Share

Cinta Mitha hancur

Cinta mitha hancur

Cinta memang sangat tulus dan suci, Begitu tulusnya hingga tak akan ada yang memalingkannya, begitu suci hingga tak ada lagi penghianatan, dan tak akan ada lagi air mata, tapi kenapa aku begitu bodoh hingga kegilaan itu kulakukan. 

Bram memukulkan tangan diatas kaca hingga kaca retak membuat tangannya terluka. Guman Bram frustasi. Ia baru menyadari setelah scandal persekingkuhanya dengan sang adik ipar berlalu hingga tiga tahun, 

Kilas balik.

Siska menjenguk Mbakyu nya yang lagi lahiran, ia membantu sang kakak untuk mengendong bayi kecil mungil Rania, hari sudah larut malam hingga ia pamit untuk pulang.

"Mbakyu aku mau pulang dulu ya, besuk ada kuliah pagi." ucap  Siska pada sang kakak.

"Tidak kemaleman to Sis." Minta suruh anterin Mas Bram.

"Nanti ngrepotin Mbakyu," ucap Siska senang.

"Ya tidak lagian sudah Malam takut ada apa-apa, sama kamu dijalan bagaimana." ucap Mitha cemas akan keselamatan Siska.

"Iya deh tidak papa Mbakyu. Ucap Siska tersenyum menang.

"Mas Bram, Boleh Mitha minta tolong? Anterin Siska pulang Mas sudah jauh malam ini Mas," tanya Mitha pada suaminya.

"Baiklah Tha, tapi ada satu syaratnya."  Bram menggoda

"Apaan sih Mas pakai syarat segala!" jawab Mitha malu

"Kalau ndak mau ya sudah. Ucap Bram mengoda.

"Iya iya apa sih Mas? Mitha penasaran."

"Kecup bibir Mas sepuluh kali. Bram menaikkan satu alisya keatas.

Setelah mendapatkan kecupan sepuluh kali Bram langsung berangkat setelah itu mengantar adiknya Mitha, jarak antara rumah dan apartement Siska sekitar dua kilo meter mobil sudah terparkir di depan apartement, Bram langsung Pamit dan Siska berbohong kalau dia alergi kucing.

Siska minta tolong Bram untuk mengusir kucing tersebut. Setelah Bram mengecek di dalam kucing pun sudah tidak ada, siska sengaja mengulur waktu agar Bram masih mau disini.

Siska memberi minuman yang sudah di campurnya dengn obat p......ng. Bram yang tidak enak akirnya minum Juz buah yang telah tersedia. Aku sengaja menjebakmu Mas agar Rumah tangga kalian Hancur. Ucap Siska tersenyum menang.

Siska yang terus menggoda Bram, jiwa laki-lakinya membara Panas Badannya hingga ia tak kuasa menahan hasrat terlarang itu, dan malam itu malam yang membuat Bram merasa bersalah telah menghianati pernikahannya yang selama ini ia jaga.

"Apa kau menjebakku?" tanya Bram kesal

"Tidak Mas bukannya Mas yang mulai!" jawab Siska pura-pura

"Aku tidak bodoh Siska, Wanita macam apa kau tega menjebakku dan menghianati Mbakyu mu sendiri?" ucap Bram pada Siska.

"Bukannya Mas Bram juga menikmatinya?"  siska selalu ada rencana membalikkan kata-kata.

"Dengan minuman yang kau beri padaku, kau bilang menikmati."

"Aku menyukai Mas Bram dari dulu Mas Bram, biarkan aku menjadi yang kedua Mas." Siska terus memojokkan Bram.

"Bahkan kau gadis tapi sudah tidak perawan," Ucap Bram menyindir.

"Jika Mas tidak menurutiku maka ku pastikan , Mbak Shelomitha akan mengetahui vidio ini," ucap Siska mengancam.

"Kau tau, kau jauh sekali tidak seperti Shelomitha dia wanita yang hebat diranjang. Tidak seperti dirimu."

"Terus saja memuji Mbakyu yang lemot itu, Tapi perlu Mas tau sekali aku buka mulut Mas Bram akan kehilangan Mbak Mitha

Sitttttt dasar murahan.

Bram yang kesal lalu pergi meninggalkan Apartement dengan sebuah penyesalan. Penyesalan hingga hari ini kurasakan. Aku membenci wanita itu, dia bagai siluman srigala.

Kilas balik off

Mbok Darmi yang mendengar suara gaduh ia pun tak berani masuk dalam kamar Den Bram. Sudahlah ucap Mbok Darmi yang tak menghiraukan suara didalam kamar sang majikan. 

Darah segar mengalir ditangan Bram, Ia tak berani, ia takut jika Shelomitha meninggalkanya, ia tahu betul sifat sang istri kalau Dia sudah tersakiti Dia memaafkan tapi ia sudah tak peduli lagi tidak akan kembali lagi. Bram duduk di Sofa kamar matanya melihat ke arah langit-langit yang bercat putih itu. Malam semakin larut hingga mata Bram terpejam.

Suara ketukan pintu membangunkan Bram yang tertidur disofa.

Tok... tok... tok

"Masuk,"

"Sarapanya sudah siap Den Bram? sudah ditunggu Anak-anak Den!" tanya mbok darmi pada Bram

"Iya, Mbok  sebentar lagi Bram turun," jawab Bram.

Raka melihat Papanya sedikit berbeda, ada apa dengan Papa? Apa semalam Papa ndak menemani bunda di Rumah sakit? Segudang pertanyaan Raka hanya dipendamnya dalam hati, Raka tau jika Papa dan Bundanya lagi ada Masalah.

