Beranda / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 64. Ceraikan Istri Pertamamu

Share

Bab 64. Ceraikan Istri Pertamamu

Penulis: Silvania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-14 15:28:52

Emily menggeleng keras. "Tidak akan! Kembalilah ke rumahmu dan urus saja istri kesayanganmu itu!"

Suara Emily melengking, membuat sudut bibir Arlen terangkat ke atas.

"Emily!" bentak Arnold.

"Anda tuli?" tanya Arlen sarkas. Ia tak pernah semuak ini sebelumnya dengan orang, tapi Arnold benar-benar menyebalkan.

Arnold mengepalkan tangan, amarahnya memuncak. Tak terima diejek, ia melayangkan pukulannya ke wajah Arlen. Tinju keras itu mendarat di pipi kanan lelaki itu, membuatnya terhuyung ke belakang. Tak jauh dari dua lelaki itu, Emily menjerit histeris.

Tanpa pikir panjang, Emily merangsek maju dan memukuli dada Arnold dengan kedua tangannya. Amarah dan luka hatinya meledak begitu saja. Semua yang ia pendam selama ini, rasa sakit, kecewa, air mata dan pengorbanan melebur jadi satu.

"Dasar laki-laki kurang ajar!"

Namun, pukulan Emily tak berarti apa-apa bagi Arnold. Lelaki itu tetap berdiri kokoh, seolah tak merasakan apapun. Ia bahkan menatap Emily dengan tatapan sendu, s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 65. Maukah Kamu Jadi Sekretaris Ku?

    Selepas kepergian Arnold, Arlen mencari Emily, ia tahu wanita itu butuh dukungan. "Emily, apa kita bisa bicara berdua?" Pertanyaan Arlen membuat Emily tersentak, ia yang sedang melamun di depan wastafel setelah mencuci mukanya berbalik menghadap Arlen, yang entah sejak kapan berada di belakangnya. "Bi-bicara apa?" jawab Emily dengan gugup. "Bicara tentang hidupmu, ke depannya." Kening Emily tampak berkerut, ia tidak mengerti dengan maksud Arlen. Arlen bergerak lebih dekat, ia lalu menarik tangan Emily hingga membuat Emily terkesiap. Tidak biasanya Arlen memperlakukannya seperti ini. "Apa kamu mau menjadi sekretarisku? Emily menatap Arlen dengan tatapan tak percaya. "Maaf, Tuan. Bisa diulangi? Apa maksudnya?" Mendengar perkataan Emily, Arlen malah tertawa. "Maukah kamu menjadi sekretarisku?" ulangnya. "Sekretaris?" Arlen mengangguk. "Tapi… Nyonya?" "Nanti aku yang akan mengurusnya, kamu tinggal jawab mau atau tidak?" Sedikit mendesak, Arlen butuh jawab

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 66. Mengumpulkan Bukti Lain

    Keesokan harinya. Arnold berangkat ke kantor. Baru saja melangkahkan kaki di lobby, Nyonya Ruby, ibunya, menghampirinya. "Mama? Apa yang Mama lakukan?" Arnold kaget bukan main, tidak biasanya ibunya mengunjungi Arnold di kantor, biasanya ia selalu mengunjunginya ke rumah. "Kamu harus lihat ini!" ucapnya sembari menyodorkan sebuah flashdisk ke hadapan Arnold. Arnold menatap flashdisk itu dengan bingung. "Semuanya, kamu akan tahu apa yang terjadi pada Emily dan juga Sarah," tekan ibunya, lalu pergi meninggalkan anaknya, Sesaat Arnold membeku, tetapi buru-buru ia memencet lift. Begitu sampai di lantai ruangannya, ia bergegas masuk dan menuju laptopnya. Dinyalakannya kemudian ia masukkan flashdisk itu. Satu per satu kejadian yang menunjukkan kebohongan Sarah terkuak. Hatinya bagai diremas-remas, semua yang pembelaan diri Emily waktu itu benar adanya dan semua yang keluar dari mulut Sarah adalah kebohongan. Napasnya tampak memburu, hatinya berkecamuk. "Jadi, selama ini aku dib

