Beranda / Romansa / Suami Bayaran / SB~ Chapter (7)

Share

SB~ Chapter (7)

Penulis: Queen Mikayla
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-14 16:26:58

Malam telah tiba, entah kenapa malam ini malah menjadi malam yang begitu menegangkan bagi Nesya. Entah apa yang akan terjadi dengan malam ini, Nesya begitu tampak gugup. Sesekali Nesya mengatur nafasnya, Nesya menarik nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan-lahan. 

"Kenapa malam ini tubuhku gemetar seperti ini? Apa yang akan terjadi? My god, tubuhku terasa panas dingin, " gumam Nesya. 

Nesya kini sedang duduk di depan meja riasnya. Nesya terus menyisir rambutnya. Nesya masih bermalam di rumah Mommy Gresya, sebab sang Mommy belum siap jika harus ditinggal. Tiara di rumah barunya untuk sementara waktu Samuel titipkan kepada Baby Sister. 

Saat ini Samuel sedang berada di dalam kamar mandi. Samuel sedang membersihkan tubuhnya. Bukan Nesya saja yang merasakan keanehan malam ini, begitu pun Samuel, dirinya tampak tegang. 

"Duh ... gara-gara kejadian tadi siang pikiranku traveling terus, " gumam Samuel. 

# Sebelumnya! 

Di sebuah taman kota, Samuel dan Nesya menikmati makan bakso di sekitaran taman. Awalnya Nesya menolak di ajak makan di pinggir jalan. Samuel terus mendesaknya hingga Nesya pun akhirnya mau makan bakso. 

"Bagaimana Baby? Apakah enak baksonya? " tanya Samuel. 

"Sangat enak! Ternyata asik juga .makan di pinggir jalan kek gini, " seru Nesya. 

Ternyata di taman itu ada Desy dan Leonard juga. Nesya menghentikan makan bakso nya sebab ia tidak mau ketahuan sama Leonard dan Desy makan di pinggir jalan.

"Sam, ayo kita cepat pergi. Ada Desy dan Leonard, " ucap Nesya begitu panik.

Samuel pun menurut, Samuel dan Nesya tidak menghabiskan baksonya. Keduanya buru-buru pergi agar tidak ketahuan oleh Leonard.

Samuel dan Nesya duduk santai di pinggiran danau kecil yang ada air mancurnya. Duduk di atas rerumputan hijau, udara siang ini begitu sejuk, cuaca pun tidak terlalu panas. Nesya melempar bebatuan kecil ke arah danau, ini baru pertama kalinya bagi Nesya bisa ngedate bersama pasangan meskipun status Samuel hanya suami bayarannya.

Samuel menengok ke arah belakang dan ternyata ada Desy dan Leonard juga. Samuel memberanikan diri merangkul Nesya dengan sangat mesra. Sehingga kepala Nesya bersandar di bahu Samuel.

"Kenapa sih? " tanya Nesya yang merasa aneh dengan sikap Samuel yang tiba-tiba saja manis seperti itu. Samuel mengacak-acak lembut puncak rambut kepala Nesya.

"Ada mantanmu, " ucap Samuel.

"What? Ada mereka lagi. " Nesya membuang nafas kasar, kenapa selalu ada mereka berdua.

Leonard dan Desy yang melihat ada Nesya dan Samuel segera bergegas ke arah danau itu dan ikut duduk di atas rerumputan hijau.

"Eh ada pasangan pengantin baru nih, " celetuk Desy yang langsung menunjukan kemesraannya bersama Leonard di depan Nesya dan Samuel.

Leonard mendekap Desy tak kalah mesranya. Membuat Nesya semakin tidak suka, bagaimana pun Leonard adalah pria yang dicintai Nesya sampai saat ini.

"Jangan tunjukan mimik wajahmu yang tidak suka seperti itu, " bisik Samuel kepada Nesya.

"Aku cemburu, " bisik Nesya mengatakan yang sejujurnya kepada Samuel.

"Kini aku yang akan membuat dia cemburu kepadamu. Tapi sebelumnya aku minta maaf, karena aku sudah lancang, " ucap Samuel masih berbisik.

"Maksud kamu? " Nesya sama sekali tidak mengerti apa yang di ucapkan Samuel.

