Home / All / Shewolf / 4. Sebuah Rasa yang Tak Terungkapkan.

Share

4. Sebuah Rasa yang Tak Terungkapkan.

Author: Rizuki
last update Last Updated: 2021-06-12 02:16:49

Semenjak Lunar mendengar percakapan antara bibi dan gurunya, Lunar membulatkan tekad untuk segera mendaftar ujian calon warrior. Saat ditanya alasannya, ia mengatakan ingin menjadi warrior dan melindungi pack yang telah menjadi tempat tumbuhnya itu. Tentu saja itu bukan tujuan yang sebenarnya. Dan Lunar merasa, dengan menjadi warrior ia bisa selangkah lebih dekat untuk menemukan ibunya.

Selama ini ia hidup dengan topeng yang sangat baik untuk menutupi keinginan hatinya. Bohong rasanya jika ia tidak merindukan kasih sayang ibu kandungnya. Dan untuk alasan-alasan yang ia utarakan kepada bibinya itu adalah semata-mata agar sang bibi tidak terlalu mencemaskannya. Beliau telah banyak berkorban untuknya, dan ia tak ingin bibinya semakin menambah jumlah pengorbanannya hanya untuk kebahagiaan Lunar. Karena itu, sebisa mungkin Lunar berusaha untuk melakukan semuanya secara diam-diam.

Lunar teramat paham dengan rasa penyesalan bibinya hingga memaksa bibinya untuk meminta bantuan guru latihannya. Meski pembicaraan malam itu bukan pembicaraan pertama yang Lunar curi dengar, tetapi Lunar baru benar-benar mengetahui dengan benar jika ada cara yang lebih efektif untuk mencari keberadaan ibunya. Dan hal itu semakin membuat Lunar membulatkan tekadnya untuk menjadi pemimpin warrior. Karena selain membuat ayah angkatnya tidak meragukan kemampuannya, ia juga bisa mencari keberadaan ibunya.

Lunar tak tahu jika ada werewolf yang bertugas di luar daerah dan berada di bawah kepemimpinan pamannya. Selama yang ia tahu, mereka –para werewolf-- hanya hidup di pack masing-masing tanpa mau mengusik kehidupan bangsa lainnya. Selain werewolf, Lunar juga mengetahui jika ada bangsa manusia dan vampire yang menghuni belahan lain dari dunia tempat ia tinggal. Hanya saja, ia sama sekali tidak tahu menahu semua informasi tentang mereka. Hanya alpha pack dan werewolf tertentu saja yang mengetahuinya, termasuk di dalamnya adalah ayah angkatnya –atau pamannya--.

Di dalam pack-nya, mereka telah hidup secara berkecukupan. Hidup di lembah dengan latar bukit di depan dan pegunungan tinggi di belakangnya membuatnya enggan memupuk rasa ingin tahu yang besar akan dunia di luar sana. Hidup di dalam pack-nya ini sangat kompleks karena pack-nya termasuk pack dengan warga yang lumayan banyak. System pemerintahan mereka begitu tertata dengan beberapa lapisan pemimpin dan system jual beli pun tertata dengan baik dengan mengandalkan mata uang. Lunar tak tahu, apakah di luar sana para vampire dan manusia juga menggunakan mata uang seperti yang Lunar gunakan? Bagaimana hidup mereka? Dan bagaimana dengan perkembangan teknologi mereka?

Lunar memang mengetahui sedikit tentang vampire dan manusia dari buku yang pernah dibacanya di perpustakaan kota. Meski pamannya mengekang Lunar dari akses latihan fisik, ia tidak kehabisan akal dan memakai waktu luang untuk mencari pengetahuan apapun tentang dunianya. Ia pernah mendengar tentang buku adalah jendela dunia dari pustakawan di sana. Dan ia membenarkan hal itu. Ia banyak membaca tentang manusia dan vampire. Namun, yang membuatnya heran hingga saat ini adalah dari sekian ribu buku disana, ia tidak menjumpai buku yang memberi tahu tentang detail bangsa werewolf. Hanya sedikit yang ia ketahui, dan itupun hanya terbatas seputar mate, tingkatan werewolf, kelemahan dan kelebihan  werewolf, serta potensi werewolf. Ia tahu, pengetahuan seperti ini tidak akan membantu banyak dalam ujian nanti.

Meski tak membantu banyak dalam ujian, setidaknya Lunar tahu bahwa hidupnya hanya sebagian kecil dari kehidupan besar di luar sana. Dan suatu saat, Lunar ingin menjadi bagian darinya.

Sebenarnya bisa saja Lunar mengusahakan untuk menjadi watcher, tapi ia tetap memikirkan eksistensi pamannya. Ia yakin jika melihat gelagat pamannya itu, dia akan dengan mudah menghalangi niatan Lunar dengan jabatan yang ia miliki. Jadi jalan aman satu-satunya adalah dengan mendaftar menjadi warrior lalu setelah itu berusaha menjadi pemimpinnya. Dengan begitu ia bisa mendapatkan akses mereka.

Di tengah kekangan sang paman, Lunar bersyukur jika pamannya lebih sering bekerja di area yang jauh darinya. Dengan begitu ia bisa lebih sering ke perpustakaan dan berlatih dengan guru Dan. Ditambah dengan informasi dari bibinya, ia lebih mudah dalam mengatur waktu belajarnya.

Dan melihat usaha keras Lunar, Hana hanya bisa mendoakan keponakannya itu dengan kebaikan karena ia tahu ia tak akan bisa membantu Lunar lebih banyak. Lunar adalah harta berharga kakaknya dan sudah menjadi kewajibannya untuk menjaganya. Beruntung sahabat kakaknya itu masih berada di jajaran warrior dan mau menjadi tutor Lunar dan mengajarinya secara diam-diam. Dari pandangannya, ia bisa melihat bahwa Lunar adalah anak yang memiliki tekad kuat dan sanggup berjuang dengan keras.

Selama ini Hana tidak pernah mendengar Lunar mengeluh tentang kehidupannya dan betapa berat latihannya. Anak itu akan pulang dengan senyuman cerahnya lalu akan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah yang belum ia selesaikan sebelum mate-nya pulang. Sebenarnya, mate-nya juga memiliki kekecewaan tersendiri akan sikapnya yang terlihat lebih condong ke Lunar dari pada anaknya sendiri. Namun, ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk tetap memperhatikan putri kandungnya. Meski putri kandungnya sudah terlihat menjauhinya karena hal itu.

“Sayang, kau yakin akan mengikuti ujian warrior setelah tahu mate-ku menolaknya?” ujar Hana. Jejak airmata masih terlihat di pipinya dan suaranya juga masih terdengar serak setelah menangis tadi.

“Ya, Bu. Aku sudah membulatkan tekadku untuk hal ini.”

“Aku tahu, kau tak akan bisa melewati ujian itu secara maksimal seperti halnya Zoya, kakakmu. Tapi aku akan selalu memanjatkan doa agar kau bisa melewatinya. Kau tidak memiliki pelatih handal seperti Zoya. Kau tidak memiliki kesempatan sebagus Zoya. Namun, aku berharap kau bisa melewatinya dan memenuhi keinginanmu.”

Lunar menatap wajah yang kini terlihat lebih cerah dari pada beberapa waktu setelah pamannya meninggalkan mereka. Ia tatap lekat-lekat wajah yang selalu memberinya kasih sayang melimpah itu. Wajah yang tak berubah semenjak ia mulai mengingat, seolah lupa bahwa werewolf berumur panjang dan menua dalam waktu yang cukup lama.

“Terimakasih atas semuanya, Bu. Aku tak tahu harus membalasnya dengan apa,” bisiknya.

Hana menggeleng pelan. “Tak perlu dibalas. Dirimu adalah harta berharga yang ditinggalkan oleh mendiang kakakku. Jadi sudah sepatutnya aku menjagamu dengan baik. Dan jangan pernah berpikir terlalu jauh untuk membalasnya. Aku menyayangimu, dan tidak ada kata balas jasa dalam hal itu.”