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 67. Bantahan Demi Bantahan

    Sarah membelalak. "Arnold, ini hanya salah paham, aku–" "DIAM!" sentak Arnold. Emosi yang sejak tadi ditahannya akhirnya meledak, Arnold hanya butuh satu pengakuan untuk mengungkapkan bahwa Sarahl-ah yang membuat rencana kecelakaan waktu itu, kecelakaan yang membuat Emily harus kehilangan anak di rahimnya. "Sayang, tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Aku mohon. Ini semua memang salahku, rem mobil yang aku pakai blong, sehingga aku tidak bisa mengendalikannya!" "Mobil di kediaman kita rutin dibawa ke bengkel, jadi berhenti mengada-ada." "Sungguh, Arnold. Kejadiannya begitu cepat, aku tidak bisa menghindar, kalau kamu tidak percaya padaku kamu bisa meminta datanya pada polisi." Sarah dengan putus asa membantah, berusaha membuat Arnold percaya pada kata-katanya. Tapi Arnold bertingkah dengan acuh dan tak acuh, lalu memandangnya dengan tenang. "Lalu, kenapa kamu bilang Emily yang menabrakkan mobilnya ke mobilmu?" Pertanyaan Arnold kali ini sukses membuat Sara

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 68. Panas Dingin

    Raut wajah Arlen berubah, ia hendak menghampirinya, tetapi wanita muda tersebut langsung berdiri dan meninggalkan Emily dan Arlen tanpa permisi. Benar-benar tidak mencerminkan kesopanan. "Ada banyak pelamar tapi tidak ada yang memenuhi syarat. Bagaimana aku bisa cepat membawamu ke London kalau begini!" ucap Arlen pelan, tapi Emily masih bisa mendengarnya. "Kalau memang susah mencari pengganti saya, tidak apa apa kalau Tuan Arlen mencari calon sekretarisnya di London saja, biar saya tetap merawat Nyonya Audrey!" "Tidak bisa!" "Kenapa tidak bisa, Tuan? Bukankah di Kota justru kandidat sekretaris dengan pendidikan tinggi berhamburan!" Emily memberanikan diri menatap wajah Arlen, sesuatu yang awalnya sangat di hindarinya. Selain tidak sopan, Emily tidak mau terpesona dengan ketampanan sang majikan. Emily cukup tahu diri, masih lajang pun rasanya Emily tidak pantas bersanding dengan Arlen, apalagi dengan status sekarang yang masih menggantung. "Aku punya pertimbangan sendiri dalam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 69. Berbahaya Sekali

    Arlen memelototi layar handphonenya dan menggeser geserkan layarnya berharap ada pesan lain yang tertutup, namun nihil. Arlen lantas menghubungi Mike untuk memberitahukan bahwa dia akan tinggal beberapa hari lagi di rumah neneknya. Sementara itu di taman belakang, Emily menemani Nyonya Audrey minum teh sembari mendengarkannya bercerita. "Arlen itu sangat penyayang, dia sedari kecil sudah sangat menyayangi binatang. Dulu tiap ada kucing di jalanan, dia selalu membawanya pulang!" Emily mengangguk. 'Pantas saja Arlen perhatian dan ingin membantunya, rupanya dia memang orangnya tidak tegaan,' batin Emily. "Nanti kalau kamu sudah bekerja dengannya, Nenek titip Arlen ya Emily, tolong perhatikan makanannya, Nenek takut dia makan sembarangan saat tidak bersama Nenek. "Iya, Nyonya!" "Panggil Nenek saja, kalau Nyonya terlalu kaku!" pintanya sembari mengusap jemari Emily. "Tapi…." "Tidak apa apa, ayo panggil Nenek!" "Iya, Nek!" Nyonya Audrey tersenyum, namun bukan hanya dia yang terse

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 70. Apa Kamu Menyukai Emily?

    "Jovanka sudah Arlen hapus dari hati Arlen, Nek. Nenek tidak usah cemas. Secepatnya akan ada yang mengisi hati Arlen kembali!" "Syukurlah. Nenek kira kamu masih mengharapkan wanita itu. Nenek pikir sudah cukup, lima tahun bukan waktu yang singkat untukmu. Nenek ingin melihat kau menikah, Arlen." Arlen bisa melihat tatapan sendu penuh harap dari sang nenek. Di usianya yang sudah senja, Arlen merasa bersalah karena belum bisa mengabulkan keinginan neneknya yang satu itu. "Syukur-syukur Nenek bisa menggendong anakmu, cicit Nenek." Seulas senyum kembali terbit di bibirnya. Arlen menggenggam jemari sang nenek dan mengecupnya. "Doakan Arlen, ya, Nek." "Emily?" Pertanyaan Nyonya Audrey sontak membuat Arlen membelalak. "Maksud Nenek?" "Kau menyukainya, bukan?" Nyonya Audrey tersenyum penuh arti. Dari awal, dia sudah bisa membaca gerak-gerik cucu kesayangannya. "Ti-tidak, itu tidak benar. Arlen tidak menyukainya!" bantah Arlen dengan wajah bersemu merah. Arlen terlihat salah tingkah, p

