Share

Bab 4 - Hiburan Luar Biasa

Arthur terdiam saat melihat keindahan di hadapannya; meja makan bundar besar dengan kursi mewah, dekorasi elegan, kolam air panas, sofa santai dengan layar besar, dan jendela kaca besar yang menawarkan pemandangan kota yang spektakuler. Itu adalah tempat yang hanya pernah dia lihat di iklan dan pamflet, yang hanya bisa dia diimpikan.

Edna membimbing Arthur ke meja dan berkata, "Tuan Gardner, maaf atas perilaku saya sebelumnya. Saya harap Anda bisa memaafkannya dan tidak memberikan penilaian jelek pada tempat ini."

Arthur dapat merasakan kehangatan dan ketulusan Edna melalui suaranya, dan dia sangat terkejut bahwa hari-harinya yang sulit telah digantikan oleh pelayanan yang luar biasa.

Edna berkata, "Tuan Gardner, Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan di sini. Jika Anda mau makan, kami akan menyajikan makanan terbaik disini."

"Baik, terima kasih, Nona Edna," kata Arthur pelan. "Saya ingin bersantai dan mandi terlebih dahulu, karena saya kedinginan. Lalu saya ingin makan. Tolong bawakan saya makanan yang paling mahal di sini. Dan, jika Anda tidak keberatan, saya ingin Anda bergabung dengan saya saat makan. Sepertinya tidak nyaman makan sendiri."

Arthur mengetahui bahwa di tempat ini para pramusaji akan melayani para tamu dengan sepenuh hati. Mereka akan menemani tamu saat makan, bahkan membantu memberi makanan jika diminta. Interaksi mereka hanya terbatas sampai di situ, tanpa ada layanan seks. Tempat ini sangat bermartabat dan menyediakan layanan paling elegan di kota.

"Tuan Gardner," kata Edna dengan suara rendah sambil menundukkan kepalanya. "Anda tidak perlu memanggil saya Nona. Edna sudah cukup. Tentu saja, saya dengan senang hati akan melayani Anda dan menemani Anda saat makan. Saya juga bisa membantu Anda menyiapkan pakaian hangat dan, jika Anda mau, saya bahkan bisa membantu Anda membasuh punggung Anda."

Menggosok punggung tamu sambil berendam di air panas adalah hal yang belum pernah dilakukan Edna sebelumnya. Meski biasanya hanya dilakukan untuk tamu dengan status tinggi, Edna mau melakukannya demi Arthur karena merasa malu dan bersalah telah meragukannya.

Dia juga yakin manajernya akan memaksanya untuk melakukan itu, atau bahkan menemani tamu untuk mandi bersama. Edna tidak yakin bagaimana cara menolaknya.

Menyadari Arthur datang sendirian, Edna mengira dia membutuhkan teman untuk menemaninya makan, atau melakukan aktivitas lainnya. Setelah itu, Edna meninggalkan ruangan.

Arthur dengan perlahan memasuki bak mandi air panas, menanggalkan pakaiannya, dan membasuh tubuhnya. Dia merasakan sensasi menyenangkan saat tubuhnya tiba-tiba menjadi hangat setelah seharian di salju. Arthur menutup mata dan merasakan senang yang meliputi dirinya, sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya. Kulit kasarnya menjadi lembut dan debu yang menempel di tubuhnya pun tersapu bersih.

Meraih sabun di ujung kolam, Arthur menggosokkannya ke tubuhnya dan merasakan kelembutannya, seperti halnya seorang bangsawan. Dia telah diberkati dengan sepuluh triliun dolar sebagai pengantar cara hidup baru dan dia tahu itu adalah perasaan yang akan dia nikmati untuk waktu yang sangat lama.

"Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan dan mendapatkan kekayaan, ketenaran, dan bahkan wanita yang sesuai dengan preferensiku. Aku akan menemukan seorang wanita yang benar-benar akan menghargaiku dan memiliki hati yang baik. Aku tidak perlu khawatir lagi dipandang rendah oleh siapa pun. Kali ini, aku akan menjadi orang yang aku inginkan."

Beberapa saat kemudian, Edna kembali dengan membawa baju ganti. Dia berpakaian putih, dan membawa beberapa pakaian hangat serta handuk untuk Arthur. Edna membungkuk perlahan di belakangnya, lalu bertanya dengan suara lembut, "Tuan Gardner, apakah Anda ingin saya memijat punggung Anda?"

Ini adalah pertama kalinya Edna secara terbuka menawarkan layanan seperti itu kepada seorang tamu, meskipun banyak pria yang tertarik padanya. Dia bukanlah seseorang yang terbiasa akrab dengan mereka dan tidak pernah menjalin hubungan. Dia adalah seorang wanita yang benar-benar menjaga harga dirinya dan benar-benar sosok yang pantas dikagumi oleh banyak pria.

Edna telah berulang kali ditawari kehidupan mewah dan uang oleh para tamu, tetapi dia menolak semuanya. Dia ingin menemukan pria yang benar-benar menghormati wanita dan tidak melihat mereka hanya sebagai objek seksual.

Arthur menoleh ke belakang dan melihat Edna, wajahnya memerah saat dia menatapnya. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya sejenak.

"Hei, Edna," kata Arthur dengan lembut. "Tidak usah khawatir. Bisakah kamu mengambilkan aku baju ganti dan menyiapkan makanan? Aku akan selesai dan makan sebentar. Aku benar-benar kelaparan. Apa kamu bersedia duduk bersamaku saat aku makan, hanya untuk menemaniku?"

Edna menatap Arthur dengan heran. Kecantikannya dan fisiknya hampir tak tertandingi, sehingga pria manapun akan terpikat oleh kehadirannya, terlebih jika dia menawarkan untuk menggosok punggung.

Walaupun dia tidak terlalu menyukai dirinya sendiri, kecantikannya tidak ada duanya. Namun, pria di hadapannya justru menolak tawaran itu dan hanya memintanya untuk bergabung bersamanya untuk mengobrol dan makan bersama. Apakah dia berbeda dari kebanyakan orang kaya yang pernah dia temui sebelumnya?

Jauh di dalam hatinya, Edna merasa lebih mengagumi Arthur. Dia tampak berbeda, seperti seorang orang kaya yang mempunyai hati yang besar, serta memiliki rasa harga diri yang tinggi.

Beberapa menit kemudian, sepuluh pramusaji wanita berpakaian hitam elegan masuk ke ruangan. Arthur tidak dapat menahan diri untuk tidak mengagumi kecantikan mereka.

Namun, Edna tampak menonjol dengan keanggunannya. Dia tampak seperti turun dari surga, memancarkan aura damai. Dia merasa puas hanya dengan berada di dekatnya. Para pramusaji menyajikan makanan di meja bundar di tengah ruangan.

"Selamat menikmati, Tuan Arthur..."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status