Share

Kafe Baru 1

Author: 3A
last update Last Updated: 2021-04-12 15:30:00

Azan shubuh yang begitu merdu terdengar jelas di telinga Deli. Deli langsung bangun, dia ke kamar kamdi untuk membersihkan dirinya dan mengambil wudhu. Deli melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah selesai melaksanakan kewajibannya, Deli langsung menuju dapur, hari ini Deli akan membuat sarapan. Deli tidak ingin bunda memasak sarapan hari ini, Deli sangat tau kalau bundanya sedang capek.

Deli mengambil semua bahan yang dibutuhkannya dari dalam kulkas. Deli akan memasak nasi goreng seafood untuk sarapan hari ini. Deli kemudian mengiris dan menyiapkan semua bahan untuk nasi gorengnya. Deli mengerjakan semua pekerjaan itu dengan rasa bahagia tanpa ada beban sedikitlun. Deli sadar mulai hari ini ke atas, hidupnya tidak akan segampang seperti yang sudah sudah. Makanya mulai hari ini Deli bertekad akan lebih mandiri lagi. Akhirnya setelah berkutat lebih kurang satu jam di dapur, nasi goreng seafood, telur ceplok goreng dan seteko teh hangat sudah siap dihidangkan Deli di atas meja makan. Lalu Deli pergi mengetuk pintu kamar ayah dan bunda serta pintu kamar Hendri.

Mereka semua sudah duduk di meja makan, Bunda mengambilkan nasi gireng untuk seluruh anggota keluarganya, sedangkan Deli menuang air teh kedalam cangkir cangkir yang ada. Mereka sarapan dengan sangat cepat, hari ini adalah awal baru dalam kehidupan mereka. Mereka akan memulai melangkah dari awal kembali. 

Selesai sarapan Ayah dan Hendri langsung pergi membeli bahan bahan untuk membangun kafe yang akan menjadi tempat mereka mencari nafkah. Sedangkan Bunda dan Deli sibuk berdiskusi memilih makanan apa yang akan mereka sajikan di kafe, serta mendiskusikan berapa harga yang akan mereka kenakan ke tiap menu. Saat sedang asik berdiskusi, ponsel Deli berdering tanda panggilan masuk. Deli melihat ponselnya ternyata yang mengubunginya adalah Dian.

"Hallo Deli, loe dimana?" teriak Dian dengan kencangnya saat Deli mengangkat panggilannya.

"Wow, sakit telinga gue denger teriakan loe. Gue di rumah dimana lagi, sabtu kampus tutup." jawab Deli sambil mengusap telinganya yang sakit karena Dian berteriak dengan keras.

"Deli, loe jangan becanda. Kami di depan rumah loe, nggak ada orang. Malahan yang ada tulisan yang membuat kami syok."

"Oh itu, gue lupa ngomong sama kalian. Gue udah pindah rumah. Kalau kalian mau ke sini aja, ke rumah baru gue."

"Sharelock aja. Kami ke sana sekarang."

Dian dan Dina langsung masuk kembali kemobil Dian. Mereka akan menuju rumah baru Deli. Mereka sangat ingin tahu kenapa sahabat mereka bisa pindah. Kenapa pula rumah sahabat mereka di sita oleh bank. Padahal ayah Deli tergolong kedalam pengusaja sukses negara A. Setelah mengikuti maao yang dikirim oleh Deli, kedua sahabat itu sampai juga. Dian dan Dina terbengong melihat rumah Deli yang sekarang.

"Gue yakin Din. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan ayah Deli."

"Yup Yan. Kita sebagai sahabat harus selalu mendukung Deli dalam kondisi apapun."

"Okeh. Kita tidak akan bertanya apapun kepada Deli. Biarkan Deli saja yang menceritakan kepada kita tentang masalah yang menimpa keluarganya."

Dian kemudian mengetuk pintu rumah Deli.

"Masuk aja yan, nggak dikunci" kata Deli dari ruang tamu keluarganya. Deli masih berdiskusi dengan Bunda.

"Assalamulaikum Bunda" kata Dian.

Dian dan Dina kemudian bersalaman dan mencium tangan Bunda.

"Waalikumsalam, wah kalian berdua makin cantik aja. Kalian tadi ke rumah lama Deli?"

