Share

SB~ Chapter (5)

"Baby aku sangat menginginkannya. Ini kan first night kita, masa sih kamu tidak menginginkannya juga, " ucap Samuel yang membangunkan tidur Nesya. Tangan Samuel yang nakal mampu membangunkan tidur Nesya yang nyenyak.

"Hentikan! " Nesya memegang tangan Samuel yang sedari tadi berkelana ke tempat yang enak untuk di jajah.

"Kau mau aku denda? " tanya Nesya yang langsung beranjak bangun.

Namun, dengan gesitnya Samuel menghimpit Nesya hingga kini Nesya berapa dalam kungkungan Samuel. Cengkraman tangan Samuel begitu kuat sehingga Nesya tidak bisa berkutik lagi.

"Aku tidak perduli dengan denda yang harus aku bayar, Baby! Malam ini adalah malam spesial untuk kita. " Samuel tersenyum simpul ia menatap dalam wajah Nesya yang mulai tegang.

Detak jantung Nesya mulai loncat-loncat tak karuan, tatapan Samuel mampu membuat Nesya terhanyut.

"Apakah tidak akan dosa? " tanya Nesya dengan bibir gemetar.

"Tidak akan Baby! Kita sudah sah menjadi suami istri. Baby, aku jamin malam ini kau akan mendapatkan surgamu. Baby, apakah kau mau? " tanya Samuel dan dengan cepat Nesya mengangguk.

"Terima kasih! " Samuel beranjak bangun.

"Kok gak jadi? " tanya Nesya yang sepertinya sudah tidak sabar.

"Baby, coba kau berdiri, " titah Samuel. Nesya pun mengangguk dan langsung menurut.

Samuel berdiri di belakang tubuh Nesya, kedua tangannya melingkar di perut Nesya. 

"Kita mulai, " bisik Samuel sembari mendaratkan kecupan hangat di tengkuk Nesya. 

"Sungguh wangi aroma tubuhmu, Baby! " Samuel semakin terhanyut dengan aroma wangi di tubuh Nesya, di tambah aroma bunga melati yang masih melekat.

"Emang harus kek gini dulu Sam, kenapa gak langsung saja sih. Ini kelamaan. Terlalu banyak drama, " protes Nesya yang semakin tidak sabar sebab Samuel masih memeluknya dengan erat. 

"Sabar Baby. Kita harus pemanasan dulu biar semakin terasa. Apakah kau sudah merasakan sensasinya? " tanya Samuel memutar tubuh Nesya.

"Tentu saja! Tubuhku sangat panas Sam. Entah kenapa jadi seperti ini. Sam jadi please ... lanjutkan jangan nanggung Sam. " Nesya melingkarkan kedua tangannya di tengkuk Samuel. Samuel semakin bersemangat saja. 

"Gimana dengan surat perjanjian yang sudah kau tulis Baby? " tanya Samuel. Kedua tangan Samuel melingkar di pinggang Nesya.

"Lupakan saja! Bisa aku hapus. Kan aku yang paling berkuasa. " Nesya tersenyum nakal. Samuel semakin erat mencengkram tubuh Nesya.

"Ok, kita mulai, " ajak Samuel. 

Nesya mengangguk penuh semangat dan langsung memejamkan kedua matanya.

"Ayo dong kenapa lama sih! " protes Nesya yang sudah memonyongkan bibirnya. Nesya sudah menanti untuk mendapatkan kecupan dari Samuel.

"Ih lama, " kesal Nesya yang langsung membuka kedua matanya.

Nesya terbelalak saat ini, kedua matanya terbuka lebar. Wajahnya merona-rona bagaikan kepiting gosong.

"Kenapa? Apa nya yang lama? " tanya Samuel.

Nesya terlihat kikuk dan merasa bingung. Nesya menggaruk pelipisnya yang sama sekali tidak gatal.

"Nesya, kau kenapa sih? Kau mimpi apaan sih sampai suaramu itu membangunkan tidurku! " gerutu Samuel yang beranjak bangun dari tempat tidur.

"Jadi tadi aku itu sedang bermimpi? " Nesya tepuk jidat. Bisa-bisanya sampai terbawa mimpi dan terkesan seperti nyata.

"Mimpi apaan sih? " tanya Samuel kepo.

"Iiiih sebal ... ternyata mimpi. Coba kalau si Samuel tidak membangunkan ku, mungkin aki bisa merasakan itu meskipun hanya dalam mimpi, " batin Nesya. 

_

"Bagaimana malam pengantin kalian? " tanya Mommy Gresya menggoda Samuel dan Nesya. Ketiganya kini tengah menikmati sarapan di pagi hari.

