Share

Quickie

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-20 18:01:32

Rain duduk dengan gelisah di sebelah Ale yang sedang menyetir. Sesekali memajukan badan dan menyandarkan kembali beberapa saat kemudian seakan jok yang didudukinya mengandung ranjau.

”Lo kenapa sih sebenernya? Gue nggak yakin lo minta dia pulang cuma karena minta ditemenin makan.”

”Masalahnya dia udah janji mau pulang jam dua belas tiga puluh, tapi sekarang coba lo lihat udah jam berapa?” Rain berargumen.

“Tapi biasanya lo nggak peduli. Sekarang kenapa lo kayak yang care banget?”

“Itu dulu, ya beda sama sekarang.”

“Emang sekarang gimana?” pancing Ale ingin tahu.

“Gue udah baikan sama dia,” ungkap Rain jujur yang menuai cibiran dari Ale.

“Jadi lo baikan sama dia karena Sydney udah ninggalin lo?”

“Bukan dia yang ninggalin gue tapi gue yang ninggalin dia. Catet!” balas Rain tidak terima.

”Whatever. Sama aja. Intinya lo balik ke Lady gara-gara lo putus sama Sydney. Iya kan?”

“Bukan.” Rain membantah tudingan Ale.

“Nggak usah bohong sama gue. Gue tahu siapa lo.”

“Seriusan, bukan itu.” Rain
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   I'll Stand By You

    Setelah kejadian kemarin hubungan Rain dan Lady kian membaik. Rain belajar banyak hal dari Lady. Lady yang mandiri dan dewasa memang sudah sepantasnya mendampingi Rain yang egois dan terkadang childish. Bukan dengan Sydney yang dominan dan bahkan jauh lebih egois dari Rain.Lady mulai berkutat dengan buku-buku pelajaran untuk persiapan ujian nanti malam. Sedangkan Rain menemani di sebelahnya. Sesekali Rain mengajari jika Lady menanyakan sesuatu yang tidak ia mengerti. Tatapan Rain juga tidak lepas dari wajah perempuan itu. Semakin dilihat, perempuan biasa itu tampak semakin memesona.‘Kenapa sih gue?’ Rain mengusap muka. Mencoba mengingkari penglihatannya sendiri. Nyatanya ia masih melihat hal yang sama ketika kembali memandang Lady. Perempuan yang dulu menurutnya hina dan membuatnya benci setengah mati kini malah membuat Rain ingin menatapnya berkali-kali.”Kenapa sih ngeliatin aku kayak gitu?” Lady yang menyadari jika sejak tadi Rain diam-diam memerhatikannya menoleh ke arah laki-la

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Panggil Aku Papanya Anak-Anak

    Malam itu Lady sudah bersiap-siap. Paling lambat satu jam lagi ia harus tiba di kampus. Awalnya Lady berniat pergi sendiri, namun Rain bersikeras ingin menemani.“Gue bakal tunggu di luar,” katanya.“Tapi kamu nanti bisa bosan. Aku ujiannya lama,” ujar Lady. Ia kurang yakin jika Rain akan betah di sana.”Nggak bakal, pokoknya gue ikut nemenin lo ujian.” Rain masih bersikukuh dengan keinginannya.Kerasnya kemauan Rain yang ingin ikut dengannya membuat Lady jadi berpikir panjang. Kenapa Rain bisa sebegitu keras? Apa jangan-jangan karena Rain tahu bahwa malam ini Farrel juga ikut ujian? Jangan-jangan Rain akan bertingkah lagi.“Kalau kamu ikut, ke sananya gimana? Emangnya kamu mau pake motor?”“Ya jangan pake motor juga.”“Terus pake apa? Taksi?” Lady memberi alternatif lain.”Bukan. Biar gue suruh Ale nganterin kita.”“Nggak enak ah, jadinya ngerepotin dia,” tolak Lady keberatan. “Lagian dia kan manajer kamu, bukan supir.””Sama aja kali, Love. Dia tuh manajer multifungsi yang bisa ngap

