Dua orang manajer itu pun hanya bisa terdiam dengan ekspresi kaku seperti batu.
Sedangkan sekarang ini di atas panggung, Hugh Morland lanjut berkata, "Cucuku ini sudah beberapa bulan berada di perusahaan ini."
Semua orang seketika mulai bertanya-tanya, sedikit bingung dengan pernyataan Hugh. Namun, Hugh dengan cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tergambar jelas di wajah-wajah mereka.
Dia lalu berkata, "Ya, itu benar. Jack sudah menjadi bagian dari perusahaan ini tapi bukan sebagai seorang petinggi tapi sebagai karyawan magang di divisi umum."
Semua orang memekik kaget, sementara Richard Foster sudah merasa begitu lemas di tempat duduknya. Sungguh dia rasanya ingin mati saja. Jika Hugh mengetahui semua yang telah dia lakukan pada Jack, dia pasti akan langsung dibuang dari perusahaan itu.
Namun, saat ini dia masih baik-baik saja.
Apa ada kemungkinan Tuan Muda Morland tidak bercerita tentang apapun? pikir Richard.
Sayan
Tetapi, semua pertanyaan itu langsung dijawab oleh Gideon dengan dua kalimat, "Tuan Muda Morland membutuhkan privasi. Selain itu, yang terpenting bagi beliau adalah kemampuan dia menjalankan perusahaan, bukan tentang bagaimana dia harus dikenal oleh semua orang."Jack Morland mengangguk lega pada Gideon yang telah menyampaikan jawaban yang telah dia berikan kepadanya.Setelah mendengar jawaban itu, banyak orang yang langsung semakin mengagumi sang pimpinan baru yang masih begitu muda itu."Oh, jadi itu juga alasan mengapa dia malah menjadi karyawan magang di divisiku, sungguh tidak terduga," ucap Richard.David merespon, "Kau sangat beruntung.""Beruntung bagaimana?" Richard bertanya dengan nada heran.David membalas, "Beruntung karena divisimu akan menjadi sangat terkenal dan dibicarakan oleh orang-orang. Memang kau tidak sadar sekarang kau sudah membuat para manajer lain sangat iri kepadamu?"Richard tidak mengerti.
Oh, Eve sungguh ingin sekali merobek mulut Annelisse. Akan tetapi, dia tahu rasa kesalnya itu hanya akan membuatnya dirinya malu bila dia melakukan aksi balas dendam pada Annelisse sehingga dia memilih menahan diri dan kembali duduk dengan kaku.Annelisse tersenyum senang ketika merasa telah berhasil mengalahkan Eve, si senior yang dia tahu sejak awal memang tidak menyukai dirinya.Bersamaan dengan hal itu, jam kerja mereka pun kembali sehingga mereka memang harus kembali bekerja.Sementara itu, Jack Morland baru saja masuk kembali ke ruangan kakeknya bersama dengan sang kakek."Bagus sekali, Nak!" kata Hugh sambil tersenyum hangat."Ini baru awal. Kek, jalanku masih sangat panjang," kata Jack.Hugh mengangguk paham, "Kau memang akan menempuh jalan yang sangat panjang, Nak."Gideon Miles ikut berkata, "Selamat, Tuan Muda.""Terima kasih, Gideon. Mulai sekarang, aku akan lebih banyak membutuhkan bantuanmu," kata Jack.Gid
Melysa mendecakkan lidah, "Kenapa kau tidak tanya langsung pada Pak Richard?"Dia menyeringai pada Jack, seolah menyangka bila Jack tidak akan mungkin berani bertanya pada Richard Foster.Akan tetapi, dia malah mendengar Jack membalas, "Hm, baiklah. Aku akan bertanya langsung pada Pa Richard."Senyum mengejek yang tadi diperlihatkan oleh Melysa seketika menghilang. "Kau berani bertanya kepadanya?""Ya, mengapa aku harus takut? Aku hanya ingin menjadi karyawan yang mematuhi segala aturan," balas Jack."Kau ... terlalu sombong," kata Melysa."Mengapa aku dikatakan sombong? Aku hanya ingin mengetahui sebuah peraturan yang harus dipatuhi oleh semua orang?" ucap Jack.Seorang laki-laki berusia empat puluh tahunan berujar, "Oh, aku tahu. Kau pasti hanya ingin menjadi karyawan yang dianggap oleh Mr. Foster kan? Iya, kan? Hm, dasar penjilat!""Aku tidak ingin menjadi seorang penjilat, atau sebenarnya kaulah yang ingin menjadi sep
