Share

Bab VII

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-17 00:03:59

Diskursus Uang Gampang,Tak Terbantahkan

Sepuluh perempuan telah diberangkatkan ke Malaysia, dan semuanya pulang dengan selamat. Rita membukukan pendapatan kotor uang komisian seminggu itu Rp 250 juta. Dibandingkan travelling sendiri menerbangi Rio de Jenairo-Jakarta, yang hanya Rp 50 juta dua bulan sekali, menurut Rita, mendingan yang ini, merekrut dan mengontrol perjalanan kurir. Iming-iming pekerjaan yang menjanjikan selamat tinggal kemiskinan itu akhirnya menjadi kenyataan. “Wah kalau aku terus jalani  pekerjaan ini, memang bener, Selamat Tinggal Kemiskinan....”gumam Rita dalam hati.

Semua dari kesepuluh kurir ini merasakan berkah uang gampang, kerja ringan gaji besar dengan bekerja di Ibu Rita, yang mengaku sebagai bos trader ekspor impor. Gaji Rp 15 juta hanya dua hari kerja, dibandingkan upah tukang jahit di garmen Rp 500.000 seminggu, buat Yati, perempuan berusia 20 tahun, terasa bedanya. Ia memakai hari liburnya untuk pekerjaan mengambil sampel barang ke Malaysia ini. Hidup Yati lebih makmur kini. Ia bisa beli mesin cuci untuk orang tuanya. Jika sebulan ia hanya bisa ambil pekerjaan ini dua kali, Yati ingin sekali menambah libur kerjanya di pabrik garmen. Bagaimanapun, menurutnya jarang-jarang menemukan pekerjaan dengan tawaran uang gampang lagi halal.

‘’Nggak harus tidur sama Om-Om, kan, Pak Lik (panggilan paman di kalangan orang jawa)? Gajinya lumayan. Yati kerja 7 bulan di pabrik garmen, baru dapet duit segitu. Ini mah, dua hari doang, dapet Rp 15 juta. Mana enggak capek, lagi. Cuman di hotel nungguin orang anter koper ke saya. Trus kitanya jadi perlente, turun naik pesawat,”jelas Yati kepada Anto, si Abang Kenek Metromini, yang adalah pamannya.

“Trus Bu Rita itu ramah dan perhatian banget, lho Pak Lik. Aku mau naik pesawat, dia telfon. Aku udah di hotel, dia sapa saya. Nanyain udah makan, belum. Trus kalau di jalan juga dia tanya, sudah sampai mana. Kayaknya, takut aku kesasar ya, Pak Lik? Terus, Yati dibeliin baju sama sepatu bagus, deh, di mall Pasaraya,’’ jelas Yati dengan nada tanya.

“Itu tandanya si Bos, orang baik lah, Dhek. Kan jarang-jarang lho, ada bos baik begitu? Adhek tahu kan rasanya cari uang selama ini? Enggak gampang, kan, buat punya uang Rp 500 ribu, harus kerja capek seminggu nggenjot mesin jahit.  Jadi, adhek juga jangan nyusahin Bu Rita. Biar adhek disuruh lagi,’’jelas Abang Anto.

Yati juga mempertanyakan jenis pekerjaan dengan honor besar itu. Kenapa di awal perekrutan diberitahu mengambil sampel barang. Ternyata setelah dilakoni, pekerjaan itu hanya berupa tukar koper. Ia harus mengosongkan koper yang ia bawa dari Jakarta ditukar dengan koper kiriman seseorang tak dikenal di Penang. Koper kiriman itu juga kosong. ‘’Oh, mungkin, sampel barangnya koper, ‘’ gumam Yati. Ada yang aneh, menurutnya. Meski ia menyimpannya dalam hati dalam diam.

Di benak Yati, Bos Rita memang tajir dan penuh perhatian. Sepertinya, Bos Rita adalah sosok atasan yang baik. Meyakinkan juga karea penampilan Bos Rita memang high class, dengan dandanan dan perhiasannya, juga jenis gadget yang dipakai.

Yati bertutur, di kampung ortunya juga ada orang kaya raya, tapi tak jelas pekerjaannya apa. Namanya Bu Retno. Masyarakat sekitarnya menyebut Bu Retno kaya akibat muja, (sebutan lain dari pesugihan). Masyarakat sekitar mewanti-wanti satu sama lain, agar jangan mau kerja di rumah Bu Retno yang selalu buka lowongan kerja asisten rumah tangga (ART). ART nya ganti terus. ART baru yang bekerja baru sebulan, selalu mati. Keramahan dan ketajiran Bu Retno terhadap semua ART nya baik memberi makanan maupun uang, ditandai masyarakat sekitar sebagai usaha yang mencari tumbal pesugihan. Merespon kebaikan orang seperti ini, sama juga cari mati.

‘’Pak Lik, ingat Bu Retno di Kampung, kan? Bu Retno juga baik, tajir, suka ngasih-ngasih. Bu Retno baik, kayak Bu Rita ini. Tapi bapak Yati bilang, Bu Retno itu baik karena ada pamrihnya, cari tumbal. Makanya, Yati dilarang keras sama Bapak, kerja jadi pembantu di rumah Bu Retno. Kata bapak, Jangan! Nanti kamu mati jadi tumbal pesugihan,’’tutur Yati.