“Sungguh! Pemandangan yang sanggup membuat perutku mual.”

Hana dan Lunar sontak menoleh ke arah pintu dimana ada sosok yang tengah menyandarkan badannya di sana. Sosok itu, sosok yang serupa ayahnya namun dalam versi perempuan, Zoya. Kakak sepupu yang tidak pernah menyukai dan akrab dengannya karena ia merasa jika Lunar telah merebut kasih sayang dari ibunya.

“Zoya, kau pulang?”

Lunar bisa melihat mata Hana yang berbinar cerah setelah mendapati sosok putrinya itu. “Ibu sudah memasakkan makan malam untukmu. Bisakah kita makan bersama?”tawar Hana.

“Cih! Sok perhatian sekali.” decih Zoya.

“Kak Zoya … “

“Apa!”

Belum selesai Lunar berkata, Zoya sudah memotongnya terlebih dahulu. Lunar mengerti, ia tak akan pernah disukai oleh kakak sepupunya itu. Tapi untuk meremehkan perhatian Hana, ia tak akan menerimanya. Menurutnya, tidak seharusnya Zoya memperlakukan ibunya seperti itu.

“Zoya, sudah. Jangan bertengkar dengan adikmu, ya. Ayo kita makan bersama,” bujuk Hana. Sungguh, ia tak mau lagi berada di posisi yang tak menyenangkan seperti ini. Baru beberapa menit yang lalu mate-nya bersitegang dengan Lunar, dan kini berganti posisi dengan putrinya. Rasanya ia ingin mengatakan jika berada di antara gamma dan deltha yang bersitegang itu menyesakkan. Jadi sebisa mungkin ia harus segera keluar dari situasi seperti ini.

“Makan bersama? Tidak akan jika aku harus semeja dengan anak pungut ini.”

“Zoya, dia bu-“

Zoya langsung memotong perkataan ibunya. “Berhenti membelanya, Bu. Putri kandungmu yang sebenarnya itu aku atau dia? Mengapa kau selalu lebih memilih membelanya dari pada aku?”

Hana menghela napasnya dalam-dalam. Selalu seperti ini jika ia mulai mengoreksi panggilan Zoya pada Lunar. Ia mengerti jika Zoya cemburu akan kedekatannya dengan Lunar. Tapi entah mengapa mendengar Lunar selalu dipanggil anak pungut oleh mate dan putrinya membuatnya jengah. Tetapi ia tak bisa mengatakannya secara langsung, bukan?

“Aku tak akan ikut makan malam jika hal itu bisa membuatmu makan masakan Ibu, Kak. Aku bisa keluar dari rumah ini,” ujar Lunar. Ia memandang wajah ibu angkatnya itu dan menyunggingkan senyum seolah berkata semua baik-baik saja. Lunar ingin memperbaiki hubungan antara ibu dan anak itu. Dan sepertinya, ia harus melupakan tekadnya untuk menjadi egois kali ini.

“Tapi kau juga belum makan, Nar.” Hana menatap putri kakaknya itu dengan sendu. Ia tahu, Lunar anak yang baik dan ia pasti mengesampingkan dirinya sendiri dan lebih mendahulukan orang lain.

“Tak apa, Bu. Aku masih kenyang karena tadi sore aku sempat membeli jajanan di kedai langgananku. Jangan khawatir. Kakak benar, kakak adalah putri kandungmu sedangkan aku hanya anak pungutmu.” Lunar mengatakannya sambil tersenyum kecil untuk menutupi sakit hatinya. Menurutmu, siapa yang tak sakit hati mendengar kata anak pungut? Meski kata itu telah terucap ribuan kali, tetap saja hatinya belum kebal menerimanya.

“Baguslah jika kau sadar,” sinis Zoya.

“Aku pergi dulu, Bu. Aku lupa jika ada janji dengan Sean tadi.”

