Share

Bab 02. Masuk Ke Dunia Lain

30 tahun yang lalu, ada gempa bumi yang mengguncang seluruh dunia. Yang mengherankan, gempa bumi tersebut tidak sampai merusak sekelilingnya.

Sekonyong-konyong, sebuah struktur berwarna putih pudar timbul dari bawah tanah. Gempa tersebut terjadi selama tujuh hari. Setiap hari, bangunan itu semakin bertambah tinggi. Setelahnya, menara yang dari luar nampak terdiri dari tujuh tingkat itu terpancang di sana.

Kemudian, para peneliti menemukan. Di dalam setiap lantai dari menara tersebut, terdapat sebuah gapura terbuat dari batu. Yang lebih mengherankan lagi. Ternyata, gapura tersebut merupakan sebuah gerbang menuju ke sebuah dunia baru. Atau lebih tepatnya lagi, dunia lain.

“Oh, dalamnya begini. Seperti sebuah gedung bersejarah,” begitu puji Zhu Lian dalam hati.

Selama ini merasa Menara Nirwana bukanlah tempat untuk dia, malam itu ia mengunjungi struktur raksasa tersebut untuk pertama kali.

Zhu Lian menaiki tangga beton yang membawa dia dari lantai dasar menuju lantai yang berada di atas. Begitu tiba di lantai yang ia tuju, Zhu Lian terperangah. Sebab, ia membuktikan perkataan orang-orang selama ini.

Di hadapannya, berdiri sebuah ambang atau gapura yang terbuat dari batu. Tumbuhan berjalar dan lumut menumpang padanya. Bagian atas gerbang kecil itu membentuk kurva. Juga, ditumbuhi tanaman serupa. Bahkan, berbunga.

Lambat-lambat, Zhu Lian mendekat pada gerbang tersebut. Pemandangan di dalamnya bagai dihalangi oleh sebuah kaca buram. Sehingga, tidak jelas. Ada apa di sana jika orang melangkah melewatinya.

“Pembatas antara dunia ini yang sekarang disebut Mortal Realm, dengan Ether Realm, dunia di balik sana …!” batin Zhu Lian terkagum-kagum, begitu ia tiba di depan gapura tersebut.

Sudah terbukti. Yang bisa melewati gerbang tersebut hanyalah orang-orang yang memiliki qi. Para pendekar petualang saja harus merapal kekuatan spiritual mereka terlebih dahulu untuk bisa melenggang ke dalam.

Iseng, Zhu Lian meraba tembok bagai kaca buram tersebut. Tidak terasa apa-apa. Benar-benar seperti lapisan kaca.

“Pengerahan qi dapat membangkitkan kekuatan spiritual. Sendaikan aku—, apa?!”

Tiba-tiba saja Zhu Lian terkesiap. Sebagian dari ujung-ujung jari tangan kanannya menembus begitu saja ke dalam tembok tembus pandang itu.

“Ba-bagaimana bisa?!”

Terang saja Zhu Lian terkejut setengah mati. Ia mengetahui cara para pendekar melewati gerbang tersebut. Ia yang sama sekali tidak membangkitkan kekuatan apapun. Bahkan, dia tidak memiliki qi. 

Tetapi sekonyong-konyong, jemarinya dapat menembus tembok tersebut. Sangking ia terkaget-kaget, Zhu Lian berusaha menarik jari-jemarinya.

“Tidak mungkin …! Jari-jariku …”

Berusaha menarik jemari juga lengannya menjauh dari gerbang antar dunia itu, Zhu Lian bisa merasakan tangannya tertahan entah oleh apa.

“Ada apa ini … kenapa …”

Bagaimanapun Zhu Lian bertanya-tanya, tidak akan ada yang mampu menjawab. Sekarang ia panik. Bagai ada seseuatu yang menarik dia untuk terus masuk ke dalam gerbang tersebut.

Segera itu, Zhu Lian menggerakkan tangan kiri untuk membantu, dirinya agar tidak terus terseret ke dalam gerbang.

Salah besar. Sekarang, giliran lengan kiri Zhu Lian terceploskan ke dalam pintu penghubung antar dunia yang ada di hadapannya.

“Demi Tuhan … kenapa—”

Itulah kata-kata terakhir Zhu Lian. Sebelum akhirnya, tubuhnya seperti terus diseret masuk ke dalam. Pun, serasa di dorong untuk melewati ambang tersebut. Semuanya berlangsung dengan cepat. Tahu-tahu saja, seluruh badan Zhu Lian masuk ke dalam gerbang tersebut.

Ia terpaksa memejamkan mata. Karena, ada terpaan cahaya menyilaukan di hadapannya. Sementara, pemandangan sekelilingnya gelap.

Bluk!

Tahu-tahu saja Zhu Lian jatuh terjerembab. Persis seperti orang yang tengah mabuk, dia bermaksud melangkah. Akan tetapi baru saja kakinya mengayunkan kaki, dirinya terjatuh.

Ia menyadari. Dirinya masih sadar sepenuhnya. Bukan teler apalagi semaput. Ia baik-baik saja. Oleh karena itu, Zhu Lian segera bangkit berdiri.

Ia memandang ke sekeliling. Gelap. Meski begitu, Zhu Lian mengetahui. Dia berada di dalam sebuah kawasan hutan. Suara hewan-hewan malam terdengar. Ia memandang berkeliling.

“Celaka …, aku sudah terjerumus ke Ether Relam. Te-tetapi …, bagaimana caranya?! Aku sama sekali tidak …”

Srek…!

Baru saja dalam hatinya Zhu Lian bertanya-tanya. Mengapa bisa dia masuk Ether Realm, terdengar suara halus. Itu adalah suara langkah yang menapak pada ranting dan tumbuhan kering.

Kepala Zhu Lian segera menengok ke arah datangnya suara itu. Sebisa mungkin netranya menembus kegelapan malam Ether Realm.

Srek…!

Suara tersebut kedengaran lagi. Kali itu, dari arah belakang dirinya. Sehingga, Zhu Lian segera membalikkan badan.

Masa bodoh, pikirnya. Paling tidak, ia sudah mempelajari ilmu bela diri. Sehingga, jika memang dia harus berhadapan dengan orang jahat. Atau sesuatu yang lain, setidaknya dia memiliki bekal untuk bertahan di dunia lain tersebut.

Zhu Lian memasang kuda-kuda. Hatinya tidak tenang. Dia terus berusaha melihat. Apa yang menimbulkan suara-suara tersebut.

“Tetap waspada. Atur napas. Jangan sampai lengah. Karena, di belakang situ juga ada …”

“Awuuu…!”

Terdengar suara lolongan yang begitu jelas tidak jauh dari tempat Zhu Lian berdiri. Saat itulah ia menyadari. Apa yang menyebabkan suara-suara langkah yang ia dengar tersebut.

Bulu romanya berdiri. Seketika itu dadanya berdegup cepat. Perlahan-lahan, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.

Dari balik pepohonan juga semak belukar yang ada di sana, ia melihat kemunculan makhluk-makhluk. Atau lebih tepatnya lagi, sekelompok hewan.

“T-ter-ternyata … ya-yang menimbulkan suara itu adalah …”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Pajar Pratama
lanjutkan terus
goodnovel comment avatar
최규항
너무너무재미있어좋아요
goodnovel comment avatar
I Gusti Ngurah
Penulisannya aneh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status