Beranda / Fantasi / Sistem Legenda Sepak Bola / BAB 3. Kabur dari Rumah

Share

BAB 3. Kabur dari Rumah

Penulis: Hudi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-06 10:25:47

Dalam keadaan ketakutan Ali berusaha untuk menjadi lebih kuat, ia akan mempertahankan keputusannya untuk menjadi seorang pemain depan, selain karena ia memang mengimpi-impikan akan menjadi seperti idolanya Filippo Inzaghi yang sangat populer sebagai pemain depan. Juga karena ia tahu dengan adanya sistem yang ia miliki sekarang, maka akan lebih mudah baginya untuk mengejar impiannya untuk menjadi seorang pemain depan yang hebat.

"Daripada aku harus menjadi kiper dan terus menjadi bayang-bayang Ayah, lebih baik aku kabur saja dari rumah ini!" seru Ali yang membalas ancaman dari Abdul sembari berlari ke lantai dua untuk menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Ali lalu bergumam, "Sebenarnya aku tidak benar-benar serius untuk kabur dari rumah, aku hanya menggertak Ayah saja."

Ali hanya ingin Ayahnya menyetujui keinginannya untuk merubah posisi ia yang saat ini sebagai kiper untuk menjadi pemain depan, agar tantangan yang diberikan oleh sistemnya ini bisa ia selesaikan.

"Maaf Ayah bukan maksudku kurang ajar kepada Ayah, tapi ini memang harus kulakukan demi untuk peningkatan permainan sepak bolaku," gumam Ali sambil memasukkan pakaian ke dalam tas nya untuk berkemas-kemas yang merupakan upayanya untuk lebih meyakinkan Ayahnya, agar ia terlihat seperti benar-benar ingin kabur dari rumahnya, walaupun itu hanyalah pura-pura saja.

Sementara itu di ruang meja makan, terlihat Liana yang sedang memohon kepada Abdul agar diberikan kesempatan kepada anak satu-satunya itu untuk bisa memilih kemauannya atas keputusan yang ia buat sendiri, "Pak tolong pikirkan lagi, beri kesempatan anak kita untuk menentukan pilihannya sendiri, jangan sampai nanti justru malah terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," ucap Liana sambil memegang tangan Abdul yang sangat keras mengepal itu.

Ayah Abdul terdiam sejenak, terdengar suara nafasnya yang sudah makin cepat, seperti menahan amarahnya, "Anak itu belum paham benar kalau dunia sepak bola ini begitu keras, kalau ia tidak aku latih sebagai kiper sedari kecil, maka ia akan kalah bersaing dengan pemain-pemain yang lain," jelas Abdul.

Tidak lama berselang terdengar suara langkah cepat dari Ali yang turun dari lantai 2 menuju lantai satu untuk keluar dari rumahnya, wajah Ali pun terlihat sangat depresi dan sedih.

Liana yang panik melihat anak kesayangannya itu sudah siap dengan segala perlengkapannya untuk kabur dari rumah, lalu dengan wajah cemas matanya yang sedih menatap ke arah Ali, "Kamu mau kemana sayang!" serunya kepada Ali, lalu ia mengalihkan tatapan matanya kepada Abdul, "Ayah cepat tahan Ali yang mau keluar rumah untuk kabur!" serunya sembari menarik tangan dari Abdul.

"Baiklah Ali!" Abdul berdiri dari duduknya, matanya tajam menatap Ali dengan tarikan nafas panjangnya, "Kamu boleh merubah posisimu menjadi pemain depan tetapi dengan satu syarat!" Abdul terdiam sebentar lalu kembali melanjutkan ucapannya.

"Apabila pada umurmu yang ke 19 tahun, kamu tidak bisa menjadi pemain Internasional! kamu harus mengubur impianmu untuk menjadi pesepak bola profesional!" tantang Abdul kepada Ali.