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kado Terindah Buat Yang Terindah

    Rain dan Lady sama-sama merebahkan badan di pembaringan. Lelahnya luar biasa.Kantong-kantong belanjaan dari berbagai brand ternama berdempetan di lantai tak beraturan. Mereka baru saja pulang belanja. Rain yang memaksa meskipun Lady tidak ingin.“Capek?” tanya Rain melihat tubuh lunglai istrinya.“Iya, tapi happy.””Me too.” Rain menimpali. Berjam-jam lamanya mereka menghabiskan waktu di luar. Mengelilingi pusat perbelanjaan. Keluar masuk dari satu tenan ke tenan lainnya. Rain membelikan Lady apa saja yang didominasi oleh pakaian. Bahkan Rain terkesan sedikit memaksa meski Lady sudah menolak.“Kamu mau beli apa lagi, Lov?” Lady yang sedang memandangi langit-langit kamar memindahkan tatapan pada lelaki di sebelahnya. “Udah, Rain, semuanya udah cukup. Udah lengkap banget. Aku takutnya malah nggak kepake.””Pasti kepake, nggak mungkin nggak kepake. Eh, bisa ambilin hp aku nggak?” Rain menunjuk meja tempatnya meletakkan ponsel.“Tunggu bentar.” Turun dari ranjang, Lady langsung menuju

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Dunia Milik Kita, Yang Lain Ngontrak

    Makan malam romantis itu sudah berakhir sejak tadi. Rain dan Lady saat ini sudah berada di mobil yang akan membawa mereka pulang. Masih sama seperti tadi. Ale yang menyetir, sedangkan keduanya duduk berdua di jok belakang.Rain tidak melepaskan sedetik pun tangan Lady dari genggamannya. Meskipun istrinya itu mencoba melepaskannya, namun Rain meraihnya lagi dan lagi. Bahkan mengunci dalam genggamannya dengan lebih erat.Saat Lady menoleh, ia mendapati sepasang mata teduh Rain yang menatap mesra padanya. Ada senyum lembut di bibir laki-laki itu.“Gimana perasaan kamu malam ini?” Rain bertanya.Lady tidak seketika menjawab. Jujur saja hingga detik ini ia masih sukar memercayai semuanya. Segalanya bagai mimpi. Ia tidak butuh kemewahan berlimpah seperti ini. Baginya memiliki pasangan yang menyayangi, setia dan menerima apa adanya sudah lebih dari cukup.”Lov, kamu denger nggak aku tuh lagi nanya sama kamu?” Rain mengingatkan dengan mengusap punggung tangan istrinya itu.“Eh iya, aku denger

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Standing Party (Part Dewasa)

    Rain duduk termangu di kursi beranda rumah. Ale sudah pergi meninggalkannya sejak tiga puluh menit yang lalu. Hingga detik ini ia masih merasa berat melepas Ale pergi. Tapi apa boleh buat, Ale juga punya kehidupan pribadi dan Rain tidak berhak untuk menginterupsi.“Aku baru tahu kalau Ale punya perusahaaan.” Lady yang duduk di sebelah Rain memecah keheningan yang lama tercipta. Ia sangka lelaki itu adalah orang ‘biasa’.“Iya, perusahaan orang tuanya.” Rain menjawab.“Perusahaan apa?”“Properti.”“Wah! Tapi kenapa dia lebih memilih jadi asisten kamu?” Menurut pikiran Lady seharusnya Ale tidak perlu bersusah payah menjadi asisten Rain yang notabene lebih sering disuruh ini itu di saat ia bisa memilih untuk menjadi pemimpin di usahanya sendiri.“Dia nggak suka jadi pengusaha. Aku juga nggak ngerti jalan pikirannya gimana. Tapi intinya dia lebih seneng kerja sama aku.”Lady manggut-manggut mendengar penuturan Rain. Perempuan itu baru tahu ada orang yang semacam Ale. Diam-diam Lady mengagu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Cemburu Ala Lalad

