Share

Kenekatan Tasya

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 16:45:40

"Sya, kenapa?" tanya Pak Ega lembut sambil membelai punggung sang anak.

Namun, bukannya menjawab, Tasya hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Duduk," titah Pak Ega kepada tiga orang yang ada di hadapannya itu.

Dengan langkah malas-malasan, Pak Devan dan Bu Dhira yang tadi hendak pergi pun, akhirnya terpaksa duduk kembali karena permintaan lelaki itu.

"Kamu kenal Tasya?" tanya Pak Ega kepada lelaki itu dan mendapat anggukan darinya.

"Saya Varo, kebetulan saya sama Tasya satu tempat kerja di food court. Tasya jualan di sana, dan saya mengisi acara musik di sana setiap jumat sampai minggu. Saya sering memperhatikan Tasya, tapi mungkin Tasya yang gak pernah memperhatikan saya, apalagi dia juga sudah punya kekasih," ucap lelaki itu menjelaskan siapa dirinya kepada Pak Ega.

"Sya, daripada pernikahan ini gagal dan keluarga kita malu juga, lebih baik, izinkan aku yang gantiin Bagas jadi calon suamimu," pinta Varo lembut kepada Tasya.

Tasya nampak tertunduk dan menggeleng pelan.

"Maaf," lirih Tasya pelan dan setengah berbisik.

"Udah sih terima aja. Toh, kamu sama Varo tuh emang cocok sebenarnya. Kamu tukang seblak, sedangkan Varo penyanyi cafe. Dah kan cocok, sama-sama suram!" seru Bu Dhira dengan sedikit kesal.

"Tapi setidaknya aku masih punya adab biar keluarga kita gak malu juga, Tan!” tegur Varo yang nampak kesal dengan sikap sang tante.

Bu Dhira pun langsung terdiam  dan sedikit menahan kesal karena mendengar ucapan Varo saat itu.

"Cukup!" sentak Tasya seraya bangkit dari duduknya.

Tasya menatap tajam kepada kedua calon mertuanya itu sambil mengepalkan jari jemarinya menahan emosi yang mulai membuncah di dalam hatinya.

"Cukup! lebih baik pernikahan ini tak perlu dilanjutkan lagi. Pintu keluar ada disana, jadi sebaiknya kalian bertiga pergi dari rumah ini," ucap Tasya dengan ketus lalu segera meninggalkan mereka semua menuju kamarnya yang tak jauh dari ruang tamu.

Brak!

Bunyi pintu kamar yang di banting keras oleh Tasya.

"Pak," panggil Varo kepada Pak Ega namun mendapat gelengan darinya.

"Sebaiknya kalian semua pergi saja dulu. Tasya sedang tak baik-baik saja, jadi daripada memanas lebih baik kalian mengalah saja," ucap Pak Ega lembut namun tegas.

“Baik, Pak,” ucap Varo seraya bangkit dari duduknya lalu disusul oleh Pak Devan. Sedangkan Bu Dhira masih nampak diam saja disana.

“Tante ayo,” ajak Varo kepada sang tante yang masih diam saja.

Akhirnya, Bu Dhira pun mau tak mau bangkit juga dari duduknya sambil menahan kekesalan yang ada.

Saat hendak keluar dari rumah itu, muncullah Revan --- kakak Tasya bersama istrinya yang hendak masuk kedalam rumah.

Varo yang berpapasan dengan Revan itu hanya tersenyum lalu segera beranjak pergi.

Revan pun memindai sekitar ruang tamu yang nampak sedikit berantakan dan segera menghampiri Pak Ega.

"Ada apa, Pak?" tanya Revan penasaran namun mendapat gelengan dari Sang Papa.

***

Keesokan harinya, Tasya bangun dengan mata yang sedikit bengkak dan juga sembab.

