Share

Bab 5

Author: Nur Hayati
last update Last Updated: 2023-10-26 15:53:28

Dengan refleks Aleena membuang kembali kotak berwarna cokelat tersebut, lalu dengan gugup menjawab, "Bukan apa-apa, Mas. Hanya kotak bekas penyimpanan garam, sudah usang jadi aku beli yang baru."

"Oh! Semua makanan sudah siap, 'kan? Kita makan sekarang, setelah itu kita pergi." Hanya itu yang disampaikan Galuh dan berlalu pergi meninggalkan Aleena yang masih berdiri terpaku di samping tempat sampah yang memiliki tinggi 66 cm. Agar suaminya tidak menunggu lama, dua segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Galuh. Dia segera menghidangkan makanan lezat yang sudah dimasak di atas meja makan. Tatapannya melirik sebentar pada sang Suami yang masih sibuk dengan ponsel genggamnya. Bahkan, di saat Aleena kerepotan begini pria itu tetap cuek. Berbeda dengan saudara kembarnya yang selama tiga hari membantu wanita meskipun sekedar menata makanan yang selesai dimasaknya.

"Semua sudah selesai dihidangkan, Mas. Mari kita makan," kata Aleena, tapi pandangan Galuh masih tetap menatap layar ponselnya.

Aleena hanya bisa menggerutu dalam hati, kali ini dia merasa diabaikan lagi setelah mendapatkan perhatian lebih yang didapat dari Gala. Dia hanya bisa menghela napas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. Wanita itu mulai menuangkan nasi ke atas piring untuk diberikan pada Galuh.

Setelah piring berisi nasi ada tepat di hadapan suaminya, pria itu langsung mengambil garpu dan mengambil lauk pauk. Pria tampan itu makan dengan lahap tanpa berkata apa pun pada Aleena.

'Kapan kamu benar-benar berubah, Mas? Kenapa sikapmu berbeda jauh dengan Gala?' Aleena malah semakin membandingkan suaminya dengan kaka iparnya.

"Kenapa belum dimakan? Cepatlah makan, kita tidak punya waktu. Sesegera mungkin kita akan pergi setelah ini." Pria itu justru mendesak Aleena yang masih asik dalam lamunannya.

Aleena sudah merasa kenyang sebelum mengunyah makanannya. Hingga suaminya selesai makan dan pergi, wanita itu memuntahkan kembali makanan yang ada dalam mulutnya. Dia membereskan meja makan, lalu ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

Di waktu wanita cantik itu merias diri, tapi bayangan Gala masih menghantui. Seakan pria itu muncul di cermin dan mengatakan cinta padanya. Aleena segera menepis bayangan yang hadir entah dari mana sebelum suaminya kembali menggertak karena menunggu terlalu lama.

Aleena terlihat begitu cantik dengan gaun berwarna silver yang dikenakannya malam ini, rambutnya yang sedikit bergelombang juga terurai indah. Kecantikan yang dimiliki terlihat natural, sebab hanya dipolesi riasan yang tipis. Warna bibir terlihat elegan dengan lipstik berwarna orange.

"Kamu sudah siap?" tanya Galuh yang ternyata sudah menunggu di ruang keluarga.

"Sudah, Mas." Aleena memberikan senyuman termanisnya.

Galuh justru berjalan mendahului Aleena, hingga membuat hati wanita itu kembali kecewa. Dia berpikir, kalau penampilannya malam ini akan membuat sang Suami terpesona. Namun, ternyata dugaannya salah. Jangankan memuji, sekedar melihat secara takjub dan kagum saja tidak. Berbeda dengan Gala yang sering memuji setiap apa yang dilakukan Aleena.

"Lebih cepat jalannya!" seru Galuh dengan nada yang sedikit tinggi.

"Iya, Mas."

