Ferdinand Sinaga adalah seorang pemuda dengan gengsi dan kesombongan yang tinggi. Padahal, dirinya yang hanya seorang miskin dan pengangguran. Dengan tampang dan kemampuan bersilat lidah, dia mampu menaklukan hati empat gadis dari keluarga konglomerat. Demikian, ia mempunyai 'Atm berjalan' yang bisa ia manfaatkan. Namun, Ferdi--sang playboy--mendapatkan masalah besar ketika para pacarnya mulai mengetahui kalau Ferdi tidak hanya mempunyai satu orang pacar saja. Hidupnya terancam dalam penderitaan! Bagaimana kisah Ferdi? Benarkah dia tidak mencintai seorang pun dari empat pacarnya?
Lihat lebih banyak"Akhirnya ... aku akan kencan dengan seorang gadis cantik dan kaya! Hehehe." Ferdinand Sinaga terlihat sangat gembira ketika memikirkan dirinya akan segera berkencan dengan seorang gadis.
Suara nada dering telepon membuat Ferdi merasa sangat senang, apalagi saat melihat nama kontaknya. Dia tidak lain adalah Leni Saragi. Seorang CEO di Hotel Merbabu yang terkenal.
"Ferdi, kau ada di mana sekarang?"
Belum sempat Ferdi menjawab, tiba-tiba ia dikagetkan ketika melihat Leni Saragi ternyata datang bersama dengan temannya.
Ferdi terbelalak saat menyaksikannya. Ia seperti sangat mengenal gadis cantik yang ada di samping Leni.
"Maaf. Aku mendadak ada urusan. Jadi, aku tidak bisa bertemu denganmu, maafkan aku! Lain kali, aku pasti akan menemuimu." Setelah mengucapkan hal ini, Ferdi segera menggunakan jurus "langkah seribu" miliknya.
Barulah, setelah dia menjauh dari restoran, Ferdi buru-buru memegang kedua lututnya dan mengatur napasnya yang terengah-engah.
"Buset, siapa yang akan menyangka Leni akan datang bersama Jennifer? Jika sampai tadi aku ketahuan oleh Jennifer, habislah riwayatku!" gumam Ferdi pada dirinya sendiri.
Jennifer Lawrence, merupakan salah satu pacar Ferdi. Gadis cantik dengan paras yang sangat menawan itu juga merupakan seorang konglomerat yang mempunyai harta berlimpah.
Selain Jennifer dan Leni, Ferdi sebenarnya mempunyai beberapa pacar lagi, yaitu Yulia dan Cinta. Total, Ferdi mempunyai 4 orang pacar dan semuanya adalah seorang konglomerat.
Bermodalkan wajah tampan dan kemampuan merayunya, ia berhasil menaklukkan empat gadis konglomerat dan memacarinya di saat yang bersamaan.
Awalnya, ini menyenangkan. Ferdi seringkali memaanfaatkan beberapa pacarnya untuk mengumpulkan uang demi mimpinya. Tapi, sungguh ironis! Justru, karena hal yang sama, Ferdi hidup penuh ketakutan bila para pacarnya tahu kalau sebenarnya dia adalah seorang playboy.
Tring!!!
Sungguh, sial bagi Ferdi. Leni tidak berhenti meneleponnya.
Ferdi ketar-ketir ketika melihat smartphone miliknya.
"Mampus, gue harus jawab bagaimana ini?" gumam Ferdi yang sama sekali tidak berani mengangkat teleponnya. Dia belum tahu harus bilang apa nantinya.
***Sementara itu, di restoran***
"Sialan, kenapa sih? Kok, nggak diangkat?" kesal Leni. Wajah perempuan itu bahkan mengerut sambil memandang ponselnya.
"Sudahlah kak Leni. Ayo, kita pulang saja! Mungkin, pacar kaka sibuk, kan?" ucap Jennifer.
"Baiklah, biar nanti aku baik-baik memberinya pelajaran," ucap Leni kemudian mengikuti saran adik sepupunya, Jennifer.
Ferdi yang malang. Andai saja dia tahu mengenai hubungan Leni dan Jennifer yang seorang saudara sepupu, Ferdi pasti hanya akan menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka.
Memacari dua orang gadis yang mempunyai hubungan saudara, tentu sangatlah beresiko. Kemungkinan,, ketahuan sangat tinggi!
Tak lama, Jennifer dan Leni segera pergi begitu saja dari restoran.
Melihat kepergian Leni dan Jennifer, kini Ferdi merasa sangat bahagia. Ia senang, sebab marabahaya telah berlalu.
"Sial, sebenarnya ada hubungan apa sih Leni dan Jennifer?" gumam Ferdi.
Nafsu makan Ferdi mendadak hilang. Dengan cepat, ia pun segera ke parkiran dan mencari mobilnya menggunakan remote.
Hanya saja, Ferdi tidak bisa berhenti untuk memikirkan alasan apa yang harus ia katakan nantinya--meski sudah berkendara di jalanan.
"Jika aku memancing kecurigaan Leni, justru itu akan merugikanku nanti. Lebih baik, aku bikin drama aja. Sekalian aku meminta uangnya nanti." pikir Ferdi yang kini mempunyai rencana di kepalanya.