    Lantaran terlalu lelah setelah penerbangan panjang tadi dan disambung lagi dengan aktivitas manusia dewasa membuat Lady tertidur lebih dulu.Rain satu-satunya yang masih terjaga di antara mereka berdua. Kasihan juga Lady, pikirnya. Setelah penerbangan yang tidak sebentar ia malah meminta istrinya itu langsung melayaninya.Di lain sisi Rain jadi terharu sendiri. Lady yang penurut, Lady yang patuh, Lady yang mau melakukan apa pun yang ia minta. Meski kadang ada keinginannya yang absurd dan membuat perempuan itu keberatan tapi pada akhirnya ia melakukannya juga.Rain ingin mengangkat Lady ke ranjang. Tapi jelas tidak mungkin melakukannya dengan sebelah tangan. Alhasil ia terpaksa membangunkannya meskipun sebenarnya sangat tidak tega.“Lov, bangun dulu…” Rain mengusap-usap pipi Lady agar segera membuka mata.Dengan beberapa kali usapan dan sedikit guncangan di badannya membuat Lady pun terjaga. Kelopak mata perempuan itu terbuka perlahan. Sorotnya yang redup membuat sempurna gurat-gurat l

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Wanita Yang Merenggut Keperjakaan Rain

    Rain diam terpaku tanpa bereaksi apa-apa. Sementara itu tangan sang mantan masih terulur di udara memegang invitation card.“Rain, ambillah,” pinta Cinta pada Rain penuh harap.Rain masih tampak ragu akan menerima atau menolak saja.Menyaksikan Rain yang ragu-ragu, Cinta meraih tangan laki-laki itu, meletakkan kartu undangan di genggamannya.”Undangannya hanya satu?” tanya Rain setelah menatap sekilas benda dalam genggamannya.“Sayangnya iya.”“Aku belum tahu bisa datang atau tidak.” Rain tidak mungkin pergi sendiri tanpa Lady sedangkan untuk bisa menghadiri acara itu setiap orang harus memiliki undangan.”Kenapa tidak bisa?” Cinta terlihat kecewa.”Undangannya hanya satu dan aku nggak mungkin meninggalkan istriku sendiri.”“Oh, itu. Ayolah, Rain, aku pikir itu bukan masalah. Tidak ada salahnya kan kalau tinggal sebentar. Lagian hanya beberapa jam, bukan seharian.” Cinta terlihat memohon.Rain menggelengkan kepala kemudian menatap Lady di sebelahnya sesaat sebelum kemudian kembali mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   The One And Only

    Arthur Symons, seorang penyair asal Inggris pernah mengatakan bahwa Venice bisa menjadikan seorang realist menjadi romantis begitu melihat keindahannya.Venice atau Venesia memang identik dengan kata romantis. Ketika nama kota itu disebut maka bayangan yang timbul adalah sepasang sejoli sedang kasmaran di atas gondola menyusuri kanal di antara bangunan-bangunan tua. Seorang gondolier atau pengemudi gondola duduk di belakang mereka sambil menyanyikan lagu-lagu cinta bernuansa romantis.Di sanalah Rain dan Lady berada sekarang. Keduanya sedang menunggu gondola yang akan mereka tumpangi. Setelah dua hari di Milan, mereka menuju Venice sebagai destinasi bulan madu berikutnya.“Semua berasa mimpi, aku nggak nyangka bakal bisa ke sini.” Dari tadi tak henti-henti Lady mengungkapkan perasaannya. Senang, bahagia, terharu, semua membaur menjadi satu.Di sebelahnya, Rain tersenyum dalam diam. Mencoba memahami apa yang dirasakan istrinya.“Kamu seneng?”“Banget. Lebih seneng dari saat aku naik bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tugas Pertama Calon Ayah

