Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit

Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit

By:  ILLUSY PENA  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
1 rating
14Chapters
553views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ferdinand Sinaga adalah seorang pemuda dengan gengsi dan kesombongan yang tinggi. Padahal, dirinya yang hanya seorang miskin dan pengangguran. Dengan tampang dan kemampuan bersilat lidah, dia mampu menaklukan hati empat gadis dari keluarga konglomerat. Demikian, ia mempunyai 'Atm berjalan' yang bisa ia manfaatkan. Namun, Ferdi--sang playboy--mendapatkan masalah besar ketika para pacarnya mulai mengetahui kalau Ferdi tidak hanya mempunyai satu orang pacar saja. Hidupnya terancam dalam penderitaan! Bagaimana kisah Ferdi? Benarkah dia tidak mencintai seorang pun dari empat pacarnya?

View More
Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
ILLUSY PENA
Selamat membaca... Jangan lupa tinggalkan jejak, agar author semakin semangat update. Terima kasih ... Best regards
2022-12-22 23:09:07
0
14 Chapters
Bab 1 | Playboy Profesional
"Akhirnya ... aku akan kencan dengan seorang gadis cantik dan kaya! Hehehe." Ferdinand Sinaga terlihat sangat gembira ketika memikirkan dirinya akan segera berkencan dengan seorang gadis. Suara nada dering telepon membuat Ferdi merasa sangat senang, apalagi saat melihat nama kontaknya. Dia tidak lain adalah Leni Saragi. Seorang CEO di Hotel Merbabu yang terkenal. "Ferdi, kau ada di mana sekarang?" Belum sempat Ferdi menjawab, tiba-tiba ia dikagetkan ketika melihat Leni Saragi ternyata datang bersama dengan temannya. Ferdi terbelalak saat menyaksikannya. Ia seperti sangat mengenal gadis cantik yang ada di samping Leni. "Maaf. Aku mendadak ada urusan. Jadi, aku tidak bisa bertemu denganmu, maafkan aku! Lain kali, aku pasti akan menemuimu." Setelah mengucapkan hal ini, Ferdi segera menggunakan jurus "langkah seribu" miliknya. Barulah, setelah dia menjauh dari restoran, Ferdi buru-buru memegang kedua lututnya dan mengatur napasnya yang terengah-engah. "Buset, siapa yang akan menyan
Read more
Bab 2 | Menang Banyak
Senyum Ferdi seketika mengembang. Masalah Leni berhasil dihadapi.Tak lama, Leni pun tiba di apartemennya. Tampak jelas, kekhawatiran di wajah gadis itu.Terlebih, Leni melihat keadaan wajah Ferdi yang penuh luka lebam. "Ada apa denganmu?" "Aku 'kan sudah bilang tadi di telepon," ucap Ferdi kemudian. "Memangnya, preman mana yang berani memukulimu? Aku akan baik-baik membalasnya," kata Leni yang sudah emosi dibuatnya. Ia seakan tidak terima pacarnya dipukuli sampai seperti ini. "Sudahlah, Leni. Itu tidak penting." Ferdi mengalihkan Leni dari rasa penasarannya. "Aku sudah sangat senang karena kau akhirnya mau datang ke apartemenku. Sebelumnya, aku merasa sangat kesepian." "Apa yang kau katakan? Sebagai kekasihmu, bagaimana mungkin aku tidak khawatir saat mendengar kabar seperti ini? Kenapa kau tidak ke rumah sakit?" tanya Leni. Ferdi pun tersenyum, inilah yang ingin dia dengar sebelumnya. "Boro-boro ke rumah sakit, uang apartemen saja belum dibayar. Apalagi, aku sudah tidak puny
Read more
Bab 3 | Pemuda Jujur dan Berakhlak Mulia
"Fer?""Te--tentu saja."Meski mendengar ucapan tergagap dari pria itu, Leni memilih mengabaikannya. Dia masih memiliki banyak tugas untuk dikerjakan!"Aku masih punya banyak pekerjaan di kantor. Jaga dirimu baik-baik, ya! Hubungi saja orang itu sekarang, dan kita akan membayarnya besok."Ferdi lekas mengangguk, hingga tak lama, akhirnya Leni pun menghilang di balik pintu. Lima menit berlalu, Ferdi pun segera menuju pintu dan membukanya. Saat menoleh ke kanan dan kiri di luar pintu, Leni sudah tidak terlihat lagi.Ferdi pun tersenyum. Sedari tadi, ia menahan kegembiraannya. Sebab, jika sampai Leni menyadarinya, maka Ferdi tidak akan tahu harus bilang apa. Menutup pintunya perlahan, Ferdi kemudian segera melompat-lompat sambil tertawa, layaknya orang gila. "Astaga! 1,2 Milliar dalam sehari?" gumam Ferdi bangga pada dirinya.Cukup lama, pria itu senyum sendiri. Barulah setelah puas, Ferdi langsung ke kasur dan langsung memeriksa smartphonenya."Mari kita lihat, berapa banyak saldoku!
Read more
Bab 4 | Sial Menimpa
Ferdi pun tersenyum mendengarnya. Ia sangat senang sebab akhirnya masalah mengenai Ferdi yang mempunyai hutang fiktif kini terselesaikan. Hanya tinggal menunggu, dan Ferdi akan mendapatkan uang 500 Jutanya."Baiklah. Ternyata, kau memang pria yang selalu memegang ucapanmu."******Ferdi kaget ketika melihat Leni yang ternyata membawa dua orang bodyguard atau lebih tepatnya, dua orang tukang pukul. Seketika, pria itu merasa khawatir dan mulai merasa ada yang tidak beres. "Leni, untuk apa kau membawa dua orang ini?" bisik Ferdi di telinga Leni yang kini tersenyum. "Aku hanya ingin memastikan keamanan kita saat bertransaksi," ucap Leni. Mendengar jawaban Leni yang mengatakan bahwa untuk memastikan keamanan saja, Ferdi menghela napas lega. Sampailah kemudian di sebuah tempat sepi, di bagian parkiran mobil bawah tanah. Kini, Roni sudah berdiri di hadapan Ferdi dan Leni. Roni juga terlihat mengenakan pakaian bagus yang adalah pemberian Ferdi. Semua itu agar tidak ketahuan oleh Leni
Read more
Bab 5 | Merasa Bersalah
Melihat senyuman tak bersalah dari Ferdi, Roni seketika melempar sebuah tas yang isinya tunai 500 Juta itu."Ferdi, aku sudah memberikan uangmu, sekarang kita sudah tidak ada sangkut pautnya lagi." Roni kemudian hendak masuk di rumah bobroknya, namun langsung dicegat oleh Ferdi. "Kenapa? Bukankah aku sudah membantumu? Sekarang aku ingin beristirahat!" ucap Roni, ia menatap kesal kepada Ferdi. "Kau ambil saja semua uang ini sebagai permintaan maaf'ku!" ucap Ferdi kemudian hendak memberikan kepada Roni. "Uang itu kau dapatkan dengan hasil menipu pacarmu sendiri. Aku tidak akan mau menerimanya." Ferdi kemudian terdiam. Ia paham, kalau Roni tidak akan mau menikmati uang hasil menipu."Tidak apa kalau kamu tidak mau menerima uang ini, tapi apakah kau bersedia memaafkanku? Jujur, aku tidak tahu Leni akan membawa dua orang dan berniat memukulimu terlebih dahulu.""Aku memaafkanmu." Namun, Roni--yang ingin membuka pintu rumahnya--kembali ditahan Ferdi.Karena pintunya itu memang sudah u
Read more
Bab 6 | Yulia : Dokter Cantik dan Seksi
Ferdi tersenyu dan mengangguk. "Yah, aku mencari Roni, dia ada di mana sekarang?""Kembalilah nanti malam. Ia pergi bekerja di sebuah rumah sakit dari pagi dan baru pulang sebentar malam."Mendengar itu, Ferdi sedikit kecewa. Namun, akhirnya kembali ke mobilnya. Saat suasana kembali sepi, tiba-tiba Ferdi semakin penasaran ingin melihat isi rumah Roni seperti apa. Ia pun memutuskan untuk kembali lagi.Dengan perasaan sedikit ragu, Ferdi kemudian memutuskan untuk mencoba membuka pintu rumah Roni yang sudah terlihat bobrok. Karena memang pintunya itu sudah usang dan bobrok, kuncinya pun sudah tidak terlalu berfungsi. Hanya dengan satu dorongan dengan sedikit tenaga, pintunya kemudian terbuka. Masuklah kemudian Ferdi ke dalam. Tempatnya sangat sempit. Hanya berupa ruangan 6 kali 4 meter saja. Dalam satu ruangan itu, ada tempat tidur, kompor dan peralatan masak, toilet kecil satu kali satu meter, hanya muat untuk klosetnya saja. Bisa dibilang hanya untuk buang air. Pandangan Ferdi te
Read more
Bab 7 | Hubungan Ferdi dan Yulia
Ferdi tersenyum saat mobilnya akhirnya sampai di parkiran rumah sakit. Saat ia baru saja keluar dari mobilnya, Roni sudah menatapnya sedari tadi. Sebagai satpam, memang sudah menjadi tugasnya untuk berjaga di tempat itu. Saat Ferdi akan masuk, pria itu sempat tersenyum kepada Roni. Namun, Roni menatapnya malas. "Apa yang kamu ingin lakukan di sini?" "Apakah kau tidak melihat aku babak belur?" tanya Ferdi balik."Tapi, bukankah itu sudah akan sembuh?" "Memangnya masalah? Apakah aku tidak boleh berobat di rumah sakit ini?" Roni kemudian terdiam--tidak bisa berkata-kata. Melihat itu, Ferdi tersenyum dan menepuk pundak Toni dan kembali berkata, "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini. Kau adalah orang hebat di mataku." Roni kemudian menatap Ferdi tapi langsung mengalihkan pandangannya satu detik kemudian. Dia tidak mengerti ucapan pemuda penuh kebohongan ini."Baiklah, aku akan masuk dan memeriksakan kesehatanku. Kau bekerja ah dengan baik. Kau tahu? Kau adalah idolaku
Read more
Bab 8 | Ketahuan?