Samuel tersenyum simpul, Samuel mengangkat dagunya Nesya lalu Samuel memberanikan diri memberikan Nesya satu kecupan lembut di bibir Nesya. Kedua mata Nesya langsung terbuka lebar ketika satu kecupan itu mendarat, Nesya bingung apa yang harus ia lakukan sebab ini baru pertama kali buat Nesya.

"Oh my god! Kok rasanya manis, gimana caranya membalasnya. Aku bingung, " ucap Nesya dalam hati.

Leonard dan Desy begitu terbelalak ketika melihat Nesya dan Samuel. Keduanya begitu iri, apa lagi melihat permainan Samuel selembut itu.

Karena Nesya terlihat kaku karena bingung, Samuel menghentikannya, "Sungguh manis, Baby! Mangkanya aku selalu ingin memanjakan kamu dengan sebuah sentuhan hangat. Baby, aku sangat beruntung bisa menjadi suamimu. Hanya laki-laki bodoh yang sudah menyianyiakan kamu, " tutur Samuel dengan lembut. Samuel merapikan helaian rambut Nesya kebelakang telinga.

"Kamu sangat cantik Baby, " ucapnya lagi.

Nesya semakin terkesima saja, Nesya merasa ini seperti nyata bukan sandiwara. Nesya masih melongo sembari menyentuh bibirnya.

"Kenapa? Mau lagi? Nanti malam Baby, aku akan memanjakan kamu, " ucap Samuel.

"Ish memalukan, " desis Desy.

"Kenapa bisa memalukan? " tanya Samuel kepada Desy.

"Berciuman di tempat terbuka, hih memalukan, " ucap Desy dengan angkuh.

"Emang masalah? Kita kan sudah halal. Gak ada salahnya dong, kalau mau tinggal turuti saja, " ucap Samuel.

"Ayo Baby! Kita pergi saja dari sini. " Samuel beranjak berdiri dan langsung meraih tubuh Nesya dalam pangkuannya.

Nesya semakin kaku saja, dan hanya bisa diam dengan perlakuan Samuel.

****

Kejadian tadi siang di taman selalu terbayang-bayang oleh Nesya. Rasanya ingin Nesya ulangi sekali lagi.

"Malam ini apakah Samuel apakah Samuel akan meminta haknya? Sudah tidak ada perjanjian diantara kita. Aku dan dia menjalani pernikahan ini sampai aku bosan, dan Samuel begitu sangat yakin kalau aku tidak akan pernah bosan, " gumam Nesya dalam hatinya.

"Duh ... kenapa semakin gugup saja, " ucapnya lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 26 (End~)

    Setelah ulang tahun kelima Samudra, kehidupan Samuel dan Nesya berjalan dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan. Samuel telah menjadi pengusaha muda yang sukses, mengelola bisnisnya dengan bijak, dan telah diakui sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di negeri ini. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan mengembangkan perusahaan, namun ia tak pernah melupakan perannya sebagai suami dan ayah yang penuh perhatian.Samuel duduk di ruang kerjanya yang besar. Ia menatap jendela yang menghadap ke kota, sambil mengenang perjalanannya yang penuh liku. Dari seorang pelayan kafe, ia kini menjadi sosok yang dipandang oleh banyak kalangan bisnis. Kesuksesannya tidak datang begitu saja—setiap langkah yang ia tempuh selalu disertai dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari Nesya.Pintu ruang kerjanya terbuka perlahan, dan Nesya masuk dengan senyuman di wajahnya. Ia memegang secangkir kopi untuk Samuel, seperti biasa. "Pagi, sayang. Sedang apa?" tanyanya sambil menaruh cangkir di me

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 25

    Lima tahun telah berlalu dengan cepat, dan hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga kecil Samuel dan Nesya. Mereka sedang bersiap-siap merayakan ulang tahun Samudra yang kelima, anak laki-laki yang menjadi pusat perhatian dan cinta dalam keluarga ini. Rumah besar mereka dihiasi balon warna-warni, tawa anak-anak terdengar menggema di halaman belakang yang dipenuhi dekorasi bertema bajak laut—tema favorit Samudra.Nesya memandang dari jendela dapur, tersenyum melihat putranya yang tengah berlarian dengan teman-temannya. "Sudah lima tahun," katanya pelan sambil mengaduk minuman, seolah tak percaya waktu berlalu begitu cepat. “Samudra sudah besar, ya, Sam?"Samuel, yang tengah merapikan dasi dan menyiapkan diri untuk menyambut tamu, mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang Nesya dari belakang. "Iya, dan rasanya baru kemarin kita membawanya pulang dari rumah sakit," ucapnya lembut, mencium puncak kepala Nesya."Aku masih ingat bagaimana kamu panik waktu aku kontraksi. Sekarang, l