    Selama Kanayya dan Alana pergi Rain dan Lady tinggal berdua dan bebas melakukan apa saja. Meskipun pada hari-hari biasa Kanayya tidak mengekang tapi tetap saja rasanya berbeda.Rain pernah berpikiran untuk kembali ke apartemennya yang saat ini sedang kosong. Saat itu sang bunda meminta Rain dan Lady di rumahnya hanya sampai tangannya sehat. Tapi ketika ia sudah sembuh dan berniat untuk pindah, Kanayya belum mengizinkan dan masih menahannya.“Lad, nanti kalau Bunda udah pulang kamu lobi Bunda biar kita diizinin balik ke apartemen,” ucap Rain pada Lady.“Kenapa nggak kamu aja yang langsung ngomong ke Bunda?” balas perempuan itu.“Soalnya kalau kamu yang ngomong pasti didengerin, Bunda kan autonurut sama kamu.””Kamu ada-ada aja,” tukas Lady sambil tertawa. Perempuan itu lantas menyimpan tawanya ketika teringat sesuatu.Kembali ke apartemen Rain artinya sama dengan membuka lagi lembaran masa lalu lelaki itu dengan sang mantan kekasih. Tidak. Sebagai istri Rain, Lady tidak akan mau kembal

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pengakuan Yang Tidak Disadari Rain

    Alana mencoba menghiraukan keberadaan Ale dan Zee. Ia menganggap keduanya tidak ada di sana. Alana mengembalikan atensinya yang tadi terbagi pada buku di tangannya. Alana membangun konsentrasinya dengan susah payah dan mengabaikan siapa pun yang berada di sana. Nyatanya tidaklah semudah itu. Kehadiran Ale dan Zee yang terus tertangkap oleh ruang matanya tidak hanya mengganggu pikiran, tapi juga hatinya.Apa sebaiknya ia pulang saja dan menyingkir dari sini? Dari pada matanya tercemar dan hatinya bertambah perih. Sebaiknya begitu kan? Pergi dan melipir diam-diam.Setelah menimbang-nimbang selama beberapa menit Alana memutuskan untuk pergi daripada sakit sendiri menyaksikan kebersamaan sepasang sejoli tersebut.Lalu Alana memasukkan buku dan ponsel yang tadi ia letakkan di atas meja ke dalam tasnya. Bangkit dari duduk dengan perlahan, Alana menarik langkah pelan. Ia berjalan dengan sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan suara apa pun yang akan menarik perhatian orang-orang agar ter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Keperjakaannya Terlalu Sayang Ia Berikan Pada Hewan Laut

    Ale dan Zee baru saja meninggalkan Nirwana Mall. Mobil yang Ale kendarai bergerak pelan di jalan raya.“Kita ke rumah Rain dulu ya, Zee?””Nggak jadi ke toko Lady?”“Jadi, tapi Rain juga mau ikut ke sana.”“Boleh, kan kamu yang nyetir.” Zee coba bercanda dan pria kharismatik di sebelahnya langsung menebar senyum maut.”Kamu tadi kenapa bisa ada di Nirwana?” Ale tanya begitu karena haram hukumnya buat keluarga Jacob menginjakkan kaki di area milik keluarga Lee.”Kebetulan lewat dan mau ke ATM, ya udah, aku langsung berhenti.””Alesan.”“Kok alesan?”“Pasti lagi nyariin aku. Sengaja kan biar bisa ketemuan?”Zee tak kuasa menahan tawa menanggapi kenarsisan pria di sebelahnya.Ale memandang pada Zee dan tersenyum penuh makna. “Cantik banget.”“Apanya yang cantik?””Bajunya.”Refleks Zee menurunkan pandangan mengamati busananya sendiri. Saat ini ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dan bagian ujung baju diselipkan ke dalam rok span berwarna beige yang panjangnya hanya sebatas lutut. Z

