Beranda / Urban / Sang Penguasa Arthur Gardner / Bab 3 - Kejutan Termanis

Share

Bab 3 - Kejutan Termanis

Penulis: Herolich
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-06 13:07:24

Seorang pelayan muncul dari dalam restoran dan mendekati Arthur dan penjaga yang sedang berdebat. Arthur terbelalak kagum dengan kecantikan dan pesona pelayan itu.

"Apa karena restoran ini yang termahal di kota?" tanya Arthur.

"Tempat ini bukan tempat yang boleh dikunjungi siapa pun," jawabnya.

Nama gadis itu adalah Edna. Kecantikannya sebanding dengan publik figur dan selebritas. Meski demikian, ia memilih bekerja sebagai pelayan di restoran, bukan di dunia hiburan, karena ia harus merelakan keperawanannya untuk mendapatkan posisi yang baik.

Tugas Edna adalah memenuhi kebutuhan orang tua dan saudara perempuannya, dan ia sangat disukai banyak orang dan laki-laki. Terlepas dari kekaguman yang diterimanya, Edna tetap fokus pada pekerjaannya karena itu membuatnya merasa dihargai, meskipun upah yang diperolehnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan membantu keluarganya di desa.

Edna memperhatikan Arthur yang berjalan menuju restoran. Dia telah melihatnya berkali-kali dan tidak lagi terkejut. Namun, kali ini, dia merasakan sesuatu yang berbeda tentang pria itu; dia tampak sangat percaya diri, meskipun pakaiannya lusuh, dia menonjolkan penampilan yang menarik.

Edna, yang sopan dan penyayang terhadap semua orang, tanpa memandang status keuangannya, berkata, "Tuan, saya harap Anda tidak keberatan untuk pergi. Restoran ini memiliki aturan bahwa hanya anggota yang boleh masuk dan biaya untuk menjadi anggota cukup mahal."

Arthur merasakan ketulusan dari kata-kata Edna dan, dia merasa bahwa dia telah menemukan orang yang luar biasa dan baik hati, sangat berbeda dengan Linda yang pernah dia temui sebelumnya.

"Keanggotaan biasanya memerlukan deposit sejumlah seratus ribu dolar," lanjutnya, "dan jika Anda ingin layanan terbaik, mungkin Anda harus menghabiskan seluruh hidup Anda bekerja hanya agar bisa membelinya."

Arthur merasakan kehangatan dari setiap kata yang diucapkan oleh gadis itu dan dia menyadari bahwa dia telah menemukan gadis yang ideal.

"Terima kasih telah menjelaskan begitu lembut, Nona Edna," kata Arthur perlahan dan ramah, menatapnya dengan ramah. "Saya benar-benar menghargainya. Saya tidak ingin Anda menilai saya hanya berdasarkan penampilan saya. Tolong beritahu berapa yang harus saya bayar untuk menjadi Anggota Platinum di restoran ini, dan saya akan membayarnya sekarang."

Edna mendesah, tahu bahwa itu hanya akan membuang-buang waktu mereka. "Ya, Tuan. Untuk menjadi Anggota Platinum, seseorang harus membayar lima juta dolar. Anda akan diperlakukan seperti bangsawan di sini dan memiliki akses ke semua hotel di bawah manajemen yang sama. Anggota Platinum diperuntukkan bagi orang-orang terkaya dan terpandang di kota ini. Saya yakin Anda tidak pernah mengharapkan harga sebesar itu, bukan?"

Penjaga itu marah kepada Arthur karena membuang-buang waktu mereka. Dia meminta Arthur untuk memberitahu bagaimana caranya membayar Anggota Platinum. Dengan mengabaikan penjaga, Arthur meminta Edna untuk segera mengizinkannya masuk.

"Edna! Apa kamu gila?" teriak penjaga ke arah Edna, lalu dia berbalik ke arah Arthur dan mencoba mendorongnya. "Kamu harus segera pergi dari sini, jangan berlama-lama di hadapanku. Aku tidak punya waktu untuk orang sepertimu yang tidak berotak. Apa kamu pikir kamu punya uang sebanyak itu?"

Arthur mendorong tangan penjaga menjauh dari dirinya sendiri. "Seperti yang saya katakan, Anda harus lebih menghormati orang lain, dan jangan pernah merendahkan siapa pun yang Anda temui. Anda mungkin akan menyesalinya nanti jika Anda tahu apa yang bisa saya lakukan."

