Satu ekor serigala muncul beberapa meter di hadapan Zhu Lian. Ketika melihat kemunculan hewan tersebut, mata Zhu Lian melebar sejadi-jadinya. Pasalnya, serigala itu sangatlah besar. Mungkin kepalanya mencapai dagu Zhu Lian. Padahal tinggi badannya sudah mencapai 192 sentimeter.
“S-se-serigala raksasa …?!” heran Zhu Lian tanpa bersuara.Yang membuat kehadiran sosok serigala itu lebih mengintimidasi lagi adalah karena tepat di tengah dahinya, makhluk tersebut memiliki tanduk.Dalam kegelapan malam, Zhu Lian tidak dapat memastikan. Apa warna bulu dari serigala tersebut. Sosoknya yang ditumbuhi bulu begitu lebat memiliki dua warna. Kemungkinan antara kelabu dengan biru.“Serigala macam apa itu …?!” batin Zhu Lian lagi. Dia mulai merasa khawatir.Srek …, srek …!Lagi, kedengaran oleh Zhu Lian suara-suara langkah. Ia menoleh ke kanan. Satu, dua ekor serigala muncul dari arah sana.Srek …, srek …!Dua ekor hewan yang serupa menampakkan diri dari depan kirinya. Namun, empat ekor serigala itu tidak sebesar yang ada di hadapan dia. Mereka yang lain tingginya mungkin hanya mencapai dada Zhu Lian.Srek …!Terakhir, satu ekor serigala bertanduk muncul di sisi kanan belakang tempat Zhu Lian berdiri. Ia menoleh sedikit untuk melihat ke situ.“Celaka … aku bukan pendekar petualang. Aku tidak memiliki kekuatan spiritual. Akan tetapi, mesti berhadapan dengan serigala, yang bahkan bukan berasal dari duniaku sendiri,” batin Zhu Lian berserah.“Grrrhhh …”Serigala yang berada di hadapan Zhu Lian mengegeram. Berusaha keras untuk tidak gentar, Zhu Lian terintimidasi dengan deretan gigi tajam dari makhluk tersebut.“Aku datang dengan damai …,” ucap Zhu Lian. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Sehingga, kata-kata itulah yang keluar dari mulutnya. Zhu lian mengangkat tangannya rendah saja. Ia berucap, “Good boy, good boy …, sit … sit …?” Dengan konyol Zhu Lian memperlakukan serigala itu bak seekor anjing. Seolah dengan begitu, dia bisa menenangkan sergala tersebut. Padahal jelas-jelas, hewan-hewan itu bukanlah anjing Alaskan Malamute.“Grrrhhh …”Tidak ada tanda-tanda kumpulan serigala itu menjadi lebih tenang. Sebaliknya, mata mereka menyorot tajam ke arah Zhu Lian berada.“Aku …,” Zhu Lian bersuara lagi. Namun pada akhirnya, dia menyadari bahwa dia tidak mampu berbuat apa-apa. Dia berkata-kata sendiri.“Jika aku adalah Kakek. Apa yang harus aku perbuat? Seandaikan Kakek ada bersama denganku di sini sekarang,” katanya mengeluh. Zhu Lian kembali berkata. “Aku tidak tahu bagaimana diriku bisa sampai berada di Ether Realm. Aku tidak bermaksud untuk mengganggu kalian.”Sementara lanjut berceloteh, kaki Zhu Lian telah siap memasang kuda-kuda. “Namun, jika memang aku harus menghadapi kalian, terpaksa …” ocehnya. Mata Zhu Lian menoleh ke arah kiri. Dia kembali angkat suara.“Aku, harus mengerahkan jurus …”Sekuat-kuatnya, Zhu Lian melangkah berlari panjang-panjang dari tempat ia berada. Tak sadar, ia berteriak. “Jurus langkah seribu …!”Perasaan panik karena dilanda ketakutan membuat Zhu Lian melesat menjauh dari kelompok serigala tersebut. Entah berapa meter sudah dia berlari tunggang langgang. Yang jelas, dia berlari sangat kencang.Bisa jadi, dia tidak memiliki qi. Tapi sebagai orang yang pernah belajar ilmu bela diri, fisik Zhu Lian cukup kuat. Semasa sekolah juga pada saat ia berkuliah, dia termasuk orang dengan prestasi atletik yang mengagumkan.Hampir setiap pagi dia jogging dan berlatih fisik. Lalu, mengasah kemampuan bela diri sendirian. Berharap dengan ajaib, ia bisa menguasai qi dengan sendirinya. Sayangnya, itu tidak pernah terjadi. Paling tidak sekarang, latihan rutinnya sangat berguna. Tak peduli ke mana ia pergi, Zhu Lian terus mengayun langkah-langkah panjang. Sesekali, ia mengubah arah. Membelok ke kiri, menembus semak belukar. Atau ke kanan, berzig-zag di antara pepohonan besar.