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Yang Hamil Siapa, Yang Manja Siapa

    Melihat Rain senang dan sebahagia ini Lady juga ikut semringah. Ini baru rencana tapi Rain sudah sebahagia itu, apalagi jika nanti mereka benar-benar memiliki anak.“Lad, kayak yang Bunda bilang ke kamu kita kudu usaha, kita harus bakar kalori tiap hari, dari sekarang kita harus atur jadwalnya, Lad, kalau perlu tiga kali sehari kayak minum obat,” ucap Rain bersemangat.”Itu sih modus kamu aja kalii…” Lady tertawa sembari mencubit kecil lengan sang suami.“Modus untuk kebaikan apa salahnya?” Rain berkilah dan membalas cubitan Lady di tangannya dengan kecupan di pipi perempuan itu”Dasar kamu tuh ya, paling pinter kalau cari alasan.”Rain menarik Lady ke dekapannya saat istrinya itu berniat untuk pergi. ”Mau ke mana, Lad?”“Ya ke toko dong, mau ke mana lagi memangnya?”“Nggak bisa kamu di rumah aja? Temenin aku, Lad…” Rain memeluk Lady, berbisik di telinganya lalu menggigitnya pelan yang membuat Lady jadi meremang.“Aku kan harus kerja, Rain…,” kata Lady menolak.“Kamu kan owner, ngapai

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Lepas Pil KB

    Surat perjanjian kesepakatan itu akhirnya ditandatangani oleh kedua belah pihak. Keluarga Jacob akhirnya menyetujui meskipun awalnya keberatan dengan beberapa poin perjanjian yang dirasa memberatkan mereka. Namun, Wisnu serta Reno sebagai kuasa hukum berhasil mengatasinya.Rain dan ketiga perempuan tersayangnya pulang setelah semua tuntas. Namun sebelum itu Wisnu sempat berbisik padanya menanyakan Camry yang Rain janjikan. Pria itu sepertinya khawatir jika kliennya sampai ingkar."Pak Wisnu tenang saja, besok Bapak bisa ambil mobilnya. Kalau sekarang saya capek, Pak." Begitu jawaban Rain tadi. Syukurlah sang pengacara mau mengerti dan tidak mendesak.Mereka pulang ke rumah dengan kepala yang jauh lebih ringan. Satu masalah sudah terselesaikan. Rain harap setelah ini tidak ada masalah lain yang memberati kepalanya."Lad, kayaknya aku butuh distraksi." Rain memeluk Lady yang sedang mengganti baju dari belakang. Mereka baru saja tiba di rumah dan sekarang sedang berada di kamar.Lady mem

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Permintaan Maaf Sydney

    Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu dengan didampingi kuasa hukum masing-masing.“Maaf, kalau kami terlambat,” kata Wisnu membuka percakapan.“Tidak sama sekali.” Reno yang menjawab. Keduanya sama-sama melempar senyum hangat.Wisnu kemudian menyapa keluarga Jacob satu per satu. “Gimana kabarnya, Pak Jacob? Sehat?”Jacob menganggukkan kepala sambil tersenyum berwibawa.“Bu Jasmine sehat juga kan? Arisan lancar, Bu?”“Lancar, Pak. Bisa kita mulai sekarang?” Perempuan itu sudah kehabisan kesabarannya.“Tentu saja bisa, Bu. Tapi sebelum dimulai dan saya membacakan isi kesepakatan, sebaiknya Sydney juga hadir di sini.”“Sebentar.” Jasmine lalu beranjak dari sana untuk kemudian memanggil anaknya di kamar.Selagi menunggu, Wisnu dan Reno saling mendekat dan berbicara dengan suara separuh berbisik mengenai kesepakatan mereka.Selang beberapa menit kemudian Jasmine kembali muncul beserta Sydney serta perawat pribadi. Sementara yang lain duduk di sofa, Sydney duduk sendiri di ku