Yati mengulang  pesan bapaknya, saat berpamitan hendak merantau ke Jakarta. Kata Bapak, Yati harus berhati-hati dengan orang yang baik, tajir dan royal suka ngasih-ngasih. Biasanya selalu ada embel-embel, ada pamrihnya. Apalagi di Jakarta, kebaikan orang biasanya pura-pura.

‘’Ya, mudah-mudahan. Bu Rita memang aslinya baik, Dhek,’’bela Anto, sang paman. Jawaban itu Anto kemukakan, meski dalam hati ia tidak yakin betul, apakah kebaikan Bu Rita yang memberinya uang Rp 3 juta, membelikannya celana jeans, kaos bermerek, serta topi tempo hari itu, sebuah bentuk terima kasih. Lantaran ia membawa tiga perempuan yang masih keluarganya bekerja untuk Bu Rita. Ataukah ada maksud lain dari itu semua.

Meski begitu, jujur di hati kecilnya, Anto juga bertanya-tanya atas kebaikan orang yang baru dua kali ketemu dengannya itu. Anto termasuk pribadi yang mempertanyakan asal-usul uang gampang, bak sebuah diskursus perdebatan ilmiah di bangku kuliah.  Namun sikapnya yang permisif akibat desakan perut lapar dan kemiskinan, memaksanya menganggap sepele kebaikan Bu Rita.

Diskursus uang gampang itu tak tersampaikan dalam diskusi yang dilontarkan ponakannya, si Yati. Meski si Yati telah memulai pembicaraan, namun Anto menghentikannya agar si Yati jangan suka berburuk sangka.  

                                                                        ###

Ketika profesi asisten bos ini dilakoni Rita menginjak bulan ke lima, Melanie memberanikan diri menceritakan apa sesungguhnya di balik barang-barang sampel yang dibawa para kurirnya dari Malaysia. ”Rita, sekarang aku mau berterus terang sama kamu. Nggak papa kalau misalkan setelah aku sampaikan ini semua, kamu berhenti dari pekerjaan ini,’’jelas Melanie bertutur mengawali pembicaraan dengan asistennya, pagi itu.

‘’Iya, Cece, silakan. Saya siap mendengar,’’kata Rita sembari merapikan celana panjang bertali pita di ujung pipa bawahnya, tersingkap gelang kaki emas putih.

‘’Ayo aku ajarin bagaimana membereskan barang-barang bawaan para kurir. Jadi, kamu aja yang buka packing, terus simpan di apartemen itu. Nanti sewa apartemennya jangan harian lagi, tapi tahunan, paham?’’jelas Melanie disambut belalak mata Rita keheranan. Keheranan Rita menyeruak saat mengingat honor sebagai perekrut kurir sangat besar US$2500 per kepala, masih ditambah lagi US$1000? Wah, ini namanya pekerjaan super wow.

Hari itu adalah peristiwa bersejarah bagi Rita. Pekerjaan yang selama ini dilakoninya dengan memberi upah berlipat ganda, ternyata mengelabuhi para kurir untuk membawa masuk narkoba ke Indonesia.

Melanie memperlihatkan demo membuka packing narkoba yang terkemas dalam koper kosong, sepatu high wedges, mainan anak, termos ikan, lukisan, laptop hingga buku dongeng bergambar.

‘’Wah, saya baru tahu sekarang. Kenapa nggak kemarin-kemarin dikasih tahu sih, Cece? Kan saya juga doyan banget sabu. Bisa ikut pakau gratis, kan?’’Celetuk Rita meyakinkan bosnya, bahwa ia sangat menyukai pekerjaan itu, sekalipun kini diberitahu keasliannya, apa sesungguhnya.   Ia merasakan benefit plus dari pekerjaan ini. Ia bisa mendapatkan barang yang biasa ia konsumsi bersama Refan, secara gratis.

Melanie mewanti-wanti Rita agar mengamati perilaku dan sikap para kurirnya. Jika ada yang mulai kritis banyak tanya, dan mulai manipulatif meminta upah lebih, sebaiknya ia memecatnya.

‘’Kalau mecat orang juga harus pura-pura, ya. Misalnya, usaha trading kamu terhenti entah sampai kapan, jadi tidak bisa kirim orang ambil sampel lagi. Kan kemarin ngerekrut karyawannya pura-pura. Mecatnya juga pakai alasan pura-pura juga. Supaya tidak ada yang sakit hati sama kita,’’pinta Melanie.

Melanie merasakan untung besar mengangkat asisten seseorang yang sangat wellcome dengan bisnis berkedok yang ia jalankan. Serasa ia menemukan team work yang kuat. Ia merasa tak sia-sia membangun trust pada asistennya ini. Berharap, mempekerjakan Melanie akan menjadi kontrak jangka panjang tahunan hingga di masa-masa mendatang.     

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status