“Jangan sampai aku mati di sini. Aku masih ingin mencari pengganti Mei Li …, warung bakmiku sedang laris-larisnya. Kalau begitu terus, dua tahun kemudian aku bisa menikah … dengan siapa? Tidak tahu! Asal aku tidak dimangsa serigala sekarang …!”Sempat-sempatnya Zhu Lian berpikir demikian sembari terus berlari sekenang-kencangnya. Kadang dia nyaris terjatuh. Karena, kakinya tersandung oleh benda-benda yang ada di tempat ia berpijak.Adrenalinnya memaksa dia untuk tidak berhenti. Hingga akhirnya, ia tiba di depan sebuah bukit. Jalan buntu!Dengan napas terengah-engah, Zhu Lian memandangi onggokan bebatuan layaknya tembok yang ada di hadapannya.“Tidak boleh …, hosh … Kakek bilang napas harus diatur … hosh, bernapaslah dengan normal dengan hanya menggunakan hidung,” Zhu Lian mewanti-wanti dirinya sendiri.Srek, srek, srek!Pada akhirnya, Zhu Lian meringis penuh perasaan sesal. Karena berhadapan dengan tembok batu, para serigala itu berhasil menyusul dia.“Grrrhhh …!” Serigala yang berbadan besar kembali bersuara. Seolah ia ingin menyampaikan. Tidak ada gunanya bagi Zhu Lian untuk berlari. Kini, korbannya sudah terpojokkan. “Baiklah, baik. Aku tidak akan berlari lagi. Tapi terpaksa. Jika itu mau kalian …, aku akan memberikan perlawanan!” ucap Zhu Lian. Seolah, dia membalas erangan si pemimpin kawanan serigala.Bagai tanpa ragu sedikitpun, kali itu Zhu Lian memasang kuda-kuda. Bukan untuk berlari. Melainkan, dia bersungguh-sungguh ingin menghadapi musuh-musuhnya.Ia mengumpulkan konsentrasi. Matanya memandangi enam ekor serigala yang berada di hadapannya. Seraya, terus bernapas seperti yang diajarkan sang kakek.“Aku akan bisa menghadapi ini. Tuhan, aku percaya Engkau ada bersama denganku di dunia antah berantah ini. Tanah yang aku injak akan menjadi milikku. Apapun yang aku kerjakan, pasti—”Ding!Kembali kebingungan, sekarang Zhu Lian mengerjap-ngerjapkan mata. Ada sebuah tampilan layaknya papan digital di pelupuk matanya. Walau demikian, tampilan berwarna biru terang tembus pandang tersebut sama sekali tidak mengganggu penglihatannya. Ia masih bisa melihat sekeliling dengan jelas.[Sistem Kesatria Langit diaktifkan. Kondisi host: prima. Olah fisik terdeteksi: lari. Aura spiritual: +350]“Sistem … Kesatria … Langit …?”Dalam benaknya, Zhu Lian bertanya-tanya. Meski begitu, ia tidak mau banyak berpikir. Otaknya langsung mengolah semuanya dengan cepat. Sedangkan, sistem yang sekonyong-konyong muncul dalam dirinya memberikan instruksi.[Cara mengerahkan qi: tenangkan pikiran, bernapaslah menggunakan diafragma. Konsentrasi. Rasakan embusan udara. Hirup aroma tumbuh-tumbuhan dan tanah basah. Berpijaklah dengan kokoh. Satukan apa yang kau rasakan dalam pikiranmu]Zhu Lian melakukan apa yang dititahkan oleh sistem tersebut. Siapa yang menyangka. 25 tahun tidak ada yang memberitahu d