Setelah mengatakan hal itu, Lunar beranjak dan mengambil jaketnya yang tersampir di punggung kursi yang ia duduki tadi. Lunar berjalan dengan menunduk tanpa menghiraukan apapun. Ia juga mengabaikan eksistensi Zoya yang masih bersandar pada pintu. Hana tahu, Lunar pasti berbohong jika ia memiliki janji dengan teman sesama Deltha-nya. Namun ia sama sekali tak bisa mencegah kepergian Lunar. Ia mengerti. Pasti Lunar tengah memberinya waktu untuk memperbaiki sikapnya pada putrinya itu.

“Ayo kita makan, sayang. Lunar telah pergi dan kita bisa makan malam berdua. Ibu sudah memasakkan makanan kesukaanmu dan ayahmu. Tapi maaf, ayahmu tidak bisa makan malam bersama kita,” ajak Hana pada putrinya. Ia tak akan mengatakan pada Zoya jika ia dan mate-nya bertengkar beberapa waktu lalu.

“Hm.”

Zoya hanya menggumam. Dan setelahnya ia beranjak menuju meja makan dengan sebuah senyuman kecil yang ia sembunyikan agar ibunya tak melihatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Empat.

    Air mata Lunar tak bisa terbendung lagi saat ia berhadapan dengan wanita yang memiliki paras rupawan, kulit pucat khas vampire, dan rambut merah panjang lurus yang digerai dan menambah kesan menawan. Sebelum ini, ia telah diberitahu bahwa wanita itu adalah ibu kandungnya, sosok yang telah melahitkan ia ke dunia dan melewati banyak hal hingga kini. “Mm-Mom?” lirih Lunar. Ia ingin memastikan bahwa siapa yang ada dihadapannya adalah sang ibu. “Tentu saja bukan. Dia ibuku, Sepupu! Jadi, jangan mengaku bahwa ibuku adalah ibumu.” Karin datang dan menghalangi pandangan unar pada sosok yang awalnya ia akui pandang sebagai ibunya. “Ced!” Lunar membentak Cedrick karena merasa dipermainkan. Tadi, pria vampire yang menjadi pasangannya itu sudah mengatakan bahwa ibunya memiliki rambut merah panjang yang indah dan kulit pucat khas vampire. Lalu, apa ini? Mengapa saat ia menemukan wanita dengan ciri itu, Karin malah mengakuinya sebagai ibu. Ia malu. Sangat malu karena telah

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Tiga

    “Kau benar, Sean. Lunar masih memiliki anggota keluarga lain. Ia memiliki bibi dengan keluarga yang utuh dan semua keluarganya adalah vampire.” Sean melupakan satu hal, bahwa tuannya itu memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain. Tentu Cedrick akan dengan mudah membaca apa yang ia pikirkan. Akan tetapi, ia tergelitik dengan informasi yang Cedrick bawakan untuknya. Keluarga Lunar dari pihak ibu adalah vampire? “Master. Setahuku, Lunar tidak memiliki aroma vampire sama sekali. Aku sudah dekat dengannya selama bertahun-tahun dan sama sekali tak bisa menemukan kejanggalan itu. Jika ibu Lunar manusia, aku sudah tahu. Aroma manusia tercium samar dari tubuh Lunar.” Sean mengeluarkan apa yang ia pikirkan dan kini enggan hanya memendamnya dalam hati. Untuk apa dipendam? Bukankah tuannya bisa membaca pikiran? Ia pendam pun pasti Cedrick akan mengetahuinya dengan mudah. Untuk kalangan musuh, kemampuan itu terlihat sangat berbahaya. Namun, kau akan aman jika be

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Dua

    Perjanjian darah mereka lakukan untuk menegaskan hubungan mereka sebagai tuan dan bawahan. Sean adalah watcher, yang berarti saat ia ditugaskan di luar pack, semua kenangan yang ia miliki akan terhapus. Hal itu memang sudah seharusnya dilakukan agar saat mereka bertugas, para watcher tak akan memikirkan keluarga.Watcher adalah milik pack sepenuhnya. Berbeda dengan warrior yang mempertahankan ingatan dan kesadaran mereka, watcher harus mejadi alat yang sempurna untuk kepentingan pack. Jadi, mereka diharuskan untuk kehilangan jati diri dan menjadi pribadi yang lain.Kematian Sean adalah hal terencana dan menjadi sebuah rekayasa yang bagus dari Cedrick untuk mengelabuhi pack. Cedrick melakukan banyak hal untuk membuat tanda yang menunjukkan bahwa Sean dan kawanannya telah habis tak tersisa oleh penyerangan rogue dan membawa sisa dari mereka untuk dijadikan bawahan.Alhasil, tiga dari kelompok watcher yang mencakup Sean di dalamnya kini berada di bawah perlindungan

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Satu

    “Kau sudah melakukan tugasmu, Sean?” tanya Cedrick pada Sean yang mndatanginya di kamar yang biasa ia gunakan untuk menginap di kediaman itu.Waktu sudah berlalu, dan Lunar masih belum sadar dari pingsannya.Sean mngangguk pelan dan berucap, “Aku yakin Lunar akan baik-baik saja, Master. Lunar delta yang kuat dan aku yakin dia tak akan mengingat apa pun dari pertempurannya dengan Arthur.”“Lalu kau? Apakah kau sudah mengingat banyak hal?” tanya Cedrick. Ia tak memalingkan pandangannya sama sekali dari Lunar yang masih tak sadarkan diri dan terbaring di ranjang. Baginya, tak ada hal yang penting selain Lunar.“Kurasa, hampir sepenuhnya ingat, Master. Hanya beberapa memori penting di masa kecil yang sulit untuk kuingat kembali.”“Lalu tentang Lunar?”“Sudah semua, Master.”“Bagus. Kau bisa beristirahat dan lakukan apa hal yang ingin kau lakukan, Sean. Tugasmu s

  • Shewolf   Kedelapan Puluh

    “Argh!”Arthur memekik hingga pekikannya membuat binatang yang berada dekat dengannya terkejut. Tak menyangka bahwa serigala Nathaline akan mematahkan tangannya dan sekali tarikan dengan gigitannya. Jika gigitan Nathaline tadi masih berupa luka, kini lengan Arthur sudah putus hingga sendi lengannya.Darah yang mengucur tak bisa lagi terelakkan, dan untuk pertama kalinya sejak Arthur bisa bertransformasi dan menemukan statusnya, ia menangis. Air matanya keluar tanpa mampu ia cegah saat menyadari Nathaline dengan buas memakan tangan yang ia dapatkan.Jika sudah seperti ini, akan sulit untuk Arthur bisa bertarung dengan baik karena jika berubah ke bentuk serigala, Arthur tak bisa lagi menggunakan empat kaki untuk berlari. Kehilangan satu kaki berarti tak bisa berlari kencang dan bertarung dengan kedua cakar depan, karena saat were kehilangan salah satu anggota gerak, maka tubuh serigalanya juga memiliki kekurangan.Mau bagaimana lagi, perubahan s

  • Shewolf   Ketujuh Puluh Sembilan

    Andai Lunar telah mating, Cedrick harus melewati serangkaian hal untuk menghilangkan tanda itu. Bodohnya ia, yang ketika melakukan klaim pada Lunar tak menyadari ada tanda atau tidak.“Bagus, Lunar Sayang. Kau memberiku pertunjukan yang bagus. Ah, tidak, Nathaline-ku,” lirih Cedrick. Ia begitu mengagumi cara bertarung Lunar yang tak bisa disamakan dengan apa pun yang pernah ia lihat. Lunar dan Arthur jelas memiliki pelatihan gaya bertarung yang sama. Jadi, masih sulit untuk bisa menebak siapa dari mereka yang akna memenangkan pertandingan kali ini.Arthur boleh saja memiliki badan dan kekuatan alpha dan pengalaman yang lebih banyak dari Lunar, tetapi ia memiliki luka di lengan akibat gigitan Lunar dan tubuh yang belum pulih sepenuhnya. Apalagi efek dari rantai perak juga belum sepenuhnya bisa ia netralkan. Jadi, Lunar yang masih awam tentang pertarungan berat dan usia yang belia bisa menjadi lawan yang setara dengannya.Serigala Nathaline memiliki ke