" Yup Bunda, tapi ternyata Bunda udah lindah ke sini. Tali tidak kasih tau kami" jawab Dian sambil pura pura merajuk.

"Kalian mungkin segan bertanya, tapi Bunda akan kasih tau semuanya sama kalian."

Bunda kemudian menceritakan semuanya. Bagaimana mereka bisa pindah kerumah yang sekarang, serta rencana pembangunan kafe. Saat mereka sedang asik berdiskusi tentang harga dan jenis makanan. Ayah dan Hendri datang.

"Gimana Ayah? Ada cukup uangnya?" kata Bunda.

"Cukup Bun. Malahan berlebih untuk beli bahan bahan masakan untuk modal awak kafe."

"Wah sukurlah kalau begitu Ayah. Oh ya Ayah, di dalam ada sahabat Deli. Namanya Dian dan Dina. Mereka sedang berdiskusi tentang makanan apa saja yang akan kita sediakan di kafe nantinya."

" Itu memang lebih bagus anak muda yang memilih menunya Mi. Jadi tepat sasaran nanti." jawab Ayah.

Deli dan kesua sahabatnya langsung keluar dari rumah saat mendengar ada mobilnyang masuk. Ternyata mobik itu adalah mobil yang mengantarkan bahan bahan untuk mendirifkan kafe.

Ayah dan Hendri mulai memotong motong kayu untuk tempat duduk. Sedangkan Deli yang sudah meminta Dian untuk membeli banyak bola, langsung membolongkan bola bola itu untuk tempat lampu kecil kecil. Mereka bekerja dengan sangat tekun dan penuh canda tawa. Bunda yang melihat semua bekerja langsung ke dapur untuk memasak makan siang. Mereka semangat untuk bekerja.

Saat azand zhuhur berkumandang, mereka semua menghentikan aktifitas dan pergi membersihkan diri untuk menunaikan kewajiban. Mereka melakukan sholat berjamaah dengan Ayah sebagai imamnya. Selesai sholat berjamaah mereka semua makan siang dengan masakan yang dibuat oleh Bunda. Mereka makan dengan lahap. Setelah selesai makan siang mereka kembali mengerjakan pembuatan kadmfe itu.

"Ayah, memang nggak dikasih atap ya yah kafenya?" tanya Dian.

"Nggak Yan. Kita buat model kafe yang jonsep rooftop. Tapi kita pindahkan ke halaman. Nanti kita kasih payung payung cantik untuk penahan panas. Sedangkan di malam hari payungnya kita kuncup dan akan berganti dengan cahaya lampu warna warni. Nanti di beberapa titik akan kita buatkan tempat anak muda berfoto." kata ayah menjelaskan konsep kafe tersebut.

"Ayah, Dina punya ide. Delikan banyak novel dan buku bacaan tuh, bagaimana kalau kita buat konsepnya seperti perpustakaan. Jadi anak muda ke sini tidak hanya pergi makan atau minum, tetapi juga pergi membcmaca buku. Tiap akhir pekan kita adakan music live. Bagaimana ayah?"

"Wah ide mu boleh juga. Nanti biar Hendei yang membuat rak rak untuk buku buku itu"

Ayah kemudian menemui Hendri yang sedang sibuk membuat sebuah kursi.

"Hen, tadi ada ide dari Dina. Bgaimana kalau kita buat konsepnya seperti pustaka dan kafe. Buku buku Deli kn banyak itu. Jadi mereka ke sini tidak hanya mengenyangkan perut tetapi juga otaknya. Bagaimana menurutmu?"

"Ide bagus ayah. Di ibu kota tidak ada kafe outdoor yang langsung jadi pustaka" kata Hendri.

Hendri kemudian mencari beberapa model rak pajangan untuk memajang buku yang ada. Deli yang sudah tau ide itu langsung meminta bantuan Dian dan Dina untuk membawa keluar semua koleksi buku bukunya.

"Kak, ini semua buku ku."

"Tarok disitu aja dulu Del.  Nanti setelah selesai satu rak ini, kamu bisa menyusun bukunya."

"Kak Hendri, besok akan Dian dan Dina tambah bukunya. Jadi kakak harus membuat tempatnya lebih banyak lagu. Penuhin aja semua teras ini dengan rak rak buku."