Edna mengeluarkan alat yang menyerupai ponsel dari sakunya dan menunjukkannya kepada Arthur.

“Tuan, untuk melakukan pembayaran bisa dilakukan disini sekarang juga. Cukup tekan tombol pada alat ini dan jumlah yang ditentukan akan dibayarkan,” jelasnya.

“Ini adalah cara paling efektif untuk menyingkirkan siapa saja yang mencoba masuk tanpa uang,” pikir Edna dalam hati.

Dia tidak suka berdebat dengan orang sembarangan, karena itu akan membuang-buang waktu, tetapi jika mereka benar-benar punya uang, maka mereka akan segera menunjukkannya, tidak peduli bagaimana penampilan mereka. Lagi pula, beberapa orang kaya tidak suka terlihat mencolok di depan orang asing.

Tanpa ragu, Arthur mengikuti instruksinya, dan suara yang menunjukkan bahwa pembayaran telah berhasil memenuhi udara.

Penjaga itu heran dengan apa yang baru saja terjadi dan dengan ragu, bertanya, “Apa yang terjadi di sini? Apa kamu telah mencuri uang? Aku tidak percaya kamu memiliki cukup uang dengan nilai setinggi itu.”

Menjadi Anggota Platinum benar-benar status yang sangat tinggi, biasanya hanya diperuntukkan bagi mereka yang gemar menghambur-hamburkan uang karena sudah terlalu banyak. Sangat sedikit yang memenuhi syarat, dan sekarang bahkan orang yang terlihat seperti pengemis pun dapat membeli akses ke posisi tertinggi di antara semua pelanggan.

Edna kaget dan takjub. Dia merasakan firasat dalam hatinya bahwa pria di depannya itu memang kaya, tetapi dia tidak menyangka bahwa itu benar. Arthur punya cukup uang untuk menjadi Anggota Platinum dan menyetor jumlah yang diminta.

Edna tersenyum hangat pada Arthur. Kecurigaannya terkonfirmasi: pria itu memang sangat kaya namun mencoba untuk menyembunyikan identitasnya.

"Maaf atas kekasaran kami sebelumnya," kata Edna dengan ekspresi menyesal.

Dengan menundukkan kepala, Edna kembali meminta maaf. "Saya benar-benar berharap Anda dapat memaafkan kami dan mengijinkan saya untuk mengantarkan Anda ke Ruang VIP di restoran ini."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 288 – Mengejar Harapan

    Keputusasaan terlihat jelas di wajah setiap orang. Semua harapan seolah telah hilang dari mereka. Ketika waktu yang telah ditentukan oleh Mr. Zee segera berakhir, mereka mulai takut akan kemungkinan terburuk."Bos, aku yakin kamu akan datang tepat waktu," gumam Sylvia dengan kekhawatiran, suaranya bergetar saat dia berbicara.Gemuruh suara helikopter terdengar dari suatu tempat di atas. Orang-orang bertukar pandang, tidak ada yang benar-benar percaya dengan apa yang mereka dengar sampai suara helikopter semakin keras."Apa itu? Apakah mereka datang dengan anggota lebih banyak?" seseorang berspekulasi, suaranya dipenuhi kegelisahan.“Apakah itu masih belum cukup? Kita bahkan tidak bisa melakukan apapun sekarang." orang lain menimpali dengan hampa.Semua mata tertuju pada helikopter yang melayang di atas mereka dengan perasaan tidak menyenangkan, bertanya-tanya apa yang akan menjadi nasib mereka selanjutnya.Mr. Zee dipenuhi dengan kegembiraan. Sudut bibirnya melengkung membentuk cibira

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 287 – Merindukan Keajaiban

    Arthur bersiap menghadapi kemungkinan terburuk ketika Sylvia meneleponnya. Pikirannya segera mulai berpacu, merencanakan rencana perlawanan terhadap musuh yang ada di hadapan mereka saat ini. "Celine," Arthur memanggil Celine melalui ponselnya, berkata dengan nada mendesak. "Aku butuh bantuanmu sekarang." "Bos," jawab Celine hati-hati. “Apakah ini berkaitan dengan berita di televisi?”“Ya, Sylvia ada di sana. Dia baru saja menelepon dan mengatakan ada sesuatu yang aneh yang sedang terjadi. Aku ingin mengetahui sejauh mana kemungkinan terburuk yang akan terjadi." Arthur menjelaskan sebelum berhenti untuk mengambil napas dalam-dalam.“Kalau begitu, aku akan mengirimkan beberapa kamera drone ke lokasi itu agar kamu bisa memantau situasi di sana, bos,” kata Celine tanpa ragu.“Baiklah,” jawab Arthur dengan tekad dalam suaranya. Dia tahu bahwa hanya masalah waktu saja sebelum segalanya menjadi lebih buruk, jadi dia harus bertindak secepat mungkin jika ingin menjaga mereka semua tetap ama

