Share

Episode 46: Betapa Bahagia Melihat Orang Yang Dibenci Sekarat Dan Mati.

Episode 46: Betapa Bahagia Melihat Orang Yang Dibenci Sekarat Dan Mati.

Ini bukanlah kebaikan sang adik. Bukan pula belas kasihnya kendati waktu jeda yang diberlakukannya adalah setitik refleksi dari perasaan itu.

Sebab mau bagaimanapun Eriel De Atria merupakan manusia yang terlalu dini untuk mengenyampingkan hati nuraninya, dan kurang berpengalaman menangani semacam geopolitik atau hal berunsur mewujudkan idealisme, rasanya kejauhan—meski konon kedewasaan seseorang bukanlah terletak dari usianya.

Tapi di sanalah mereka bernapas sesak berhadapan.

Darah telah membasahi setengah muka Kael—kepalanya bocor karena hantaman keras yang Eriel lakukan dengan sebuah batu. Tubuhnya telah lesu dengan terduduk ringkih, pandangannya ganar, sedang sebagian badannya bercalar. Jaket hoodie-nya saja rusak bagai digerogoti tikus-tikus rakus.

“Uhuk uhuk ... uhuk uhuk!” Kael terbatuk-batuk dengan tatapan lelah pada adik tercintanya.

Lebih parah lagi, memuntahkan darah yang sekaligus tanda kalau ia meng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status