Hendri dan Ayah yang mendengar kata kata Dian langsung tertawa. Dian dengan gampangnya meminta Hendri mebuat rak rak yang banyak. Tak terasa hari sudah sore. Target Ayah untuk kursi dan meja telah selesai separo, rak pajangan buku juga udah banyak yang siap. Tinggal besok ayah membuat meja untuk kasir dan membuat spot untuk berfhoto.

Mereka semua makan malam dengan sangat lahap. Bincang bincang kecil untuk kafe merekapun  mengalir kembali. Karena hari sudah malam Dian dan Dina pamit untuk pulang. Besok mereka akan datang lagi dengan membawa buku buku yang tidak mereka butuhkan.

"Bunda, sepertinya besok bunda sudah harus membeli bahan bahan untuk memasak, karena sekasa sepertinya kafe kita udah bisa beroperasi" kata ayah dengan penuh semangat.

"Kalau begitu besok bunda akan belanja kepasar. Deli temani bunda ya."

" Siap bun."

"Kalau begitu kita beristirahat dulu. Besok kita lanjut lagi. Deli kamu cetak brosurnya setelah itu tinggal tempel dan sebar."

"Siap ayah."

Mereka semua masuk ke kamar masing masing untuk beristirahat. Mereka semua benar benar lelah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Ku bukan Milik Ku   Pengakuan Cinta Dina

    Kepada para penumpang untuk membetulkan duduknya dan memasang sabuk pengaman. Sebentar lagi pesawat akan landing." kata pramugari yang berdiri di depan.Felix yang mendengar suara merdu pramugari langsung terbangun dari tidur nikmatnya. Dia melihat Dina yang tertidur sambil memeluk tangan Felix. Felix baru sadar kalau Dina memeluk tangannya. makanya untuk perjalanan jauh Dina lebih suka memakai pilotnya yang ini dari pada yang biasanya."Din bangun Din. Sebentar lagi pesawat akan landing." kata Felix membangunkan Dina dengan cara mengguncang tangan Dina yang sedang memeluk tangan Felix.Dina yang melihat tangannya memeluk tangan Felix langsung melepaskan pegangan tangannya. Dina terlihat malu sendiri."Santai aja Din. Nggak masalah" kata Felix."Maaf Lix. Dari tadi pastinya tangan aku memeluk tangan kamu ya?" tanya Dina sambil menatap Felix."Lumayan lama Din" jawab Felix.Dina kemudian duduk dengan tenangnya. dia sangat malu se

  • Suami Ku bukan Milik Ku   Penerbangan

    Hari ini pagi pagi sekali Jero dan Felix sudah bangun dari tidur mereka. Mereka sedang membersihkan diri untuk bersiap siap menuju bandara. Mereka akan menumpang ke Dina untuk pulang ke negara I. Jero dan Felix menyelesaikan sarapan mereka dengan sangat cepat. Mereka tidak mau membuat Dina menunggu mereka.Tin tin tin, bunyi klakson mobil di depan pintu rumah. Seorang pelayan yang akan tinggal di rumah pergi membukakan pintu."Maaf Pak, mau cari siapa?" tanya pelayan kepada seorang pria yang berpakaian seperti excekutif muda."Saya adalah karyawan Nona Dina. Saya diminta untuk menjemput Tuan Felix dan Tuan Jero" kata pria tersebut."Oh silahkan masuk Tuan. Tuan Jero dan Tuan Felix sedang sarapan." kata pelayan sambil membukakan pintu lebar lebar untuk pemuda tampan tersebut.Asisten Dina langsung masuk ke dalam rumah. Dia mengikuti pelayan yang mengantarkan dia ke ruang makan."Tuan, ini ada utusan dari Nona Dina" kata pelayan kepada Jero da