"Siap Ayah," jawab Ali singkat

"Besok akan kuhubungi kepala pelatih U19 Phoenix FC, untuk mengganti posisi dari Ali," ucap Abdul seraya pergi menuju kamarnya yang diikuti oleh Liana.

Liana merasa lega, akhirnya suaminya mengizinkan anaknya untuk bisa memilih kemauannya atas keputusannya sendiri. Ia juga bersyukur dengan begitu Ali tidak akan jadi kabur dari rumahnya.

Ali yang mendengar Abdul menyetujui keinginannya untuk merubah posisi menjadi pemain depan langsung merasa girang, namun ia tidak memperlihatkannya di depan Ayah dan Ibunya, "Yes, tantangan berhasil diselesaikan." gumamnya.

Ali bergegas pergi ke kamarnya di lantai 2, sesampainya di kamar, seperti biasa ia langsung rebahan di kasurnya. Lalu ia menurunkan kelopak matanya menjadi sayu.

Ting!

[Sistem Aktif]

[ Selamat Datang Tuan]

[ Tantangan] [ Bilang kepada Ayah] [ Selesai]

[ Poin Kontribusi +10]

[ Memindai Tubuh]

[ 30%...60%...90%...Selesai]

[ Atribut Pemain Depan] [ Max. 20]

-[ Aerial 5] [ Red]

-[ Dribbling 5] [ Red]

-[ Passing 5] [ Red]

-[ Shooting 5] [ Red]

-[ Technique 5] [ Red]

-[ Tackle 5] [ Red]

-[ Speed 5] [ Red]

-[ Stamina 5] [ Red]

-[ Strength 5] [ Red]

[ Special Ability]

-[ Positioning 11] [ Yellow]

Ali sangat senang melihat hologram di hadapan matanya dengan tampilan visual yang sangat detail, "Wah, ini sama seperti game saja, nilai atribut itu apabila semakin bertambah bisa meningkatkan level 'kan! Tetapi kenapa nilai atributku 5 semua?"

[Sesuai dengan hasil pindaian, nilai atribut Tuan standar semua bernilai 5]

Mendengar suara sistem Ali hanya bisa pasrah saja, karena mungkin memang kemampuan sepak bola Ali berada di bawah standar, "Nilai maksimal dari semua atribut ini adalah 20 yah?" tanya Ali.

[Ya]

"Red dan Yellow itu warna apa?"

[warna itu merupakan tanda dari pencapaian poin dari atribut. Poin 1 sampai 10 akan berwarna merah (Red), poin 11 sampai 15 akan berwarna kuning (Yellow) dan poin 16 sampai 20 akan berwarna hijau (Green)]

"Baik, aku mengerti."

"Special Ability itu maksudnya apa? nilainya 11 besar juga yah!"

[Special Ability adalah kemampuan khusus yang Tuan miliki, itu adalah bakat alami yang Tuan punya]

"Apakah tantangan bilang kepada Ayah tadi mempunyai nilai kontribusi 10?"

[Ya]

"Berarti aku bisa menambahkan atribut ku dengan nilai kontribusi itu?"

[Ya]

"Untuk menambahkan nilai atributku dengan poin kontribusi ini harus saat ini atau di lain hari pun bisa?"

[Kapanpun bisa Tuan]

"Hemm besar juga yah nilai kontribusi dari tantangan bilang ke Ayah ini, kira-kira akan kutambahkan untuk apa yah nilai kontribusi ini."

"Fungsi Spesial Ability ku adalah Positioning, bisa tolong jelaskan?"

[Positioning ini menggambarkan seberapa baiknya kemampuan pemain dalam memposisikan dirinya dalam permainan tim di lapangan, ketika menyerang]

[Pemain yang memiliki nilai tinggi terhadap atribut ini akan membuat pemain tersebut mampu mengarahkan dirinya dengan baik dalam menempatkan posisinya di dalam taktik permainan]

[Atribut ini akan lebih efektif lagi kinerjanya jika pemain mempunyai nilai atribut Aerial dan Shooting yang bagus]

"Oke, terima kasih."

