Share

⁸⁵ | Evolusi yang Salah

Sudah berulang kali mereka menyaksikan surya menyapa dan berakhir mengucapkan perpisahan. Begitu pula nasib rembulan yang semakin hari semakin membosankan. Rambut yang awalnya dalam potongan rapi sekaligus wangi dan mengkilap, kini mulai memanjang dan berantakan. Kumis serta berewok yang selalunya dicukur rutin, kini dibiarkan tumbuh.

Sepasang netra yang berwarna putih dengan manik berbeda pada tengahnya pun kini tampak memerah dan berair parah. Kulit-kulit itu pun mulai tampak sekering gurun sehingga muncullah aliran keretakan karena tamparan surya yang kejam. Bahkan tulang pipi yang disembunyikan lemak di sana, kini menipis sehingga cekungan tercetak pada sepasang pipi mereka, atau tepatnya kulit wajah itu sudah membentuk tengkorak.

Tampang kelimanya sudah seperti manusia yang meninggali gua dan tak ingin melihat dunia. Setelah sekian lama terombang-ambing di lautan, bergulat dengan perasaan, dan berakhir memilih kematian, tak ada pesawat yang melintas ataupun kapal menyapa untuk me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status