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Win-Win Solution

    Sudah berbatang-batang rokok Rain isap. Puntungnya juga hampir menggunung memenuhi asbak. Sementara Wisnu sedang berbicara dengan Kanayya di dalam rumah.Rain menggeleng-gelengkan kepalanya nyaris putus asa kala menyadari saat ini sedang berhadapan dengan siapa. Mau tidak mau Rain mulai menyadari kebenaran perkataan Wisnu bahwa untuk menghadapi orang seperti Jacob dibutuhkan intrik yang cerdik.‘Tuhan… bantuin gue dong…’ Ia berteriak di dalam hati. Di saat itu Rain baru menyadari bahwa mungkin seseorang bisa membantunya. Ale. Jika selama ini sahabatnya itu selalu ada untuknya maka kali ini pasti Ale bisa menolong.”Nyet, bantuin gue,” ucap Rain ketika panggilan terhubung dengan Ale melalui saluran telepon.“Gue harus bantu apa? Kalau gue bisa pasti akan gue lakuin.” Ale menjawab dari seberang sana.“Gue udah bikin perjanjian sama bokapnya Sydney, tapi masa iya sih semua poinnya merugikan gue.” Rain kemudian menceritakan secara detail apa saja isi kesepakatan itu termasuk menyebutkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Yang Gagal

    “Gimana, Mas Rain? Apa sudah cukup jelas? Apa masih ada yang ingin ditanyakan?” tanya Reno, pengacara keluarga Jacob setelah sekian menit Rain masih termangu.“Saya nggak bisa tandatangani surat ini sekarang, Pak.” Rain menjawab sembari memandang lurus ke arah sang kuasa hukum.Seluruh keluarga Sydney terkejut mendengar penolakan Rain.“Kenapa? Apa ada yang kurang jelas? Saya bisa terangkan kalau Mas Rain masih kurang mengerti.”“Saya mengerti apa maksud dan tujuannya. Tapi saya nggak setuju pada beberapa poin di dalam surat perjanjian ini.” Rain menyatakan keberatan.“Bagian mana yang Mas Rain tidak setuju? Mungkin kita bisa bicarakan sama-sama.” Reno terus berusaha membujuk Rain. Sebagai kuasa hukum tentunya pria itu piawai bersilat lidah dan andal bernegosiasi.”Hampir semua bagian saya tidak setuju, terutama poin nomor dua, lima dan enam. Untuk apa konferensi pers? Apa kalian ingin membuat saya malu? Kalian ingin orang-orang jadi tahu, begitu tujuan kalian?”“Mas Rain, tolong jang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Bersama

    Jasmine sontak memandang pada Rain dengan tatapan curiga. Untuk apa laki-laki itu hanya meminta berdua saja dengan anaknya di dalam ruangan? Jangan-jangan Rain akan mencelakakan Sydney. Pikiran buruk perempuan itu semakin liar berputar di kepalanya."Kenapa kami harus keluar? Kamu mau apa?" Jasmine memandang miring pada Rain."Saya mau bicara dengan anak Tante.""Tapi kenapa harus berdua? Memangnya apa yang mau dibicarakan?""Tentang solusi masalah ini. Apa Tante nggak ngerti juga? Nanti kalau saya sudah selesai bicara dengan Sydney, Tante dan semuanya boleh masuk. Tapi sekarang tolong kasih saya waktu untuk bicara berdua." Suara tegas Rain kembali membahana.Kemudian Jasmine memandang pada suaminya meminta pertimbangan. Lelaki itu mengerti dan lekas angkat suara. "Kalau kamu memang mau membicarakan solusinya kenapa hanya berdua? Kenapa kami tidak boleh berada di sini?""Om tenang saja, saya hanya minta waktu sebentar. Saya nggak akan mencelakai Sydney kalau memang hal itu yang ada d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status