Share

SB~ Chapter (7)

Malam telah tiba, entah kenapa malam ini malah menjadi malam yang begitu menegangkan bagi Nesya. Entah apa yang akan terjadi dengan malam ini, Nesya begitu tampak gugup. Sesekali Nesya mengatur nafasnya, Nesya menarik nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan-lahan. 

"Kenapa malam ini tubuhku gemetar seperti ini? Apa yang akan terjadi? My god, tubuhku terasa panas dingin, " gumam Nesya. 

Nesya kini sedang duduk di depan meja riasnya. Nesya terus menyisir rambutnya. Nesya masih bermalam di rumah Mommy Gresya, sebab sang Mommy belum siap jika harus ditinggal. Tiara di rumah barunya untuk sementara waktu Samuel titipkan kepada Baby Sister. 

Saat ini Samuel sedang berada di dalam kamar mandi. Samuel sedang membersihkan tubuhnya. Bukan Nesya saja yang merasakan keanehan malam ini, begitu pun Samuel, dirinya tampak tegang. 

"Duh ... gara-gara kejadian tadi siang pikiranku traveling terus, " gumam Samuel. 

# Sebelumnya! 

Di sebuah taman kota, Samuel dan Nesya menikmati makan bakso di sekitaran taman. Awalnya Nesya menolak di ajak makan di pinggir jalan. Samuel terus mendesaknya hingga Nesya pun akhirnya mau makan bakso. 

"Bagaimana Baby? Apakah enak baksonya? " tanya Samuel. 

"Sangat enak! Ternyata asik juga .makan di pinggir jalan kek gini, " seru Nesya. 

Ternyata di taman itu ada Desy dan Leonard juga. Nesya menghentikan makan bakso nya sebab ia tidak mau ketahuan sama Leonard dan Desy makan di pinggir jalan.

"Sam, ayo kita cepat pergi. Ada Desy dan Leonard, " ucap Nesya begitu panik.

Samuel pun menurut, Samuel dan Nesya tidak menghabiskan baksonya. Keduanya buru-buru pergi agar tidak ketahuan oleh Leonard.

Samuel dan Nesya duduk santai di pinggiran danau kecil yang ada air mancurnya. Duduk di atas rerumputan hijau, udara siang ini begitu sejuk, cuaca pun tidak terlalu panas. Nesya melempar bebatuan kecil ke arah danau, ini baru pertama kalinya bagi Nesya bisa ngedate bersama pasangan meskipun status Samuel hanya suami bayarannya.

Samuel menengok ke arah belakang dan ternyata ada Desy dan Leonard juga. Samuel memberanikan diri merangkul Nesya dengan sangat mesra. Sehingga kepala Nesya bersandar di bahu Samuel.

"Kenapa sih? " tanya Nesya yang merasa aneh dengan sikap Samuel yang tiba-tiba saja manis seperti itu. Samuel mengacak-acak lembut puncak rambut kepala Nesya.

"Ada mantanmu, " ucap Samuel.

"What? Ada mereka lagi. " Nesya membuang nafas kasar, kenapa selalu ada mereka berdua.

Leonard dan Desy yang melihat ada Nesya dan Samuel segera bergegas ke arah danau itu dan ikut duduk di atas rerumputan hijau.

"Eh ada pasangan pengantin baru nih, " celetuk Desy yang langsung menunjukan kemesraannya bersama Leonard di depan Nesya dan Samuel.

Leonard mendekap Desy tak kalah mesranya. Membuat Nesya semakin tidak suka, bagaimana pun Leonard adalah pria yang dicintai Nesya sampai saat ini.

"Jangan tunjukan mimik wajahmu yang tidak suka seperti itu, " bisik Samuel kepada Nesya.

"Aku cemburu, " bisik Nesya mengatakan yang sejujurnya kepada Samuel.

"Kini aku yang akan membuat dia cemburu kepadamu. Tapi sebelumnya aku minta maaf, karena aku sudah lancang, " ucap Samuel masih berbisik.

"Maksud kamu? " Nesya sama sekali tidak mengerti apa yang di ucapkan Samuel.

Samuel tersenyum simpul, Samuel mengangkat dagunya Nesya lalu Samuel memberanikan diri memberikan Nesya satu kecupan lembut di bibir Nesya. Kedua mata Nesya langsung terbuka lebar ketika satu kecupan itu mendarat, Nesya bingung apa yang harus ia lakukan sebab ini baru pertama kali buat Nesya.

"Oh my god! Kok rasanya manis, gimana caranya membalasnya. Aku bingung, " ucap Nesya dalam hati.

Leonard dan Desy begitu terbelalak ketika melihat Nesya dan Samuel. Keduanya begitu iri, apa lagi melihat permainan Samuel selembut itu.

Karena Nesya terlihat kaku karena bingung, Samuel menghentikannya, "Sungguh manis, Baby! Mangkanya aku selalu ingin memanjakan kamu dengan sebuah sentuhan hangat. Baby, aku sangat beruntung bisa menjadi suamimu. Hanya laki-laki bodoh yang sudah menyianyiakan kamu, " tutur Samuel dengan lembut. Samuel merapikan helaian rambut Nesya kebelakang telinga.

"Kamu sangat cantik Baby, " ucapnya lagi.

Nesya semakin terkesima saja, Nesya merasa ini seperti nyata bukan sandiwara. Nesya masih melongo sembari menyentuh bibirnya.

"Kenapa? Mau lagi? Nanti malam Baby, aku akan memanjakan kamu, " ucap Samuel.

"Ish memalukan, " desis Desy.

"Kenapa bisa memalukan? " tanya Samuel kepada Desy.

"Berciuman di tempat terbuka, hih memalukan, " ucap Desy dengan angkuh.

"Emang masalah? Kita kan sudah halal. Gak ada salahnya dong, kalau mau tinggal turuti saja, " ucap Samuel.

"Ayo Baby! Kita pergi saja dari sini. " Samuel beranjak berdiri dan langsung meraih tubuh Nesya dalam pangkuannya.

Nesya semakin kaku saja, dan hanya bisa diam dengan perlakuan Samuel.

****

Kejadian tadi siang di taman selalu terbayang-bayang oleh Nesya. Rasanya ingin Nesya ulangi sekali lagi.

"Malam ini apakah Samuel apakah Samuel akan meminta haknya? Sudah tidak ada perjanjian diantara kita. Aku dan dia menjalani pernikahan ini sampai aku bosan, dan Samuel begitu sangat yakin kalau aku tidak akan pernah bosan, " gumam Nesya dalam hatinya.

"Duh ... kenapa semakin gugup saja, " ucapnya lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status