Richard terkejut dengan perkataan Jack itu. Laki-laki itu kemudian mengangkat wajah dan memberanikan diri menatap ke arah Jack yang berdiri tepat di depannya."Anda tidak akan memecat saya, Tuan Muda Morland?" Richard bertanya dengan kegugupan yang masih belum hilang dari wajahnya.Jack membalas, "Tidak. Katakan padaku, mengapa kau berpikir kalau aku akan memecatmu, Pak Richard?"Richard menelan ludah, mulai cemas karena teringat bagaimana dirinya memperlakukan Jack sejak dia tiba di Morland Group."Tu-Tuan Muda Morland, saya sudah berbuat kurang ajar terhadap Anda. Bahkan, saya sudah memberikan beberapa pekerjaan sulit yang seharusnya tidak saya berikan. Saya ... sudah berbuat tidak adil kepada Anda."Jack belum membalas ucapan Richard.Richard menambahkan, "Saya memang melakukan hal itu untuk membuat Anda keluar dari perusahaan ini. Tapi sungguh, itu karena saya tidak ingin ada mahasiswa magang bekerja di sini. Kalau boleh jujur, say
Richard Foster tersenyum pada CEO baru Morland Group itu dan kemudian menjawab dengan penuh percaya diri, "Tentu saja aku tidak mungkin memberimu banyak tugas, Tuan Muda. Saya akan mencoba membuat Anda merasa nyaman di divisi ini."Jack Morland kecewa. "Itu akan membuatku menjadi bodoh, Pak Richard.""Maafkan saya, Tuan Muda. Saya-"Jack menggelengkan kepala, "Aku lebih suka kau tidak mengetahui apapun tentangku jadi kau bisa membantuku menguji kemampuanku. Tapi, apapun itu, aku berterima kasih kepadamu. Kau termasuk orang yang telah berhasil membuatku mengetahui banyak hal.""Tuan Muda," panggil Richard yang sebenarnya amat bingung.Namun, Jack berdiri dari kursi lalu berujar, "Kau tak perlu khawatir, aku akan mengingat semua hal yang telah kau lakukan. Kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan saat aku sudah membuka identitasku nanti."Richard malah kebingungan tapi dia tak sempat bertanya lagi dikarenakan Jack sudah berjalan keluar.Saat Jack menutup pintu kantor Richard, Eve tak
"Lily, kau bilang kalau dia brengsek dan dia tidak ingin bertemu denganmu. Lalu, untuk apa kau menemuinya? Bukankah apa yang aku katakan tadi benar?" ucap Jack.Pria muda yang kala itu sudah berganti baju dengan pakaian kasual miliknya itu kemudian menambahkan, "Jangan temui dia kalau dia memang tidak mau menemuimu."Jack kemudian berbalik tapi Lily mencegahnya dengan menahan lengannya. "Ada apa lagi, Lily?" tanya Jack yang sudah lelah."Aku tahu. Aku paham maksudmu. Hanya saja, apa kau ... tidak memiliki waktu untukku?" tanya Lily.Jack tentu tidak bisa menahan rasa terkejutnya, dia bahkan bertanya dengan nada heran, "Apa maksudmu dengan mengatakan hal itu kepadaku?"Lily menelan ludah, "Aku tahu aku sudah berbuat hal yang sangat mengerikan terhadapmu, tapi aku sekarang ini tidak punya siapa-siapa, Jack. Apa kau tega padaku?"Gadis itu memasang wajah melas agar Jack kasihan dan Jack pun tahu betul mengenai sandiwara Lily itu. Dia bahkan berkata, "Lily, tolong jangan seperti ini!"L
