Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Like Father Like Daughter

Share

Like Father Like Daughter

last update Last Updated: 2025-05-25 13:42:25

Tidak ada Rain saat Lady membuka mata pagi itu. Permukaan kasur di sebelahnya dingin dan kosong. Mungkin Rain sedang di kamar mandi pikir Lady.

Lady menunggu sesaat hingga Rain keluar dari sana karena ia juga akan ke kamar mandi. Namun setelah hampir setengah jam Rain tak juga muncul, Lady memutuskan bangun dan bergerak dari tempat tidur.

Ia langkahkan kakinya ke kamar mandi sambil menyerukan nama sang suami. “Rain, kamu ada di dalam?”

Tidak ada respon atau sahutan dari sana yang membuat Lady harus membuka pintu. Ternyata Rain memang tidak ada di sana yang selanjutnya membuat Lady jadi berpikir mungkin saja saat ini Rain sedang berada di luar kamar.

Lady mengabaikan dan langsung mandi. Ia sudah mulai lagi dengan rutinitas hariannya.

Selesai mandi Lady tetap tidak menemukan Rain di luar, termasuk mobil laki-laki itu yang membuatnya lantas bertanya pada sang mertua.

“Bunda tahu Rain ke mana? Tadi waktu aku bangun dia udah nggak ada. Aku pikir lagi di kamar mandi, tapi ternyata mobilnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ara
poor lady...jdi intinya lebih baik sydney yg sering celap-celup dripada lalad yg masih orisinil gtu kali ya...ya ampun thor ...
goodnovel comment avatar
Lya
Authornya ko gtu sih malah sydney yg beruntung terus….kasian lady
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Hanya Sayang Anaknya, Bukan Ibunya

    Kanayya meletakkan Brienna kembali ke dalam box. Ia bersikap sewajarnya dan biasa-biasa saja. Barulah setelah memutar tubuhnya Kanayya menyadari ada Lady di belakangnya."Eh, Dy..." Kanayya kaget, khawatir kalau Lady mendengar semua bisik-bisiknya dengan Rain tadi.Rain ikut menoleh ke belakang."Rain, boleh aku lihat Brienna?" Lady meminta izin."Lihat aja." Rain menggeser kaki, memberi Lady tempat.Lady memajukan badannya, melihat sendiri manisnya bayi di dalam sana. Rasanya Lady ingin menggendong dan mendekap di dadanya, tapi tidak punya keberanian untuk melakukan hal tersebut."Dia cantik ya, Nda, mirip sama–" Lady menjeda kata, memandang pada Rain di sisi kiri. "Rain, dia manggil kamu apa? Papa atau Papi?""Brienna manggil Rain daddy." Sydney yang menjawab mewakili Rain.Lady memandang ke arah Sydney dan tersenyum. "Iya, dia mirip daddy-nya.""Mirip gimana maksud kamu, Dy?" tanya Kanayya. "Kalau Bunda ngeliatnya nggak mirip siapa-siapa tuh.""Tapi aku ngeliatnya mirip sama Rain,

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Like Father Like Daughter

    Tidak ada Rain saat Lady membuka mata pagi itu. Permukaan kasur di sebelahnya dingin dan kosong. Mungkin Rain sedang di kamar mandi pikir Lady.Lady menunggu sesaat hingga Rain keluar dari sana karena ia juga akan ke kamar mandi. Namun setelah hampir setengah jam Rain tak juga muncul, Lady memutuskan bangun dan bergerak dari tempat tidur.Ia langkahkan kakinya ke kamar mandi sambil menyerukan nama sang suami. “Rain, kamu ada di dalam?”Tidak ada respon atau sahutan dari sana yang membuat Lady harus membuka pintu. Ternyata Rain memang tidak ada di sana yang selanjutnya membuat Lady jadi berpikir mungkin saja saat ini Rain sedang berada di luar kamar.Lady mengabaikan dan langsung mandi. Ia sudah mulai lagi dengan rutinitas hariannya. Selesai mandi Lady tetap tidak menemukan Rain di luar, termasuk mobil laki-laki itu yang membuatnya lantas bertanya pada sang mertua.“Bunda tahu Rain ke mana? Tadi waktu aku bangun dia udah nggak ada. Aku pikir lagi di kamar mandi, tapi ternyata mobilnya