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 286 – Bersiap untuk Merayakan Kemenangan

    Mr. Zee, sosok misterius yang memakai jubah hitam, berdiri tegap di tengah lapangan seolah tak terkalahkan. Kehadirannya menimbulkan suasana yang menakutkan bagi semua orang, dan semua mata tertuju padanya saat pertanyaan berputar di dalam diri setiap orang: "Siapa pria ini?"Tiba-tiba, sebuah helikopter muncul dari langit dan melayang di atas stadion. salah satu penumpangnya berteriak kepada semua yang hadir, “Selamat siang, pemirsa! Bisakah kalian melihat apa yang terjadi di bawah sana? Semua orang berlarian dalam kekacauan, mencoba melarikan diri dari pria misterius itu dan para pengikutnya, tapi semua jalan keluar telah dikunci dengan ketat.”Jelas sekali bahwa dia adalah seorang reporter dari salah satu stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut secara langsung.Reporter tersebut melanjutkan laporannya dengan suasana kegembiraan yang semakin meningkat, “Seperti yang kalian lihat di sini, ada lusinan pria yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng menyeramkan yang terseba

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 285 – Musuh Baru Mendekati

    Lima helikopter turun dari langit dan melayang di atas lapangan, membuat semua pemain panik.Walaupun bingung, satu kata bergema di benak mereka semua: "Lari!"Mereka berpencar dan berlari mati-matian dari area lapangan untuk menjauh.Pelatih meneriakkan perintahnya. "Cepat masuk!"Dia mendesak semua anggota tim sepak bola untuk bergerak lebih cepat demi keamanan mereka.Salah satu pemain berhenti, berbalik untuk melihat helikopter yang mengancam yang melayang di atas pertandingan mereka. Dia berjalan mendekati pelatih yang sedang mengeluarkan perintah dan berteriak padanya."Apa yang sedang terjadi?" Teriaknya, berusaha untuk didengar di tengah suara mesin helikopter yang semakin lama semakin keras.Pelatih membalas tatapannya dengan tatapan penuh tekad. Dengan suara yang tenang namun tegas, dia menjawab dengan kuat, "entahlah. Yang jelas aku ingin kamu selamat!"Dia kemudian dengan cepat mengeluarkan peluitnya dan meniupnya beberapa kali, sambil melambaikan tangannya ke depan untuk

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 284 – Kunjungan yang Tidak Diharapkan

    Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh seluruh warga Southlake City; kota mereka akan menjadi tuan rumah salah satu klub sepak bola paling sukses di negara ini. Tidak ada yang lebih bersemangat daripada Sylvia, yang bergegas ke Golden Chamber Hotel seperti angin puyuh. Dia menyelesaikan persiapannya untuk pertandingan besar dengan semangat membara, mengemas makanan ringan dan mengumpulkan berbagai macam pernak-pernik lainnya."Aku tidak menyangka kamu akan selesai dengan tugasmu dengan begitu cepat," komentar Arthur dari tempat duduknya di sofa. "Kamu berubah dari orang yang tidak tertarik beristirahat menjadi menganggap sepak bola seolah itu adalah hidupmu!" Ucapannya membuat Sylvia sedikit tersipu; dia belum sempat mengungkapkan cintanya pada permainan itu kepadanya sebelumnya."Ya, Bos," jawabnya sambil memutar-mutar sehelai rambut di jarinya. “Ayahku selalu mengajakku menonton sepak bola bersama sejak aku masih kecil, jadi aku tidak mau ketinggalan saat mereka bertanding.”Eksp

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 283 – Mata-Mata Tak Terlihat