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 24

    Di ruang tunggu rumah sakit, Samuel berjalan bolak-balik, berulang kali melirik pintu ruang operasi dengan ekspresi gelisah. Mommy Gresya duduk di salah satu kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya, bibirnya komat-kamit berdoa, menahan perasaan cemas yang menggantung di udara."Samuel, duduklah dulu, nak. Kamu nggak bisa terus-terusan seperti ini," kata Mommy Gresya lembut, berusaha menenangkan Samuel yang tak bisa berhenti bergerak.Samuel menggeleng. "Aku nggak bisa, Mom. Aku terlalu khawatir. Nesya... dia pasti kesakitan di dalam sana. Aku seharusnya bisa melakukan sesuatu. Kenapa harus operasi cesar?""Ini yang terbaik untuknya dan bayi kalian. Dokter sudah bilang begitu. Kamu harus percaya."Samuel menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi hatinya tetap berdebar kencang. "Aku tahu... Aku cuma nggak bisa tenang. Semua ini terasa begitu cepat."Mommy Gresya berdiri dan meraih tangan Samuel, menggenggamnya erat. "Samuel, kamu harus kuat. Nesya butuh kamu saat ini. K

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 23

    Beberapa bulan kemudian... Nesya sedang duduk di ruang tamu, menyesap teh hangat sambil menikmati pagi yang tenang. Tiba-tiba, perutnya terasa kencang, disusul dengan nyeri yang merambat ke punggung bawah. Dia terdiam sejenak, menaruh cangkirnya dan meraba perutnya yang besar, berusaha menenangkan diri. Mungkin hanya Braxton Hicks, pikirnya—kontraksi palsu yang biasa terjadi di akhir kehamilan. Namun, rasa sakit itu semakin lama semakin kuat, membuatnya meringis dan sedikit mengerang."Samuel!" panggilnya, suaranya bergetar karena mulai merasa panik.Samuel, yang sedang berada di dapur, segera menghampiri Nesya. "Apa yang terjadi, sayang?" tanyanya, tatapannya penuh kekhawatiran. Dia berlutut di samping Nesya, meraih tangannya yang dingin.Nesya menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku rasa kontraksi ini berbeda, Sam. Sakit sekali... lebih dari sebelumnya."Samuel langsung waspada. "Ini mungkin sudah waktunya. Kamu pasti mulai melahirkan," ujarnya, meski tetap berusaha te

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 22

    Suasana rumah Nesya dan Samuel semakin tenang dan penuh cinta sejak Samuel memutuskan berhenti bekerja sebagai pelayan kafe. Ia sekarang fokus menyelesaikan kuliahnya, dan di sela-sela itu, Samuel juga mengambil peran sebagai suami siaga untuk Nesya yang tengah hamil besar. Setiap pagi, Samuel selalu menyiapkan sarapan untuk Nesya, mengantar dan menjemputnya ke dokter, dan belajar lebih banyak tentang bisnis keluarga Nesya. Ia tahu, Nesya ingin menyerahkan tanggung jawab besar itu padanya.Saat mereka sarapan di dapur yang hangat dan penuh dengan aroma kopi, Samuel melihat Nesya memandanginya dengan senyum kecil."Ada apa?" Samuel bertanya sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya.Nesya menggeleng pelan. "Aku cuma merasa sangat beruntung punya kamu di hidupku. Kamu sekarang belajar banyak soal bisnis perusahaan, dan kamu begitu perhatian padaku. Aku benar-benar berterima kasih."Samuel tersenyum lembut, lalu meraih tangan Nesya. "Aku juga sangat bersyukur, Nes. Aku tahu kamu sudah