  • Suami Ku bukan Milik Ku   Kedai Coklat

    Bunyi ponsel Felix memecah kesunyian di siang hari itu. Felix dan Jero yang sedang menikmati makan siang mereka langsung menatap ponsel Felix bersamaan. Karena layar ponsel Felix menampilkan wajah seorang pria yang mereka sangat kenal. Pria yang telah lama tidak ke negara I. Pria tersebut dan wanitanya memilih tinggal di Negara B.Felix menatap ke Jero, meminta persetujuan apakah telpon tersebut perlu diangkat atau tidak."Angkat aja kalau telpon lagi. Gue mau denger apalagi yang mau dikatakan bokap dan nyokap. Apakah masalah Frenya lagi atau yang lainnya." kata Jero yang sudah bosan tiap kali dia melakukan perjalanan ke negara ini, pasti dia akan kena khotbah jumat karena bertemu dengan Frenya.Ternyata memang benar Papi Jero menghubungi Felix kembali. Felix langsung mengangkat panggilan itu."Hallo Pi. Ada apa Pi?" tanya Felix kepada Papi."Kalian pulang kapan ke rumah?? Papi dab Mami ada di rumah. Kami berdua sudah menetapkan hati akan kembali t

  • Suami Ku bukan Milik Ku   Meeting Penting

    Jero sudah bangun subuh subuh, dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Jero tidak berendam di bathup seperti kebiasaannya. Dia sangat takut untuk terlambat. Jero tidak ingin memancing kemarahan Felix di pagi hari. Jero takut membuat Felix emosi. Selesai mandi Jero memakai stelan hitamnya. Jero dan Felix selalu bersepakat kalau untuk melakukan presentasi kerjasama mereka akan memakai baju serba hitam. Kecuali kemeja, baru berwarna putih. Jero sudah terlihat sangat rapi. Setelah yakin dengan penampilannya dia langsung berjalan keluar kamar menuju meja makan.Felix yang juga sudah memakai stelan serba hitam termasuk dengan kemeja yang juga hitam keluar dari kamarnya menuju meja makan. Felix juga sudah membawa laptop untuk presentasi. Felix sudah membaca dan mengulang ulang apa yang akan dipresentasikannya nanti. Saat di anak tangga tengah Felix sudah melihat Jero duduk di meja makan dengan kopi dan roti bakar.Felix tidak melihat ada

  • Suami Ku bukan Milik Ku   Emosi Felix

    Jero yang sudah lelah menuju rumah utama, dia sangat merindukan kasur empuk miliknya. Sampai di rumah, Jero langsung masuk ke dalam kamar, dia membuka semua bajunya, tubuh indah Jero terpampang dengan sangat indah di kaca kamar mandi. Jero mengisi bathup dengan air panas dan menuangkan sabun aroma therapy. Jero kemudian berendam di dalam bathup. Dia merilekskan badannya yang memang sudah sangat sangat lelah. Pertarungan ranjang yang menguras tenaga dan juga emosinya. Jero berendam selama dua jam. Selesai berendam Jero memasang baju santainya, dia yang semula berniat untuk tidur mengurungkan niatnya. Dia harus bekerja sore ini. Dia berencana akan ke apartemen Frenya nanti malam. Jero ingin mengulang kembali cerita pertempuran ranjang yang dibalut dengan nafsu itu.Jero melangkahkan kakinya menuju dapur, dia harus membuat kopi terlebih dahulu. Para pembantu yang biasanya memasak hari ini tidak hadir. Dia harus pergi le rumah sakit untuk merawat suaminya. Jadilah sore ini Jero m

  • Suami Ku bukan Milik Ku   Ronde Dua

    Jero yang baru bangun dari tidurnya melihat Frenya yang tanpa busana sedang memeluk dirinya langsung saja menelentangkan posisi Frenya. dia melumat puting Frenya dengan rakus. Serta memeras payudara Frenya yang sebelah lagi. Frenya yang sedang nyenyak tidur langsung terbangun karena hisapan dan remasan di kedua payudaranya. Frenya yang melihat Jero sedang asik bermain di sana langsung pura pura tidur kembali. Dia tidak mau mengganggu keasikan Jero yang sedang bermain itu. Frenya menikmati setiap belaian, setiap lumatan dan setiap remasan yang diberikan Jero kepada tubuhnya. Frenya yang sudah basah dibagian inti tubuhnya juga mendapatkan serangan yang sama pada inti tubuhnya itu. Frenya menggeliat geliat menerima serangan dari Jero. "Sayang masukin lagi sayang. Aku udah nggak sanggup sayang." kata Frenya yang udah nggak sanggup menahannya lagi. "Sabar sayang. Aku lagi ingin bermain dengan dua benda kenyal ini sayang" kata Jero yang nggak mau langsung celup ke inti Fre

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status