    Arthur terjebak dalam aktivitas kantor yang menarik. Hiruk pikuk di tempat kerja membuatnya melupakan waktu yang terus berlalu. Dia pun bahkan tidak menyadari bahwa hari telah bergeser ke malam. Sylvia yang telah bekerja keras selama ini membuat Arthur cemas, lalu ia memaksanya untuk berlibur dari stres pekerjaannya.Ia telah duduk di kursi kerjanya sejak pagi, fokus pada layar laptop di hadapannya. Tanpa disadari, ia lupa waktu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu, "Ya." jawabnya dengan suara tenang.Edna masuk ke ruangan dengan setelan eksekutif berwarna putih dan rok selutut berwarna krem. Rambut pirangnya yang tebal dikait rapi ke belakang menjadi sanggul. Dengan perlahan, ia berjalan mendekati Arthur dan meletakkan tangannya dengan lembut di atas mejanya."Halo, Bos. Bukankah sekarang sudah masuk waktu istirahat siang?" kata Edna dengan hati-hati. "Aku rasa Anda perlu istirahat sekarang." Dia melanjutkan dengan antusias, "Aku akan meminta koki di kantor untuk meny

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 282 – Bakat Alami

    Claudina terdiam setelah mendengar tawaran Arthur, agar dia berlatih seni bela diri dan senjata api. Dia menatapnya dengan mata lebar dan tidak berkedip."Arthur," gumamnya pelan, "mengapa kamu mendadak menanyakan hal ini? Apa alasannya?"Arthur menghela napas untuk memulai berbicara Tatapan mata yang tulus saat dia menatap langsung ke mata Claudina dan berbicara dengan sungguh-sungguh."Karena sekarang kamu memiliki kemampuan menghipnotis ini, Claudina. Jika di masa depan kamu harus berpartisipasi dalam pertempuran melawan The Hunters. Jadi, sebelum waktunya tiba, aku harap kamu dapat belajar ketrampilan seni bela diri dan senjata, agar tidak terjadi sesuatu hal buruk kepadamu."Claudina berhenti sejenak sebelum berbicara. Kepalanya tertunduk seolah sedang merenung. Ketika dia akhirnya membuka mulut untuk menjawab, suaranya sedikit bergetar."Arthur, tentu saja, aku sangat tertarik untuk mencobanya," ucapnya ragu-ragu. "Tetapi apakah kamu benar-benar yakin aku bisa melakukannya? Kamu

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 281 – Menjelajahi Peluang Baru

    Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang berkilauan meluncur perlahan ke pintu masuk perusahaan Brown. Jendela berkilauan di bawah sinar matahari saat berhenti, dan Arthur melangkah keluar dari pintu samping mobil.Dia mengenakan setelan eksekutif rapi yang melengkapi pesonanya yang memukau. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju pintu masuk dengan langkah kuat dan percaya diri.“Lihat, itulah Bos Gardner. Aku sudah lama tidak melihatnya di kantor. Dia terlihat lebih tampan dari sebelumnya, bukan?" kata seseorang dengan kagum."Aku setuju denganmu. Dia semakin gagah dan menawan dari hari ke hari," tambah yang lainnya dengan kagum.“Hei, bukankah kalian semua punya hal yang lebih baik untuk dikerjakan? Namun Aku akui bahwa Bos Gardner adalah tipe pria idaman bagi setiap wanita. Meskipun usianya masih muda, dia sudah memiliki segalanya— ketampanan, kekayaan, kekuasaan...kemampuannya!" orang ketiga menimpali dengan iri.Ketika Arthur masuk ke kantor, Edna sudah berdiri menyamb

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 280 – Juara Utama

    Di sebuah kafe yang terletak di atas rooftoop sebuah gedung, Arthur duduk dan menikmati secangkir cappuccino yang ada di hadapannya. Dia menyesapnya dengan perlahan dan merasakan kelegaan yang memenuhi tenggorokannya saat rasa manis espresso menyelimuti indra perasanya."Ah.. ini enak sekali," gumamnya pelan sambil mendesah puas.Angin bertiup pelan dan menenangkan, membawa dentingan lembut dari cangkir-cangkir yang ada di dalam kafe hingga ke telinganya. Dengan jumlah pengunjung yang terbatas, ia bisa merasakan ketenangan yang melingkupi jiwanya seperti sebuah pelukan.“Sudah lama sekali aku tidak merasakan ketenangan seperti ini,” pikirnya dalam hati dengan kepuasan.Melihat sekelilingnya pada pemandangan malam, lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti berlian yang menyebar di atas karpet hitam beludru. Bintang-bintang di langit mengedipkan mata seolah-olah bergabung dalam paduan suara sunyi yang bahkan dalam kekacauan pun, tetap ada harmoni.Tiba-tiba, Arthur dikejutkan oleh sebuah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status