Keyla mengerjapkan matanya, mengedarkan pandangan mencari sosok Darrel yang semalam tidur dengannya. Dia tak ada di ranjang. Tidak ada juga di kursi rotan yang menjadi singgasananya. Laptopnya masih terabai di sana.
"Sayang ... apa kamu sedang di kamar mandi?" Tak ada jawaban. Keyla memutuskan untuk bangun. Dijuntaikannya kaki ke bawah lalu mulai berjalan menjauh dari tepian ranjang menuju kamar mandi. Tak ada seorang pun di dalam. Keyla menyapu wajahnya dengan air dan mengeringkan menggunakan tisu yang tergantung di sebelah wastafel. Dia memandang dirinya sendiri di cermin, wajahnya cukup segar meski masih sedikit mengantuk. Disisirnya rambut yang tergerai itu menggunakan jari tangan dan membuang rambut-rambut rontok ke dalam tempat sampah.
Keyla menuruni tangga dan menangkap sosok Darrel yang tidur di sofa. Perlahan ia mendekat dan berjongkok. Dilihatnya wajah Darrel lekat-lekat, entah kapan terakhir kali pria itu mencukur bulu-bulu di wajahnya. A
Selamat membaca ... pastikan teman² berlangganan novel ini dan komen, ya ....🙏______🗼🗼🗼🗼🗼______"Key ... nanti malam datanglah ke acara pembukaan film bersamaku," ajak Darrel yang sedang duduk di sofa sambil mengetik pada laptop yang ada di pangkuannya."Huuufffttt." Keyla yang sedang membersihkan lantai berlapis karpet dengan mesin penyedot debu pun menghela napas. Wajahnya tiba-tiba mengisyaratkan kegelisan.Apakah mulai sekarang dia harus menghadiri acara-acara semacam itu? Bukan hal buruk karena paling tidak, jika dia ikut tak akan ada perempuan-perempuan yang cari-cari perhatian di depan Darrel. Tapi di sisi lain, ia tak banyak memiliki bagus yang bisa untuk menghadiri pesta. Pakain-pakaiannya yang dulu, buatan Sabrina, telah menyempit di beberapa bagian. Dada dan bokong! Dua tempat itulah yang mengalami perubahan drastis sejak melahirkan Bintang. Makin berisi, padat dan sering kesulitan membeli beberapa jenis paka
Darrel menghentikan mobilnya di depan sebuah toko dengan bangunan art deco yang terletak di Avenue Georges V, Paris, Perancis. Tadinya Keyla tak menyadari tempat apa itu. Tapi, setelah melongok keluar kaca mobil ada tulisan LY, mendadak kepalanya pusing dan semua darah stuck di kepalanya."Akan kubukakan pintu untukmu." Darrel berkata lembut. Melangkah keluar dari mobil sementara Keyla mengeratkan pelukannya pada Bintang yang duduk di pangkuannya."Aku tidak mau turun. Pokoknya tidak! Ini toko pakaian yang sangat mengerikan dan sangat mahal. Bahkan lebih mengerikan dibanding ketemu mantan secara tiba-tiba saat makan siang." Keyla berucap pada dirinya sendiri. Tepat di telinga Bintang.Tok ... tok ... tok ....Pria itu mengetuk pintu kaca tiga kali. Saat hendak ditarik, Keyla menguncinya dari dalam."Keyla!" Darrel melongok melalui kaca pintu mobil yang berwarna gelap."Kemarilah!" K
"Hai, sayang! Cuci tanganmu dan kemarilah," kata Keyla begitu melihat Awan masuk melewati pintu. Ia baru saja pulang dari sekolah. "Siapa gadis di belakangmu? Teman sekolah?" sambungnya lagi ketika melihat seorang anak perempuan perambut emas dan bola matanya kehijauan. Sangat cantik.Keyla dan Darrel tengah menikmati makan siang. Pizza dan ayam goreng tergeletak di meja sedangkan Bintang, sedang berputar putar di ruangan dengan menaiki sepeda barunya."Kakak!" teriak Bintang begitu melihat Awan."Sepeda baru?" tanya Awan datar."Yeup!""Kau senang?""Sangat!""Baguslah. Hati-hati saat menaikinya.""Tentu!"Awan pun masuk ke kamarnya, sedangkan gadis asing yang tadi bersama Awan, mendekati Keyla yang sedang duduk di karpet berdekatan dengan suaminya. "Halo, Mrs....?" gadis itu berhenti berucap sam