"Lily, semuanya sudah jelas. Aku tidak mungkin bisa bersama dengan orang yang sudah mengkhianati aku," kata Jack."Tapi, Jack. Aku sudah meminta maaf padamu dan aku sudah menyesali semua perbuatan yang aku lakukan kepadamu. Aku sudah berubah, Jack," jelas Lily dengan mata berkaca-kaca terlihat seperti akan menangis.Jack melirik ke arah arlojinya dan tiba-tiba berujar, "Lily, aku minta maaf. Aku sepertinya harus pergi."Lily melongo, kaget ketika Jack tidak mendengarkan ucapannya.Pemuda itu bahkan sudah berdiri dan membawa tasnya ke atas punggung, "Aku pergi."Lily menggelengkan kepala, "Tidak, Jack. Apa yang kau lakukan?"Gadis cantik itu langsung memegang lengan Jack, namun Jack melepaskannya dengan cepat."Jangan pergi, Jack! Aku-""Aku ada janji lain," potong Jack cepat dan tanpa mengabaikan panggilan Lily, dia berjalan cepat keluar restoran.Segera saja dia memasuki sebuah mobil mewahnya dan berkata pada George, "K
Jack tahu saat ini semua orang pasti langsung saja penasaran, tapi dia tahu bila dia harus berhati-hati membalas Tobias Gray."Kenapa kau diam saja? Apa kau memang bisa bekerja di sini karena kecurangan, Jack? Uh, aku tak bisa membayangkannya. Bagaimana mungkin kau melakukan hal ini? Apa kau tidak malu, Jack?" ucap Tobias dengan raut wajah puas telah berhasil mempermalukan Jack di depan banyak orang.Jack pun akhirnya berkata, "Curang? Aku sama sekali tidak curang. Kau bisa tanyakan langsung ke kepala divisiku, divisi umum. Aku lolos setelah menjalani serangkaian tes yang susah. Ditambah lagi, aku pun telah berulang kali dites dengan cara mengerjakan pekerjaan-pekerjaan susah dan aku bisa melakukannya."Tobias mendecih, terlihat tidak percaya sama sekali."Tugas-tugas yang aku kerjakan itu bukan sesuatu yang mudah. Bahkan, manajer Divisi Umum saja sudah mengakui kemampuanku," lanjut Jack.Tobias mendecakkan lidah, tampak menghina Jack lewat sebuah
Annelisse pun memutar badan dan menatap Jack dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Hm, ini salahku.""Apa yang sedang kau bicarakan? Mengapa kau bilang begitu?" Jack bertanya.Annelisse menelan ludah, sungguh dia benar-benar tidak enak hati pada Jack.Jack pun berkata lagi, "Apa yang dimaksud dengan foto, Anne?"Annelisse menggaruk bagian telinga kanannya dan Eric mulai tidak sabar menunggu adik perempuannya itu.Dia pun menyela, "Kalau kau tidak bisa berbicara dengannya. Bagaimana jika aku yang melakukannya?"Annelisse sontak menggeleng dengan tegas, "Tidak. Aku yang harus mengatakan pada Jack.""Kau yakin kau bisa? Aku lihat kau tak berani melakukannya," Eric berkata sambil menahan senyum.Annelisse menatap kakaknya dengan tatapan jengkel dan lanjut berkata, "Jack, aku ... tidak tahu bagaimana bisa mereka tahu, tapi ternyata wartawan-wartawan sialan itu tahu bahwa aku sedang bekerja di Morland Group.""Aku j
"Iya, ayo aku antar pulang!" Jack mengangguk setuju, tanpa bertanya lagi.Annelisse menghela napas lega dan Jack pun segera berpamitan sebentar pada Gerry sebelum dua anak muda itu keluar dari Butik Hall itu.Dengan sedikit agak tergesa-gesa, Jack memanggil George.Akan tetapi, sebelum Annelisse menyebutkan alamatnya pada pengawal pribadi Jack itu, Geogre sudah mendahuluinya dengan berkata, "Saya sudah tahu, Nona."Annelisse mengernyit heran, sementara Jack tak sabar hingga dia langsung bertanya, "Kau tahu dari mana?""Tuan Hugh meminta saya untuk ... Anda tahu maksud saya, bukan?" George ragu-ragu menjelaskannya.Jack langsung merasa tidak enak pada Annelisse, tapi gadis itu terlihat tidak peduli dan malah dengan mengibaskan tangannya.Dia lalu berkata, "Itu bukan masalah besar. Aku bisa paham apa yang dilakukan oleh kakekmu. Ayah dan ibuku pasti juga akan melakukan hal yang sama jika dia tahu soal aku yang se