Semalaman, setelah Tasya masuk kedalam kamarnya, ia tak henti-hentinya menangis karena merasakan nestapa yang tengah melanda dirinya hingga ia pun tertidur dengan sendirinya. Dan saat ia bangun, matanya sudah sangat sakit dan bengkak.

Tasya pun segera keluar dari kamarnya dan langsung menuju kamar mandinya untuk cuci muka dan mandi.

Setelah mandi, perasaannya sedikit lebih segar dibanding dengan semalam.

Ia pun lalu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi hijaunya.

Ada beberapa chat dari nomor yang tak dikenal yang tak lain adalah Varo.

Entah dari mana lelaki itu mendapat nomernya, karena tiba-tiba ia begitu saja perhatian kepada dirinya.

Tasya pun mengabaikan pesan yang dikirim Varo tersebut, lalu segera membuka beranda status aplikasi hijaunya itu.

Pandangannya beralih pada status yang dibuat oleh Keysa.

Nampak sebuah foto pernikahan dengan memamerkan buku nikah dan diberi caption, 'Alhamdulillah, sah.'

"Secepat itu kamu ngebuang aku, Mas? Apa selama ini pengorbanan aku kurang untukmu, Mas. Ya Allah, kenapa nyesek banget," lirih Tasya pelan dan perlahan air matanya turun kembali.

Sekuat apapun Tasya menahan perasaan ini, hatinya masih terasa sesak dan sakit.

Ingin rasanya ia pergi dan menghilang saja dari dunia ini.

Tasya pun segera menghapus air matanya dan beranjak dari kasurnya lalu mengambil tas selempangnya lalu segera keluar dari dalam kamarnya dan menuju dapur.

Nampak disana sudah ada sang Papa dan juga kedua kakanya yang menunggu dirinya di meja makan.

"Sarapan dulu, Sya," ucap Pak Ega lemah dan mendapat anggukan dari Tasya.

Tasya pun segera duduk di meja makan, lalu segera mengambil roti yang berada didepannya.

"Hati kamu gimana, Sya? Apa baik-baik saja?" tanya Bang Revan kepada adiknya.

Tasya pun hanya tersenyum masam dan mengangguk.

"Aku mau ke kedai dulu, Bang," ucap Tasya lalu bangkit dari sana dan segera menyalami ketiga orang itu.

Ia pun lalu memesan ojek online untuk mengantarkannya ke kedainya.

Jarak antara kedai dan rumahnya tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu sekitar lima belas menit saja. Biasanya, Tasya akan membawa motornya sendiri, namun entah mengapa hari ini ia naik ojek online saja.

Setelah tiba disana, nampak Varo sedang berada di salah satu kedai lainnya.

Varo hanya diam sambil mengamati Tasya dari jarak yang cukup dekat.

Tak berselang lama, Varo melihat Tasya langsung berdiri dan pergi dari tempatnya.

"Tasya mau kemana ya?" tanya Varo sambil memegangi dagunya penasaran.

Dari pada menduga-duga, Varo pun akhirnya memutuskan untuk membantu Tasya saja karena perasaannya benar-benar khawatir pada wanita itu.

Selang lima belas menit kemudian, Tasya pun turun dari ojek online itu tepat di salah satu gerbang hutan pinus.

"Hutan pinus? Mau ngapain dia kesini?" tanya Varo penasaran.

Varo pun segera memarkirkan motornya tak jauh dari sana dan mulai mengikuti Tasya kedalam.

Sebenernya, hutan pinus itu adalah hutan wisata, dan biasanya akan ramai pengunjung terutama jika weekend seperti ini.

Namun, Tasya malah melangkahkan kakinya menuju arah utara dimana tempat yang sedikit sepi pengunjung.

Hingga akhirnya, ia pun berhenti di dekat suatu pohon. Cukup lama Tasya berada disana dan tiba - tiba ....