Pertanyaan Mommy Gresya membuat Nesya tersedak dan langsung cegukan.

"Baby ... kau kenapa? " tanya Samuel yang langsung memberikan segelas air putih kepada Nesya.

"Keselek, " jawab Nesya ketus.

Nesya begitu kesal, kenapa harus membahas soal malam pengantin. Membuat Nesya semakin ngiler saja dan semakin membuat dirinya penasaran.

"Semalam itu lancar jaya Mommy. Semoga secepatnya aku dan My Baby bisa memberikan cucu untuk Mommy, " ucap Samuel dengan santai. Samuel semakin mendalami perannya sebagai suami.

"Duh ... Mommy sangat senang mendengarnya. Aamiin semoga benih itu segera tumbuh di rahim Nesya, " seru Mommy Gresya penuh harap.

Nesya hanya menyimak saja, tapi terlintas pikiran nya mulai traveling. Nesya teringat soal mimpi semalam, membayangkan seperti nyata mimpi itu.

"Tuh-kan ... otak ku jadi traveling lagi, " batin Nesya. 

"Aamiin, " seru Samuel.

Samuel menoleh kearah Nesya, ia pun mengusap wajah Nesya dengan lembut, "Kenapa Baby, kenapa kau melamun? Kau malu karena aku bahas malam indah kita semalam di depan Mommy? "

Kya ....

Perkataan Samuel membuyarkan lamunan Nesya dan Nesya kembali cegukan.

"Sudah ... sudah! Samuel kau jangan menggoda Nesya lagi. Sepertinya Nesya malu, " sahut Mommy Gresya menggoda putrinya.

"ish ... menyebalkan, " desis Nesya dalam hati. 

****

Nesya dan Samuel sudah tiba di perusahaan yang di pimpin oleh Nesya. Kebetulan ada Leonard di parkiran, Leonard akan menghadiri rapat pagi ini di Perusahaan Nesya.

"My Baby, nanti siang aku jemput. Kita makan siang bareng. " Samuel yang menyadari adanya Leonard langsung memainkan perannya.

Samuel mencium keningnya Nesya lalu berbisik, "Maaf, aku sudah lancang. Jangan denda aku. Tuh ada mantan kamu yang lagi memperhatikan kita."

Ketika Nesya mau menoleh. Samuel menahannya, "Jangan menoleh kearah sana. "

Nesya mengangguk. Entah kenapa dirinya malah jadi kaku di depan Samuel. Melihat Nesya hanya diam melongo membuat Samuel gemas dan nekad mencumbu lembut bibir Nesya tapi hanya sekilas, "Baby, aku ke kampus dulu. "

Nesya tercengang dan menyentuh bibirnya yang habis kena sun oleh suami bayarannya itu. Samuel tersenyum nakal dan mengacak lembut rambut Nesya, "Maaf! " bisik Samuel.

"Ish ... menyebalkan! " desis Nesya sembari memukul-mukul bidang dada Samuel.

"Tapi suka kan Baby, " goda Samuel.

"Sudah sana berangkat ke kampus, aku mau meeting. " Nesya meraih tangan kanan Samuel lalu mencium punggung tangan Samuel.

"Assalamu'alaikum baby, " ucap Samuel mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam Mas. "

Samuel masuk kedalam mobilnya. Leonard semakin kepanasan saja. Leonard pun menghampiri Nesya ketika mobil yang di tumpangi Samuel berlalu.

"Ekhem ... makin sweet saja, " sahut Leonard ketika berhadapan dengan Nesya.

"Iya dong harus, " ucap Nesya ketus dengan mimik wajahnya yang jutek abis. Nesya nyelonong meninggalkan Leonard yang berdiri mematung.

Jam sudah menunjukan pukul 11 siang, Samuel yang sudah selesai di kampus nya langsung bergegas menuju ke kantornya Nesya. Di dalam mobil, Samuel membayangkan kejadian tadi pagi.

"Kenapa tadi aku berani mencium bibirnya? Tidak takut sama denda yang tertera di dalam surat kontrak, " gumamnya sembari melebarkan senyum.

"Kenapa aku merasa kalau wanita tua itu milikku. Hahaha ... lucu sekali. "

Bukan hanya Samuel, Nesya juga sama dirinya membayangkan saat pagi ketika dirinya mendapat kecupan manis dari Samuel.

"Duh ... Samuel mencium ku, kok aku mau lagi ya? Manis sangat manis. Ah sial! Aku terjebak dalam isi surat kontrak yang sudah aku buat, " gumam Nesya.

Nesya menggigit bibir bawahnya, rasanya ingin sekali merasakannya. Meskipun usianya sudah 32 tahun, Nesya belum sama sekali merasakannya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status