[Ya]Sistem yang berada dalam diri Zhu Lian bereaksi terhadap jawabannya. Yang membuat dia ingin menerima tantangan tersebut adalah karena poin aura spritualnya akan naik.Pada dasarnya dengan menggunakan qi, seseorang akan membangkitkan kekuatan spiritual atau biasa lumrahnya disebut: tenaga dalam. Kemampuan spiritual seseorang didapatkan dari pengerahan qi yang menangkap energi unsur-unsur alam. Aura spiritual merupakan indikator pancaran enersi spiritual dalam diri seseorang. Singkatnya: semakin aura spiritual meningkat, itu menandakan seberapa besar kekuatan spiritual individu tertentu.Menemukan pintu masuk Kuil Cadas, Zhu Lian mulai melangkah menyusuri lorong dari bangunan tersebut. Pada tembok-temboknya terdapat obor yang memberikan penerangan seadanya.[Saat aura spiritual mencapai 1000 poin. Anda dapat membuka: teknik Tinju Geledek Longma dan Tendangan Halilintar Longma]“Bagus! Itu dia yang aku tunggu-tunggu!” sambut Zhu Lian dalam hati, ketika sistemnya memberikan penjelas
Itulah yang ditangkap Zhu Lian pada saat makhluk yang ia tebak merupakan pemimpin para Goblin tersebut saat dia bersuara. Karena tentu saja, Zhu Lian tidak memahami bahasa Goblin.Ia hanya bisa terdiam menilik makhluk tersebut. Dibanding rekan-rekannya yang lain, nampak jelas kulitnya sudah berkeriput.Goblin memiliki rambut. Rambut sosok yang berada di hadapan Zhu Lian tertata acak dan kesemuanya putih. Sebuah kalung yang terdiri dari untaian belulang, kemungkinan juga gigi, mungkin kuku hewan dan entah apalagi tergantung pada lehernya. “…!” Goblin tersebut membentak. Ia membawa sebuah tongkat dan mengacungkannya pada Zhu Lian. “ …!”Lagi-lagi, si pimpinan Goblin berceloteh dalam bahasa janggalnya. Suaranya begitu berat dan bernada tegas.Saat itu, Zhu Lian ingin tahu. Apa sebenarnya yang dimaksud oleh si tetua Goblin. Sebelum, ia akan bertindak. Tahu-tahu saja, Goblin yang lain mendekat padanya da
Terkena sambaran energi asing si goblin, sontak tubuh Zhu Lian menjadi lemah. Badannya terasa berat. Ada rasa nyeri yang menusuk hingga ke tulang. Lututnya pun otomatis lunglai. Sehingga, membuat ia lemas dan bertelut di atas hamparan tanah kuil.“Hiehehehe …! ” Goblin tua itu berbicara dalam bahasanya. “!”Usai berkata-kata menggunakan tutur cakapnya yang janggal, makhluk itu melangkah menerjang ke arah Zhu Lian. Kemudian, ia menghantamkan ujung tongkatnya yang membentuk lengkungan padat ke dada musuh.Zrakhhh …! Sama sekali tidak disangka oleh Zhu Lian. Tongkat kayu Goblin tersebut ternyata begitu keras. Lalu, pancaran kekuatan yang sebelumnya mendera Zhu Lian kembali muncul pada saat tongkat itu mengantam dadanya. Disertai pengerahan energi asing miliknya, sang tetua Goblin membuat tubuh Zhu Lian terlempar ke arah belakang.“Uaaakh
Mendengar suara dari dua wanita yang mulutnya terbekap tersebut, membuat Zhu Lian buru-buru mendatangi mereka.“Maafkan aku, nona-nona. Aku barusan … wow …!” Zhu Lian berkata-kata. Lucu. Dia sempat bersuara tanda kagum. Karena, melihat kemolekan tubuh para pendekar perempuan yang ada di hadapannya.Kocak dan canggung sejurus. Jika saja ada orang yang melihat Zhu Lian dan kedua wanita tersebut, bisa-bisa menyangka bakal terjadi hal-hal yang tidak senonoh di antara mereka.Sang adam bertelanjang dada di hadapan dua perempuan yang terikat dalam keadaan telanjang bulat. Pun, mereka berada dalam posisi mengangkang.Sorot mata wanita-wanita itu bagai berharap agar Zhu Lian segera bertindak. Meski begitu, kulit wajah kedua gadis itu juga memerah. Karena, merasa malu pastinya. Maklum. Yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang pria jangkung bertubuh atletis nan tampan berhidung bangir.Rambut Zhu Lian memiliki potongan bergaya poni. Juga, bak tertata acak dengan sembarangan. Sedangkan ia m