Piring yang diisi makanan pun tak tersentuh oleh Bram pandangannya Kosong, Tapi ia harus kerumah sakit menjenguk istri tercinta.

"Sudah selesai sarapannya? Ayo berangkat." Tanya Bram pada Raka.

"Sudah Pa!" jawab Raka.

"Adik Rania, sama si Mbok ya di rumah?"

"Iya Pap!" jawab Rania sambil mencium pipi Papanya.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Bram mengantar Raka samapai didepan sekolah. Kalau Bram melaju menuju Rumah sakit. Ia memarkirkan kendaraanya lalu berjalan gontai menuju kamar inab sang Istri.

Shelomitha terlihat sedikit membaik, sudah mulai tersenyum, Apapun masalahnya ia harus kuat demi kedua buah hatinya. Fiko berada disamping kakak iparnya, ia berusaha memberi semangat agar mbakyu nya merasa ada dukungan tak sendiri menghadapi kenyataan pahit ini

"Mbak Mitha, mau disuapi ndak? Itu tangannya masih sedikit memar bisa digerakin ndak Mbak?" tanya Fiko kepada Mbak Yu nya.

"Iya masih sedikit ngilu,,!" jawab Mitha pada Fiko.

"Sini kalau gitu Fiko suapin." Fiko menawarkan untuk menyuapi Mitha.

"Tapi,"  ...

"Aduh Mbak, ini Fiko kayak siapa saja. Sudahlah Fiko ndak akan kurang ajar sama Mbak Mitha."  

"Iya sudah ndak papa,"

"Nah gitu dong, Mbak Mitha itu udah Fiko anggap seperti kakak sendiri, Jadi ndak usah sungkan Mbakyu.

"Hmmm,"

Fiko menyuapi mbakyu iparnya dengan sangat hati-hati, sesekali mereka bercanda, Fiko senang Ia sudah tidak terlihat terpuruk lagi. Makanan sudah habis itu artinya kondisi mitha sudah mulai membaik.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat mereka dari pintu luar menahan Amarah kecemburuan rahangnya mengeras aliran darahnya memanas, sungguh Bram benci pemandangan didepannya.

Bram masuk kedalam kamar dan berjalan menuju Shelomitha, Mitha yang tadinya tersenyum kembali murung, Bram yang menyembunyikan cemburunya dengan sang adik berusaha untuk menahannya.

"Sayang bagaimana keadaanmu, tanya Bram sambil hendak mencium keningnya lalu Mitha menghindar."

Diam

Hanya Air mata yang membasahi pipi Mitha

"Tha, setidaknya jawab pertanyaan Mas?"

Hanya Diam

Bram frustasi dan duduk di sofa deket Mitha sambil memandangi sang istri Bram rindu akan suara istrinya, Fiko pun hanya diam tak berani mencampuri urusan mereka, Dokter masuk dan memeriksa kondisi Mitha.

"Nona Shelomitha hari ini sudah boleh pulang ya? Inget jangan terlalu stress, usahakan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang banyak biar cepat pulih. Kata dikter itu pada Mitha

"Baik dok, Trimakasih." jawab Mitha pelan.

Dokter keluar dan bilang untuk mengutus administrasinya. Bram beranjak dari tempat duduknya menuju kasir rumah sakit. Setelah selesai ia beranjak menuju ruangan kamar istrinya. Setelah semua siap

Tiba-tiba ponsel Bram berbunyi.

[Hallo Pak]

[Iya ada apa?]

[Bapak harus segera kekantor ada beberpa laporan yang harus ditanda tangani dan dua jam lagi bapak ada meeting.]

[Baiklah, siapkan semua Aku berangkat]

[Baik pak!"]

"Fiko tolong Antarkan Mbakyu mu sampai rumah? hari ini Mas ada Meeting." ucapnya Bram.

"Iya Mas. Aku akan jaga mbakyu. 

"Mas pergi dulu Tha?" pamit Bram pada mitha.

Diam

Bram berjalan keluar sambil menahan gurat kekecewaan biasanya sang istri langsung mencium punggungnya dan selalu memberikanya semangat, Bram tidak tahu apakah cinta Mitha sudah hancur untuknya. Ia ndak tahu masihkah ada celah masuk untuk dirinya lagi di hati sang istri.

Fiko mengantarkan kakak ipar menuju rumahnya, perih dirasakan Mitha ketika memasuki rumah yang dulu selalu diisi dengan kebahagiaan. Sekarang rumah itu akan menjadi saksi bisu hancurnya hati Seorang Shelomitha. Mereka memasuki rumah disambut dengan gembira oleh Rania jua Mbok Darmi,  Fiko izin pulang untuk ganti baju.

"Mbok tolong bersihkan kamar sebelah ya?"

"Injih ..Nyonya."

Pirasat Mbok Darmi benar ada masalah antara mereka berdua. Tapi mbok darmi belum berani bertanya pada Mitha. 

Cinta yang selama ini dibina dengan baik, kini mulai akan kandas dalam kehancuran, kalau orang lain mungkin Mitha bisa terima, tapi ini adiknya sendiri, bagaimana jika Ayah tau soal ini? Apakah ada didunia ini saudara menyakiti saudara lainnya.

Apakah ini cobaan? cobaan yang harus ku terima, kenapa ini menimpaku, setidaknya kuatkan aku menghadapi semua ini , kuatkan aku agar bisa jadi orang yang baik tanpa harus menyakiti siapapun. Guman Mitha dalam lamunan.

Next...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status