"Argghh …”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Penggantiku Ternyata Tuan Muda    Season 2 - Revan 9

    Revan dan Key pun mengangguk berbarengan dan langsung membuat Tasya dan Pak Ega sedikit terkejut."Se -- serius?" tanya Pak Ega tak percaya."Beneran, Yah," jawab Revan dengan mantap.Pak Ega dan Tasya pun saling berpandangan dan tersenyum."Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku punya cucu dari anak pertamaku," ucap Pak Ega sambil tersenyum bahagia.Ia pun lantas memeluk menantunya itu dan mengusap rambut Key dengan pelan."Selamat ya, Nak. Akhirnya, perjuangan kalian selama 7 tahun nggak sia-sia. Inget, kamu nggak boleh capek-capek, jaga kandungan kamu baik-baik. Kalian nunggunya lama lohh," pesan Pak Ega mengingatkan."Iya, Yah. Alhamdulillah banget ini juga, aku masih nggak nyangka. Masih berasa mimpi," ucap Key kembali."Jadi ... pulang sana!" seru Revan pelan. "Ayah udah punya mainan baru, udah nggak butuh kamu lagi. Kamu cuma beban, haha," ledek Revan sambil mencium perut Yudha.Seolah mengerti apa yang diucapkan sang ayah, Yudha yang biasanya tertawa mendapat perlakuan seperti i

  • Suami Penggantiku Ternyata Tuan Muda    Season 2 - Revan 8

    "Mbaknya tau lampu ayam yang kuning itu gak?" tanya Key dan mendapat anggukan dari mereka berdua."Lampu ayam itu nanti taruh ditengahnya, Mbak. Posisinya pasin sama perut si dedek. Terus, nanti pas tidur, matanya dikasih penutup mata biar gak silau. Lampunya nyalahin aja jangan dimatiin," jelas Key."Lah, bisa begitu, Mbak?" tanya lelaki itu sedikit tak percaya."Iya. Keponakan saya kebetulan pas lahir kadar bilirubinnya sedikit tinggi dan disuru inkubator terus jadi pake itu. Saya juga tau itu dari anak tetangga yang lahir prematur, Mbak," jawab Key sambil tersenyum."Berarti, emang udah pernah nyoba ya, Mba? Terus hasilnya gimana?" tanya lelaki itu kembali."Alhamdulillah normal semua. Pas kontrol minggu depannya udah normal semua, jadi lampu ayamnya langsung di lepas," jawab Key dan mendapat anggukan dari orang itu.Kedua orang itu pun lalu mengucapkan terimakasih kepada Key karena sudah dibantu.Tak lama setelah itu, Revan pun kembali ke kamar dan mereka pun bersiap untuk pulang.

  • Suami Penggantiku Ternyata Tuan Muda    Season 2 - Revan 7

    Revan hanya terkekeh lalu menggelengkan kepalanya pelan. Sementara Key nampak tertawa geli setelah melihatnya."Ciee, ketemu pembacanya Mas Gerry tuh, Mas," ledek Key sambil terkekeh geli."Jadi beneran, Masnya itu Coco Nut?" tanya wanita itu kembali dan langsung mendapat anggukan dari Revan."Wah, seneng banget ketemu penulis aslinya. Bisa dong, minta tanda tangannya," ucap wanita itu kembali."Waduh, jangan lah, Bu. Malu saya," ucap Revan sambil menggelengkan kepalanya pelan."Haha gak apa-apa, Mas. Padahal, saya udah baca ceritanya di aplikasi hijau, tapi tetep pingin baca bukunya juga," ucap wanita itu kembali sambil tersenyum."Masya Allah, makasih ya, Bu, udah mau baca. Terimakasih udah mau beli bukunya juga, soalnya dari sana saya bisa punya uang lebih," ucap Revan merasa bersyukur dan mendapat anggukan dari wanita itu."Iya, Mas, sama-sama. Semangat berkaryanya ya, Mas," ucap wanita itu kembali.***Malam pun mulai menyapa, keadaan Key pun sudah membaik dan diperbolehkan untuk

