LOGINSebuah tragedi di malam pesta tahunan membuat hidup sekertaris wanita yang bernama Tiara Veronica seketika berubah. Seseorang telah mencampurkan sesuatu kedalam minumannya dan membuatnya tak sadar akan menggoda Bos nya sendiri. "Pak Gery, kenapa anda bisa di sini?" tanya Tiara lalu tak sengaja melihat Gery yang bertelanjang dada. "Apa?" "Ini kamar saya. Seharusnya, saya yang bertanya kepadamu, kenapa seorang sekertaris sepertimu bisa ada di kamar saya!" jawab Gery yang kesal. Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Gery akan bertanggung jawab atau sebaliknya?
View MoreTok … Tok ….
"Permisi, saya mau mengantar sarapan pagi." Tiara, wanita berusia 25 tahun yang sedang tertidur samar-samar mendengar suara orang. "Siapa sih, berisik banget. Lagi mimpi indah tahu." keluhnya sembari membuka kelopak matanya. "Aaa … siapa kamu!" teriaknya yang terkejut karena melihat wajah pria yang tertidur di hadapannya. Gery, Pria tampan berumur 27 tahun yang merupakan CEO di perusahaan tempat Tiara bekerja. Gery terbangun dari tidurnya saat mendengar suara teriakan dari Tiara. "Ada apa sih!" kesalnya sembari mengucek kedua mata. "Kau pikir, saya tuli." ucapnya lagi. "Pak Gery, kenapa anda bisa di sini?" tanya Tiara lalu tak sengaja melihat Gery yang bertelanjang dada. "Apa?" "Ini kamar saya. Seharusnya, saya yang bertanya kepadamu, kenapa seorang sekertaris sepertimu bisa ada di kamar saya!" jawab Gery yang kesal. "Saya?" "Saya—" Tiara mencoba mengingat kejadian semalam. "Bukankah semalam kita ada di pesta tahunan, Pak? Tapi kenapa tiba-tiba kita ada di sini? Dan—" Tiara melihat pakaiannya yang sedikit terbuka dan terlihat jelas belahan dadanya. "Astaga, pakaian saya, kenapa bisa seberantakan ini. Apa jangan-jangan semua ini rencana anda. Dan anda—" "Jaga mulutmu, saya pria terhormat dan saya tidak mungkin melakukan hal buruk ini ke kamu. Apalagi kamu hanya sekertaris rendahan saya." ucap Gery emosi, dia melirik sekitar ruangan. "Ini di hotel bukan rumah saya." gumamnya. "Hotel?" ucap Tiara lirih. Tok … Tok …. "Pak, tunggu dulu, anda dengar suara tidak?" "Sudah saya bilang, saya tidak tuli. Apa kamu mau menguji kesabaran saya, ha!" geram Gery. "Tentu saja, saya dengar!" "Hust, tapi saya serius, Pak. Kira-kira siapa yang ketuk pintu? Saya jadi takut." ucap Tiara meremas bantal tidurnya. "Ini sudah siang. Apa yang kamu takutkan di siang hari. Tidak ada hantu. Cepat buka pintu itu." jawab Gery dengan ketus. "Saya juga tahu itu, Pak. Tapi kalau tiba-tiba yang ketuk pintu itu polisi, bagaimana?" "Sekarang lagi musim razia pasangan mesum, Pak. Saya takut. Nanti kalau pacar saya tahu, bagaimana?" keluh Tiara. "Sekali lagi, saya dengar kata tapi dan alasan tidak masuk akal itu, saya akan potong gajimu bulan ini." ancam Gery membuat Tiara mendengus kesal. Dia turun dari ranjang dan membukakan pintu hotel dengan jantung berdebar ketakutan. 'Sebenarnya, apa yang terjadi. Kenapa tiba-tiba aku ada di sini bersama Pak Gery yang menyebalkan itu.' batin Tiara. Pintu terbuka, Tiara bernapas lega saat melihat pelayan hotel yang sedang berdiri sembari membawa sarapan pagi. "Permisi, saya hanya ingin mengantarkan sarapan pagi." ucap pelayan hotel dengan ramah. "Oh, maafkan saya. Saya kira siapa, masuk aja." jawab Tiara tanpa memikirkan Gery yang sedang bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek. Gery terkejut saat melihat pelayan mengantarkan makanan. Dia langsung mengusir pelayan dan memarahi Tiara. "Apa kau pikir, tubuh saya itu tontonan umum, ha?" kesal Gery kepada Tiara. "Maaf, Pak. Tadi saya pikir, anda sudah memakai pakaian." jawab Tiara dengan santai. "Dasar bodoh. Kata maafmu tidak ada artinya." ketus Gery. "Ambilkan makanan itu. Saya lapar." pinta Gery. 'Ambilkan makanan itu, saya lapar. Dasar Bos gila. Padahal jarak makanan dengan dirinya hanya tiga langkah, tapi kenapa harus aku yang jaraknya jauh untuk mengambilnya.' gerutu Tiara dalam hati. Tiara mengambilkan makanan dan memberikannya kepada Gery. "Pak, saya hanya memastikan saja kalau semalam, kita tidak berbuat apapun, kan?" tanya Tiara membuat Gery tersedak makanannya. "Uhuk … ambilkan air." perintah Gery. Tiara memberikan air minum untuk majikannya. "Ini air nya, Pak." "Kau pikir, saya pria rendahan yang suka melecehkan wanita sepertimu. Lagi pula, saya tidak ingat apa yang terjadi semalaman. Jadi, saya tidak tahu apapun." kesal Gery setelah meminum air. Tiara mengangguk, dia berjalan ke toilet. "Tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Seluruh tubuhku aman saja. Tapi kenapa aku dan Pak Gery bisa ada di hotel dan di ranjang yang sama. Kira-kira siapa yang melakukan ini?" gumamnya lalu teringat dengan janjinya bersama Juna, tunangan Tiara. "Astaga, Aku lupa, hari ini, Juna mau membawaku bertemu dengan keluarga besarnya. Pasti, sekarang Juna sudah menungguku di rumah." Tiara bergegas membasuh wajahnya dan keluar dari toilet. "Pak, maaf, saya harus pergi." ucap Tiara mengambil tas nya. Dia berlari membuka pintu hotel. Krek … Tiara terpaku saat melihat seorang wanita cantik yang sedang berdiri di hadapannya. "Siapa kamu." tanya Sindy, kekasih Gery. "Saya …." Tiara kebingungan. "Siapa?" tanya Gery. "Sayang—" Gery terkejut saat melihat pacarnya datang. "Siapa dia!" teriak Sindy. "Jangan marah, sayang. Aku bisa jelasin semuanya." jawab Gery panik. "Haha … sayang. Kamu masih panggil aku dengan sebutan sayang di saat kamu sedang dengan wanita lain." Sindy emosi, dia melemparkan tas kecilnya ke wajah Gery. "Dari semalam aku telfon kamu, aku kirim pesan ke kamu, aku cemas terjadi sesuatu sama kamu karena semua pesan dan telfonku tidak terbalas. Dan sekarang, aku lihat seorang wanita dengan penampilan berantakan keluar dari kamar hotelmu. Jahat Gery! KAMU JAHAT!" teriak Sindy. "Sindy, aku bisa jelasin. Semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Tiara tidak ada hubungan apapun. Kita di jebak, sayang." Gery berusaha memberitahu kebenarannya. "Di jebak. Kamu pikir aku bodoh, Ger! Kamu pikir, aku anak kecil yang dengan mudah di tipu. Jelas-jelas, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, wanita itu keluar dari kamar hotelmu." teriak Sindy. "Kamu jelasin, jangan diam saja!" kesal Gery kepada Tiara. "Saya … tapi saya harus jelasin seperti apa, Pak? Saya tidak tahu semalam kita—" "Semalam?" ucap seorang pria yang baru saja datang. "Ju-Juna." gumam Tiara. "Kamu ada di sini juga, sayang?" ucap Tiara gerogi. Sindy menyilangkan kedua tangannya di dada, satu sudut bibirnya tertarik keatas. "Jadi, kamu pacarnya?" ejek Sindy. "Tampangnya aja jelek, pantas kalau dia menggoda Gery." gumamnya lirih. "Kamu ngapain ada di sini, Tiara! Dan kenapa pakaianmu berantakan. Ibumu mengkhawatirkanmu di rumah." ucap Juna emosi, lalu dia melihat Gery yang bertelanjang dada. Tiara meraih tangan Juna. "Aku bisa jelasin semua ini, sayang." "Pacarmu sudah bermalam dengan pacarku." ucap Sindy membakar emosi Juna. "Itu tidak benar, sayang. A-aku di jebak. Aku—" Plak! Juna menampar wajah Tiara. "Aku tunanganmu. Bahkan kita belum pernah melakukan hubungan itu sekalipun. Kamu selalu bilang ke aku, kalau kamu mau menjaga kesucianmu sampai kita resmi menikah, tapi—" "Sayang, kamu harus percaya denganku. Aku di jebak." Tiara memotong ucapan