"Oh, apa saya sudah salah menebak, Tuan Muda? Tidakkah Anda berniat untuk meresmikan hubungan Anda dengan Nona Goldman? Anda tidak-""Berhenti!" Jack menggunakan tangan untuk menghentikan Gerry yang nyerocos berbicara sembarangan tanpa dipikir itu.Pria yang usianya tak terlalu jauh dari ayahnya itu pun terdiam seketika, takut jika dia salah bicara lagi. Dia pun menunggu sang tuan muda berbicara.Jack mendesah pelan, mencoba mengendalikan diri yang sedang agak sedikit kacau hanya karena Gerry menyangka dia akan menikahi Annelisse Goldman."Gerry, dengarkan aku baik-baik. Kau bisa kan?" Jack bertanya dengan nada pelan tapi serius."Ya, Tuan Muda," Gerry menjawab sembari mengangguk kecil."Aku dan Annelisse Goldman tidak memiliki hubungan apapun. Kami hanya kebetulan bertemu dan saat ini dia bekerja di Morland Group," Jack menjelaskan.Kali ini mulut Gerry sedikit terbuka, "Dia bekerja di Morland Group? Tapi ... mengapa? Bukankah
Gerry Hall tampak terkejut dengan pertanyaan itu.Pria itu bahkan tidak mampu berkedip selama beberapa saat. Jack sampai harus mengulangi pertanyaannya, "Aku membutuhkan dua baju pesta, hm untukku jas dan untuknya ... sebuah gaun."Jack menunjuk ke arah Annelisse yang wajahnya terlihat begitu berseri-seri.Gerry Hall yang memang semula curiga jika teman yang dibawa oleh Jack itu adalah orang yang spesial segera berkata, "Ya. Tentu ... tentu saja, aku memiliki banyak. Tapi ... mengapa tidak menjahit yang baru saja, Tuan Muda?""Tidak bisa. Pestanya besok," Annelisse yang menjawab.Dia berpikir secara sederhana. Dia tidak ingin membuat Jack merasa kesulitan ataupun membuang-buang waktunya jika harus melakukan pemesanan terlebih dulu. Sehingga cara yang paling tepat untuknya adalah mendatangi galeri butik dengan waktu yang berdekatan dengan hari berlangsungnya pesta.Gerry pun tersenyum, "Baiklah, kalau begitu. Akan saya tunjukkan k
Annelisse memutar kepala cantiknya, "Tentang apa? Perjodohan? Perjodohan apa maksudnya?"Jack mengerutkan dahi. Sedikit terkejut.Apa ini artinya dia sama sekali tidak tahu soal itu?Apa orang tuanya tidak bercerita apapun tentang hal itu?Annelisse menyadarkan Jack dengan menggunakan tangan, "Jack, hei. Kenapa sih kau?"Jack menggelengkan kepala, "Bukan apa-apa.""Dasar aneh!" Annelisse menanggapi sambil mengangkat bahu.Jack menoleh sekali lagi ke arah gadis itu dan menatapnya sekilas sebelum berpikir lagi.Mengapa keluarga Annelisse tidak memberitahu gadis itu?Hm, mungkin karena itu terjadi sudah sangat lama sehingga kedua orang tua gadis itu memutuskan untuk tak lagi mengungkit perihal hal itu."Ya, pasti karena hal itu. Tidak salah lagi," gumam Jack dengan nada pelan.Ketika jam kerja itu akhirnya berakhir, Annelisse buru-buru menghampiri Jack dengan begitu santainya. "Ayo, per