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 71. Karena Harta Semata

    "Baik, Tuan. Tapi saya mohon Tuan bisa menahan diri Tuan, saya takut kejadian di rumah Tuan Arlen kembali terulang!" "Tenang saja, aku tidak akan terpancing lagi dengan ucapannya, aku tidak akan membiarkannya menertawakanku!" "Baik, Tuan. Saya akan segera menyiapkan penawarannya." Robert menunduk dan berlalu meninggalkan ruangan Arnold. "Aku harus segera membawa Emily kembali, aku tidak bisa membiarkannya dekat dengan Arlen. Emily, aku tidak akan melepaskanmu!" Keesokan paginya, Sarah pagi pagi sudah bersiap siap, hari ini dia akan menemui Rio untuk mengambil surat penyerahan saham Maurer Corp. Mumpung dia masih bersama Arnold, mudah saja untuknya mendapatkan cap jempol suaminya. Cukup dengan sedikit Wine dan obat tidur, Sarah sangat yakin dia tidak akan jatuh miskin saat berpisah dengan Arnold. "Kau mau kemana?" tanya Arnold yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. "Aku ada janji dengan sales property untuk melihat unit apartemen yang mau aku beli. Kau jadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 72. Satu Kebohongan Lagi Terungkap

    Sally bahkan menjepit bibirnya agar tidak berbicara apapun. Jantungnya berdebar kencang, jujur Sally takut mengatakan yang sebenarnya karena Sarah pernah mengancam para pelayan agar tutup mulut. "I-itu, Tuan…" "Katakan!" Suara Arnold terdengar dingin dan menusuk. "Tapi, Tuan!" "Kalian takut dengan Sarah?" bentakan Arnold sangat nyaring, bahkan terdengar hingga depan. Sally seketika mundur karena kaget. "Cepat katakan!" Kali ini lebih dalam dan pelan, namun tidak kalah menakutkan. "Nyo-Nyonya Sarah menyiram Nyonya Emily dengan air es di pagi pertamanya setelah menikah dengan Anda, Tuan!" "APA!" Tubuh Arnold mendadak bergetar hebat, jantungnya memacu kencang. Apa dia tidak salah dengar? Apa Sarah sejahat itu? Berbagai pertanyaan mengisi benak Arnold. "Apalagi!" tanyanya dengan suara yang semakin pelan, dadanya sesak. Sungguh Arnold bahkan tidak bernafas untuk sesaat. "Teruskan!" "Tapi, Tuan!" "Ku bilang teruskan!" Lebih baik perih menusuk tapi Arnold tahu ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16

Bab terbaru

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 203. Congratulation

    Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sally dan beberapa pelayan lainnya berdiri di depan pintu kamar sambil membawa nampan berisi makanan yang masih mengepulkan asap.Tok! Tok!Arnold yang sudah menunggu sejak tadi langsung berdiri dari duduknya dan membukakan pintu.“Susun di atas meja, Sally,” pintanya sambil tersenyum manis. Dua pelayan di belakang Sally melongo saking terpesonanya. Maklum, mereka jarang—atau bahkan belum pernah—berinteraksi langsung dengan Arnold sebelumnya.Sally menunduk sopan dan masuk, diikuti dua pelayan lainnya. Mereka dengan cekatan menyusun hidangan makan malam penuh warna dan aroma yang telah dipesan khusus oleh Arnold.Setelah selesai, Sally kembali menunduk dan berlalu keluar ruangan.Emily masih tertidur lelap. Ia bahkan tidak terusik oleh suara berisik dari piring-piring yang berbenturan dengan meja marmer.“Sayang, bangun,” bisik Arnold sambil mengusap lembut pundak istrinya dan mendaratkan kecupan di belakang kepalanya.Emily menggeliat pelan.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 202. Aku Tidak Suka Wangimu

    Emily menatap tajam ke arah Arnold, membuat pria itu salah tingkah. Ia cukup sadar diri dengan kesalahannya—datang bersama Yolanda.Namun, dalam sekejap, ekspresi Emily berubah. Senyum manis kini terulas di bibirnya. Ia segera berdiri dan menghampiri Arnold.Tanpa aba-aba, Emily langsung memeluk suaminya erat dan mengecup pipinya. "Aku sudah menunggumu sejak tadi," ucapnya, masih dengan senyum mengembang."Maaf aku terlambat. Tadi Papa datang ke kantor bersama Yolanda, dan saat hendak pulang, mobil Yolanda mogok," jelas Arnold sambil melingkarkan tangannya di pinggang Emily. Keduanya bertingkah seolah Yolanda tak ada di sana."Kenapa Yolanda tidak ikut Papa?" tanya Emily, melirik sekilas ke arah wanita yang masih berdiri di belakang Arnold."Sayangnya Papa sudah pulang lebih dulu," jawab Arnold.Emily mengangguk. "Tak apa. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?""Ehem!" Yolanda berdehem demi mendapatkan perhatian."Aku ingin mencoba masakanmu, Emily. Arnold bilang kau pandai memasak!""