  • Shewolf   Ketujuh Puluh Delapan

    “Grrr!”Geraman itu semakin terdengar menakutkan, dan pergerakan Lunar semakin agresif. Arthur tentu kewalahan untuk menghindar di saat kekuatannya masih belum pulih seutuhnya.“Lihat! Kau baru saja mengataiku pengecut, tetapi kau sendiri tak lebih baik dariku.” Cedrick mencemooh sikap Arthur yang tadi menghinanya, kini berbalik menyerang Arthur sendiri.Sementara Lunar menangani Arthur, Cedrick berusaha mencari celah untuk mengembalikan kesadaran Lunar karena semakin lama, pergerakan Lunar mulai semakin buas. Ia tak segan untuk melukai bahkan menyeruduk lawannya hingga kewalahan. Di saat itu, Cedrik terpikir untuk melakukan satu cara yang menurutnya masih diragukan.Meski ragu, tak akan ada salahnya untuk mencoba, kan? Bukankah hidupnya selama ini tak jauh-jauh dari kata risiko? Maka dari itu, untuk kali ini ia akan mengambilnya lebih banyak untuk peruntungan besar.“Art, pancing Lunar keluar!” perintah Cedrick.

  • Shewolf   Ketujuh Puluh Tujuh

    Nathaline menggeram.Jiwa lain dari Lunar itu menyalak bak serigala liar lapar yang tengah bertemu mangsa. Mata yang berkilat marah membuat suasana tambah mencekam untuk ruang pengap yang tak memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik itu. Sayangnya, hal itu tak sanggup untuk membuat Cedrick menunjukkan raut wajah ketakutan.Cedrick menghadapi Lunar dengan santai seolah Lunar hanya hewan peliharaan yang butuh dijinakkan kembali, sangat berbeda dngan Arthur yang sesekali tertawa melihat serigala Nathaline dan Cedrick.Saat Nathaline menghampiri Cedrick, Vampire itu langsung menghindar. Begitu seterusnya hingga Arthur bosan melihatnya. Nathaline tangguh dalam mengejar Cedrick, dan Cedrick tak ada tanda-tanda untuk menyerang werigala yang menjadi sisi lain dari pasangannya itu.“Kau membosankan, Vampire! Apa kau tidak ingin memberikan pertunjukan yang bagus untukku? Aku bosan terkurung di ruang pengap ini,” ucap Arthur. Apa yang membelenggunya

  • Shewolf   Ketujuh Puluh Enam

    Cedrick tak ingin Lunar berubah menjadi serigala biasa. Ia tahu, bahwa perubahan paling rentan mereka yang berjiwa deltha adalah saat mereka mengambil wujud serigalanya. Karena itu, sudah saatnya ia muncul dan menghentikan apa yang terjadi pada Lunar.Lihatlah! Lunar telah hampir mengeluarkan rupa serigalanya. Kukunya memanjang, kulitnya mulai ditumbuhi bulu halus dari serigalanya yang berwarna abu, dan matanya, perlahan berubah warna.“Lun, dia hanya memprovokasimu. Davian tidak mengalami hal seperti itu. Percayalah padaku,” bisik Cedrick tepat di telinga Lunar. Lunar memang tak memberontak dan hanya terkesan diam. Namun, tubuhnya bergetar dengan air mata yang terus menerus mengalir dan gigi yang gemeretuk.“Aku ada di sana, dan seperti yang telah dikatakan vampire itu bahwa aku tak bisa berbohong. Deltha! Apa kau tidak ingin bergabung dengan mate-mu? Ingat bagaimana kenangan kalian terjadi dan lenyap begitu saja.”Arthur masih me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status