"Sial, itu benarJennifer! Kenapa bisa ada di sini?" Ferdi kemudian menoleh ke arah Yulia yang masih terlihat biasa-biasa saja.Senyum manis juga turut serta menghiasi wajahnya itu."Jika Yulia sampai tahu aku mempunyai pacar lain, hubunganku dengannya mungkin akan segera berakhir!" kata Ferdi dalam hati. Bagaimana Ferdi akan menghadapi keadaan seperti ini?"Aku harus cari cara," kata Ferdi dalam hati. Untungnya, Ferdi melihat ada toilet di samping sebelah kirinya. Ide cemerlang pun muncul begitu saja."Yulia, aku ingin ke toilet dulu!" kata Ferdi kemudian tanpa pikir panjang langsung belok dan masuk ke dalam toilet. Sesaat setelahnya, Jennifer yang berada di atas kursi roda kini melewati Yulia yang kebingungan. "Sepertinya, aku mendengar suara Ferdi tadi. Apakah aku salah dengar?" Ia pun sempat menatap ke arah toilet tempat Ferdi masuk.Kepalanya yang terasa sakit membuat Jennifer sedari tadi memegangi kepalanya dan tidak fokus melihat ke depan. Jadi, dia memutuskan untuk segera
Read more
Bab 9 | Ahli Beralasan
Jennifer menghela napas sambil memegang kepalanya yang terasa sakit."Maafkan aku, aku tidak berada di restoran itu sekarang," kata Jennifer."Lalu di mana kamu sekarang? kata Ferdi pura-pura bertanya."Rumah sakit, bisakah kau datang ke sini sekarang?" kata Jennifer.Mata Ferdi membulat sempurna. Dia teringat Yulia bekerja di sana. Namun, dia kini tidak punya alasan."Baiklah, aku akan segera ke sana. Kamu tunggulah aku!" kata Ferdi di telepon. Pada akhirnya, Ferdi memutuskan untuk pergi menjenguk Jennifer. Dari pada nantinya ia semakin marah dan membuat dirinya benar-benar rugi jika hubungannya dengan Jennifer hancur, kan?Mengingat, Jennifer adalah 'atm berjalan' milik Ferdi yang juga menguntungkan. "Baiklah, aku akan menunggumu!" kata Jennifer kemudian menutup telepon. Ferdi kemudian menghela napas. "Aku tidak boleh langsung masuk. Aku harus menunggu beberapa saat. Dengan begitu, Jennifer akan berpikir saya perjalanan ke rumah sakit," pikir Ferdi. Namun, Ferdi dilema begitu
Read more
Bab 10 | Tabrakan Jadwal
Ferdi kemudian menghela napas berat dan langsung menunjukkan kepada Jennifer raut wajahnya yang terlihat merasa sangat sedih. "Kau tidak tahu, betapa khawatirnya aku pada saat ini. Bahkan, saat tahu kamu masuk rumah sakit, aku langsung bergegas ke sini dan mengebut di jalanan. Sial bagiku aku ditilang. Aku sudah berusaha sebaik mungkin tapi polisi itu mempersulit diriku. Akhirnya, harus menggunakan uang jajan terakhirku untuk menyogoknya. Setelah itu, aku bergegas ke sini." Jennifer kini terdiam."Bahkan setelah sampai di sini, aku ke resepsionis dan langsung ke sini. Saat sampai aku masih sangat mengkhawatirkan dirimu. Kemudian mempertanyakan tentang bagaimana keadaan mu. Tapi, kau malah bertanya hal lain?" kata Ferdi."Tidakkah kau berpikir bagaimana khawatirnya aku? Cih, aku tahu. Aku memang hanyalah pemuda miskin dan rendahan kali ini. Makanya kamu tidak mempercayaiku lagi kan?" kata Ferdi.Kalimat demi kalimat yang terucap di mulutnya tidak hanya membuat Jennifer tidak jadi mara
Read more
DMCA.com Protection Status