  • Suami Penggantiku Ternyata Tuan Muda    Season 2- Revan 6

    "Abang!" seru Tasya dan Varo secara serempak.Namun, Revan hanya menggendikkan bahunya saja dan segera berlalu menuju mobilnya.Ia pun memilih untuk segera kembali ke rumah sakit karena takut sang istri kenapa - napa.Setibanya di rumah sakit, nampak Key yang masih terlelap. Revan pun membelai lembut pucuk kepala sang istri dan menciumnya perlahan.Key sama sekali tak bergeming, mungkin ia sedikit lelah jadi Revan membiarkannya saja untuk tidur.Revan pun memilih untuk membuka tabnya dan mulai mengetik. Namun, hanya sebentar, karena orang di seberangnya memanggil dirinya."Sibuk, Mas?" tanya pria itu ramah."Ndak, Pak," jawab Revan ramah lalu segera meletakkan tabnya di atas nakas.Revan pun segera mengalihkan pandangannya kepada pasien di samping sang bapak yang masih terlelap sama seperti Key."Siapa yang sakit, Pak?" tanya Revan ramah."Istri saya, Mas, abis keguguran," jawab pria itu sendu.Revan nampak mengernyitkan dahinya saat melihat pasien itu. Istrinya? Tapi kenapa terlihat

  • Suami Penggantiku Ternyata Tuan Muda    Season 2 - Revan 5

    "Saya kenapa, Dok?" tanya Key sedikit panik sambil tangannya mengeratkan pegangannya kepada Revan.Revan pun menggeleng pelan sambil melihat layar itu dengan seksama."Seperti ada dua, Dok," jawab Revan cepat dan mendapat anggukan dari sang dokter."Benar, Pak. Sepertinya ada dua, tapi nanti kita pastikan lagi setelah 12 minggu ya, Pak. Karena disini belum terlalu jelas, mungkin karena usia kandungannya masih 8 minggu," jelas Dokter Farel yang langsung membuat Key begitu terkejut."Be -- berarti, apa kemungkinan saya hamil kembar, Dok?" tanya Key memastikan dan mendapat anggukan dari sang dokter.Key pun lalu menutup mulutnya dan lagi, air matanya mulai kembali turun."Ya Allah, kembar, Mas, kembar," lirih Key sambil sedikit tersenyum.Revan hanya mengangguk karena ia pun tak tau harus bilang apa. Ia benar - benar bahagia dengan kabar yang ia dengar saat ini."Selamat ya, Pak, Bu. Nanti, kita pastiin lagi 4 minggu lagi yah. Sekarang, waktunya kita dengar denyut jantungnya si dedek ya,

  • Suami Penggantiku Ternyata Tuan Muda    Season 2 - Revan 4

    Setelah semua berkas selesai diurus, keduanya pun kini segera pindah menuju ruang inap.Revan memilih ruang rawat kelas 2 agar mereka ada temannya. Biasanya jika kelas 2 terdiri 4 bed sehingga ada teman mengobrol. Dan benar saja, disana sudah ada 2 orang lainnya yang mungkin sudah terlelap.Sesampainya disana, Revan pun kembali membelai lembut pucuk kepala Key yang sedang rebahan itu dan mengecupnya beberapa kali."Ya Allah, aku masih gak percaya dengan semuanya," lirih Revan pelan.Air matanya kembali keluar tanpa di komando, entah mengapa dirinya menjadi sedikit cengeng saat mengetahui sang istri hamil.Key pun tersenyum lembut dan segera menghapus air mata sang suami."Rejeki anak itu,.gak ada yang tau, Mas. Mungkin, ini balas untuk kita, karena udah belajar ngerawat Yudha, jadi kita dikasih mainan sendiri. Jangan nangis lagi ya, Mas, cengeng banget kamu," lirih Key lembut dan mendapat anggukan dari Revan.Revan pun terdiam sebentar lalu menarik kursinya agar ia bisa duduk tepat di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status