Juna. "Dasar gila. Aku tahu, kamu mau melayani Gery karena dia pemilik perusahaan yang terkenal dan mempunyai harta kekayaannya yang tidak ternilai." ucap Sindy. "Bohong!" ucap Tiara. "Jangan dengarkan dia, Juna. Aku tidak pernah memandang orang dari harta." Tiara meraih tangan Juna lagi. Juna menepis kasar tangan Tiara. "Pernikahan kita batal. Dan aku akan beritahu keluargamu masalah ini. Aku juga akan menagih semua uang yang sudah aku berikan kepada ibumu." "Juna, tunggu!" Tiara menghalangi kepergian Juna. "Kamu tidak bisa melakukan itu. Aku dan Pak Gery tidak ada hubungan apapun." "Sayang," ucap Gery meraih dan menggenggam tangan Sindy. "Aku mohon, percaya padaku, aku hanya mencintaimu, maafkan aku kalau aku sudah membuatmu khawatir tapi—" "Gery, sekarang aku maafin kamu, tapi aku mau pernikahan kita di percepat. Aku tidak mau kejadian ini terulang lagi. Aku yakin, wanita itu yang menggodamu." tegas Sindy. "Jangan asal bicara. Saya tidak pernah menggoda Pak Gery!" geram Tiara. "Kalau bukan menggoda lalu apa? Lihatlah penampilanmu yang sangat berantakan." sindir Sindy. "Tapi saya—" "Stop, Tiara! Jangan membentak Sindy." bentak Gery. "Pak, tapi mulut dia—" "Diam atau saya pecat kamu sekarang!" ancam Gery membuat Tiara terdiam. "Dan kamu—" Sindy menunjuk kearah Juna. "Bawa wanitamu yang murahan ini pergi dari sini. Aku jijik melihat wajahnya." "Dia bukan wanitaku lagi!" bentak Juna lalu pergi. "Juna, tunggu aku!" teriak Tiara mengejar pacarnya. "Tolong dengarkan penjelasanku dulu!" "Ayo kita pergi dari sini sebelum ada wartawan atau rekan kerjamu datang dan melihat penampilanmu yang memalukan ini." pinta Sindy membuat Gery masuk kedalam kamar dan memakai pakaiannya. 'Akhirnya rencanaku berhasil juga. Pasti sekarang, Gery jadi semakin perhatian dan berterimakasih kepadaku karena aku mau memaafkannya.' gumam Sindy dalam hati. "Dari mana kamu tahu kalau aku ada di sini, sayang?" tanya Gery setelah memakai pakaiannya. "Aku-aku tahu dari … oh, aku lacak ponselmu, sayang." jawab Sindy terbata-bata. "Oh …" ucap Gery. Di sisi lain. "Juna, tunggu dulu!" Tiara berhasil meraih lengan pacarnya. "Lepaskan tanganku!" bentak Juna. "Aku tidak akan melepaskan tanganmu sampai kamu mau mendengarkan penjelasanku dulu." jawab Tiara dengan mata berkaca-kaca. "Simpan air mata palsumu. Aku tidak akan terkecoh lagi." ucap Juna. "Maafkan aku, Juna. Tapi aku berani bersumpah, aku tidak tahu apapun. Aku di jebak, dan kalau kamu mau membatalkan pernikahan kita, aku akan terima tapi jangan beritahu ibuku, dia sedang sakit. Aku tidak mau menambah pikirannya." pinta Tiara memohon. "Dan masalah uang yang sudah kamu berikan kepada ibuku, biar aku yang menggantinya tapi aku tidak bisa membayarnya tunai. Beri aku waktu." Juna mendorong tubuh Tiara sampai terbentur dinding. "Kenapa, Tiara? Kenapa kamu mau melayani dia dan kamu selalu menolak ajakan ku. Apa karena aku tidak sekaya dia, ha!" teriak Juna. "Jun, aku—" "Baiklah, aku akan memberimu kesempatan untuk membuktikan cintamu kepadaku." ucap Juna menatap lekat bola mata Tiara. "Kamu serius, Jun?" tanya Tiara tak percaya. "Iya, aku serius, tapi aku mau kamu melayani aku sama seperti kamu melayani pria itu!” jawab Juna. "Aku—"Tiara menghentikan langkahnya di depan Gery, 'Mana mungkin aku bilang kalau setelah bermalam dengannya, aku juga mengizinkan Juna untuk menyentuhku.' batin Tiara. "Kau tenang saja. Saya akan memberi uang bulanan dan membebaskanmu untuk melakukan apa saja asalkan tidak membuat nama baik saya hancur di mata umum." ucap Gery. "Saya juga ingin memastikan kalau kamu tidak hamil anak saya." 