Aleena berjalan pelan karena sedang mengenakan sepatu heels sekarang. Selain karena tidak terbiasa, juga wanita itu memakai yang lebih tinggi dari biasanya.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, lalu Galuh melajukan mobilnya secara perlahan. Tidak ada obrolan dari keduanya, hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Setelah merasa hening, Aleena akhirnya memulai pembicaraan terlebih dulu.

"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Aleena pelan.

"Teman bisnis menikah, jadi kita akan datang ke sana karena sudah diundang. Aku harap, kamu jangan mempermalukan aku. Jika dirasa kamu tidak paham tentang apa yang mereka bicarakan, lebih baik kamu diam." Galuh berbicara dengan tegas.

"Baik, Mas." Aleena hanya bisa setuju karena tidak mungkin wanita itu mengutarakan kekesalan yang ada dalam hatinya saat ini.

Sesampainya di pesta, Galuh hanya berjalan di samping Aleena tanpa menggandeng atau memeluk istrinya. Hal itu justru membuat wanita itu semakin kesal, tapi tidak bisa mengajukan protesnya. Di dalam acara tersebut juga ada Tasya, wanita yang sudah lama berteman dengan suaminya. Sikap Galuh pada sahabat wanitanya begitu hangat, berbeda saat bersama sang Istri.

Tasya menyapa Aleena dengan sopan serta ramah, tapi ada rasa cemburu menyelimuti wanita yang memakai gaun berwarna silver tersebut.

"Kamu bawa Aleena untuk mencicipi makanan, aku masih ada urusan dengan klien penting," ucap Galuh berbisik pada Tasya.

Wanita cantik yang memakai gaun berwarna cream itu menganggukkan kepala setuju. Tasya terlihat baik pada Aleena, jadi wanita itu berusaha untuk bersikap baik juga walaupun tidak ada kecocokan dalam hatinya.

Aleena melihat ke sekeliling, banyak sekali para tamu undangan yang memakai jas. Terlihat jelas bahwa mereka dari golongan orang-orang penting. Begitu juga dengan tamu wanita yang terlihat jelas dari golongan kelas atas. Aleena sendiri bingung harus berbuat apa di sana, hanya bisa berdiri dan menikmati minuman yang telah ditawarkan oleh waiters sebelumnya.

"Kue di sini enak loh!" kata Tasya berusaha untuk mencairkan suasana yang terlihat kaku.

Aleena hanya memberikan senyuman kecil, untuk kali ini dia tidak ingin memakan apa pun. Hanya fokus melihat sang Suami sedang berbicara dengan seorang pria di seberang sana.

"Kamu beruntung mendapatkan Galuh, selain tampan, dia juga pria pekerja keras," kata Tasya terus berbicara meskipun tidak ada gubris dari Aleena.

Wanita itu memang curiga pada Tasya, tapi tidak terlalu memikirkan karena dia dan Galuh sudah berteman sejak kecil. Kedua wanita itu memandangi pria yang sama di seberang kolam renang yang ada di tengah. Setiap gerak-gerik pria itu tidak lepas dari tatapan kedua wanita tersebut. Terlebih Tasya yang masih terus berbicara tentang masa lalu ketika dia dan pria itu masih kecil.

Aleena sudah merasa tidak tahan dengan semua cerita Tasya, tapi wanita itu masih terus bertahan karena tidak ingin mempermalukan sang Suami. Bagaimanapun, teman baik Galuh juga akan menjadi temannya. Meskipun rasa tidak suka menyelimuti hatinya.

"Dari tadi kamu selalu membicarakan suamiku, apakah kamu menyukainya?" tanya Aleena sudah tidak tahan. Hanya sekedar menebak saja karena sama-sama wanita, tapi hal itu justru membuat Tasya terbatuk ringan.

"Kalau kamu menyukainya, kenapa membiarkannya menikah denganku?" Sebuah pertanyaan kembali lolos dari bibir Aleena sebelum lawan bicaranya menjawab apa pun.

