7. A New Rival
Malam hariHari ini cukup melelahkan untuk fisik sekaligus pikiran Gangga. Dia harus malu di depan mahasiswa-mahasiswa lain. Dan parahnya, semua menikmati kekonyolan keadaannya. Gangga mengetik chat kepada Bisma.
📱Gangga: Bis, kemarin aku lupa nggak bawa slayer jadi harus beli mahal. Sekarang aku salah beli mi cup. Tapi nggak apa-apa sih. Mi cup isi double yang dikumpulin sebagai tugas ospek itu ternyata disumbangin ke panti asuhan oleh panitia ospek. Ikhlas.
📱Gangga: Oh iya, aku jadi badut fakultas, tahu! Aku tadi nyanyi dan semua ngetawain keindahan suaraku. Padahal suaraku kan indah ya kan? Setuju? Dasar, mereka aja yang nggak ngerti seni.
Wajah Gangga memanas. Tak kuat menahan kerinduan akan sahabatnya, ia pun menangis.
Entah karena hari ini begitu menguras emosi dan tenaganya atau karena apa, tangis Gangga tidak terkontrol. Dia terus terisak hingga mengeluarkan suara sedikit keras.
~
Rumah saki
Baca juga: EMAK AKU PENGEN KAWIN (Tita Dewahasta) di aplikasi novelto*n
8. Duka Dalam Yang TersembunyiDisplay UKM, rektorat Universitas Vanguard"Eh Kak Adam.""Kamu baru datang?"Gangga mengangguk sembari mengatur napas.Adam melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 20.25."Sini lihat buku UKM kamu."Gangga menyerahkan buku UKMnya yang masih bersih suci tanpa noda. Mahasiswa baru ditugaskan untuk mengisi buku UKM itu dengan profil singkat setiap UKM disertai cap sebagai bukti mereka menghadiri acara display.Tapi Gangga terlambat datang sehingga mustahil menulis profil dan cap dalam waktu 35 menit."Kosong?""Iya, gimana dong Kak. Katanya kurang 1 aja bakal kena hukuman.""Ya udah, gini aja. Kamu tunggu di sini. Kalau kamu sendiri yang muter, nggak bakal selesai. Biar aku aja."Adam bergegas menuju ke stand-stand UKM dan meminta cap. Dalam waktu 15 menit, semua cap sudah didapatkan."Ini bukumu.""Makasih banget ya Kak. Teru
9. Ternyata Itu CintaTak lama mata Gangga menitikkan air mata."Lhoh, kenapa? Aku nyinggung ya?""Nggak kok, Kak. Bisma, temenku itu udah meninggal 1 bulan yang lalu.""Ya ampun, maaf banget Ngga. Aku bener-bener nggak tahu."Gangga mengusap air matanya dan kembali berlatih presentasi.Stella datang menghampiri mereka berdua dengan membawa makanan dan minuman."Hey, Kak Ken, kamu apain temenku kok nangis begitu?" protes Stella yang melihat sisa-sisa air mata di sudut mata Gangga."Enggak kok, Stel. Aku aja yang cengeng," bela Gangga.Mereka bertiga agak lama terdiam karena Gangga juga mengalihkan perhatian pada latihan presentasinya besok."Ehm, mata kuliah apa sih yang buat presentasi besok?" Kendrik mencoba mencairkan suasana."Sprechen für Anfänger," jawab
10. Pohon BismaSenin, 6 Juli 20xxGedung D03Gangga telah menyadari perasaan yang selama ini dipunyai untuk Bisma adalah cinta. Entah apakah Bisma juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya atau tidak. Semua pertanyaan tentang itu hanya sebatas rasa penasaran yang sudah tak dapat lagi dipastikan. Dia tidak lagi bisa bertanya kepada yang bersangkutan.Tangannya memegangi handout materi presentasinya dengan Stella. Sembari berlatih, pikirannya bercabang ke mana-mana."Siap, Ngga? Masih 30 menit lagi.""Belum Stel. Aduh gimana ya, aku nervous banget dan nggak konsen.""Mikirin apa?"Gangga tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Meski pun dia dan Stella terbilang dekat, dia tidak pernah bercerita mengenai Bisma."Ya udah, coba merem, fokus. Tenang. Bu Omih Sutia, dosen Sprechen für Anfänger itu baik. Kita udah 3 kali pertemuan dan dia nggak killer kok. Kayaknya dink, siapa tahu kalau presentasi berubah jadi
11. Tawa PertamaRumah Kendrik, Malam hariKendrik menatap langit-langit kamar dan mengingat percakapannya dengan Gangga tadi siang. Sangat bahagia hatinya mengetahui bahwa Gangga akan sering berada di dekatnya, di pohon itu. Namun dia juga kesal dengan keisengan gadis itu mengerjai dirinya.Dia pun tak ingin kalah dari gadis itu.📱Kendrik: Minta nomernya Gangga, Stel.📱Stella: Aku tanya dulu sama orangnya, boleh apa nggak.📱Kendrik: Eh jangan tanya. Gini, kamu kasih aja, nanti kalau dia marah atau ternyata nggak ijinin, aku janji bakal hapus nomer dia. Kalau perlu aku block sekalian. Gimana?📱Stella: Halah. Ya udah deh. Tapi bener lho ya, kalau orangnya marah, Kak Ken hapus nomernya. Janji??!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!📱Kendrik: Iya, akh, buruan dong.📱Stella: Nggak mau buru-buru. Terserah aku dong.