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Brienna

    Lady mengitari sekitar area yang tertangkap oleh matanya. Kamar yang ia tempati dan Rain masih seperti dulu. Warna cat dinding masih seputih biasa. Letak perabotan di kamar itu pun belum berubah. Namun… ada yang berbeda. Rain tidak lagi sehangat dulu.Rain sudah berhenti mengomeli dan menyalahkannya. Hanya saja perasaan bersalah tak kunjung pergi dari hati Lady. Terlebih setelah peristiwa keguguran itu hubungannya dengan Rain jadi renggang dan mendingin.Mereka memang masih tidur seranjang, tapi Rain tidak lagi mendekap Lady dan meletakkan di dadanya. Rain lebih memilih memunggunginya sambil memeluk guling. Jika Lady memeluknya dari belakang maka Rain diam saja. Tidak balas menggenggam tangannya dan juga tidak menepisnya. Lelaki itu tidak merespon apa-apa. Namun justru hal itulah yang membuat Lady jadi lebih tersiksa.Sudah dua bulan berlalu sejak peristiwa keguguran tersebut, tapi hingga detik ini Rain masih belum menyentuhnya sedikit pun. Lady nyaris tidak bisa mempercayai jika R

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kecewanya Seorang Rain

    ”Lad, kamu jangan ke mana-mana, tetap di rumah sampai aku pulang. Kayaknya nanti sore aku bisa pulang lebih awal dan nemenin kamu. Kita ke dokter bertiga sama Bunda.”Itu isi pesan dari Rain yang diterima Lady saat jam makan siang.”Iya, tapi sekarang aku lagi di toko, nggak apa-apa ya?”“Apa, Lad? Kan udah aku bilang ke kamu di rumah aja dulu. Kamu tuh lagi hamil dan kandungan kamu lemah," balas Rain terkejut.”Sekali ini aja ya, Rain? Janji deh, besok nggak lagi.” Lady memohon dan mengirim fotonya dengan pose memelas.“Emang kamu ngapain di sana? Periksa laporan penjualan?”“Bukan, tapi aku lagi di ruang poduksi, ngadon-ngadon dikit sambil nyobain mesin baru.””Ya ampun, Lad… Terserah.”Setelahnya tidak ada lagi pesan dari Rain. Mungkin Rain marah. Tapi Lady benar-benar bosan karantina di rumah sehingga tadi ia pergi ke Cake Palace tanpa izin dari Rain. Ia tahu jika berpamitan Rain tidak akan memberinya izin.Sorenya Lady bersiap-siap. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, ia

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mati Rasa

    Ale masih terpaku di kursinya tanpa tahu harus mengerjakan apa. Sedangkan Rain sudah pergi sejak berjam-jam yang lalu. Hingga kemudian deringan suara ponsel menyentaknya.Menurunkan pandangan ke arah meja, tepat di mana benda itu berada, Ale melihat nama Zee di layar gawai. Sudut-sudut bibirnya lalu terangkat menciptakan seutas senyum.“Ya, Zee?””Aku udah di Shigeru, kamu masih lama?””Oh, udah nyampe ya?””Udah barusan, aku pikir kamu udah nunggu di sini.”“Sorry, Zee, aku ke sana sekarang.”Setelah percakapan singkat tersebut Ale menyimpan ponsel di saku, berdiri dan melangkah pergi meninggalkan ruangan. Tadi Ale dan Zee sudah janjian akan makan siang bareng di sebuah restoran Jepang yang berada dua lantai di bawah kantornya. Dan ternyata Zee sudah berada duluan di sana.Dari pintu masuk Shigeru Ale melihat Zee duduk di salah satu spot restoran itu. Zee melempar senyum padanya saat mata mereka bertemu.Ale berjalan mendekati meja Zee dan duduk tepat di hadapan perempuan itu. Zee s

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Ada Yang Hilang, Tapi Bukan Uang

    Rumah besar itu semakin hari bertambah sepi. Terlebih semua penghuninya pulang bisa dikatakan hanya untuk tidur. Setelah berkumpul pagi hari maka mereka akan berpisah ke tempat ativitas masing-masing menjalani rutinitas seperti biasa. Kanayya ke rumah sakit, Rain ke Megantara karena sudah mulai latihan untuk menghadapi Japan Championship. Hanya Lady yang menetap di rumah. Itu pun karena sedang hamil.Awalnya Rain masih ingin vakum berkarir karena ingin menemani Lady di rumah, tapi istrinya itu terus mendorong dan memberinya motivasi. Lady bilang ia akan baik-baik saja tinggal di rumah. Lagi pula ada Bibi yang menjaganya.”Sepi juga nggak ada Tante ya,” ucap Rain pagi itu.“Iya,” jawab Kanayya.Sudah satu bulan sejak kepergian Alana ke Amsterdam. Saat itu mereka bertiga yang mengantar ke bandara ditambah dokter Romy.“Aku juga kangen banget sama Alana.” Lady yang baru saja menyesap susu hamilnya menimpali.”Ntar deh pas babymoon kita ke sana,” ujar Rain.“Ah, can’t wait...” Lady tersen