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 21

    Acara syukuran untuk kandungan Nesya yang sudah memasuki usia tujuh bulan digelar dengan meriah. Dekorasi indah berwarna lembut menghiasi rumah mereka, dan tamu-tamu mulai berdatangan. Musik lembut mengalun di latar belakang, menyambut kerabat dan teman yang datang dengan wajah ceria. Samuel dan Nesya berdiri di pintu masuk, menyambut setiap tamu dengan senyum hangat."Selamat, Nesya! Kamu kelihatan sangat bahagia," ujar salah satu teman lama Nesya, sembari memeluknya dengan hangat.Nesya tersenyum lebar, tangannya dengan lembut menyentuh perutnya yang membesar. "Terima kasih. Aku memang sangat bahagia, semua ini seperti mimpi."Samuel berdiri di sampingnya, memegang tangannya dengan erat. "Kami benar-benar bersyukur atas semua dukungan dari kalian semua. Ini momen yang sangat spesial bagi kami," kata Samuel sambil memandang Nesya dengan penuh cinta.Di tengah suasana yang ceria itu, Leonard dan Desy tidak bisa menutupi rasa iri mereka. Mereka berdiri di sudut ruangan, menatap acara s

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 20

    Seminggu telah berlalu.Berita tentang pernikahan Nesya dan Samuel menyebar cepat, seperti api yang tersulut angin. Leonard dan Desy, yang merasa iri dengan kebahagiaan Nesya, memanfaatkan masa lalu hubungan kontrak Nesya dan Samuel untuk merusak reputasi Nesya dan Samuel. Mereka mulai menyebarkan kabar bahwa Samuel, yang dianggap hanya seorang pelayan kafe, sebenarnya dibayar oleh Nesya untuk berpura-pura menjadi suaminya. Tujuannya? Agar Nesya tidak dicap sebagai "perawan tua" oleh lingkungan sosialnya. Desy bahkan membawa bukti berupa dokumen perjanjian lama mereka dan menunjukkan kepada publik.Tak butuh waktu lama, berita tersebut menjadi viral di media sosial. Orang-orang mulai membicarakan hubungan mereka dengan nada cemoohan, menyindir bahwa pernikahan itu hanya sebuah sandiwara.Berita itu langsung menyebar ke mana-mana, menjadi pembicaraan di media sosial, di kantor Nesya, bahkan di kafe tempat Samuel bekerja. Desy dengan senang hati memamerkan “bukti” bahwa Nesya membayar S

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 19

    Satu bulan berlalu sejak percakapan serius antara Nesya, Samuel, dan Mommy Gresya. Kehidupan mereka tampak semakin harmonis, hubungan mereka yang sebelumnya diliputi kebohongan kini terasa lebih terbuka dan dipenuhi cinta. Samuel pun tidak pernah meninggalkan sisi Nesya, berusaha memberikan perhatian dan kasih sayang yang penuh.Pukul tujuh pagi, Nesya yang tengah duduk di meja makan bersama Samuel mulai merasa pusing. Pandangannya berkunang-kunang dan perutnya terasa mual hebat. “Aku nggak enak badan,” Nesya berbisik sambil menekan perutnya. Samuel yang sedang menikmati sarapan langsung menoleh. "Kamu kenapa, Sayang?" tanyanya khawatir. Nesya menggelengkan kepala, tetapi sebelum dia sempat berkata apa-apa, tubuhnya terasa lemas dan pandangannya semakin buram. “Aku... ” ucapnya pelan sebelum tubuhnya benar-benar limbung dari kursi.Samuel yang panik segera berdiri dan menangkap tubuh Nesya sebelum jatuh. “Nesya! Nesya!” panggilnya dengan suara penuh kepanikan. Dia segera menggendong

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 18

    Ruangan rumah sakit yang tadinya hening perlahan diwarnai oleh suara langkah-langkah perawat yang lalu-lalang. Di kamar rawat biasa, Mommy Gresya sudah siuman dan dipindahkan dari ruang ICU. Wajahnya tampak lebih segar, meski matanya masih menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Nesya duduk di samping tempat tidurnya, menggenggam tangan sang ibu dengan hati-hati."Mommy... Aku benar-benar minta maaf," suara Nesya terdengar lemah namun tulus. Ia menunduk, tidak berani menatap langsung ke mata ibunya. Mommy Gresya menghela napas panjang, menatap jendela dengan tatapan yang kosong. “Kenapa kamu nggak cerita dari awal, Nesya? Kamu pikir, menutupi ini semua akan membuatku bahagia?”Nesya menelan ludah, hatinya terasa berat. “Aku nggak bermaksud menyakiti Mommy... Aku hanya takut, takut kalau Mommy nggak setuju dengan keputusan yang aku buat. Waktu itu... semuanya terasa seperti satu-satunya jalan keluar.”Mommy Gresya memutar tubuhnya perlahan, menatap Nesya dengan tatapan yang tajam. “Pern

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status