Keyla menekan bell yang ada di dekat pintu. Apartemen nomor 901 dan beberapa saat kemudian perempuan usia tiga puluhan dengan rambut blonde dan mata hijau pun membukakan pintu."Benarkah ini rumah Nn. Missy?" Darrel membuka pembicaraan dan perempuan itu tidak nampak kaget."Mr ad Mrs. Douglas?""Ya." Keyla menimpali."Silakan masuk." Perempuan itu mempersilakan. Darrel menggandeng istrinya memasuki rumah itu. Rumah nuansa biru dan toska."Missy sudah mengirim pesan bahwa ia ada di rumah kalian. Aku minta maaf karena telah banyak merepotkan," jawab perempuan itu dengan nada tenang dan bibir yang tersenyum menawan."Tidak masalah, Mrs ...?" jawab Keyla dengan senyum yang ramah."Smith. Angela Smith. Panggil saja Angel.""Baiklah. Kami tidak bisa berlama-lama di sini. Kami hanya ingin memastikan bahwa kamu tahu Missy ada
"Apakah dia mantan kekasihmu?" Akhirnya Keyla memulai pembicaraan begitu mereka sampai di kamar. Keyla merasa sangat malu, terlebih dia juga menyadari bahwa ada orang-orang yang secara sengaja mengambil fotonya. Dia tak mau jadi artis dadakan di negara asing ini."Ya. Bisa dikatakan begitu." Darrel duduk di tepi ranjang. Mengamati Keyla yang berada di depan cermin. Membersihkan makeup di wajahnya."Sudah kukira pasti begitu. Sikapnya sudah menjelaskannya.""Maafkan aku, sayang. Aku tidak menyangka Ammy akan berbuat hal kekanakan.""Ini bukan hal kekanakan lagi. Kita tidak hidup di dunia komik. Aku harap lain kali dia tidak akan melempar air keras ke wajahku. Aku tidak tahu apa yang kamu lihat dari wanita jahat seperti itu. Mengencani dia? Tidak adakah wanita yang lebih baik?""Cemburu?""Tidak. Mana mungkin aku cemburu dengan wanita yang tidak memiliki attitu
"Fleur, bisakah kita bicara di dalam?" Keyla sudah mencoba bersabar setelah apa yang dilakukan gadis itu padanya. Dia tak ingin marah-marah apalagi sampai mengganggu tetangga."Tak tahu malu!" Tangan Fleur kembali diangkat dan hendak menampar Keyla untuk kedua kalinya. Tapi sungguh sayang, tak ada kesempatan untuk kedua kalinya. Keyla mencegah tangan Fleur. Memegangnya dengan erat. "Masuk ke dalam atau aku akan melaporkanmu ke polisi atas dugaan penganiayaan? Kamu tidak lupa kan di lorong ini ada cctv?""Tidak. Bicara saja di sini!" Fleur membalas dengan angkuh. Menarik tangannya dari genggaman Keyla.'Aaawwhh. Sakit! Kuat juga wanita ini. Sialan!'"Oke. Kalau begitu jaga sikapmu. Aku bukan perempuan yang bisa kamu perlakukan seenaknya.""Ciiih. Sombong sekali." Fleur mengeluarkan Hp nya dari dalam tas mewahnya yang terbuat dari kulit macan. "Lihatlah berita ini. Kau menikah deng
"Pasti menyenangkan dipeluk oleh gadis yang lebih muda daripada istrimu," sindir Keyla begitu Darrel selesai menutup pintu dan terkunci secara otomatis. Dia bisa menangkap nada marah dalam kalimat istrinya. "Benarkah? Aku lupa rasanya.""Ciiih." Keyla membuka pintu kamar Bintang. Gadis itu tengah asik menggambar di buku gambar yang sampulnya adalah tokoh kartun kesayangannya. Piglet. "Mama! Lapar!" Ia turun dari kursi begitu melihat mamanya. "Minta papa untuk membuatkan sarapan. Oke?""Yeup!" Bintang mengangguk dan menghampiri papanya yang sedang mengelap sepeda dengan tissue basah. "Papa! Lapar!""Kemarilah anak Papa yang paling cantik. Apa kau mau susu?" Darrel mengangkat tubuh kecil Bintang dan mendudukkannya di kursi."Coklat!""Jangan lupa bersihkan dapurnya," teriak Keyla pada suaminya sesaat sebelum melangkahkan kaki menaiki tangga. Pagi-pagi begini sudah dibuat kesal!
"Semoga aku tidak mengganggumu, Key." Bima mengawali pembicaraan. Ia duduk di sebelah Keyla. Tepatnya, Keyla diapit oleh mantan kekasih dan juga suaminya."Tidak. Aku hanya tak menyangka kamu akan datang ke rumah. Oya, di mana Victor?" Keyla sudah bisa menebak. Pasti dia tahu alamat rumahnya dari Victor. Memangnya dari siapa lagi? Gak mungkin kan Bima tiba-tiba nyasar di depan pintu rumah Keyla?"Sibuk kerja," jawab Bima sambil meneguk secangkir kopi yang ada di hadapannya."Bisakah kamu geser sedikit?" Keyla melirik Darrel dengan kesal. Masih banyak space tempat duduk tapi Darrel memilih berhimpitan dengannya. Seolah-olah mereka sedang naik Kopaja. "Lihatlah. Masih banyak sisa tempat. Duduklah di sana." Ia menunjuk sofa yang kosong."Kenapa tidak kau saja yang duduk di sana?""Oke. Fine!" Keyla beranjak dari sofa dan duduk di pojokan. Padahal tadinya ia ingin duduk di sebelah Bima untuk