Ali membuka kelopak matanya.

[Sistem Non Aktif]

Ali pun merasa puas bahwa hari ini dan hari kedepannya ia akan terus didampingi oleh sebuah sistem yang akan selalu menuntunnya untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat.

.

Keesokan pagi hari, Ali yang baru bangun dari tidurnya langsung mengaktifkan sistem sepakbolanya.

Ting!

[Sistem Aktif]

[Ali Ottmar Benson. Pemain Depan. Level 2 ☆]

[Tantangan Harian] ○

[Selamat Tuan sudah naik Level]

"Naik level?, aku sekarang Level berapa?"

[Level 2 ☆]

"Mantap!"

"Bagaimana cara aku menaikkan level?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 48.

    "Aku ingin tinggal disini Pak." ucap Dylan lirih namun terdengar tegas, "Itulah alasan aku kenapa aku pergi ke Desa Rocky Valley ini." ungkapnya menjelaskan."Aku tidak betah tinggal bersama orang tua angkatku yang sangat galak."Dylan berkilah bahwa ia datang ke rumah Logan karena tidak kerasan tinggal bersama orang tua angkatnya yang galak dengan wajahnya yang berpura-pura terlihat seperti orang yang bersedih.Logan menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha tenang untuk mendengar keluhan Dylan yang ia kira anak kandungnya."Maafkan bapak sekali lagi Dylan." ucap Logan dengan wajah bersalah, "Kamu mulai saat ini tinggal saja di rumahku." ujarnya dengan sorot mata yang penuh kehangatan untuk menerima anak kandungnya kembali."Terima kasih bapak, mau menerimaku kembali." ucap lembut Dylan.Logan kemudian bertanya tentang alasan Dylan merasa tidak betah tinggal bersama orang tua angkatnya dan ia mencoba memahami perasaan dan pengalaman Dylan secara lebih mendalam. Logan juga berbicara tent

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 47. Mengganti Nama Dylan

    “Apa aku harus menghilang?!”Setelah Ali sampai di rumahnya, ia dengan bergegas mencari laptop milik Liana yang kemungkinan besar telah disimpan di tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah menemukannya, Ali kemudian membukanya dengan membuka tutup layar laptop dan menekan tombol power untuk menyalakan laptop tersebut. Ketika laptop telah menyala, tampilan awal akan meminta masukkan password untuk masuk ke akun pengguna. Ali kemudian mengingat bahwa ibunya Liana memberitahunya password laptop tersebut adalah angka-angka ulang tahun Ali. Ali kemudian memasukkan angka-angka tersebut dengan urutan yang benar, yaitu mungkin dari tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Setelah memasukkan angka-angka tersebut dengan benar, ia kemudian menekan tombol "Enter" atau "Masuk" pada layar untuk memverifikasi password tersebut.Ali duduk di depan laptop-nya dengan tenang. Ia memasukkan sebuah flashdisk ke dalam laptop dan membukanya. Setelah itu, ia menemukan sebuah file video dengan nama "B

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 46. Di kejar Sarah

    “Sudah lepaskan aku!” ucap Liana dengan kesal, “Siapa yang telah mengutusmu untuk menangkap aku?” tanyanya kepada Agen no. 1 dengan wajah menyelidik, “Pasti sang pemimpin CYTO yang elegan dan maskulin itu yah?” Lanjutnya berceloteh.Agen no. 1 tampaknya sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Liana. Ia hanya diam dan menatap Liana dengan tatapan tajam yang sulit untuk dibaca. Walaupun begitu, terdapat perasaan ketegangan yang terasa di antara keduanya, seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan oleh agen tersebut. Liana merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi tersebut, ia mencoba untuk menembus tatapan tajam agen no. 1 tetapi tidak berhasil. Selama beberapa detik yang terasa lama, agen no. 1 masih diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Liana yang duduk di jok belakang bersama Agen no. 1, merenungkan kembali kenangan masa lalu ketika ia dan temannya, yang kini menjadi pemimpin CYTO, merintis organisasi tersebut dari sebuah komunitas rahasia ilmuwan biologi sel. Mereka

