Share

SB~ Chapter (6)

"Ah aku rubah saja surat kontrak itu dari pada aku mati penasaran kek gini, " gumamnya. Nesya beranjak bangun dan mengambil sebuah berkas yang isinya surat kontrak di dalam laci meja kerjanya. Nesya merobek surat kontrak itu. Dan akan merubah salah satu isi di dalamnya.

Samuel yang baru saja datang langsung menuju ke ruangan kerjanya Nesya.

Tok... tok ... tok...

"Baby ... apakah aku boleh masuk? " sahut Samuel di ambang pintu ruangan kerja Nesya. 

"Boleh! Masuk saja, " teriak Nesya yang sedang fokus membuat surat kontrak baru.

Ceklek

Samuel membuka pintu dan masuk kedalam ruangan. 

"Kok berantakan kek gini? " tanya Samuel heran. Dahinya mengkerut ketika melihat robekan kertas yang berserakan di lantai.

"Itu surat kontrak pernikahan kita sudan aku robek. Dan sekarang aku lagi buat yang baru jadi kau diam dan jangan protes, " ucap Nesya yang masih sibuk menulis.

"Ok! " Samuel pun duduk santai atas sofa sembari memainkan ponselnya. 

Di dalam surat kontrak itu tertera : Nesya ingin sekali punya anak dan keturunan, usianya sudah cukup matang untuk mempunyai anak. Jadi meskipun hanya pernikahan sandiwara, Samuel dan Nesya boleh melakukan hubungan panas di atas tempat tidur. Setelah Nesya hamil dan melahirkan, Nesya akan membebaskan Samuel. Setelah bercerai, Samuel akan mendapatkan hadiah rumah mewah, mobil, uang tunai 3000.000.000 asal Samuel jangan mengusik Nesya dan sang anak kelak. Ketika pernikahan ini berlangsung, jika ada pria yang dekat dengan Nesya, Samuel tidak boleh marah dan ikut campur, begitu pun Nesya. Jika Samuel jatuh cinta kepada wanita lain itu boleh-boleh saja. Nesya tidak akan ikut campur masalah pribadi Samuel.

Nesya merubah isi surat itu karena dirinya. tidak mau dibuat mati penasaran karena tidak merasakan kenikmatan sepasang suami istri. Selain itu, Nesya juga ingin memberikan cucu buat Mommy Gresya. 

"Usia ku sudah 32 tahun, aku sudah pantas menjadi seorang ibu, " gumam Nesya dalam hati. 

Nesya sudah selesai membuat surat pernikahan kontrak yang baru. 

"Sini, dan baca serta tanda tangan, " perintah Nesya kepada Samuel.

Samuel menurut, dirinya beranjak bangun dan pindah posisi. Kini Samuel duduk berhadapan dengan Nesya. Samuel mengambil surat kontrak itu lalu membacanya.

"Kok isinya jadi begini? Jadi aku sebagai suami bayaran boleh menyentuhmu? " tanya Samuel tapi pandangannya masih tertuju kepada isi surat kontrak itu.

"Iya! Dengan catatan kalau aku yang minta, " ucap Nesya enteng.

"Aku tidak setuju! " Samuel menaruh berkah itu secara kasar di atas meja.

"What? Kau menentang ku? Kau mau di denda? " Nesya beranjak dari tempat duduknya. Nesya tidak mau jika Samuel menentangnya. 

"Nesya, jika kau menginginkannya kau tinggal minta dan tidak usah ada surat perjanjian seperti itu. Konyol! Apa lagi ini menyangkut soal anak. Aku tidak mau jika nanti setelah bercerai, aku terpisah dengan anakku. " Samuel merobek surat kontrak yang sudah di buat oleh Nesya.

"Pernikahan itu suci, dan hanya satu kali. Kenapa kita tidak jalani saja seperti layaknya suami dan istri tanpa ada istilah pernikahan kontrak. Maaf Nesya, aku tidak tertarik dengan hartamu. Kemarin aku butuh uangmu karena terdesak, " ucap Samuel dengan tegasnya.

Nesya menunduk, Samuel beranjak berdiri menghampiri Nesya. Ketika mendekat, Samuel memeluk tubuh Nesya yang kaku.

"Aku emang di bayar untuk menjadi suami kamu. Tapi aku tidak mau jika kita mempermainkan pernikahan seperti ini. Nesya, jika kau ingin merasakan malam pengantin, aku akan memenuhinya dengan senang hati. Aku lebih suka perjanjian yang pertama, kau akan membebaskan ku jika kau sudah bosan. Aku setuju, siapa tahu kau tidak pernah bosan, " tutur Samuel dengan lembut.