******
Sesampainya di apartemen miliknya, Ferdi langsung membanting smartphone miliknya dan merusaknya begitu saja.
Wajahnya pun sudah babak belur. Seorang pelayan kini mengulurkan tangannya. "Di mana bayaranku?"
Karena sudah dijanjikan akan diberi sejumlah uang setelah memukuli Ferdi, pelayan itu tentu saja meminta bayarannya.
"Kau masih berani meminta bayaran? Lihatlah diriku sekarang, kalau aku melapor ke polisi dan menuntutmu, kau bisa mengelak tidak?" tanya Ferdi.
Mendengar hal itu, si pelayan yang malang kini sadar dirinya ditipu. Ferdi sama sekali tidak berniat membayarnya!
"Sialan, kau!" Karena tidak mau berurusan apalagi kalau sampai dituntut oleh Ferdi, pelayan itu memilih pergi saja.
"Cih, sudah memukul sampai puas masih mau uang juga? Dia pikir siapa dia?" gumam Ferdi. Suara tawa kini menggelegar dari sana. Dengan tidak tahu malunya, Ferdi merasa bangga pada dirinya.
Mengingat ponselnya juga sengaja dirusak, Ferdi pun menggunakan smartphone baru miliknya kemudian menelepon Leni Saragi.
"Dengan siapa dan di mana?" ucap Leni langsung. Tampaknya, dia sedang sibuk. Ia bahkan menjawab telepon tidak dikenal sambil terus memperhatikan layar laptop--untuk bekerja.
"Leni, ini aku Ferdi! Maafkan aku, kemarin aku melakukan kesalahan besar dan meninggalkanmu sendiri di restoran itu. AAku mendapat masalah dengan seorang gangster, dan hasilnya smartphone milikku sempat diambil olehnya dan sekarang entah di mana. Aku pun sudah dipukuli olehnya sampai bonyok."
"Hah?" bingung Leni."Aku benar-benar tidak berdaya Leni. Bisakah kau menjengukku di apartemen seorang diri? Aku sangat merindukanmu!" ucap Ferdi.
Alasannya itu ... sangat luar biasa! Bukannya curiga, Leni malah merasa sangat khawatir dibuatnya. Dengan menggunakan alasan 'rindu', Ferdi juga menegaskan bahwa ia ingin Leni datang seorang diri. Jadi, semuanya akan aman.
"Lalu, apa kau baik-baik saja?" Leni seketika menunjukkan kekhawatirannya kepada Ferdi.
"Yah, aku baik-baik saja sekarang. Hanya saja, aku merindukanmu. Aku pun bertanya-tanya. Apakah kekasih hatiku sedang sibuk atau tidak?"
"Aku akan segera pergi menuju apartemenmu."
"Benarkah?"
Ferdi yang kini berada di sebuah kafe kemudian terdiam cukup lama. Ia akhirnya sudah minum-minum sampai mabuk berat. Satu hari sejak kematian Ibu Ferdi. Tepatnya saat malam hari pukul tujuh malam. "Tidak peduli seberapa keras aku ingin berpaling, tapi hati kecilku terasa sangat ingin melihat Ibu untuk yang terakhir kalinya. Padahal jelas-jelas aku sangat membenci ibuku itu." kata Ferdi dalam hati. Setelah mempertimbangkan banyak hal, ia memutuskan untuk datang ke rumah sakit. Namun sebelum itu ia menelepon terlebih dahulu. Telepon kemudian tersambung. "Yulia, aku akhirnya menyadari kalau aku sudah keterlaluan kemarin, aku minta maaf. Aku sadar, meskipun saat kecil ibuku telah meninggalkan ku, tapi dia masih perduli terhadapku. Ia membiayai sekolahku sampai kuliah. Dan betapa bodohnya aku saat mengetahui fakta ini... aku justru memutuskan untuk berhenti kuliah dan meninggalkan segala mimpiku untuk bisa menjadi dokter. Segalanya telah terbuang sia-sia, yang tersisa hanyalah penyesal
Ferdi kini berada di alun-alun kota sedang duduk di sebuah kursi panjang yang terletak di pinggir jalan. Saat itu hujan turun dengan sangat deras dan Ferdi sedang melamun memikirkan Ibunya. "Sial, kenapa aku malah ketemu dengan ibuku lagi?" pikir Ferdi. Ia tidak peduli lagi dengan air yang membasahi tubuhnya. Tring!Nada dering telepon yang berbunyi tidak membuat Ferdi bergeming. Smartphone miliknya yang anti air pun tidak rusak meski diguyur hujan di dalam sakunya. Leni yang kebetulan sedang berjalan menggunakan payung kemudian segera menghampiri Ferdi. "Sialan orang ini, dia meminjam mobilku dan berjanji akan kembali untuk menjemput dan mengantarkan aku pulang. Tapi faktanya aku telepon malah tidak digubris. Aku pun sampai terpaksa naik taksi pulang." kata Leni kesal. Sebelumnya Ferdi memang meminjam mobil Leni dan pergi ke rumah sakit. "Ferdi, apa yang kau lakukan di sini? Kau meminjam mobilku dan berkata akan datang dan menjemput kemudian mengantarkan aku pulang. Tapi keman
Ferdi kini hanya terdiam menatap ibunya terbaring lemas di atas ranjang pasien. "Nak Ferdi... Nak Ferdi... Maafkan Ibu Nak..." Ferdi kini bisa mendengar suara pelan keluar dari mulut ibu kandungnya itu. Ferdi hanya berdiri di sampingnya dan terdiam tanpa kata-kata. Perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan mulai dirasakan oleh Ferdi. Ia menutup matanya kemudian mengingat peristiwa puluhan tahun lalu.***Flashback On***"Maafkan aku mas, aku sudah tidak tahan hidup miskin bersamamu. Aku akan pergi bersama seorang pria yang lebih kaya darimu. Aku akan menikah dengannya!" kata Jennifer ibu Ferdi. Saat itu Ferdi masih kecil mungkin berumur lima tahun. "Ibu... jangan pergi ibu! Kumohon jangan tinggalkan kamu ibu!" Ferdi saat itu sampai memohon dan memegang kaki ibunya agar tidak pergi. Namun, demi melepaskan pelukan Ferdi kecil dari kakinya, ia menganyungkan kakinya sampai Ferdi terpental. "Aku tidak Sudi hidup menderita bersama dengan kalian. Aku akan menjalani kehidupanku dengan ba
Si pedagang sate akhirnya mendahulukan Ferdi saat diberikan uang tiga ratus ribu. "Terima kasih," kata Ferdi saat ia menerima bungkus satenya. Ferdi kemudian segera menuju rumah sakit. "Semoga aja Yulia nggak ada malam ini." pikir Ferdi yang sangat berharap Yulia masih di warung makan sederhana dan langsung pulang saja setelahnya. Jika Yulia kembali ke rumah sakit, itu justru akan membuat Ferdi mendapatkan berbagai masalah.Ferdi menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam rumah sakit. "Kenapa mendadak Jennifer bisa sakit keras begini? Padahal sebelumnya baik-baik saja." pikir Ferdi saat sudah berada di dalam lift. Ia terus mengingat perkataan Yulia yang mengatakan bahwa Jennifer sakit keras dan terus menyebut namanya. Sesampainya di bangsal VIP 07, mata Ferdi membulat sempurna saat melihat Jennifer ternyata justru jauh lebih baik dari sebelumnya. "Sial, apakah Yulia berbohong padaku?" pikir Ferdi. "Eh, kamu sudah datang?" kata Jennifer kemudian tersenyum
Ferdi kemudian menghela napas berat dan langsung menunjukkan kepada Jennifer raut wajahnya yang terlihat merasa sangat sedih. "Kau tidak tahu, betapa khawatirnya aku pada saat ini. Bahkan, saat tahu kamu masuk rumah sakit, aku langsung bergegas ke sini dan mengebut di jalanan. Sial bagiku aku ditilang. Aku sudah berusaha sebaik mungkin tapi polisi itu mempersulit diriku. Akhirnya, harus menggunakan uang jajan terakhirku untuk menyogoknya. Setelah itu, aku bergegas ke sini." Jennifer kini terdiam."Bahkan setelah sampai di sini, aku ke resepsionis dan langsung ke sini. Saat sampai aku masih sangat mengkhawatirkan dirimu. Kemudian mempertanyakan tentang bagaimana keadaan mu. Tapi, kau malah bertanya hal lain?" kata Ferdi."Tidakkah kau berpikir bagaimana khawatirnya aku? Cih, aku tahu. Aku memang hanyalah pemuda miskin dan rendahan kali ini. Makanya kamu tidak mempercayaiku lagi kan?" kata Ferdi.Kalimat demi kalimat yang terucap di mulutnya tidak hanya membuat Jennifer tidak jadi mara
Jennifer menghela napas sambil memegang kepalanya yang terasa sakit."Maafkan aku, aku tidak berada di restoran itu sekarang," kata Jennifer."Lalu di mana kamu sekarang? kata Ferdi pura-pura bertanya."Rumah sakit, bisakah kau datang ke sini sekarang?" kata Jennifer.Mata Ferdi membulat sempurna. Dia teringat Yulia bekerja di sana. Namun, dia kini tidak punya alasan."Baiklah, aku akan segera ke sana. Kamu tunggulah aku!" kata Ferdi di telepon. Pada akhirnya, Ferdi memutuskan untuk pergi menjenguk Jennifer. Dari pada nantinya ia semakin marah dan membuat dirinya benar-benar rugi jika hubungannya dengan Jennifer hancur, kan?Mengingat, Jennifer adalah 'atm berjalan' milik Ferdi yang juga menguntungkan. "Baiklah, aku akan menunggumu!" kata Jennifer kemudian menutup telepon. Ferdi kemudian menghela napas. "Aku tidak boleh langsung masuk. Aku harus menunggu beberapa saat. Dengan begitu, Jennifer akan berpikir saya perjalanan ke rumah sakit," pikir Ferdi. Namun, Ferdi dilema begitu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen