Share

Bab 40 Pulang Kampung

Dua minggu setelah kembalinya ibu, kami mendapat kabar bahwa ibu belum bisa kembali lagi ke rumah ini. Mas Adnan dan Lula tampak kecewa. Namun aku? Entahlah, aku tak bisa menjelaskan perasaanku. Yang jelas setelah melihat banyaknya perbedaan sikap dari wanita itu membuatku seolah memiliki tirai yang membentang di antara kami. Apalagi, ibu menanyakan kabar seluruh keluarga melalui sambungan telepon. Namun, tidak untukku. Beliau tak menanyakan kabarku, seolah lupa bahwa ia kini punya seorang menantu.

Kecewa memang, namun aku berusaha berpikiran positif. Mungkin karena tadi ibu menelepon dengan keadaan terburu-buru. Terdengar suara orang lain di dekatnya, barangkali ia sedang berada di tengah keramaian.

Bukankah artinya aku dapat kembali menikmati hari layaknya dulu? Mengurus rumah, butik, dan keluargaku tanpa adanya masalah dan rasa sungkan pada mertua.

Sikap Mas Adnan semakin manis padaku, kami sering melewati makan malam romantis seperti dulu. Terlebih kini Tabitha tumbuh menjadi anak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status