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 45. Sarah dan CYTO

    “Ali adalah lawanku!” Suara lantang terdengar dan seorang perempuan keluar dari mobil salah satu agen, perempuan itu nampak sangat percaya diri saat keluar dari mobil. “Sarah!” Ali terkejut ketika dilihatnya Sarah yang keluar dari mobil itu, “Kamu ngapain ada di dalam mobil itu Sarah?” tanyanya penasaran. “Aku ada di mobil ini untuk menangkapmu.” jawab Sarah dengan senyuman tipis yang tampak di wajahnya, “Jangan kira hanya kamu saja yang memiliki sistem.” ucapnya menegaskan seraya berjalan perlahan mendekati Ali. “A-apa maksud dari ucapanmu, Sarah?” tanya Ali yang mulai merasa cemas karena ucapan dari Sarah, “Sistem apa?” tanyanya kembali berusaha berkilah mengenai keberadaan sistem yang ada di tubuhnya. “Jangan berpura-pura tidak mengerti kamu, Ali.” ungkap Sarah agar Ali mau berkata jujur tentang sistem yang ada di dalam tubuhnya, “Aku juga memiliki sistem dalam tubuhku.” ucapnya mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. “Apa?! Kamu juga memiliki sistem?!” Sarah merupakan ana

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 44. Agen Misterius

    "Iya, itu Liana!" ujar Agen no. 2 memberitahukan kalau yang didepan itu memang mobil Liana, "Agen no. 3 cepat halangi mobilnya!" Perintahnya lantang supaya Agen no. 3 bergerak cepat mencegat mobil Liana."Baiklah!" sahut Agen no. 3 dengan sigap, "Cepat salip mobil putih yang ada di depan itu!" Perintahnya kepada supir yang mengendarai mobil Agen no.3, "Kita harus menghentikan mobil putih itu!" Mobil sport Agen no. 3 dengan kecepatan penuh langsung mendahului mobil Liana yang melaju dengan kecepatan rendah. Mobil itu menyalip dari sebelah kanan.Liana terkejut karena melihat ada mobil di sebelah kanan yang tiba-tiba menyusul mobilnya dan karena panik ia dengan gegabah malah semakin menginjak gas dari mobilnya, "Liana! Injak rem nya!"Pengajar mengemudi berteriak dengan keras kepada Liana agar segera menginjak rem nya, karena akan sangat berbahaya apabila mobil yang dikendarai oleh Liana yang baru belajar menyetir melaju dengan kecepatan penuh."Ibu! Jangan panik!" teriak Ali yang ber

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 43. Kehilangan

    Ketika Ali baru saja tiba di rumah setelah pulang dari latihan sepak bola, ia melihat Liana sang ibu yang sedang bersedih sambil memegang telepon selulernya.“Ibu kenapa?!” tanya Ali yang dengan cepat menghampiri Liana, “Apa yang terjadi Bu?” tanyanya lagi dengan wajahnya yang mulai terlihat cemas dan khawatir.“Ibu baru saja ditelepon dari rumah sakit.” ucap lirih Liana sambil memegang erat ponselnya, “Katanya Ayah mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang ada di IGD Rumah Sakit Portville,” ungkapnya dengan wajah yang sudah berlinangan air mata.“Apa! Ayah kecelakaan!” seru Ali terkejut dengan mata yang terbuka lebar, “Kita harus cepat pergi Rumah Sakit sekarang, Bu.” ucap lantang Ali sembari menarik tangan Liana, agar dengan cepat pergi menuju ke Rumah Sakit.Akhirnya mereka berdua bergegas pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan kendaraan mobil yang dipesan online dengan pelayanan kilat terbaik agar bisa secepatnya sampai ke Rumah Sakit.Ketika Ali dan Liana tiba di rumah sakit, me

