Mas Bos 126
*Happy Reading*
Menghianati tujuan awalnya, Aika pun membelokan langkah ke arah Aaron pergi dan mencoba membuntuti kakaknya tersebut.
Wajarkan kalau Aika kepo, soalnya akhir-akhir ini Abangnya itu memang agak tertutup. Apalagi perihal Novia yang masih belum mau dinikahinya. Itu jugalah yang membuat Mama Desi masih mendung sampai sekarang.
Aneh gak sih, menurut kalian? Novia itu kan hamil, ya? Harusnya dia senang dong, kalau Aaron mau tanggung jawab dan nikahin dia. Biar status anaknya jelas, gitu.
Lah, ini? Sekian bulan berlalu masih aja nolak. Maunya apa, coba? Apa gak malu kini jadi bahan gunjingan orang? Apa gak kasian sama anaknya nanti kalau lahir dipertanyakan?
Ah, Aika gagal paham, sumpah!
"Ab--"
Aika baru saja ingin berseru memanggil Aaron yang sedang gusar di depan sebuah ruangan, sebelum tiba-tiba melihat kedatangan Kenneth ke sana.
Lah? Ade iparnya ngapain di sana? Eh, tapi ... kalau Ken yang
Mas Bos 127*Happy Reading*"Dengar ini baik-baik. Saya, sudah memberi kesempatan pada putri anda untuk mendampingi putra saya, dan masuk ke keluarga Setiawan. Tapi kalian sendiri yang tidak datang hari itu, dan menggagalkan pernikahan secara sepihak. Jadi, bukan salah Aika jika akhirnya dia menempati sisi itu. Karena apapun alasan kalian waktu itu, jelas membuat kami seperti di lempar kotoran!" Bunda Karina memberi pernyataan tegas pada kedua orang tua Novia."Nyonya ... begini ... Kami mohon maaf untuk insident itu. Kami mengaku salah. Tapi, kami sungguh tidak tahu jika Nak Kairo itu putra anda. Dia tidak pernah mengenalkan kita dan tidak pernah secara gamblang mengatakan siapa keluarganya." Ayahnya Novia langsung memberikan alasan."Iya, benar! Nak Kairo hanya bilang orang tuanya sibuk, tidak bisa bertemu, namun akan hadir di pernikahan. Kami kira, Anda dan tuan Arjuna tidak menyetujui pernikahan itu makanya ingin memberi penolakan halus. Kami ha
Mas Bos 128*Happy Reading*"Tolong. Lepaskan saya." Pria paruh baya itu menghiba dengan sangat. Bersimpuh dengan keadaan kaki yang sudah tidak bisa digerakkan akibat terkena timah panas di kedua pahanya.Selain itu, dua tangannya pun sudah tidak bisa dia gerakan, sebab sudah dipatahkan oleh orang-orang yang menculiknya. Jangan tanya kondisi istrinya. Wanita itu sudah tak bernyawa setelah digilir belasan pria yang ada di sana. Kecuali dirinya dan si mata hijau.Namun, bukannya rasa belas kasihan yang ia dapat. Malah senyum manis dari si pemilik netra hijau, sebelum beranjak mendekati dan menginjak kaki pria tua itu tepat dilukanya yang masih mengeluarkan darah.Tak ayal lolongan kesakitan pun membahana, membuat pria yang bernama Rein itu tersenyum senang. Bukankah lolongan itu terdengar sangat merdu ditelinga? Apalagi dengan raut wajah ketakutan itu. Oh, betapa indahnya.Katakan Rein gila. Namun itulah dia. Pria itu memang sangat menyu
Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih
Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar
Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja
Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib
Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 
Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu