“Tolong ketuk pintu saya mau masuk!” seru Rizki kepada anak buahnya.“Assalamualaikum!”“Wa-Wa’alaikum salam!”“Mas Rizki, betul ini kamu Mas, ayuk silakan masuk Mas!”“Bu, Mas Rizki!” ucap Lia yang sangat terharu melihat kedatangan Rizki, begitu juga dengan Pakdhe Sukirman dan Budhe Sri.“Wah Nak Rizki, ada angin apa datang kemari pasti kamu menjenguk calon mertua baru mu ini kan?” goda Pakdhe Sukirman bangga.“Maksud Pakdhe?” tanya Rizki.“Maksud Bapak kalau sebentar lagi, Mas Rizki akan menjadi suami Lia setelah anak ini lahir,” jawab Lia bersemangat.“Oh maaf Nak Rizki, maaf atas omongan Lai tadi maklumlah bawaan bayi, jadi sering ngelindur!” ucap Budhe Sri menimpali.“Nggak apa-apa Budhe, namanya juga bercanda,” ucap Rizki tersenyum.“Oh ya nak Rizki Pakdhe dengar anak-anak Sugimin kena kasus korupsi di perusahaanmu ya?” tanya Pakdhe Sukirman tersenyum ramah.“Sayangnya seperti itu, mereka dibutakan oleh uang,” jawab Rizki.“Memang anak-anak Sugimin itu tidak tahu diri, tidak ta
Fslah back off“Terlalu banget tuh saudaramu itu, maunya apa sih, sudah Ibu tegaskan masih saja berbuat ulah, kalau sekali lagi berbuat ulah lebih baik dipenjarakan saja mereka, jadi jera!” tukas Bu Yati geram.“Seperti Bapak bilang, mungkin dia akan bekerja sama dengan Pak Fauzi dan Wisnu!” ucap Rizki menerka-nerka.“Kok jadi begini piye toh?”“Ya Allah kapan berakhirnya, terlalu mereka semua!” ucap Bu Yati histeris.“Sabar toh Bu, kita harus bersatu, selama kita selalu di jalan yang benar pasti Allah akan membantu kita.”“Kita harus yakin Bu, tenang ada Bapak, ada Nak Iki yang akan melindungi kita, yang penting kita doakan saja semua akan baik-baik saja,” jawab Pak Sugimin santai.“Piye toh Bapak ini, kita di suruh tenang, keselamatan Ayu yang dipertaruhkan apa lagi dia sedang hamil calon cucu keluarga Wiranata, semakin banyak orang yang akan mencelakainya,” sahut Bu Yati panik.“Nggak usah panik toh Bu, itu sama saja kalau Ibu tidak percaya dengan Allah, kita serahkan kepada-Nya, p
“Jangan khawatirkan Ayu Bang, Ayu sudah tahu semunya apalagi tentang Lia yang ingin merebutmu dariku.”“Ayu tahu siapa Lia, dia akan berusaha terus sampai apa yang dia mau terwujud.”“Lia ini sangat keterlaluan, tetapi dia juga punya kelemahan yang Ayu saja yang tahu.”“Lia jangan harap kamu bisa mengambil semua milikku dengan mudah begitu saja, kamu pun sudah tahu sifat asliku jika aku diganggu ketenteraman hidupku,” jelasnya geram.Tak lama kemudian Ayu bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengambil air wudu, lalu menggelar tikar sembahyang.Ayu pun salat dengan khusyuk, dan tak lupa mendoakan sang suami yang mati-matian menjaga keutuhan rumah tangganya.****Menjelang subuh, azan berkumandang dengan syahdunya, menyerukan untuk umat muslim menunaikan salat subuh.Begitu juga dengan Rizki yang bangun setelah mendengar azan berkumandang.“Selamat subuh Sayang!” ucap Ayu kepada Rizki yang baru bangun.“Bagaimana Bang sudah enakkan, nih Ayu sudah buatkan wedang jahe agar Abang nggak
“Wisnu, sedang apa kamu di sini?” tanya Rizki mulai curiga.“Hey kamu kenapa, biasanya aku datang ke rumahmu, oh jadi sekarang aku nggak boleh nih main ke rumahmu lagi?” tanya Wisnu tersenyum.“Bu-bukan begitu, biasanya kamu main ke rumah papah, kaget saja kamu nongol di sini!” celetuk Rizki tidak suka dengan kehadiran Wisnu.“Aku numpang makan di sini ya Ki, sudah lama nggak makan masakan rumahan, apalagi kalau lihat yang segar-segar, tambah selera makanku meningkat!” ucap Wisnu yang sekilas melirik Ayu yang sedang membuat kue bolu pisang untuk mertuanya.“Kenapa nggak ke rumah papah, biasanya juga makan di sana lagian kalau mau lihat yang segar-segar itu, tuh temui tunanganmu Mbak Linda!” celetuk Rizki.“Ayuk kita ke sana kebetulan ada yang mau aku omong in dengan papah, pasti beliau senang kamu datang,” lanjutnya lagi.“Loh Ki aku mau makan di sini!” ucap Wisnu yang berisi keras.“Loh Yu, kamu ngapain lagi buat kue ya?” tanya Wisnu merasa bahagia saat melihat Ayu.“Eh ada Mas Wisnu
“Ya masa lalu bisa di bilang indah bisa juga dibilang sangat menyakitkan,” ucap Pak Sugimin sendu.“Sebelumnya saya atas nama keluarga meminta maaf atas tindakan yang dilakukan oleh anak-anak saya yang mengakibatkan kalian kecelakaan.”“Saya juga nggak tahu kenapa anak-anak saya bisa melakukan hal itu, apakah saya salah mendidiknya sehingga mereka begitu jauh dari kami sebagai orang tuanya.“Bapak boleh marah kepada saya, karena saya sebagai orang tua tidak bisa mengajarkan anak-anak saya dengan baik, malah membuat orang lain hampir kehilangan nyawa,” jelas Pak Sugimin sendu.“Pak Sugimin saya tidak pernah menyalahkan didikan Bapak dalam mengajarkan anak-anak, memang siapa saya?”“Memang saat saya tahu ternyata anak-anak Bapak adalah dalang dari semua kecelakaan kami ditambah lagi mereka terlibat tindak korupsi, saya kaget, syok, terkejut bahkan marah tetapi bagaimana dengan saya?”“Kenapa bisa terjadi kepada saya, apa salah saya, padahal saya selalu memperhatikan semua orang lain, ba
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan kini sudah menginjak tahun kedua Nurma kuliah di Yogya.Tempat yang selalu di harapkan akhirnya terwujud juga. Bersama dengan Kania mereka bersama-sama menimba ilmu di sana.Tiga tahun kemudian Nurma lulus dari kuliahnya. Rasa bangga menyelimuti Aldi karena telah berhasil membuat adiknya bisa berkuliah.Aldi pun sedikit demi sedikit bisa mengumpulkan uang untuk membangun sebuah toko kelontong.Tak patang menyerah keberuntungan Aldi selalu berpihak kepadanya. Bahkan setiap Jumat Aldi selalu bersedekah untuk orang lain yang menurutnya perlu di tolong.Sikap dermawan dan bijaksana yang ada di dalam diri Aldi membuat berambisius untuk menjadi yang terbaik.Namun kesuksesannya tidak dibarengi oleh kisah cintanya. Entah apa yang terjadi tiba Nia datang ke rumah dan mengatakan ingin menikahi Aldi.“Mas, aku sangat menyukaimu maukah kamu menjadi suamiku?” tanya Kania mengiba.“Apa maksudmu Kania, aku tidak bisa kamu hanya kuanggap seperti adikku se
“Nia, jangan asal bicara kamu!”“Kamu sendiri yang mengemis cinta kepada Mas Aldi, bahkan kamu meminta bantuanku untuk bisa mendekatkan kamu dengannya, tetapi aku tidak mau!” ucap Nurma terpancing emosi.“Aku tidak pernah mengatakan itu Nur, aku hanya bilang minta tolong yakinkan Mas Aldi untuk menikahiku, karena lambat laun Mas Fauzi akan tahu perbuatan Mas Aldi dan perutku semakin membesar, aku malu Nur ... aku malu ...hiks ...hiks ... tangis Kania pecah.“Jadi bagaimana ini Pak RT, tidak mungkin adik saya berbohong, dia tidak berbohong selama hidupnya dan kamu Aldi, kamu harus bertanggung jawab, itu adalah anakmu, jadilah laki-laki yang punya wibawa dan bertanggung jawab!” ucap Fauzi semakin emosi.“Sudah Pak nikahkan saja!”“Iya Pak, dari pada mereka berbuat hal lagi di kampung kita!” seru warga kampung membuat menjadi ramai.“Sabar-sabar, kita harus bertanya juga kepada Aldi, beri dia kesempatan untuk menjelaskan semuanya!” sahut Pak RT bijak.“Ngapain lagi sih Pak RT, sudah jela
Dua hari kemudian acara akad nikah pun akan dilaksanakan.Kania sudah di dandan sangat cantik dengan memakai pakaian kebaya putih. Wajahnya berbinar karena sudah bisa menaklukkan Aldi dengan cara seperti itu.Aldi yang terlalu baik atau memang Aldi yang bodoh karena dengan gampangnya dia memutuskan menerima pernikahan ini.Sementara itu Nurma sedari tadi hanya menangis tidak terima kalau kakaknya mau melakukan semua ini.Diusap pucuk kepala adik semata wayangnya dengan lembut.“Mas?” ucap Nurma dengan mata yang mulai berkaca-kaca.“Mas tahu Nur kamu kecewa dengan keputusan Mas, biarlah ini menjadi pelajaran buat Mas, karena ini juga salah Mas karena tidak tegas dari awal menolak Kania,” ucap Aldi pelan.“Sekarang doakan saja semoga ada keajaiban yang akan menolong kita dari masalah ini.” “Hanya Allah saja yang tahu bagaimana cerita yang sebenarnya, dan biarkan kita kembalikan ke Allah juga!” jelasnya kepada Nurma.“Iya Mas, sampai kapan pun Nur percaya kalau Mas tidak melakukannya, N