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 201. Jangan Pergi

    Arnold menoleh sejenak ke arah Emily yang tampak sibuk dengan laptopnya.Maaf, Emily belum bisa kumiliki sepenuhnya. Bagaimana bisa dia meninggalkannya begitu saja? Tapi melihat Emily yang tampak acuh padanya, Arnold kembali berpikir untuk menjauh sementara waktu, seperti permintaan Emily barusan.“Suruh dia tunggu, aku akan segera ke kantor!”Ia menutup teleponnya, lalu menghampiri Emily.“Sayang, aku pergi dulu. Aku akan kembali saat jam makan siang. Kamu sarapan dulu, nanti sakit.”Arnold mengecup puncak kepala Emily dan mengusap pipinya sebelum beranjak pergi.Setelah kepergian Arnold, Emily menutup laptopnya dan menatap langit-langit. Dia tidak rela Arnold pergi menemui Yolanda. Namun, dia juga tidak bisa melarangnya.“Kenapa perasaanku tidak enak? Yolanda sepertinya menyukai Arnold…”Emily bangkit dari duduknya dan bergegas keluar, berharap Arnold belum pergi.Saat Emily keluar dari pintu belakang, mobil yang dikendarai Arnold tampak mundur perlahan.Arnold, yang melihat Emily b

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 200. Membujuk Emily

    "Untuk apa meminta maaf?" tanya Emily datar. Ia memejamkan mata, bahkan tidak sudi membalas pelukan suaminya."Aku salah. Aku minta maaf karena memberikan kacamata Sarah kepadamu.""Sudah berapa lama kau bercerai dengannya?" tanya Emily lagi.Arnold mengerutkan kening, tampak bingung dengan pertanyaan itu."Jawab!" desak Emily tak sabar."Kurang lebih setahun."Arnold hanya mengira-ngira. Ia tidak ingat persis—atau lebih tepatnya, tidak ingin mengingatnya."Kau masih mencintainya?"Arnold cepat-cepat menggeleng. "Aku hanya mencintaimu, sungguh!""Lalu kenapa kau masih menyimpan barang-barangnya, kalau sudah tidak mencintainya?!"Emily mendorong tubuh Arnold hingga pelukannya terlepas, lalu kembali menuju mobil."Sayang, tunggu!"Arnold mengejar Emily yang sudah membuka pintu mobil. Emily segera masuk dan membanting pintu. Terpaksa, Arnold ikut masuk karena Emily benar-benar dalam suasana hati buruk."Kau mau kita pulang ke rumah?""Mm," jawabnya singkat.Arnold melajukan mobil, mening

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 199. Merusak Mood

    Yolanda bergidik ngeri saat membayangkan kejadian terakhir ketika ia tanpa sengaja memakan seafood. Seluruh tubuhnya gatal dan muncul ruam kemerahan; ia bahkan kesulitan bernapas waktu itu.Yolanda menggeleng lalu berpamitan pergi ke kamar kecil."Sayang, malam ini menginap di rumah Mama lagi, ya. Kerabat Papa dan Mama akan pulang besok, jadi masih ada satu malam lagi untuk kita berkumpul di rumah," ucap Nyonya Ruby.Emily mengangguk, meskipun sebenarnya ia merasa tidak nyaman bersama Tante Mandy dan Yolanda. Namun, karena mereka tidak sering datang ke London, Emily berusaha bersabar.Lima belas menit berlalu. Tiga orang pelayan datang membawa troli berisi makanan dan dengan sigap menyusunnya di atas meja.“Kemana Yolanda? Kenapa dia belum juga datang?” tanya Nyonya Ruby, menoleh ke arah toilet.Tak lama kemudian, Yolanda muncul dengan langkah gontai.“Yolanda, kau kenapa? Apa kau sakit?” tanya Nyonya Ruby cemas.“Perut Yola sakit, Tante. Bolehkah Yola pulang duluan?” rengeknya dengan

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 198. Mengambil Hati Nyonya Ruby