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 42. Hangatnya Hati Abdul

    Agen tersebut mengangguk-angguk, "Aku sudah mendengar tentang pemain sepakbola muda yang bernama Ali itu. Bagaimana kamu bisa yakin bahwa Ali memakainya?" Sarah menjelaskan bahwa dia melihat Ali melakukan gerakan-gerakan yang tidak mungkin dilakukan oleh pemain sepak bola biasa. Dia juga melihat Ali dengan mudah menerobos pertahanan para pemain lawan dan mencetak gol-gol spektakuler. "Aku punya bukti video," kata Sarah sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video Ali yang sedang beraksi di lapangan. Agen tersebut melihat video tersebut dengan seksama dan kemudian berkata, "Baiklah, saya akan menyelidiki lebih lanjut. Terima kasih atas informasinya." Setelah selesai dengan pembuktian Ali yang memakai sistem kepada agen misterius itu, Sarah pergi meninggalkan agen misterius itu sendiri duduk di dalam cafe. Agen itu membuka laptopnya dan mengklik sebuah dokumen yang ada di dalamnya. Layar laptopnya pun berubah menjadi tampilan halaman dokumen yang berisi beberapa gambar dan in

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 41. Kemenangan Besar

    "Besok pertandingan Ali terakhir. Mari kita nonton pertandingannya."Liana mengajak Abdul untuk menonton pertandingan sepak bola Ali di Emerald Stadium besok. Ia sangat ingin menonton Ali bertanding ke Emerald Stadium, karena belum pernah sekalipun pergi kesana.Mereka terlihat sedang duduk santai di sofa ruang tamu yang nyaman di rumah kediaman Abdul. Di samping mereka, terdapat meja kecil berisi beberapa cangkir teh dan bungkus kue yang masih tersisa beberapa buah lagi."Tidak mau Li." ucap Abdul menolak dengan cepat, "Aku tidak mau melihat Ali bermain sebagai pemain depan." ungkap Abdul dengan wajah datar lalu mengambil telepon selulernya. "Tidak ada salahnya bagi kita untuk menonton Ali bertanding, sayang." ungkap Liana berusaha mengajak Abdul dengan lembut, "Apalagi ini merupakan pertandingan terakhirnya di liga kecil U19." Lanjutnya menerangkan."Malas aku Li." sahut Abdul sambil melihat telepon selulernya yang dipegang di depan wajahnya, "Aku tidak berminat," seraya menyesap te

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 40. Malam Istimewa.

    Ali merasa grogi dan kikuk ketika menatap wajah Minda yang memejamkan matanya, ia tertegun dengan menelan ludahnya sendiri dan tidak tahu apa yang harus lakukan. Lalu dengan perasaan ragu Ali mendekatkan wajahnya perlahan menghampiri wajah dari Minda, dan mencium bibir Minda. Ia merasakan kehangatan dari bibir tipis Minda yang lembut. Minda tidak menolak ketika kedua bibir mereka saling bersentuhan. Ia hanya terdiam, namun matanya seketika terbuka lebar, membiarkan Ali merasakan sentuhan lembut dari bibirnya.Mereka merasakan kehangatan satu sama lain di dalam mobil yang sunyi. Waktu berlalu begitu cepat dan mereka terus berciuman dengan semangat yang tak terbendung. Namun, akhirnya, Ali melepaskan ciuman tersebut."A-aku pulang dulu ya, Da." ucap gugup Ali seraya dirinya keluar dari mobil Minda dengan hati-hati dan perlahan, "Dadah," ucapnya sembari melambaikan tangannya cepat lalu berjalan pulang ke rumahnya. Minda menyambut lambaian tangan Ali, lalu berkata, "Daah," dengan senyu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status