Morgan salah sangka. Ternyata tujuan Sarah tidak hanya sekedar membakar butik. Memberikan efek jera, tetapi lebih dari itu, di mana Sarah mengincar nyawa dari Anggy. Separah itukah dampak dari perbuatan Michael dan Anggy sampai-sampai anak konglomerat itu begitu benci sama mereka?
“Terus kamu puas melakukan semua itu? Bagaimana kalau polisi sampai menangkapmu.”
“I’m totally don’t care. Bagi saya, dua bedebah itu tidak layak hidup, setelah apa yang mereka lakukan terhadap keluargaku.”
Morgan tidak sanggup berkata lagi. Getar dendam itu bisa Morgan rasakan. Sama seperti dendamnya kepada Jacob, Angeline, Andres dan teman-teman gangnya yang belum terbalaskan. Hanya saja Morgan masih punya nurani untuk tidak melenyapkan nyawa mereka, meski sangat bisa dia melakukan itu mengingat dia adalah pemimpin gangster besar. Berapapun nyawa bisa hilang dalam semalam saja.
Namun yang dia tidak habis pikir adalah wanita di hadapannya ini
“Saya datang ke sini untuk menagih janji anda, Tuan Michael.” “Kenapa kamu datang ke sini? Bukannya aku sudah bilang sebaiknya kamu keluar negeri dulu?” Morgan menyalakan ponselnya dan menangkap percakapan antara Michael bersama dengan orang asing sesampainya di kantor. Posisi pria asing itu membelakangi kamera sehingga Morgan tidak bisa melihat jelas siapa orangnya. Morgan harus menunggu perbincangan mereka selesai baru bisa menemui Michael, tapi justru keuntungan buat Morgan. Dari pembicaraannya, Morgan menduga bahwa pria itu adalah orang yang ditelfon Michael malam itu. Orang suruhan untuk menghabisi nyawa Nyonya Damara. Morgan menyeringai. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak perlu susah-susah mencari sosok itu sekarang dia menampakkan diri. “Saya tidak bisa terus-terusan di luar negeri, Tuan. Papa Jacob pasti marah besar karena membiarkan Adam Persada terbengkalai, padahal alasan saya hanya berlibur.” ‘Papa Jacob? Adam Persada?’
“Saya tidak akan menghukummu. Saya juga tidak akan menjebloskan kamu ke penjara. Tapi sebagai gantinya, kamu harus mau menuruti apapun yang menjadi keinginan saya.” “Apa yang bisa saya lakukan, Tuan?” “Saya minta kamu membuat surat pengalihan kepemilikan perusahaan dan seluruh aset Hartanto Internsional atas nama saya. Batalkan pengangkatan Andres sebagai Presdir, karena kamu yang saya suruh untuk memimpin perusahaan ini.” Michael terkesiap. Sorot matanya hendak protes kepada Morgan. Sedangkan, Berandalan itu tersenyum lebar melihat reaksi Michael. “Kalau tidak mau, terpaksa aku….” “Iya, B-baik Tuan, saya mau. Saya akan segera membuat surat itu dan memanggil notaris.” “Good. Anjing memang harus menurut sama Tuannya.” Morgan menepuk-nepuk pundak Michael yang resah. Untuk pertama kalinya dalam hidup, dia dibuat tidak berkutik. Seperti yang dulu pernah dia lakukan terhadap keluarga Hartanto. Sekarang karma itu berbalik kepadanya. Lebih pa
Morgan menuruni tangga saat Renata, Liana, dan Nia sedang asik berbincang dengan Anggy. Semua mata mama-mama cantik itu langsung terarah ke Morgan yang hanya menggunakan celana pendek.“Bagaimana kabarnya Nyonya-nyonya semuanya?” sapa Morgan ramah. Ketiga wanita itu tampak terkesiap dari lamunan mereka atas tubuh besar Morgan. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.“Kabar baik, Morgan,” sahut mereka serempak.Morgan tersenyum. Melangkah dengan tenang menuju belakang. Dia berhenti sejenak karena pandangan ketiga wanita itu yang sepertinya selalu mengarah kepadanya.“Morgan.”Morgan membalikan tubuh besarnya tatkala suara Liana memanggil. Nada suaranya sangat Morgan hafal, begitu juga desahannya.“Iya, Nyonya Liana.”“Duduk sini, ada yang mau kami bicarakan.”Morgan mendekat. Menghempaskan tubuh besarnya tepat di samping Liana. Sekilas, dia memandang Anggy yang kurang su
