari area lapangan untuk menjauh.Pelatih meneriakkan perintahnya. "Cepat masuk!"Dia mendesak semua anggota tim sepak bola untuk bergerak lebih cepat demi keamanan mereka.Salah satu pemain berhenti, berbalik untuk melihat helikopter yang mengancam yang melayang di atas pertandingan mereka. Dia berjalan mendekati pelatih yang sedang mengeluarkan perintah dan berteriak padanya."Apa yang sedang terjadi?" Teriaknya, berusaha untuk didengar di tengah suara mesin helikopter yang semakin lama semakin keras.Pelatih membalas tatapannya dengan tatapan penuh tekad. Dengan suara yang tenang namun tegas, dia menjawab dengan kuat, "entahlah. Yang jelas aku ingin kamu selamat!"Dia kemudian dengan cepat mengeluarkan peluitnya dan meniupnya beberapa kali, sambil melambaikan tangannya ke depan untuk

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 284 – Kunjungan yang Tidak Diharapkan

    Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh seluruh warga Southlake City; kota mereka akan menjadi tuan rumah salah satu klub sepak bola paling sukses di negara ini. Tidak ada yang lebih bersemangat daripada Sylvia, yang bergegas ke Golden Chamber Hotel seperti angin puyuh. Dia menyelesaikan persiapannya untuk pertandingan besar dengan semangat membara, mengemas makanan ringan dan mengumpulkan berbagai macam pernak-pernik lainnya."Aku tidak menyangka kamu akan selesai dengan tugasmu dengan begitu cepat," komentar Arthur dari tempat duduknya di sofa. "Kamu berubah dari orang yang tidak tertarik beristirahat menjadi menganggap sepak bola seolah itu adalah hidupmu!" Ucapannya membuat Sylvia sedikit tersipu; dia belum sempat mengungkapkan cintanya pada permainan itu kepadanya sebelumnya."Ya, Bos," jawabnya sambil memutar-mutar sehelai rambut di jarinya. “Ayahku selalu mengajakku menonton sepak bola bersama sejak aku masih kecil, jadi aku tidak mau ketinggalan saat mereka bertanding.”Eksp

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 283 – Mata-Mata Tak Terlihat

    Arthur terjebak dalam aktivitas kantor yang menarik. Hiruk pikuk di tempat kerja membuatnya melupakan waktu yang terus berlalu. Dia pun bahkan tidak menyadari bahwa hari telah bergeser ke malam. Sylvia yang telah bekerja keras selama ini membuat Arthur cemas, lalu ia memaksanya untuk berlibur dari stres pekerjaannya.Ia telah duduk di kursi kerjanya sejak pagi, fokus pada layar laptop di hadapannya. Tanpa disadari, ia lupa waktu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu, "Ya." jawabnya dengan suara tenang.Edna masuk ke ruangan dengan setelan eksekutif berwarna putih dan rok selutut berwarna krem. Rambut pirangnya yang tebal dikait rapi ke belakang menjadi sanggul. Dengan perlahan, ia berjalan mendekati Arthur dan meletakkan tangannya dengan lembut di atas mejanya."Halo, Bos. Bukankah sekarang sudah masuk waktu istirahat siang?" kata Edna dengan hati-hati. "Aku rasa Anda perlu istirahat sekarang." Dia melanjutkan dengan antusias, "Aku akan meminta koki di kantor untuk meny

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 282 – Bakat Alami

    Claudina terdiam setelah mendengar tawaran Arthur, agar dia berlatih seni bela diri dan senjata api. Dia menatapnya dengan mata lebar dan tidak berkedip."Arthur," gumamnya pelan, "mengapa kamu mendadak menanyakan hal ini? Apa alasannya?"Arthur menghela napas untuk memulai berbicara Tatapan mata yang tulus saat dia menatap langsung ke mata Claudina dan berbicara dengan sungguh-sungguh."Karena sekarang kamu memiliki kemampuan menghipnotis ini, Claudina. Jika di masa depan kamu harus berpartisipasi dalam pertempuran melawan The Hunters. Jadi, sebelum waktunya tiba, aku harap kamu dapat belajar ketrampilan seni bela diri dan senjata, agar tidak terjadi sesuatu hal buruk kepadamu."Claudina berhenti sejenak sebelum berbicara. Kepalanya tertunduk seolah sedang merenung. Ketika dia akhirnya membuka mulut untuk menjawab, suaranya sedikit bergetar."Arthur, tentu saja, aku sangat tertarik untuk mencobanya," ucapnya ragu-ragu. "Tetapi apakah kamu benar-benar yakin aku bisa melakukannya? Kamu

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 281 – Menjelajahi Peluang Baru

    Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang berkilauan meluncur perlahan ke pintu masuk perusahaan Brown. Jendela berkilauan di bawah sinar matahari saat berhenti, dan Arthur melangkah keluar dari pintu samping mobil.Dia mengenakan setelan eksekutif rapi yang melengkapi pesonanya yang memukau. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju pintu masuk dengan langkah kuat dan percaya diri.“Lihat, itulah Bos Gardner. Aku sudah lama tidak melihatnya di kantor. Dia terlihat lebih tampan dari sebelumnya, bukan?" kata seseorang dengan kagum."Aku setuju denganmu. Dia semakin gagah dan menawan dari hari ke hari," tambah yang lainnya dengan kagum.“Hei, bukankah kalian semua punya hal yang lebih baik untuk dikerjakan? Namun Aku akui bahwa Bos Gardner adalah tipe pria idaman bagi setiap wanita. Meskipun usianya masih muda, dia sudah memiliki segalanya— ketampanan, kekayaan, kekuasaan...kemampuannya!" orang ketiga menimpali dengan iri.Ketika Arthur masuk ke kantor, Edna sudah berdiri menyamb

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 280 – Juara Utama

    Di sebuah kafe yang terletak di atas rooftoop sebuah gedung, Arthur duduk dan menikmati secangkir cappuccino yang ada di hadapannya. Dia menyesapnya dengan perlahan dan merasakan kelegaan yang memenuhi tenggorokannya saat rasa manis espresso menyelimuti indra perasanya."Ah.. ini enak sekali," gumamnya pelan sambil mendesah puas.Angin bertiup pelan dan menenangkan, membawa dentingan lembut dari cangkir-cangkir yang ada di dalam kafe hingga ke telinganya. Dengan jumlah pengunjung yang terbatas, ia bisa merasakan ketenangan yang melingkupi jiwanya seperti sebuah pelukan.“Sudah lama sekali aku tidak merasakan ketenangan seperti ini,” pikirnya dalam hati dengan kepuasan.Melihat sekelilingnya pada pemandangan malam, lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti berlian yang menyebar di atas karpet hitam beludru. Bintang-bintang di langit mengedipkan mata seolah-olah bergabung dalam paduan suara sunyi yang bahkan dalam kekacauan pun, tetap ada harmoni.Tiba-tiba, Arthur dikejutkan oleh sebuah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status