    Tidak ingin berdebat, Emily memilih untuk mengabaikan perkataan Yolanda dan tetap bersikap baik padanya.“Terima kasih sudah mengingatkanku, Adik Ipar,” ucap Emily sambil mengulas senyum manis, lalu menutup pintu kamarnya.Yolanda hendak membuka kembali pintu kamar, namun Emily sudah keburu menguncinya.“Kau!” geram Yolanda, lalu menendang pintu hingga membuatnya memekik kesakitan.“Aww... wanita sialan. Awas saja kau!”Dengan emosi yang tertahan, Yolanda kembali ke kamarnya sambil terpincang-pincang karena jempol kakinya bengkak.“Berani sekali dia mengabaikanku! Awas kau, Emily!” geramnya sembari membanting pintu kamar.Sementara itu, di kamarnya, Emily bergegas membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket, aroma percintaan semalam bahkan masih tercium samar.Emily mengendus pundaknya, wangi maskulin dari parfum Arnold masih menempel di kulitnya. Sesaat ia memejamkan mata sambil menghirup aromanya. Benaknya kembali dipenuhi slide demi slide adegan panas mereka semalam. Sentuhan Arnold

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 197. Hadiah Dari Emily

    Arnold menoleh ke belakang. Dilihatnya Yolanda berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur super tipis, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Lampu kamarmu mati?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah wajah Yolanda. Arnold menghindari melihat ke bawah karena, bagaimanapun juga, dia laki-laki normal. Yolanda mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan menghubungi kepala pelayan untuk mengganti bohlamnya. Masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu!" Arnold berbalik dan meninggalkan Yolanda begitu saja, membuat wanita itu gusar setengah mati. Dia sudah berpenampilan semenarik mungkin, namun Arnold malah mengabaikannya. "Aku rasa tubuhku jauh lebih bagus dari Emily. Kau bergegas pergi karena tidak tahan melihat tubuhku yang indah ini, bukan?" gumamnya pelan sambil menatap punggung lebar Arnold yang semakin menjauh. Yolanda tersenyum miring. Awal yang bagus, batinnya. Ia pun masuk kembali ke kamarnya, sedangkan Arnold mempercepat langkah. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, takut istrinya ke

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 196. Mengenalkan Emily Secara Resmi

    Semua mata menoleh ke arah asal suara. Arnold berdiri dengan wajah memerah, kedua tangannya terkepal sempurna di sisi tubuhnya. “Arnold!” Wajah Mandy mendadak pucat, begitu pula Yolanda. Ia langsung mencubit pinggang mamanya saking takutnya. “Jangan asal bicara kalau tidak tahu apa-apa!” Suara Arnold terdengar berat dan serak, rahangnya mengeras. “Coba katakan sekali lagi, Tante bilang apa?” tanyanya pelan namun penuh penekanan. Arnold berjalan menuju tempat Emily berada. Tatapannya tajam, siap mencabik siapa pun yang berani mengatai istrinya. “Kamu salah paham, Arnold. Tante tidak bermaksud seperti itu!” Suara Mandy bergetar. Walaupun masih muda dan hanya keponakan, Arnold sangat disegani oleh om dan tantenya. “Arnold tidak tuli, Tante!” Emily menggeleng pelan. Ia tidak ingin pesta kejutan ulang tahun Arnold diwarnai perdebatan antara tante dan keponakan—terlebih penyebabnya adalah dirinya. “Tante bisa jelaskan!” “Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku harap Tante mau memint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 195. Dipermalukan Di Hadapan Keluarga Besar

    "Berlebihan bagaimana, bukankah ini sangat cantik?"Nyonya Ruby menarik pergelangan tangan Emily dan membawanya menuju tempat tidur king size milik Arnold.Di atas tempat tidur dihiasi dengan kelopak mawar merah berbentuk hati. Di samping kanan kirinya terdapat lampu hias berbentuk lilin yang membentuk huruf A dan E. Lilin aromatherapy di atas nakas."Dan yang paling penting ini."Nyonya Ruby membuka lemari pakaian Arnold dan mengambil sesuatu dari sana."Tada! Karena baju pesta mu berwarna merah, maka pakaian tidurnya yang warna hitam saja. Hmm, perfect!" ucapnya sembari menyerahkan baju dinas yang kemarin dibelikannya untuk Emily."Ah, kenapa Mama yang tidak sabar ingin segera malam. Kamu istirahat saja dulu, nanti kalau MUA nya datang , Mama akan memanggilmu!"Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily yang mematung sambil memegangi lingerie yang hanya terdiri dari 2 piece terpisah, sangat tipis dan Emily tidak yakin ini bisa menutupi asetnya dengan benar.Terdengar helaan nafas berat.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status