"Aku dan dia berteman," sahut Tasya menyangkal. Dia tidak mungkin mengakui perasaan yang sudah lama dipendam sendirian.

"Oh!" Aleena menghela napas panjang. Dia bukan anak kecil lagi, jadi tidak gampang untuk membodohi wanita cantik dengan rambut panjang terurai itu.

Karena merasa kesal, Aleena pergi begitu saja tanpa pamit kepada Tasya. Hingga sahabat suaminya mengejar dari belakang.

"Kamu mau ke mana?" tanya Tasya dengan langkah terburu-buru karena mengejar Aleena.

Akan tetapi, sebuah insiden yang tidak diharapkan terjadi. Tasya kakinya tersandung, hingga tanpa sengaja mendorong Aleena hingga jatuh ke dalam kolam renang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 115 Ending

    Tasya segera dilarikan ke puskesmas terdekat, beruntung wanita seksi itu hanya luka ringan saja. Saat wanita seksi membuka mata, terlihat wajah Aleena, Gala dan Bagas di depan mata."Aku di mana?" tanya Tasya lirih."Kamu di puskesmas karena menabrak pohon tadi, beruntung cuma mengalami luka ringan saja." Aleena menjelaskan secara detail.Netra Tasya mulai berkaca-kaca karena melihat kebaikan orang yang telah dijahatinya. "Maaf karena aku telah berbuat jahat pada kalian," ujar Tasya lirih."Gapapa, jauh sebelum kamu meminta maaf. Aku dan mas Gala sudah memaafkanmu." Aleena memberikan senyuman.Tidak berselang lama, Galuh beserta keluarganya datang untuk melihat keadaan Tasya. Gala yang mengabari saudara kembarnya kalau wanita seksi itu mengalami kecelakaan."Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Galuh terlihat cemas."Aku gapapa, Mas. Semua berkat pertolongan dari Gala dan Aleena," sahut Tasya lirih.Galuh langsung membuang sifat gengsi yang dimilikinya, lalu mengucapkan terima kasih pada

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 114

    Aleena kebingungan saat melihat Bagas tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Jadi, wanita cantik itu pun meminta sang suami untuk mencari keberadaan putranya."Bagas tidak ada di sini, Aleena." Gala memberitahu setelah mencari di dalam kamar mandi."Lantas ke mana perginya Bagas, Mas?" tanya Aleena panik. Pria tampan itu pun segera meminta izin untuk melihat rekaman cctv yang ada di tempat makan tersebut. Lalu, dia pun mengetahui siapa dalang dari semua ini. Gala segera menarik tangan istrinya dan meminta untuk berdo'a agar putranya baik-baik saja. "Kita mau ke mana, Mas?" tanya Aleena yang memang tidak melihat rekaman cctv."Aku tahu siapa yang telah membawa Bagas, maka dari itu kita harus secepatnya ke sana sebelum mereka berbuat yang tidak-tidak pada putra kita," sahut Gala sibuk menyetir."Iya, mereka siapa yang Mas maksud?" tanya Aleena yang memang tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh suaminya."Nanti kamu tahu sendiri siapa yang aku maksud, Aleena." Hanya itu yang dikatakan

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 113

    Kehidupan rumah tangga Aleena saat ini memang sudah mendapatkan kebahagiaan seperti yang pernah menjadi keinginannya selama ini. Bahkan bahtera rumah tangga yang dijalani bersama Gala begitu harmonis. Pria tampan itu membuat wanita cantik berkulit putih hidup layaknya seperti seorang ratu. Sejak pernikahan mereka berlangsung, Gala memang tidak membiarkan Aleena melakukan semua pekerjaan rumah sendiri. Dia langsung mencarikan asisten rumah tangga yang bisa membantu pekerjaan rumah. Sedangkan wanita cantik berkulit putih itu cuma perlu fokus dengan merawat Bagas saja. "Terima kasih, Mas. Sudah memberikan kebahagiaan yang ingin aku rasakan dari dulu." Aleena selalu bersyukur dengan kehidupan rumah tangga yang saat ini dijalani."Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu telah ikhlas dan rela menghabiskan waktumu untuk mengurus anak kita, Bagas." Gala tidak kalah bersyukur karena mendapatkan istri yang cantik dan baik seperti Aleena. Di waktu keduanya ingin berpelukan, Bagas tiba-t

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 112

    Galuh hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Tasya, sebab dirinya baru mengerti tentang kesehatan spermanya yang bermasalah. Selama ini, dia selalu menyalahkan Aleena karena belum diberikan keturunan saat sang Mama memintanya."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, Mas. Kalau kamu itu tidak bisa memberikan keturunan?" tanya Tasya dengan netra basah. "Aku juga tidak tahu, Tasya. Lagi pula aku itu 'kan bukan asli mandul, kalau kita berusaha lebih keras lagi dan aku berobat, pasti tidak lama lagi kita akan mendapatkan keturunan." Galuh mencoba untuk memberikan penjelasan pada sang istri agar lebih mengerti. "Aku kira selama ini yang bermasalah Aleena, ternyata aku salah. Kamu yang tidak sehat, Mas." Tasya tetap tidak menerima kenyataan yang ada. Dia semakin merasa bahwa hidup ini tidak adil, bahkan seolah-olah dia telah mendapatkan sebuah karma dari apa yang diperbuatnya. Pria tampan itu terus menyalahkan diri sendiri karena tidak memeriksakan diri sejak awal. Bahkan, dia meny

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 111

    Dengan terpaksa Galuh menerima permintaan Tasya untuk menikahinya. Terlebih sang Mama juga mendesak karena tidak ingin berurusan dengan hukum. Tidak usah menunggu satu minggu lamanya, sebab keluarga Fathan langsung memberikan keputusan tiga hari setelah wanita seksi itu mengancam. Dan dua hari setelah itu, mereka melaksanakan pernikahan mewah yang sudah diatur oleh wanita seksi itu. Dengan uang yang dimiliki, sangat gampang bagi Tasya untuk mengatur segalanya. Pesta pernikahan dilaksanakan dengan begitu meriah, ditambah dengan para tamu undangan yang hadir ikut memeriahkan pernikahan mereka. Aleena dan Gala juga turut hadir di sana."Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Gala melihat ke arah Aleena yang terus menatap ke arah pelaminan."Gapapa, aku senang kok melihat mereka akhirnya menikah." Aleena menjawab singkat sesuai apa yang dirasakan."Kamu benar, Aleena. Mereka benar-benar pasangan yang serasi." Gala mengiyakan apa yang dikatakan wanita cantik berkulit putih itu."Seharusnya mere

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 110

    "Kalau memang tidak ingin merestui hubungan kami, Gala akan tetap menikah dengan Aleena." Gala pun pergi dari rumah Dira, tapi siapa sangka kalau wanita setengah paruh baya itu akan jatuh saat melihat putranya pergi.Aleena terlihat sangat cemas, tapi pria tampan justru meminta agar tidak menghiraukannya. "Gala! Jangan pergi kamu!" Galuh menghentikan langkah kaki saudara kembarnya.Jelas saja Gala tidak bergerak dari tempat dirinya berdiri. "Ada apalagi?" tanyanya santai."Kamu harus tanggung jawab, apa yang sudah kamu lakukan pada Mama. Hah!" pekik Galuh tidak terima dengan keadaan Dira yang terjatuh. Sang Mama yang sudah digendong oleh Fathan ke dalam rumah."Kamu urus sendiri saja, mulai hari ini aku tidak punya hubungan lagi dengan keluarga ini." Gala segera pergi dengan diikuti oleh Aleena dari belakang. Wanita cantik itu sebenarnya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pria yang dicintainya, tapi setelah mendengar alasan dari Gala. Dia pun mengikuti apa pun yang dikatakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status