Nesya tidak bergeming. Nesya terhanyut dalam pelukan Samuel.

"Lupakan surat perjanjian itu Nesya. Kita jalani saja pernikahan ini, entah kenapa aku senang saja berperan menjadi suami kamu. Meskipun suami bayaran. " Samuel tersenyum tipis, Nesya masih tidak bergeming.

Samuel melepaskan pelukannya, tangannya menyentuh wajah Nesya, "Sepertinya kau butuh waktu untuk sendiri. Dan jika kau kekeh ingin seperti itu perjanjiannya, kau cari saja pria lain. Aku akan membayar semua kerugian yang sudah kau keluarkan. "

Samuel tersenyum tipis, Nesya menatap wajah Samuel, "Uang dari mana? " tanya Nesya ketus.

"Ternyata ALM kedua orang ku mempunyai tanah luas, aku tinggal jual Nesya tanah warisan itu. Uang itu cukup bahkan lebih untuk membayar semua ganti rugi, " ucap Samuel santai. Entah kenapa Samuel tidak mau lepas dari Nesya, ia lebih setuju dengan isi surat yang pertama. Sampai Nesya bosan baru membebaskannya.

"Ya sudah!" jawab Nesya.

"Ya sudah apa Nesya? " tanya Samuel bingung.

"Ish ... " Nesya memukul-mukul bidang dada Samuel dengan manja.

"Kau kenapa sih? " Samuel merasa kesakitan, bidang dadanya di pukuli oleh Nesya.

Nesya pun memeluk tubuh Samuel, "Kau tahu saja kalau aku menginginkan nafkah batin, " ucapnya malu-malu.

"Haha ... " Samuel ketawa lepas.

"Ish ... jangan ketawa. Mau aku pecat kau jadi suami bayaran ku, " ancam Nesya.

"Jangan dong! Nanti kau mati penasaran Nesya karena belum merasakan nikmatnya malam pengantin, " goda Samuel yang melepaskan pelukan dari Nesya.

"Aku tahu kok semalam kau mimpi jorok kan, hahaha ... iya kan hayo? " goda Samuel membuat Nesya semakin malu dan menunduk.

"Iya! Kau puas? " kesal Nesya wajahnya mulai merona.

"Lalu bagaimana pernikahan kita? " tanya Samuel mengangkat dagu Nesya hingga bola mata kembar itu saling beradu.

"Entahlah ... aku sudah merobek surat kontrak yang pertama, dan kau sudah merobek surat kontrak yang baru. Jadi aku bingung, " ucap Nesya kembali menggigit bibir bagian bawahnya sehingga membuat Samuel gemas melihatnya.

"Kita jalani saja seperti air yang mengalir. Sampai kau bosan, tapi akan ku pastikan kau tidak akan bosan. " Samuel tersenyum nakal.

"Kau adalah istriku, aku bolehkan kecupan hangat aku darat kan di pipimu? " bisik Samuel membuat Nesya tercengang, detak jantungnya kembali berdebar tak beraturan. Nesya menyentuh dadanya merasakan detak jantungnya yang berdegup cepat.

"Jika tidak boleh, tidak apa-apa!" Samuel tersenyum tipis. Dirinya memutar tubuhnya membelakangi Nesya.

Ketika mau melangkah, Nesya menahannya. Nesya melingkarkan kedua tangannya di perut Samuel, "Mau kemana? Kau harus tanggung jawab karena kau sudah membuat ku seperti ini. Tubuhku selalu panas jika sudah kau sentuh." Nesya semakin erat memeluk tubuh Samuel.

"Nanti malam jika aku di izinkan, aku akan memberikan nafkah batin untukmu. " Samuel melepas kedua tangan Nesya yang melingkar di perutnya. Samuel memutar tubuhnya kembali menghadap Nesya.

Kecupan hangat mendarat di kening Nesya, "Lebih baik kita makan dulu. Maafkan suami bayaran kamu ini yang selalu nyosor. Hahahaha ... " seloroh Samuel.

"Meskipun usia mu tua, tapi kau manis Nesya, kau menggemaskan. " Samuel mengedip-kan kedua mata nya ketika Nesya menatapnya.

Samuel meraih tangannya Nesya dan menggandengnya. Keduanya berjalan beriringan keluar dari ruangan kerja Nesya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status