12. Rindu Itu MenyesakkanAdakah di sana kau rindukan akuMeski kita kini ada di dunia berbedaBila masih mungkin waktu kuputarKan kutunggu dirimu('Mengenangmu' - Kerispatih)****Jum'at, 9 Juli 20xxHari ini adalah 40 hari kepergian Bisma. Gangga menghabiskan waktu dengan duduk di bawah pohon di dekat laboratoium. Dia memandangi foto, bunga melati kering, kalung, coklat dan tulisan-tulisannya tentang Bisma di buku binder.Kendrik mendatanginya. Sejak tahu di belakang laboratorium adalah HIMA sastra Jerman dan terdapat pohon favorit Gangga, dia menjadi rajin mengamati pohon itu, menunggu kalau-kalau Gangga datang ke sana."Hai, Kubis. Aku boleh duduk di sini sama Gangga nggak? Apa? Boleh? Makasih ya," kata Kendrik, berbicara pada pohon besar itu kemudian duduk tanpa aba-aba di samping Gangga.Gangga menutup buku binder yang sedang diperhatikannya. "Apa, Kak?!""Galak amat sing, Mbyak, aku kan u
13. Peristiwa Tak MengenakkanSabtu, 10 Juli 20xxRumah Kendrik, sore hari"Ken, besok kita ke rumah kakakmu ya. Seharian kita jagain dan ajak jalan dek Darren.""Mama ikh, aku mau jalan-jalan malah ngajak ke tempat Kak Ren. Lagian bayi baru umur 41 hari masak mau diajak jalan.""Kamu nggak peka. Justru karena dia udah 41 hari itu kita harus ajak dia jalan-jalan biar papa mamanya bisa ... heheh."Kadang aku tyduck mengerti maksud emak gue ini. (Kendrik).Kendrik masih terus mengernyit mendengar perkataan ibunya itu. Sekian menit berpikir, ia tak juga menemukan jawaban. Minion yang bekerja di otaknya belum juga menemukan file tentang hubungan antara bayi berumur 41 hari, mama papanya dan onomatopoeia tertawa 'heheh'.Meski pengetahuan tentang serba-serbi wanita melahirkan sudah sedikit diketahuinya, dia belum juga ngeuh maksud Bu Puri yang mengar
14. Sudah Jatuh Tertimpa ..."Tasku yang diambil. Karena aku masih pertahanin, kami jadi tarik-tarikan ..." Gangga mengambil jeda. "Terus dia pake pisau buat mutusin slingnya."Kendrik menghela napas. "Barang apa aja yang diambil? Handphone kamu di mana sekarang?"Saat menegangkan tadi membuat Gangga lupa akan keberadaan ponselnya. Untung dia meletakkannya di saku celana. Namun earphone yang sedari tadi terhubung ke telinganya turut terputus karena ayunan pisau si jambret."Yah, earphoneku rusak. Pisaunya tajem banget bisa langsung putus, nggak ketarik.""Kenapa nggak mau diajak ke rumah sakit? Kalau ada luka dalam gimana?""Nggak ada uang buat bayar. Uangku ..." Gangga terdiam."Diambil jambret tadi? Tapi di kos masih punya, kan?"Gangga menggeleng."Di ATM?"Gangga menggeleng lagi. "Uangku cash semua."Setelah mendapat kiriman uang bulan ini, dia langsung mengambil seluruh uangnya. Mesin ATM berada
15. Semakin Menjadi Minggu, 11 Juli 20xxRumah Stella, pagi hari Pukul 9 pagi Stella baru saja pulang dari pasar tradisional yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Dia menonton televisi sembari menikmati jajanan pasar yang dibelinya. Jajanan pasar itu rata-rata terbuat dari tepung, sumber karbohidrat, sehingga pas sekali untuk melebarkan badan. Tapi Stella tidak pernah melebar. Mungkin memang badannya tidak memiliki begitu banyak kelenjar lemak. Atau memang badannya kurang marketing skill sehingga lemak-lemak itu tidak ada yang sudi mampir ke badan ramping Stella. Dia memindah-mindah channel televisi untuk mencari acara yang pas. Sesungguhnya dia lebih suka drama-drama Korea. Sedangkan untuk acara televisi, dia sangat menyukai film kartun yang pada hari Minggu diputar di beberapa stasiun televisi. Akan tetapi, dia membutuhkan inspirasi untuk menulis novel yang hari ini baru 1 bab diunggah. Masih kurang 2 bab untuk mengejar pengh