30 tahun yang lalu, ada gempa bumi yang mengguncang seluruh dunia. Yang mengherankan, gempa bumi tersebut tidak sampai merusak sekelilingnya.
Sekonyong-konyong, sebuah struktur berwarna putih pudar timbul dari bawah tanah. Gempa tersebut terjadi selama tujuh hari. Setiap hari, bangunan itu semakin bertambah tinggi. Setelahnya, menara yang dari luar nampak terdiri dari tujuh tingkat itu terpancang di sana.
Kemudian, para peneliti menemukan. Di dalam setiap lantai dari menara tersebut, terdapat sebuah gapura terbuat dari batu. Yang lebih mengherankan lagi. Ternyata, gapura tersebut merupakan sebuah gerbang menuju ke sebuah dunia baru. Atau lebih tepatnya lagi, dunia lain.
“Oh, dalamnya begini. Seperti sebuah gedung bersejarah,” begitu puji Zhu Lian dalam hati.
Selama ini merasa Menara Nirwana bukanlah tempat untuk dia, malam itu ia mengunjungi struktur raksasa tersebut untuk pertama kali.
Zhu Lian menaiki tangga beton yang membawa dia dari lantai dasar menuju lantai yang berada di atas. Begitu tiba di lantai yang ia tuju, Zhu Lian terperangah. Sebab, ia membuktikan perkataan orang-orang selama ini.
Di hadapannya, berdiri sebuah ambang atau gapura yang terbuat dari batu. Tumbuhan berjalar dan lumut menumpang padanya. Bagian atas gerbang kecil itu membentuk kurva. Juga, ditumbuhi tanaman serupa. Bahkan, berbunga.
Lambat-lambat, Zhu Lian mendekat pada gerbang tersebut. Pemandangan di dalamnya bagai dihalangi oleh sebuah kaca buram. Sehingga, tidak jelas. Ada apa di sana jika orang melangkah melewatinya.
“Pembatas antara dunia ini yang sekarang disebut Mortal Realm, dengan Ether Realm, dunia di balik sana …!” batin Zhu Lian terkagum-kagum, begitu ia tiba di depan gapura tersebut.
Sudah terbukti. Yang bisa melewati gerbang tersebut hanyalah orang-orang yang memiliki qi. Para pendekar petualang saja harus merapal kekuatan spiritual mereka terlebih dahulu untuk bisa melenggang ke dalam.
Iseng, Zhu Lian meraba tembok bagai kaca buram tersebut. Tidak terasa apa-apa. Benar-benar seperti lapisan kaca.
“Pengerahan qi dapat membangkitkan kekuatan spiritual. Sendaikan aku—, apa?!”
Tiba-tiba saja Zhu Lian terkesiap. Sebagian dari ujung-ujung jari tangan kanannya menembus begitu saja ke dalam tembok tembus pandang itu.
“Ba-bagaimana bisa?!”
Terang saja Zhu Lian terkejut setengah mati. Ia mengetahui cara para pendekar melewati gerbang tersebut. Ia yang sama sekali tidak membangkitkan kekuatan apapun. Bahkan, dia tidak memiliki qi.
Tetapi sekonyong-konyong, jemarinya dapat menembus tembok tersebut. Sangking ia terkaget-kaget, Zhu Lian berusaha menarik jari-jemarinya.
“Tidak mungkin …! Jari-jariku …”
Berusaha menarik jemari juga lengannya menjauh dari gerbang antar dunia itu, Zhu Lian bisa merasakan tangannya tertahan entah oleh apa.
“Ada apa ini … kenapa …”
Bagaimanapun Zhu Lian bertanya-tanya, tidak akan ada yang mampu menjawab. Sekarang ia panik. Bagai ada seseuatu yang menarik dia untuk terus masuk ke dalam gerbang tersebut.
Segera itu, Zhu Lian menggerakkan tangan kiri untuk membantu, dirinya agar tidak terus terseret ke dalam gerbang.
Salah besar. Sekarang, giliran lengan kiri Zhu Lian terceploskan ke dalam pintu penghubung antar dunia yang ada di hadapannya.
“Demi Tuhan … kenapa—”
Itulah kata-kata terakhir Zhu Lian. Sebelum akhirnya, tubuhnya seperti terus diseret masuk ke dalam. Pun, serasa di dorong untuk melewati ambang tersebut. Semuanya berlangsung dengan cepat. Tahu-tahu saja, seluruh badan Zhu Lian masuk ke dalam gerbang tersebut.
Ia terpaksa memejamkan mata. Karena, ada terpaan cahaya menyilaukan di hadapannya. Sementara, pemandangan sekelilingnya gelap.
Bluk!
Tahu-tahu saja Zhu Lian jatuh terjerembab. Persis seperti orang yang tengah mabuk, dia bermaksud melangkah. Akan tetapi baru saja kakinya mengayunkan kaki, dirinya terjatuh.
Ia menyadari. Dirinya masih sadar sepenuhnya. Bukan teler apalagi semaput. Ia baik-baik saja. Oleh karena itu, Zhu Lian segera bangkit berdiri.
Ia memandang ke sekeliling. Gelap. Meski begitu, Zhu Lian mengetahui. Dia berada di dalam sebuah kawasan hutan. Suara hewan-hewan malam terdengar. Ia memandang berkeliling.
“Celaka …, aku sudah terjerumus ke Ether Relam. Te-tetapi …, bagaimana caranya?! Aku sama sekali tidak …”
Srek…!
Baru saja dalam hatinya Zhu Lian bertanya-tanya. Mengapa bisa dia masuk Ether Realm, terdengar suara halus. Itu adalah suara langkah yang menapak pada ranting dan tumbuhan kering.
Kepala Zhu Lian segera menengok ke arah datangnya suara itu. Sebisa mungkin netranya menembus kegelapan malam Ether Realm.
Srek…!
Suara tersebut kedengaran lagi. Kali itu, dari arah belakang dirinya. Sehingga, Zhu Lian segera membalikkan badan.
Masa bodoh, pikirnya. Paling tidak, ia sudah mempelajari ilmu bela diri. Sehingga, jika memang dia harus berhadapan dengan orang jahat. Atau sesuatu yang lain, setidaknya dia memiliki bekal untuk bertahan di dunia lain tersebut.
Zhu Lian memasang kuda-kuda. Hatinya tidak tenang. Dia terus berusaha melihat. Apa yang menimbulkan suara-suara tersebut.
“Tetap waspada. Atur napas. Jangan sampai lengah. Karena, di belakang situ juga ada …”
“Awuuu…!”
Terdengar suara lolongan yang begitu jelas tidak jauh dari tempat Zhu Lian berdiri. Saat itulah ia menyadari. Apa yang menyebabkan suara-suara langkah yang ia dengar tersebut.
Bulu romanya berdiri. Seketika itu dadanya berdegup cepat. Perlahan-lahan, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari balik pepohonan juga semak belukar yang ada di sana, ia melihat kemunculan makhluk-makhluk. Atau lebih tepatnya lagi, sekelompok hewan.
“T-ter-ternyata … ya-yang menimbulkan suara itu adalah …”
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada