Gara-gara informasi dari Bianca. Hari Aika jadi kacau. Kerjaannya amburadul, dan nggak bisa fokus pada apapun. Sampai-sampai bikin kopi di pantry pun. Bukannya nuangin kopi dan gula, malah kopi dan .... mending kalau garam mah, nah ini micin! Coba bayangin tuh rasa kopi jadinya.
Sialan emang! Semua gara-gara Bianca, nih. Eh-- salah, info dari Bianca maksudnya. Yang itu berarti gara-gara Kairo.
Ya! fix Kairo emang biang masalahnya.
“Aika! Kamu Becus kerja nggak, sih!
Kairo: Mantan? Siapa? Kairo tak serta merta mengakui tuduhan itu. Kairo masih berharap kalau Aika hanya bercanda. Tapi, apa iya becanda setepat ini? Kok rasanya mustahil, ya? Aika: Pura-pura gelo sia teh! Ya jelas mantan Bapak dong. Masa mantan saya? Orang pacaran aja saya mah, gak pernah. Mana bisa punya mantan? Aika pun, menjawab dengan kepolosan seperti biasa. Kairo kadang bingung. Harus bersyukur atau menangis
Tadi pagi Bianca bilang, cara cepat merayu pria itu ya, dengan cipok-cipokan atau langsung aja perang di atas ranjang. Stres yang dirasakan kepala pria berpengaruh dengan tegangnya kepala bagian lainnya, yang ada di pangkal kaki bagian atas. Maka dari itu, memuaskan si kepala kecil bagian itu, sangat berpengaruh pada semuanya. Jika si kepala kecil itu selalu bisa muntah dan tidur manja setelahnya, maka otak pria pun tak akan stres dan bisa diajak kompromi dalam segala hal. Termasuk memberikan kata maaf, yang kadang terhalang ego seorang pria. Kalaupun nggak mau sampai kebablasan. ‘Kan masih bisa dengan cara lain menyenangkan si botak kecil itu. Misal, dengan permainan tangan atau mulut. Yan
“Asalamualaikum Mamah ... Princess Aika yang cantik jelita coming. Yuhu!” seru Aika heboh. Saat memasuki pintu rumahnya. “Waalaikumsalam.” Salam Aika pun langsung disambut Mama Desi, yang tengah menonton sinetron di televisi. Apalagi kalau bukan sinetron kesayangannya, yang selalu tayang di TV Ikan Terbang. Sinetron yang jadi kesayangan ibu-ibu baperan ka Mama Desi. “Eh, anak mama yang
Sebenarnya, Aika malas sekali menuruti permintaan Mama Desi untuk memaksa Kairo turut menginap di rumahnya malam ini. Hanya demi bisa pamer mantu ke tetangga. Hadew ... ada-ada aja sih, permintaan Ibu Ratu ini. Pakai mantu segala pengen dipamerin. Emangnya mantunya barang pajangan yang bisa dipamerin. Jangan-jangan nanti, kalau semisal tuh tetangga ganti mantu. Aika juga bakal disuruh gantiin Kairo juga.
Keesokan harinya, Mama Desi benar-benar melaksanakan niat mulianya. Yaitu, memamerkan mantu potensialnya, pada seluruh pelosok gang perumahan tempat mereka tinggal. Mulai dari pagi hari, Kairo sudah dibangunkan dan diajak joging mengitari perumahan itu, terus pulangnya, Kairo disuruh nemenin Mama Desi belanja di kang sayur. Lanjut lagi berkebun setelah sarapan pagi. Terus mengunjungi tetangga, bahkan, sampai diajak ke reunian SMA segala. Dengan dalih minta anter dan temenin, karena Papa Heru lagi kumat ambiennya. Luar
“Ka, kami duluan, ya?” pamit salah satu temannya, saat jam latihan sudah selesai. Seperti biasa Aika selalu memilih pulang paling belakangan demi memperlancar materi yang baru saja dia dapatkan hari ini. Lagi pula, abangnya juga akan menjemputnya telat
“Minum dulu, Ron,” Kairo menyodorkan sebuah minuman kaleng. Ke hadapan Aaron, sahabat yang kini sudah menjadi kakak iparnya, yang terlihat sangat bersalah akan kejadian yang menimpa Aika hari ini. Sudah menjadi hal umum untuk Kairo, yang sangat tahu bagaimana rasa sayang abang iparnya ini, pada istri gesreknya. Dari masa kuliah. Satu-satunya wanita yang selalu Aaron ceritakan hanya Aika, Aika dan Aika. Bahkan, banyak teman kampusnya dulu, yang menyangka kalau Aika itu adalah pacar Aaron. Saking seringnya Aaron menceritakan prihal adik semata wayangnya itu. Kalau saja Kairo tidak satu kamar dengan Aaron dulu, di asrama. Mungkin Kairo akan menyangka hal yang sama. Tapi, saat mengetahui ternyata yang sering diceritakan Aaron adala
Mama Desi terus menangis, meratapi nasib putri semata wayangnya yang baru saja mengalami kejadian nahas. Sungguh! Seumur hidup Mama Desi, tidak pernah menyangka, hal itu akan menimpa putri tercintanya. Bahkan membayangkan pun tidak pernah. Selama ini Mama Desi sangat menjaga putrinya, dan selalu mendidiknya menjadi pribadi yang berhati tulus dan berprilaku sopan agar tidak sampai menyakiti siapapun. Apa yang baru saja didengarnya benar-benar membuat hatinya hancur dan syok luar biasa. Mama Desi tak pernah menyangka. Bahkan putrinya yang lugu itu pun, ternyata punya banyak musuh. Tepatnya orang-orang yang mengaguminya, tapi tidak bisa memilikinya. Apa masalah para berandalan itu sebenarnya? Mengapa hanya karena cinta remaj