Share

22. Bukan Papa

[Iya, nanti aku sampaikan pada Hamid. Semoga dia tidak kecewa karena sudah begitu membangun harapan. Assalamualaikum.]

Tut.

Aku menatap layar ponsel yang seketika padam. Ya Allah, diri lupa mengisi ulang daya. Lekas aku mencharge ponsel tersebut tanpa menghidupkannya kembali. Lalu sejenak duduk sembari memandangi langit yang tampak begitu cerah.

Dua hari kembali berada di rumah, jujur perasaan tak lebih tenang. Sebab berita Mas Wisnu nikah lagi ternyata sudah tersebar kemana-mana.

Banyak yang menyayangkan sikap Mas Wisnu, terlebih di mata sekian banyak manusia, hubungan kami sangat baik, rumah tangga akur dan begitu bahagia. Tak disangka Mas Wisnu bisa menyeleweng dan memilih melabuhkan hatinya pada perahu yang lain.

Jujur, sekalipun banyak suara yang memberi dukungan padaku, tapi aku tak bahagia. Sebab yang kubutuhkan bukan dukungan siapapun, tapi bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari lingkaran masalah ini.

Suara ketukan pintu membuat pandanganku teralihkan.

"Hamid?"

Sulungku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status