Dalam hatinya, Zhu Lian terkaget-kaget. Bukan apa-apa. Semakin seseorang berada di tingkat yang lebih tinggi dari Menara Nirwana, tingkat kesulitan wilayah yang berada di dalamnya semakin rumit, tergantung dari lapisannya.Setiap tingkat dari Menara Nirwana memiliki wilayah yang dibagi dalam 7 daerah atau biasa disebut dengan: ‘Lapis’.Ia belum menyadari. Ternyata malam itu, entah bagaimana caranya, sistem Kesatria Langit membawa Zhu Lian langsung masuk lebih jauh ke dalam lapisan ke empat dari lantai 1 Menara Nirwana.Lapisan pertama biasanya diisi oleh makhluk-makhluk atau monster yang tidak agresif. Semakin jauh ke dalam, makhluk-makhluk yang ada di sana semakin buas dan berbahaya.Sekarang, Zhu Lian baru mengetahui. Ia berada di Lapis 4. Tidak mengherankan apabila dia berhadapan dengan makhluk-makhluk seperti Seriga Tanduk yang bagai enggan diganggu. Juga, para Goblin yang memiliki ritual vulgar. “Aku memang memiliki kekuatan spiritual. Namun selama ini …, aku memilih untuk tidak
Begitu Zhu Lian berkata, sinar putih berpendar muncul dari ukiran tempat dirinya berpijak. Setelah itu, tubuhnya terbungkus oleh cahaya yang begitu terang.Selanjutnya, Zhu Lian bagai berada di langit malam yang bertaburan bintang. Secara otomatis, ia melangkah. Kedua kakinya terasa seperti tengah mengayun di atas sebuah treadmill.Nampak di depan dia, sebuah ambang berkilau sama seperti ujung dari sebuah gua yang gelap. Zhu Lian tiba di ambang itu dan terus melenggang. Tahu-tahu saja, ia muncul di sebuah tempat. Pintu mengilau yang ada di belakangnya tertutup. Ia berkata-kata dalam hati.“Aku … telah tiba …?”Untuk sejenak, Zhu Lian memandangi sekeliling sembari lanjut melangkah. Ia berada di sebuah gang buntu di antara dua gedung yang tidak terlalu tinggi.“Aku berada di …”Begitu keluar dari lorong mati itu, Zhu Lian tersenyum meriah penuh keterkaguman. Benar. Dia memang telah tiba di Taman Hijau. Yaitu, salah satu pusat keramaian di Kota Great North.“Ether Realm memang luar biasa
Rasa-rasanya, Zhu Lian nyaris tersedak pada saat petugas Pusat Petualangan itu menyebutkan bahwa dia akan menerima uang sebesar 1 miliar lebih. Meskipun, ia tahu. Para pendekar petualang memang banyak uangnya.Apalagi, para pemimpin sekte. Karena, mereka memiliki tambang Kristal Pijar. Yaitu, sumber energi ramah lingkungan baru yang hanya bisa didapatkan di Ether Realm.Tapi kini, Zhu Lian mengalaminya secara langsung. Membawa pulang organ-organ monster yang ia taklukkan saja sudah membuat dia memiliki uang miliaran!Seolah tahu Zhu Lian terperangah karena jumlah yang ia sebutkan, sang petugas berkata, “Boleh minta nomor rekeningmu, Nak Zhu Lian? Rajin-rajinlah bertualang dan menabung. Maka kamu akan kaya sejak usia muda,” kocak dia pada kliennya yang langsung menjawab.“B-ba-baik, Pak. Nomor rekening saya …”Dengan wajah berseri-seri, Zhu Lian tiba di Gang Biru III untuk kembali berdagang bakmi. Yang membuat ia mendapat uang sebesar itu adalah kalung dan tongkat milik kepala suku Gob