Jack hampir tersedak akan ludahnya sendiri ketika mendengar ucapan Annelisse itu. Pria itu tidak pernah menyangka bila Annelisse akan berkata seperti itu."Hm, kenapa kau diam saja, Jack? Apa kau terlalu terpesona kepadaku? Aku terlalu cantik sampai kau tak bisa berkata-kata ya, Tuan Muda?" Annelisse berkata sembari tersenyum manis.Jack mengedipkan mata beberapa kali, mengalihkan dua matanya dari wajah cantik Annelisse. "Apa yang sedang kau bicarakan, Anne?"Annelisse pun terkikik geli melihat reaksi Jack, "Astaga, kau sangat menawan sekali saat terlihat kaget begitu, Jack!"Jack menggelengkan kepala, tak mau menanggapi perkataan gadis cantik itu. Tetapi, pipinya sedikit berubah memerah karena malu.Sialnya, Annelisse juga menyadari perubahan pada warna kulit pemuda tampan itu sehingga dia pun tidak tahan untuk menggodanya.Gadis itu pun berkata lagi, "Ah, jadi benar ya kalau kau sangat terpesona kepadaku, Jack? Katakan padaku! Apa ak
Annelisse menatap Jack sambil meletakkan kembali ponselnya di atas meja kerjanya, "Memang ada yang salah?"Jack tak mengerti dan tak tahu bagaimana harus menanggapinya sehingga dia terlihat seperti kehilangan kata-kata.Annelisse menyipitkan mata lalu tiba-tiba berkata dengan nada yang begitu sangat pelan, "Hei, kau itu pewaris Morland Group, CEO perusahaan ini. Kau juga tidak mungkin tidak memiliki pengawal di sekitarmu kan, Jack?"Jack melongo, agak terkejut, "Itu tidak sama. Maksudku, aku-""Itu sama. Aku mungkin bukanlah seorang pewaris tunggal perusahaan keluargaku, tapi tetap saja aku ini salah satu anggota keluarga Goldman. Tidak mungkin pergi ke manapun tanpa adanya pengawalan. Sangat berbahaya, Jack," jelas Annelisse masih dengan suara rendah.Jack pun membalas, "Aku tidak pernah menginginkan penjagaan itu. Itu semua kakek yang mengatur. Kau? Kau … kau sendiri yang memintanya?"Annelisse berdeham kecil dan kemudian beru
Eve berkata dengan nada yang jelas tidak terima, "Anda harus adil, Pak. Bukan berarti karena dia pintar dan bisa menyelesaikan tugas yang susah, Anda malah membiarkannya begitu saja.""Benar, dia tidak bisa dibiarkan, Pak. Saya tidak bisa menerimanya," Melysa menambahkan.Wanita heran dengan jawaban Richard Foster sehingga dia tetap mencoba menyakinkan manajer umum agar Jack tetap dihukum.Terlebih lagi, saat itu dirinya berbicara di depan banyak orang. Jika dia sampai tidak didengar oleh Richard, reputasinya akan menjadi jelek.Dua wanita itu tampak begitu kompak dan hal itu membuat Edward merasa harus ikut berbicara, "Kalian ini tidak bisa memaksa atasan kalian hanya karena masalah seperti ini."Eve menatap nyalang pada Edward, hampir saja dia membalas ucapan temannya itu. Tapi, dia mengurungkan diri saat melihat Melysa menoleh ke arah Edward."Kenapa tidak bisa?" Melysa kembali mendelik."CUKUP!" Richard berteriak keras hingg
"Dasar bodoh! Kau harusnya tahu kalau perusahaan selalu memiliki aturan yang tak perlu ditulis," Melysa berkata sembari menaikkan alis.Jack mendesah. Kali ini dia tidak ingin menerimanya begitu saja sehingga dengan dagu terangkat dia membalas, "Aku tidak akan mau menerima hukuman yang tidak tertulis atau memiliki aturan yang jelas."Melysa mendengus. "Oh, sepertinya memang kau harus dihukum langsung oleh Pak Richard."Eve ikut berbicara, "Ah, itu ide yang bagus. Dia harus dihukum secara langsung oleh Pak Richard.""Hm, bukankah dia terlalu sibuk untuk menanggapi masalah seperti ini? Aku tidak terlambat setiap hari dan ini hanya lima menit. Aku ingat bahwa batas keterlambatan yang diterima di perusahaan ini adalah sepuluh menit dan itu tak akan mendapatkan hukuman. Bukankah hal itu sudah sangat jelas?" Jack berkata sembari menatap Melysa dan Eve secara bergantian.Eve membalas, "Kau itu tuli atau bodoh sebenarnya, bocah? Bukankah tadi sudah dijelas