Share

Nisa marah

Nisa sedikit berlari menuju rumah, lalu dengan cepat ia masuk kamar dan mengunci pintu. Ia tidak mau Fadhil melihatnya menangis karena hal sepele. Cemburu melihatnya mengobrol dengan seorang teman. Ya ... itu sepele.

Selama ini Nisa bisa bersikap biasa saja, akan tetapi. Perasaannya saat melihat Fadhil mengobrol tadi membuat hatinya sedikit panas, mungkin saja itu pengaruh hormon ibu yang sedang hamil, jadi gampang baperan. Bisa saja itu hanya bawaan bayi yang tidak suka melihat sang papa mengobrol dengan wanita lain.

Entah lah, Nisa bingung. Yang ingin ia lakukan saat ini hanya lah sendiri. Tanpa Fadhil atau siapa pun yang mengganggunya.

Fadhil masuk rumah dengan nafas ngos-ngosan, bahkan nyaris saja menabrak Bi Sumi yang membawa ember dan kain pel. Beruntung Fadhil langsung ngerem dan insiden tabrakan pun bisa dihindari.

“Ya Allah, Bi. Maaf” ucap Fadhil. Bi Sumi menganggukkan kepalanya dan berlalu.

“Kamu kenapa?”

“Astaghfirullah ...!”

Bu Sri datang dan berdiri di belakang Fadhil, m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status