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tetaplah Jadi Pecundang

    Ehmm… Ehmm…Ale berdeham menjernihkan tenggorokannya yang keruh. Bersamaan dengan itu ia membuka matanya. Cahaya matahari yang menerobos masuk melalui sela-sela tirai jatuh menerpa wajahnya dan membuatnya tidak nyaman.Ale bergerak memutar badan membelakangi sumber cahaya. Tepat di saat itu ia mendapati seseorang sedang tidur di sebelahnya. Mata redup lelaki itu sontak melebar. Kaget tentu saja. Ale tidak tahu siapa perempuan itu karena mukanya tertutup helaian rambutnya yang panjang.”Zee?” Ale tidak tahu bagaimana perempuan itu bisa ada di sebelahnya. Lelaki itu lantas berusaha keras untuk berpikir dan mereka ulang adegan demi adegan yang terjadi kemarin malam. Tapi sulit.Astaga!Ale terkesiap begitu menyingkap selimut dan mendapati tubuhnya tanpa busana.Apa ia telah meniduri Zee?Ale mengusap muka. Napasnya sesak seketika, tidak menduga bahwa dirinya berani melakukan hal tersebut.Tadi malam ia mabuk, meminta Zee mengantarnya pulang, lalu mereka masuk ke mobil. Zee menyetir hing

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Dan Kamu Menyatu

    Paradiso. Sebuah nama night club atau klub malam atau kelab malam ternama, malam itu menunjukkan geliatnya seperti malam-malam sebelumnya. Hanya saja ada satu hal yang berbeda. Tempat itu saat ini tidak dibuka untuk umum. Zee menyewanya untuk merayakan momen pergantian usia.Tempat itu dibuat seprivat mungkin. Hanya bagi para tamu yang memiliki undangan yang diizinkan masuk merayakan pesta ulang tahun Zee.Zee yang berbahagia malam itu tampak cantik bagai ratu. Off shoulder dress merah menyala yang melekat sangat pas di tubuhnya, bukan hanya mengekspos pundak serta leher dengan teramat jelas. Namun juga memikat berpasang-pasang mata agar menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pusat atensi.Pesta ulang tahun itu dihadiri oleh teman-teman dekat Zee. Andai saja tidak sedang hamil tadinya Sydney juga ingin ikut. Zee juga mengundang Rain dan Lady, tapi keduanya tidak datang. Dan hingga saat ini Zee belum melihat kehadiran Alana di tengah-tengah pesta. Meskipun sudah resmi berpacaran, tap

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Semesta Yang Berkonspirasi

    Alana hampir saja berdiri untuk melepas kepergian Zee ketika sahabatnya itu mencegahnya. "Istirahat aja, Na, nggak usah dianter. Besok kalau masih nggak enak badan nggak usah ngantor dulu.""Iya, hati-hati ya, Zee, nyetirnya pelan-pelan."Tangan Zee sudah berada di gagang pintu ketika matanya menangkap buket bunga yang berada di nakas. Sudah sejak tadi benda itu berada di sana tapi baru sekarang terlihat olehnya. Mungkin karena tadi dirinya terlalu larut oleh kebahagiaan tentang hubungannya bersama Ale. "Na, itu bunga dari siapa?""Dokter Romy," jawab Alana singkat. Ia harap Zee tidak banyak bertanya dan mengabaikannya.Nyatanya harapan Alana tak terkabul karena detik selanjutnya Zee berjalan mendekat menghampiri nakas. Zee mengangkat buket mawar itu dan membaca untaian kalimat yang tertera di kartu"Ih, romantisnya! Dokter Romy siapa sih, Na? Aku belum pernah denger. Kamu belum cerita ke aku kan?""Belum. Dia temenku, konsumen kita juga. Orang tuanya yang punya Healthy Hospital. Ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status