'Aku memang takut hamil anak Pak Gery, tapi kalau Juna sampai tahu aku menikah dengan Pak Gery, pasti Juna akan menyebarkan fotoku yang bertelanjang ke sosial media nya dan hal itu akan merusak nama baik Pak Gery. Aku harus bagaimana?' batin Tiara kebingungan. "Tidak semua wanita bisa mendapatkan kesempatan emas ini." ucap Gery lagi. Tiara melototkan matanya. 'Dasar bos gila.' batinnya. "Maaf, Pak. Tapi saya yakin, saya tidak akan hamil anak anda dan bukankah anda akan menikah dengan pacar anda?" "Saya bisa menikahi dua wanita sekaligus. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Dan saya bisa membagi wak
Tiara menyetir mobilnya ke tempat kerja Juna. Tetapi, tiba-tiba di tengah perjalanan, ibunya menelfon."Iya, ada apa, Bu?" tanya Tiara sembari fokus menyetir."Ibu ada di rumah sakit, Tiara. Penyakit Jantung ibu kambuh." jawab ibunda Tiara di sebrang sana."Apa?""Rumah sakit?""Okeh, aku akan kesana." teriak Tiara lalu memutuskan panggilan telfonnya. Dia memutar balik mobilnya menuju rumah sakit.Di kantor."Dimana Tiara" tanya Gery ke semua karyawannya yang di kumpulkan di lantai satu."Saya melihat sekertaris Tiara pergi terburu-buru." jawab satpam yang berjaga di depan pintu."Kalian semua boleh pergi dan lanjut bekerja." ucap Gery."Sayang!" teriak Sindy yang berlari memeluk Gery."Hari ini, kita jadi pilih gaun pengantin, kan?" tanyanya sembari mencium pipi Gery."Sindy, jaga sikapmu di depan semua karyawanku." pinta Gery yang tak nyaman."Kenapa?""Oh, sekarang kamu malu kalau aku cium-cium kamu?" Sindy menyilangkan tangannya di dada."Apa jangan-jangan wanita murahan yang bern
"Kenapa, kamu mau menolak ajakanku lagi?" tanya Juna saat melihat raut wajah Tiara yang bingung."Aku bukan mau menolak tapi sebentar lagi kita mau menikah dan aku ingin—""Kalau kamu cinta sama aku, kamu pasti mau melayani aku. Kita saling mencintai, Tiara. Dan kalau kamu hamil, aku akan bertanggung jawab. Aku berjanji." tegas Juna."Tapi—"Juna mundur selangkah, "Okey kalau kamu tidak mau, itu artinya kamu tidak mencintaiku lagi dan aku akan memberitahukan semua yang terjadi kepada ibumu." ancamnya lalu berjalan selangkah menjauh."Tunggu, Jun." Tiara menahan langkah kaki pacarnya."Jangan beritahukan masalah ini kepada ibuku. Okey, aku mau menuruti permintaanmu, aku mau melayani kamu tapi bukan karena aku bersalah tapi karena aku tidak mau sakit ibuku semakin parah." jawab Tiara pasrah."Bagus, sekarang ikut aku. Kita pesan kamar di sini." Juna menarik tangan Tiara menuju resepsionis.Setelah memesan kamar, Juna dan Tiara kini sudah berdiri di depan pintu kamar hotel."Kamu tenang
Tok … Tok …. "Permisi, saya mau mengantar sarapan pagi." Tiara, wanita berusia 25 tahun yang sedang tertidur samar-samar mendengar suara orang. "Siapa sih, berisik banget. Lagi mimpi indah tahu." keluhnya sembari membuka kelopak matanya. "Aaa … siapa kamu!" teriaknya yang terkejut karena melihat wajah pria yang tertidur di hadapannya. Gery, Pria tampan berumur 27 tahun yang merupakan CEO di perusahaan tempat Tiara bekerja. Gery terbangun dari tidurnya saat mendengar suara teriakan dari Tiara. "Ada apa sih!" kesalnya sembari mengucek kedua mata. "Kau pikir, saya tuli." ucapnya lagi. "Pak Gery, kenapa anda bisa di sini?" tanya Tiara lalu tak sengaja melihat Gery yang bertelanjang dada. "Apa?" "Ini kamar saya. Seharusnya, saya yang bertanya kepadamu, kenapa seorang sekertaris sepertimu bisa ada di kamar saya!" jawab Gery yang kesal. "Saya?" "Saya—" Tiara mencoba mengingat kejadian semalam. "Bukankah semalam kita ada di pesta tahunan, Pak? Tapi kenapa tiba-tiba kita ada di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.