“Bukan apa-apa Morgan.” Renata berbicara tenang, walaupun sebenernya dia ingin berkata ‘rudal besar’ . Dia lebih memilih untuk menahannya.Sesuatu yang tersembunyi di balik boxer tipis itu besar. Sangat-sangat besar sekalipun dalam keadaan tidur. Itulah yang membuat perhatian ketiga wanita itu tidak lekat dari sana. Hanya saja di antara ketiga temannya, Renata-lah terlihat lebih mampu menjaga sikap. Dia pula yang meredam yang lain supaya tidak melampaui batas.Morgan berdeham untuk menyamarkan tawanya. Tanpa kata yang terlontar, bahasa tubuh mereka sudah menunjukn semuanya. Kini, dia memahami alasan kenapa Anggy marah besar. Marah yang tidak biasa. Marah yang sama yang ditunjukan Anggy sewaktu mengetahui Morgan menjamah Liana di kamar mandi. Marah karena tidak rela Morgan bersama wanita lain selain dirinya.Di sisi lain, dia merasa ini adalah sebuah ide yang menarik, di mana ketika berlibur di pulau Dewata itu, dia bebas menci
Anggy sedikit menggeser pandangannya dari pantulan cermin. Astaga, dia tidak menyadari kalau Michael sudah pulang kerja dan berada di kamar itu. Ponsel yang tergeletak di cermin pun sudah tidak ada, sepertinya Morgan terlebih dahulu menyadari datangnya Michael dan buru-buru menyembunyikan ponselnya. Morgan juga terlihat jaga jarak darinya. “Video apa? Apa yang sebenernya terjadi di sini?” Michael bertingkah seolah-olah majikan, sesuai dengan permintaan Morgan, walaupun sebenernya dia sangat tunduk dengan Morgan sebagai pemimpin gangster yang juga menguasai Hartanto internasional. Michael tidak tahu apa yang Morgan rencakan dibalik kepura-puraan ini. Tidak ada jawaban. Secara dramatis, Michael melihat Morgan berjalan dengan tenang mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan santai mengenakannya kembali. Menutupi kekarnya tubuh berandalnya itu. “Bukan video apa-apa Tuan. tadi saya meminta bantuan istri anda untuk memijat tubuh saya yang keseleo. Nyon
Morgan terbangun dari tidurnya saat mendengar ponsel berdering. Pria itu menggeliat sambil menggaruk-garuk dadanya yang telanjang. Dia mengangkat sedikit kepalanya dengan mata mengerjap. Tangan besarnnya meraih ponsel yang dia temukan tidak jauh darinya, di atas ranjang kamar Sarah. Morgan menggeser tombol hijau dan mendekatkan ke telinga. Suaranya bassnya tampak mengeram seksi. Kalau wanita yang diseberang sana pasti berdesir hatinya, sayangnya itu adalah orang kepercayaannya. “Mohon maaf, Tuan. Menganggu waktunya sebentar. saya baru saja mendapatkan telfon dari markas, kalau Markus, Adik Tuan datang dan ingin bertemu dengan Tuan.” Morgan langsung membuka matanya yang kuyu. Markus, adik semata wayangnya datang ke markas? “Saya akan segera ke sana.” Begitu telfon ditutup. Morgan termenung sesaat. Markus, satu-satunya anggota keluarganya yang masih peduli dengannya. Lima tahun mendekam di penjara. Hanya Markus yang rutin menjenguknya. Tak Ayal
“Memangnya Jacob kenapa?” Morgan bertanya dengan santai.Markus yang semula tertunduk langsung mengangkat wajahnya. Semenjak di penjara, sudah menjadi kebiasaan Morgan yang menyebut papa mereka langsung dengan namanya, seolah sudah tidak ada rasa hormat lagi. Saking bencinya.“Bisakah kakak memanggil papa dengan sopan? Walaubagaimanapun dia….” Kata-katanya tertahan. Sudah sangat sering dia mengingatkan Morgan, tapi jawabannya selalu sama.“Sampai kapanpun aku tidak sudi memanggilnya papa.”Markus mendengus kasar. Ditatapnya Morgan yang keras. Selama ini, dia tidak pernah berhenti membujuk Morgan untuk tidak bersiteru dengan Jacob. Namun Morgan sepertinya dibutakan oleh dendamnya sendiri. Bahkan kilat ingin membunuh terpancar jelas di matanya.“Mau sampai kapan Kakak membenci Papa?” desak Markus di ujung rasa kesalnya.“Sampai mati mungkin.”Markus langsung berdiri.
Morgan memberikan kode kepada mereka untuk tidak berkata-kata lagi. Bahkan, ketika Morgan mengikuti resepsionis menuju mobil pelanggan yang dimaksud, para narapidana itu tidak mampu menghentikannya. Tubuh yang gemetar. Perasaan tidak enak hati merajai. Membiarkan pemimpin gangster bekerja seperti mereka. Hanya resepsionis yang terlihat santai karena dia tidak tahu sejatinya Morgan.“Kamu serius kan bisa menghandle mobil?” Resepsionis itu berkata layaknya atasan.“Percayakan sama saya, Bu.” Morgan dengan sangat yakin.Morgan menempatkan mobil yang akan dia garap ke slot yang kosong. Dia sudah tidak sabar ingin mengutak-atik mobil yang kebetulan adalah favoritnya. Mobil berbodi besar.Dengan masih menggunakan pakaian casualnya, dia langsung bekerja. Lima tahun di penjara, tidak membuatnya lupa akan otomotive, justru dia tampak bersemangat. Otomotif adalah bagian dari hidupnya selain wanita.Tidak berapa lama satu mobil selesai